Sesuai rencana, Fahri pun langsung mengajak Zahra dan Miko untuk berkunjung ke rumah Sigit. ia ingin cepat-cepat melihat wajah Vina, yang ia kira pacar Rasya.
"Sayang, kita hanya ke rumah Iren dan Sigit, kenapa dandanan nya semewah itu.?" tanya Fahri, saat melihat Zahra yang sedang dandan mempercantik diri.
"Mas gak usah banyak tanya, sekarang mas pakai ini, biar sesuai sama baju yang aku kenakan." jawab zahra, lalu memberikan baju setelan yang sudah ia persiapkan untuk Fahri.
"Tunggu dulu, kenapa kita harus pakai baju rapi begini.?. emang kita mau kemana sih.?." tanya Fahri yang belum mengetahui zahra akan membawa nya ke rumah Sinta.
"Sayang, kita akan ke pesta ulang tahun Sinta, apa kamu lupa. dan mungkin kak Sigit dan Iren juga sudah disana." jawab zahra, dan Fahri nya hanya bisa menepuk kening nya.
"Terus Miko bagaimana.?" tanya Fahri kembali.
"Miko biasa nya kurang suka acara beginian, tapi aku akan tanya dia lagi. mas cepatan, kita jangan sampai terlambat, gak enak tahu selalu jadi tamu terakhir." sambung zahra, lalu pergi menyusul Miko ke kamar nya.
Tokk,,,Tok,,,Tok,,,
"Masuk pintu gak di kunci." jawab Miko yang sedang asik bermain game.
"Kamu lag ngapain sayang." tanya zahra dengan lembut.
"Ehh mama, mama cantik banget, mama mau undangan kemana.?. kok Miko gak tau." tanya Miko
"Mama dan papa mau ke rumah tante Sinta. hari ini tante Sinta ulang tahun. apa kamu mau ikut.?."
"Rumah tante Sinta.?" tanya Miko semangat, karena disana ia akan bisa melihat Tania yang ia sukai.
"Iya.! gimana sayang kamu ikut atau gak.? biar papa dan mama gerak." sambung zahra, dengan semangat Miko pun langsung mematikan komputer nya.
"Mama tunggu di luar, Miko siap-siap dulu."
"Kamu serius mau ikut." tahya zahra terkejut, karena biasa nya Miko selalu menolak setiap zahra dan Fahri mengajak nya keluar untuk undangan.
" iya ma." jawab Miko, lalu zahra pun pergi untuk melihat Fahri kembali.
"Sayang ayo berangkat." ajak Fahri saat melihat zahra yang baru keluar dari kamar Miko.
"Kita tunggu Miko dulu ya mas, dia mau ikut."
"Kamu yakin dia ikut." tanya Fahri yang juga merasa terkejut.
"Hmmm, seperti nya anak kita sedang jatuh cinta, dari senyuman nya aku bisa melihat. mungkin disana Miko akan melihat gadis yang ia sukai, maknya dia sangat semangat untuk pergi."
"Biar saja lah, dia juga sudah dewasa. yang penting kamu ajarin dia, jangan sampai hamilin anak orang." ucap Fahri di tengah perbincangan mereka yang serius, Miko pun tiba-tiba keluar dengan setelah jas biru yang sangat cocok di tubuh nya, aura nya semakin keluar, hingga membuat Miko terlihat begitu tampan.
"Wah,,wahh,,wahhh. seperti nya disana kita sekalian lamar seorang gadis sayang." ucap Fahri yang tidak ingin memuji langsung ketampanan Miko.
"Jangan dulu dong mas. Miko kan belum kenalin ke kita siapa wanita nya." sambung zahra.
"Papa dan mama apa-apa an sih, Miko dandan rapi salah, apa lagi gak rapi, bisa-bisa papa dan mama debat seharian." ucap Miko yang merasa tersindir.
