Keputusan Bulat 2

Di waktu senja, duduk sendirian, menunggu

hal yang telah biasa terjadi, โ€˜Whatsappโ€™dari Mbakโ€™e.

Ditemani secangkir kopi hitam, bersantai di atas kursi karet terbuat dari bekas ban mobil yang berjajaran diruang tamu rumah bibi adik dari Bapakku, di Kupang.

Ya, aku sedang melancong, begitulah aku menyebutnya. Karena persediaan di kos tempatku berteduh selama di Kupang bersama sahabatku, sudah habis sehingga aku pun harus mengisi perut dengan cara mendatangi rumah bibi untuk mengambil persediaan yang habis di kos. Baik itu makanan pokok maupun uang.

Meskipun aku sebenarnya bukan tinggal se menderita itu di kos, aku tinggal dengan kakak sepupuku bersama adik sepupuku juga, tapi aku

saja yang malas selalu numpang ke mereka. Sehingga aku lebih memilih numpang di kos temanku.

Biasa, aku masih belum kerja. Namun sesekali

aku bekerja sampingan, baik itu bekerja sebagai kuli bangunan di Kupang, Ojek online di Kupang dan lain sebagainya hanya untuk mendapatkan uang beli rokok. Sedangkan untuk kebutuhan administrasi di Kampus, nantinya aku akan pulang kampung, tepatnya ke Oeekam. Karena di sanalah di setiap aku menyebutnya pulang kampung.

Sampai sore berganti maghrib, tak kunjung

ada wa masuk dari Mbakโ€™e. Aku merasakan hembusan angin tak sedap dalam keadaan ini. aku mampu merasakannya, dan tidak heran lagi dengan semua kegundahan hati ini.

โ€œPasti masalah mas lai.โ€ pekikku dalam hati.

Aku pun kesana kemari, di depan halaman

rumah bibi, hanya untuk menunggu kabar dari Mbakโ€™e.

โ€œApa sebenarnya yang terjadi? Mengapa belum ada wa dari Mbakโ€™e?โ€ kembali aku bergumam sendiri, sehingga terdengar seperti orang kedinginan.

Ya, sejak saat terakhir kalinya aku mendengar

suara Mamanya Mbakโ€™e bertelepon denganku, sejak saat hari kedua Mbakโ€™e berada di Surabaya, sejak saat itu pula aku mendapatkan kabar tak sedap darinya.

โ€œWaduh Ali... aku sepertinya tidak bisa

sering-sering menelpon mu lagi bila setiap ada mas Zidni disini.โ€

โ€œKenapa? Mas marah ko?โ€

โ€œIya. Aku takut saja, soalnya kemarin waktu

aku adakan reoni Kkn Nusantara di rumahku teman๏ฟพteman yang lain malah menanyakan bagaimana kabar hubunganku denganmu. Hal itu membuat mas Zidni salah paham, dan dia parno sendiri.โ€

โ€œKenapa mas begitu?โ€

โ€œKamu tau? Dia katanya habis mimpi buruk.

Dia bermimpi aku diambil oleh kamu, dan dia aku tinggalkan. Sejak saat mimpi itu, dia melarang ku untuk telponan dan vc lagi denganmu maupun dengan teman-teman kkn yang dari NTT, baik kak Yani, Hasan, Irul, dan Nayla. Karena sebelumnya dia bermimpi aku sudah sering menceritakan kalian ke dia.โ€

Itulah yang dia katakan sebelumnya. Sehingga

aku dan Mbakโ€™e harus telponan dan vc diam-diam.

Sejak saat itu pula kita pernah membahas apakah sebaiknya tidak usah sering-sering saling menghubungi? Tapi jawaban dari Mbakโ€™e lah yang membuatku dan dia tetap tidak bisa tanpa adanya telponan maupun vc dalam satu harinya.

โ€œTidak, aku ingin kamu setiap berbuat apa,

mau kemanapun, dan sedang apa, kabari ke aku. Aku tidak bisa rasanya, sehari tanpa kabar darimu.โ€

Itulah yang dia katakan padaku, aku hanya

mengiyakan. Dan setelah kejadian mas Zidninya melarang kita telponan dan vc, Mbakโ€™e dan aku hanya wa an saja itu pun bila ada mas Zidni. Dan hanya dibatasi waktu. Namun bila mas Zidninya sudah tidak ada di rumahnya, dia kembali menghubungiku.

Dan saat setelah waktu isyaโ€™ berlalu, masih

saja belum ada kabar dari Mbakโ€™e. Aku tetap

menunggunya.

...

Tepat saat jam disini menunjukkan pukul

21.00 WITA, dan di Surabaya menunjukkan pukul

20.00 WIB. Drrrt!!!! Hp ku berdering, kini aku pasang nada dering, agar setiap Mbakโ€™e menghubungiku aku segera menjawabnya.

Satu telpon masuk Mbakโ€™e, benar sudah

firasatku saat itu. Dia baru bisa menghubungiku malam hari, namun jawaban dari pertanyaanku kemana saja dia, hanya dia yang bisa menjawabnya.

โ€œAli...โ€ tiba-tiba yang pertama kali ku dengar

dari suaranya adalah panggilan namaku di sertai dengan sesenggukan darinya.

Deg!

Seketika aku pun terperanjat, โ€œKamu kenapa?

Ada apa?โ€

โ€œAku hancur Ali. Aku hancur! Aku mungkin

akan mati saja Ali!โ€ Mbakโ€™e menangis.

โ€œIya tapi kenapa? Coba kamu tenangkan diri

dulu. Baru ngomong.โ€ Aku semakin khawatir,

โ€œTadi sore saat sepulang aku ngajar ngaji,

mas baca wa ku denganmu, aku lupa tidak menghapus pesan-pesan kita di Whatsapp. Dia membaca wa kita yang waktu aku mengatakan padamu bahwa aku mimpi dirimu.โ€ Mbakโ€™e mulai menceritakan semuanya.

o ๐™ฐ๐š”๐šž ๐š–๐š’๐š–๐š™๐š’ ๐š”๐šŠ๐š–๐šž ๐š๐šŠ๐š๐š’ ๐š–๐šŠ๐š•๐šŠ๐š–.

o ๐™ผ๐š’๐š–๐š™๐š’ ๐šŠ๐š™๐šŠ?

o ๐™ผ๐š’๐š–๐š™๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š™๐šŽ๐š›๐š๐š’ ๐šŠ๐š”๐šž ๐š–๐šŠ๐šœ๐š’๐š‘ ๐šŠ๐š๐šŠ ๐š๐š’๐šœ๐šŠ๐š—๐šŠ, ๐š๐šŠ๐š— ๐šŠ๐š”๐šž ๐š‹๐šŽ๐š›๐š–๐š’๐š–๐š™๐š’ ๐š๐š’๐š๐šž๐š› ๐š๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š—๐š–๐šž, ๐š‹๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐šœ๐šŠ๐š–๐šŠ ๐š”๐šŠ๐š” ๐šˆ๐šŠ๐š—๐š’ ๐š–๐šŠ๐šž๐š™๐šž๐š— ๐™ฝ๐šŠ๐šข๐š•๐šŠ.

o ๐™ฑ๐šŠ๐šœ๐šŠ๐š‘ ๐šข๐šŠ? ๐™ท๐šŠ๐š‘๐šŠ

o ๐™บ๐š˜๐š” ๐š‹๐šŠ๐šœ๐šŠ๐š‘? ๐™ถ๐š” ๐š—๐šข๐šŠ๐š–๐š‹๐šž๐š—๐š ๐š๐šŠ๐šž๐š”. ๐™ฝ๐š๐šŠ๐š™๐šŠ๐š’๐š—

๐š‹๐šŠ๐šœ๐šŠ๐š‘.

o ๐™พ๐š‘ ๐š”๐š’๐š›๐šŠ๐š’๐š— ๐š–๐š’๐š–๐š™๐š’ ๐š‹๐šŠ๐šœ๐šŠ๐š‘.

โ€œKamu ingat wa an kita waktu itu, dimana

kamu bercanda begitu dan bilang basah? Mas

mempermasalahkan hal itu, dan menyangkut-pautkan dengan mimpinya yang aku direbut oleh kamu.

Dia menuduh ku telah tidur denganmu, hanya karena mimpi seperti itu yang aku katakan padamu, dia menganggapnya bila aku sampai terbawa mimpi pasti aku telah pernah tidur denganmu, itu yang dia katakan, dia menuduhku zina, dia menuduhku sekotor itu.โ€ Semakin keraslah tangisannya.