"Kamu kok kesal begitu, emang apa yang papa dan mama bilang benar ya. kamu kok gak pernah cerita kalau sudah punya pacar. kenalin ke papa dan mama dong, bagaimana pun papa dan mama berhak tau, siapa yang lagi punya hubungan dengan kamu." sambung Fahri yang ingin memangcing Miko.
"Pacar apa an. boro-boro punya pacar, pergi sekolah aja masih di antar jemput, gimana mau dekatin perempuan. mana ada perempuan yang mau sama lelaki yang terkesan manja." jawab Miko yang balik menyindir Fahri karena tidak membiarkan nya membawa mobil sendiri.
"Hmmm.. ini ni, harus nya kamu bersyukur, papa masih meluangkan waktu untuk bisa mengantar jemput kamu, di luar sana masih banyak orang yang tidak mendapat kan kasih sayang dari orang tua nya."
"Sudah,,sudahh. kalian ini, gak ada waktu gak berdebat. ayo kita berangkat." ucap zahra, kalau tidak Fahri dan Miko bisa berdebat sepanjang malam.
Di tengah kediaman Sigit, mereka juga sibuk untuk merias diri. kecuali Rasya, sifat Rasya dan Miko hampir sama. sangat anti untuk menghadiri perayaan seperti ini. namun kali ini Iren tidak membiarkan nya. karena Vina juga turut hadir, jadi Rasya juga harus hadir.
"Rasya, ini mama." ucap Iren sambil mengetuk pintu kamar Rasya.
"Masuk aja ma, pintu nya gak di kunci." jawab Rasya yang lagi sibuk di depan layar laptop nya. mendengar jawaban Rasya, Iren pun langsung menghampiri Rasya yang masih sibuk dengan pekerjaan nya.
"Sayang, apa kamu sibuk.?" tanya Iren lembut, sambil mengelus rambut Rasya.
"Gak terlalu ma, aku hanya nyiapin file untuk bahan meeting besok."
"Mama boleh gak minta sesuatu sama kamu." tanya Iren lagi, spontan Rasya langsung menghentikan jari nya dan menghadap Iren.
"Mama gak usah bertanya, mama kan tau aku paling gak bisa melawan apa kata-kata mama. jika mama butuh sesuatu bilang saja. aku akan memberikan semua untuk mama." jawab Rasya yang sangat menyanyangi dan menghormati Iren.
"Kita ke tempat tante Sinta ya, gak enak nanti kalau mereka nanyain kamu." ucap Iren dan Rasya pun langsung berfikir panjang.
"Ya sudah, aku siap-siap dulu." jawab Rasya, senyum bahagia pun langsung terlintas di bibir Iren. sementara Rini sebagai model profesional, sudah terlihat sangat cantik, Rini pun menghampiri Vina ke kamar nya, karena Rini tau Vina tidak suka untuk berdandan.
"Hai, aku boleh masuk." ucap Rini yang kebetulan melihat pintu kamar Iren tidak di tutup.
"Masuk aja kak, berapa kali aku harus bilang, kalau kakak mau ke kamar ku tinggal masuk saja." jawab Vina, sambil mecoba beberapa gaun yang ia bawa dari Jakarta.
"Gak boleh gitu dong, sebagai pemilik kamar, aku harus hargai kamu." jawab Rini, sebab dari kecil Iren sudah mengajar kan mereka untuk selalu bersikap baik dan sopan.
"Iya deh.!, oh iya menurut kakak, aku harus pakai yang mana. yang ini.? atau yang ini.?. soal nya aku gak bawa banyak gaun dari Jakarta." tanya Vina sambil menunjukkan kedua gaun yang lagi ada di tangan nya.
"Apa gak ada yang lain.?." tanya Rini yang tidak menyukai salah satu di antara pilihan.
"Gak ada kak. gimana dong. aku gak mau maluin kakak dan lain nya disana, melihat kakak yang cantik begini membuat aku minder." jawab Vina yang sudah semakin akrab dengan Rini.