โ€œHa? Kok bisa sih. Kenapa dia sembarangan

ngomong kayak gitu?! Terus bagaimana

sekarang?โ€aku semakin geram seketika.

โ€œAlhamdulillah sekarang sudah lebih baik, tadi

aku sudah minta maaf pada mas, dan memohon padanya agar kita selesaikan berdua saja urusan ini, aku juga berharap padanya agar dia tidak mengatakan apapun ke Mama dan Mbakku, karena dia tadi juga mengancam ku akan mengatakan semuanya pada keluargaku.โ€

โ€œWaduh! Yasudah atau gini saja. Kita tidak usah dulu saling batelpon atau vc dulu, sementara berhenti dulu, atau gimana?โ€

โ€œIya. Nanti tunggu aku aja yang menghubungimu, kamu jangan meneleponku atau wa, biar aku dulu saja baru kamu balas. Oke?โ€ ucapnya setelah itu.

Aku pun langsung menyuruhnya untuk

beristirahat setelah itu, dan menunggu kabar

selanjutnya darinya besok.

Saat itu juga aku turut merasa bersalah akan kebodohan ku berkata yang tidak pantas padanya, apalagi dia seorang yang telah bertunangan.

Tapi apa salahnya bila itu hanya bercanda? Semua orang juga tahu kalau obrolanku dengan Mbakโ€™e di wa itu hanya bercanda. Siapapun pasti akan mengerti. Hanya mas saja yang berlebihan.

Sungguh seketika aku menggerutu sendirian.

Mungkin saja malam itu Mbakโ€™e juga tidak bisa tidur dengan tenang. Atau bisa saja dia sangat terlelap karena terlalu lelah seharian menangis. Aku benar๏ฟพbenar kacau saat itu.

...****************...

Ku tatap langit pagi kota Karang, tampak awan bergelombang tak beraturan bercampur dengan awan kehitam-hitaman membuatnya berubah sedikit berwarna abu-abu. Langkah kaki tak beraturan, menatap sayu ke kejauhan, hati berkecamuk memikirkan apa yang telah terjadi kemarin malam.

Aku menatap ke sekeliling, seolah aku bertanya pada alam ku, apa yang sedang terjadi ini tidak benar.

Namun aku tetap melakukan keseharian

seperti biasa, aku tahu pasti akan terjadi sebuah

perubahan, hanya saja aku tidak tahu apa perubahan itu. Dari bisikan angin mengatakan, bahwa akan ada perubahan, akan ada hal besar yang terjadi.

Aku mencoba tenang dan melupakan, dengan

ku isi kegiatan secara normal. Bertamu ke rumah bibiku adik kandung dari Bapakku, maupun ke rumah paman yang lain. Saat itu pun seolah tidak terjadi apa-apa di alam maupun di hatiku.

Sedangkan aku tidak tahu apa yang akan aku

dengar setelah itu. Saat matahari mulai naik ke

permukaan, saat siang mulai memberikan energi panasnya ke bumi NTT, saat itu pula ada kabar dari Mbakโ€™e.

โ€œHalo, assalamuโ€™alaikum...โ€ terdengar satu

sapaan dari Mbakโ€™e. Terdengar tidak begitu

bersahabat, namun juga tidak terdengar ada tangisan lagi, aku pun menjawab salamnya dengan nada sumringah, karena aku mengira semua baik-baik saja.

โ€œWaโ€™alaikumsalam... bagaimana? Semuanya

baik ko?โ€

Tanpa ada jeda setelah pertanyaanku, Mbakโ€™e

menjawabnya dengan nada tegas dan yakin,

โ€œTidak.

Semuanya benar-benar tidak baik.

Kamu tau? Mas sudah lakukan semua yang dia inginkan. Aku benci mas, aku sangat membencinya!

Tolong bantu aku Ali, doakan aku, kalau bisa mintalah pada Allah dan alam mu juga yang kamu percayai tidak akan ada permintaan yang ditolak oleh alam mu, meskipun tetap atas kehendak Allah, itukan yang kamu katakan?

Kamu bantu aku, doakan aku agar aku dijauhkan dari mas, agar aku tidak lagi dengannya, aku ingin mengabulkan mimpi buruk dalam tidurnya itu!โ€

Aku tercengang seketika dengan apa yang

semua dia katakan, โ€œKenapa tiba-tiba kamu berubah pikiran? Bukankah sebelumnya kamu sangat membanggakan mas...?โ€ tanyaku padanya.

Aku masih penasaran apa yang telah terjadi.

โ€œTadi pagi-pagi sekali, oia sekarang aku ada

di Kampus. Sebelum berangkat ke Kampus, sekitar jam 6 pagi dimana matahari masih belum menyemburatkan panasnya. Mas datang padaku atas permintaanku. Karena kamu tau gara-gara apa tiba๏ฟพtiba aku menyuruhnya datang?! Dia telah biadab! Dia sudah seperti orang gila! Seperti tidak punya hati! Dia membuat status. Pukul 10 tadi malam, dimana aku sudah tidur gara-gara kecapekan,โ€

โ€œApa statusnya?โ€ aku memotong ditengah๏ฟพtengah pembicaraannya.

Dia pun melanjutkan, โ€œStatusnya itu dia

ngomong, ๐š๐šŠ๐šœ๐šŠ๐š› ๐™ฐ๐š•๐š’ ๐š™๐šŽ๐š•๐šŠ๐š”๐š˜๐š› ๐š”๐šž๐š›๐šŠ๐š—๐š ๐šŠ๐š“๐šŠ๐š› ๐š‹๐šŠ๐š—๐š๐šœ๐šŠ๐š ๐š”๐šŠ๐šž, ๐šŠ๐š—๐š“๐š’๐š—๐š ๐š”๐šŠ๐šž, ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š–๐š‹๐š’๐š• ๐™ต๐šŠ๐š๐š’๐š–๐šŠ๐š‘ ๐š๐šŠ๐š›๐š’๐š”๐šž! ๐™ฑ๐šŠ๐š—๐š๐šœ๐šŠ๐š ๐š”๐šŠ๐šž ๐šŠ๐š—๐š“๐š’๐š—๐š! ๐™น๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š”๐šŠ๐šž ๐š‘๐šŠ๐š›๐šŠ๐š™ ๐š‹๐š’๐šœ๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š–๐š’๐š•๐š’๐š”๐š’๐š—๐šข๐šŠ, ๐š๐šŠ๐š— ๐™ต๐šŠ๐š๐š’๐š–๐šŠ๐š‘ ๐š๐š’๐šŠ ๐šœ๐šž๐š๐šŠ๐š‘ ๐š”๐šŽ๐š™๐š’๐š—๐šŒ๐šž๐š ๐š”๐šŽ๐š—๐šŠ ๐š๐š’๐š๐šž๐š—๐šŠ-๐š๐šž๐š—๐šŠ ๐š˜๐š•๐šŽ๐š‘ ๐™ฐ๐š•๐š’, ๐š”๐šž๐š›๐šŠ๐š—๐š ๐šŠ๐š“๐šŠ๐š› ๐š”๐šŠ๐šž ๐™ฐ๐š•๐š’!

Dan gara-gara statusnya itu, Mbakku yang belum tidur pun mengomentari statusnya itu, dan kamu tau?! Dia sudah ceritakan semuanya!

Semua-muanya! Gara-gara hal itu juga Mbakku akhirnya nelpon ke Mamaku, dan Bapakku juga mendengarkan. Semua keluargaku itu pun memarahiku. Habis-habisan.

Dan saat dia ke rumah, aku kembali minta maaf padanya. Kamu tau? Aku sampai sujud-sujud loh di kakinya.โ€

Sembari dengan nada ditekan saat mengatakan sujud-sujud di kaki. Mbakโ€™e sungguh sangat berantusias untuk menceritakan semuanya padaku saat itu.

โ€œDan dia seolah congkak mengangkat mukanya, saat itu juga aku berjanji dalam hatiku, aku tidak akan memaafkan perbuatannya.

Aku sudah minta maaf dimalam harinya dan selama diperjalanan pulang di antar ke rumahku dari Kampus pun aku padahal sudah minta maaf, itu selama sepanjang perjalanan, ternyata dia masih kurang, dia hancurkan aku, benar-benar permalukan aku, dan dia berani tuduh aku zina berbuat sex denganmu, di depan keluargaku, hingga aku harus melakukan yang menurutku membuat hatinya mau memaafkan ku, aku

meminta maaf sambil sujud-sujud di kakinya,

sedangkan dia tidak tau, saat itu juga hatiku

memanas, terbakar benar-benar hangus, aku tidak

akan membiarkannya memilikiku, aku tidak akan diam saja.