"Hmmm, aku pinjamin kamu gaun aku ya, kemaren aku baru beli, cuman aku gak pernah pakai. dan seperti nya itu sangat cocok di kamu." ucap Rini menawarkan, padahal sebenar nya saat mereka singgah ke mall, Rini sengaja membelikan nya, hanya saja Rini tidak ingin membuat Vina salah paham atas niat baik nya.
"Gak pa-pa aku makai baju kakak.?" tanya Vina ragu.
"Ya gak lah, justru aku senang kalau kamu mau makai barang aku. ya sudah kamu tunggu dulu, biar aku ambil kan." ucap Rini, lalu pergi mengambil gaun yang sudah ia persiap kan.
"Taraa.." ucap Rini menunjukkan gaun yang ia bawa. pilihan nya tidak salah, Vina sangat menyukai gaun yang ia belikan.
"Ini kelihatan masih baru banget kak, cantik banget. apa gak pa-pa aku yang makai pertama dari kakak." tanya Vina kembali, karena ia masih merasa sungkan.
"Karena kamu suka, aku kasih ini untuk kamu, jadi sekarang ini milik kamu, jadi kamu berhak atas barang yang sudah menjadi milik kamu." jawab Rini dengan lembut, akhir nya ia punya kesempatan untuk bisa memberikan nya kepada Vina.
"Aku gak tau harus bilang apa ke kakak, kakak sudah sangat baik dengan aku."
"Kan aku sudah bilang, aku sangat bahagia kamu tinggal disini. ya sudah sekarang kamu ganti baju. papa, mama dan lain nya sudah menunggu kita di bawah." dengan cepat Vina pun langsung mengenakan gaun nya, tidak menunggu lama, Rini merasa begitu pangling, melihat body Vina yang modis saat memamerkan tubuh langsing nya, bak gitar spanyol.
"Gaun ini memang sudah di takdir kan untuk kamu, kamu terlihat sangat cantik." ucap Rini memuji, membuat Vina merasa malu.
"Ya sudah kak, ayo ke bawah." ajak Vina, namun Rini tidak menuruti nya, mana mungkin Rini membiarkan Vina tanpa sentuhan make up. akhir nya setelah meminta sedikit bujukan, Vina pun setuju untuk membiarkan Rini memoles wajah nya, hingga membuat penampilan nya semakin sempurna, dan sangat indah untuk di pandang mata.
Bak seorang tuan putri, Rini dan Vina pun berjalan menuruni tangga, hingga membuat semua mata merasa pangling, tidak terkecuali Rasya, ini pertama kali Rasya tidak mengedip kan mata saat melihat perempuan, terkusus saat melihat Vina. dengan sentuhan Iren pun memberikan kode kepada Sigit, dengan cepat Sigit menoleh ke arah Rasya yang sedang melihat tuan putri baru turun dari singgasana nya.
"Wow kak Vina, kakak benar-benar cantik, kenapa kakak menyembunyikan kecantikan kakak seperti ini. aku sangat pangling, dan seperti nya aku sudah jatuh cinta untuk kakak." ucap Kevin memuji, dan lirikan tajam pun langsung tertuju dari Rasya.
"Justru aku tidak PD dandan seperti ini, aku tidak biasa." jawab Vina namun di bantah oleh Rini.
"Mulai sekarang kamu harus membiasakan nya, soal nya ada seseorang yang sampai tidak berkedip melihat kecantikan kamu. benar kan kak" ucap Rini menyindir Rasya, sebagai kembaran nya, tentu Rini bisa lebih cepat merasa apa yang di rasakan Rasya.
"Biasa aja, ayo berangkat. begini saja harus heboh." jawab Rasya jutek, Iren dan lain nya hanya bisa tersenyum tipis melihat Rasya yang salah tingkah. mereka pun akhir nya berangkat, sambil membawa kado yang sudah mereka siap kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Sarmiyati Fikhairelyn
halah bentar lagi jg bucin si Raysa
2020-12-22
0
Rahma Kanza Putri
lanjut
2020-12-08
0
Syafa Jannati Munawaroh
uppp
2020-12-08
0