Kamu lihat aja nanti Ali, aku akan meminta pada Allah aku akan bertirakat untuk membuatnya

menyesal, bahwa dia telah menuduh-nuduhku

sembarangan, aku akan benar-benar mengabulkan kata-katanya. Aku ingin kamu dan aku bersatu Ali, sesuai yang dia tuduhkan padaku.โ€

Deg!

Mendengar panjang lebar penjelasannya, aku

hanya mampu mengiyakannya saja, meski di balik itu semua aku sangat tidak percaya. Keputusanku saat itu sudah benar, menetapkan Fatimah sebagai pilihanku dan ingin mengabulkan tantangannya padaku, ternyata kini dia menyetujui tantangannya sendiri dengan malah membantuku memuluskan tantangannya itu.

Mungkin kini dia lupa, sedangkan aku berpikir, mungkin ini jawaban dari sepanjang doa-doaku tentang tantangannya padaku. Alam ku merestui ku dengan kehendak Allah subhanahu wa

taโ€™ala...

โ€œBaiklah, aku akan membantumu, aku akan

mengamini doa-doa dan keinginanmu. Kamu sekarang tenang aja. Itu semua sudah keterlaluan, kamu sampai sujud-sujud padanya, dia sangat kejam membuatmu dipermalukan di depan orangtuamu sendiri.โ€ Ucapku kemudian.

Teleponan pun berakhir. Sejak saat itu aku

sangat mengkhawatirkan keadaan Mbakโ€™e. Karena sejak saat itu pula, dia lebih sering menangis dan menangis. Tidak ada kesibukan lain darinya, selain menangis.

Seketika hari itu pun sunyi, tidak ada kabar

lagi darinya, aku pun memutuskan untuk pergi ke

kampung kelahiran ku, Kampung Tua. Begitulah aku menyebutnya.

Aku pergi ke kampung untuk membantu

Mbakโ€™e, memohon dan bermunajat ke tempat tanah kelahiran. Desa Bileon, Fautmolo.

...****************...

Terpopuler

Comments

Ftl03

Ftl03

like 7

2021-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 Kota Karang
2 Dia
3 Desa Mnela'anen
4 Fatimah Pingsan
5 Suka Pakai Tapi
6 Keputusan Bulat
7 Keputusan Bulat 2
8 Desa Bileon, Fautmolo
9 Perjodohan
10 Pengakuan Fatimah
11 Kekecewaan Fatimah
12 Hal Bersejarah
13 Pemeran dalam Cinta Beda Provinsi
14 Fahri dan Giga
15 Fahri dan Giga 2
16 Kenangan terbawa di Surabaya
17 Fatimah Az-Zahra
18 Kemarahan Zidni
19 Setan Berwujud Manusia
20 Setan Berwujud Manusia 2
21 Berjuta Aksi Setan
22 Setan Masih Beraksi
23 Saat Semuanya Tak ada yang percaya
24 Teror Setan
25 Allah Tidak Tidur
26 Cinta Tanpa Tapi
27 Cinta Tanpa Tapi 2
28 Nama Hubungan ini
29 Harap-harap Cemas
30 Semerbak Hawa Sejuk
31 Ali dan Fatimah
32 Hanya Waktu
33 Saling Memperbaiki Diri
34 Tak Ada Lagi Penghinaan
35 Penolakan
36 Perjodohan
37 Ali Pasti Tahu
38 Awal Mula Dijodohkan
39 Terungkapnya Kebenaran
40 Langit Pun Mengamini
41 Epilog & Tentang Penulis
42 Cinta Beda Provinsi 2
43 Ingin Bertemu
44 Perbandingan Sejak Disini
45 Kabar Buruk
46 Pencapaian Mas Zidni
47 Hati Fatimah
48 Perasaan Fatimah
49 Perasaan Ali
50 Blokir Sementara
51 Hanya Mbak'e
52 Kerinduan Ali
53 13 Hari lagi
54 Teringat Ali
55 Panik
56 Terjebak Emosi
57 Kelegaan Mbak'e
58 Hanya Allah Yang Tahu
59 Fitnah Zidni
60 Berhenti Mengkhawatirkan
61 Awal LDR
62 Pembagian Dospem
63 Ali Gegana
64 Curhat dong Mbak'e
65 Panggilan Tak Terjawab
66 Hanya Bayangan
67 Besok Banget
68 Tanggapan Fatimah
69 Hanya Mimpi
70 Curhatan Fatimah
71 Janji Palsu
72 Pertengkaran
73 Kehidupan Kiki
74 Pilih Aku Atau Istrimu
75 Ketidak Tegasan
76 Pemeran Cinta Beda Provinsi 2
77 Mbak Kiki
78 Penderitaan Mbak Kiki
79 Tebar Pesona
80 Suami Juga Tebar Pesona
81 3 Target
82 Hanya Karena Target ke 3
83 Kemarahan Fatimah
84 Merayu Fatimah
85 Bimbingan Skripsi
86 Nostalgia Dulu
87 Perbaikan Hari Pertama
88 Perbaikan Hari Kedua
89 Cukup Sudah
90 Ikuti Saja Alurnya
91 Hampir Saja
92 Kesabaran Fatimah dan Ali
93 Pernah Putus
94 Hanya Fatimah
95 Seasons 2 Tamat
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kota Karang
2
Dia
3
Desa Mnela'anen
4
Fatimah Pingsan
5
Suka Pakai Tapi
6
Keputusan Bulat
7
Keputusan Bulat 2
8
Desa Bileon, Fautmolo
9
Perjodohan
10
Pengakuan Fatimah
11
Kekecewaan Fatimah
12
Hal Bersejarah
13
Pemeran dalam Cinta Beda Provinsi
14
Fahri dan Giga
15
Fahri dan Giga 2
16
Kenangan terbawa di Surabaya
17
Fatimah Az-Zahra
18
Kemarahan Zidni
19
Setan Berwujud Manusia
20
Setan Berwujud Manusia 2
21
Berjuta Aksi Setan
22
Setan Masih Beraksi
23
Saat Semuanya Tak ada yang percaya
24
Teror Setan
25
Allah Tidak Tidur
26
Cinta Tanpa Tapi
27
Cinta Tanpa Tapi 2
28
Nama Hubungan ini
29
Harap-harap Cemas
30
Semerbak Hawa Sejuk
31
Ali dan Fatimah
32
Hanya Waktu
33
Saling Memperbaiki Diri
34
Tak Ada Lagi Penghinaan
35
Penolakan
36
Perjodohan
37
Ali Pasti Tahu
38
Awal Mula Dijodohkan
39
Terungkapnya Kebenaran
40
Langit Pun Mengamini
41
Epilog & Tentang Penulis
42
Cinta Beda Provinsi 2
43
Ingin Bertemu
44
Perbandingan Sejak Disini
45
Kabar Buruk
46
Pencapaian Mas Zidni
47
Hati Fatimah
48
Perasaan Fatimah
49
Perasaan Ali
50
Blokir Sementara
51
Hanya Mbak'e
52
Kerinduan Ali
53
13 Hari lagi
54
Teringat Ali
55
Panik
56
Terjebak Emosi
57
Kelegaan Mbak'e
58
Hanya Allah Yang Tahu
59
Fitnah Zidni
60
Berhenti Mengkhawatirkan
61
Awal LDR
62
Pembagian Dospem
63
Ali Gegana
64
Curhat dong Mbak'e
65
Panggilan Tak Terjawab
66
Hanya Bayangan
67
Besok Banget
68
Tanggapan Fatimah
69
Hanya Mimpi
70
Curhatan Fatimah
71
Janji Palsu
72
Pertengkaran
73
Kehidupan Kiki
74
Pilih Aku Atau Istrimu
75
Ketidak Tegasan
76
Pemeran Cinta Beda Provinsi 2
77
Mbak Kiki
78
Penderitaan Mbak Kiki
79
Tebar Pesona
80
Suami Juga Tebar Pesona
81
3 Target
82
Hanya Karena Target ke 3
83
Kemarahan Fatimah
84
Merayu Fatimah
85
Bimbingan Skripsi
86
Nostalgia Dulu
87
Perbaikan Hari Pertama
88
Perbaikan Hari Kedua
89
Cukup Sudah
90
Ikuti Saja Alurnya
91
Hampir Saja
92
Kesabaran Fatimah dan Ali
93
Pernah Putus
94
Hanya Fatimah
95
Seasons 2 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!