Di waktu senja, duduk sendirian, menunggu
hal yang telah biasa terjadi, โWhatsappโdari Mbakโe.
Ditemani secangkir kopi hitam, bersantai di atas kursi karet terbuat dari bekas ban mobil yang berjajaran diruang tamu rumah bibi adik dari Bapakku, di Kupang.
Ya, aku sedang melancong, begitulah aku menyebutnya. Karena persediaan di kos tempatku berteduh selama di Kupang bersama sahabatku, sudah habis sehingga aku pun harus mengisi perut dengan cara mendatangi rumah bibi untuk mengambil persediaan yang habis di kos. Baik itu makanan pokok maupun uang.
Meskipun aku sebenarnya bukan tinggal se menderita itu di kos, aku tinggal dengan kakak sepupuku bersama adik sepupuku juga, tapi aku
saja yang malas selalu numpang ke mereka. Sehingga aku lebih memilih numpang di kos temanku.
Biasa, aku masih belum kerja. Namun sesekali
aku bekerja sampingan, baik itu bekerja sebagai kuli bangunan di Kupang, Ojek online di Kupang dan lain sebagainya hanya untuk mendapatkan uang beli rokok. Sedangkan untuk kebutuhan administrasi di Kampus, nantinya aku akan pulang kampung, tepatnya ke Oeekam. Karena di sanalah di setiap aku menyebutnya pulang kampung.
Sampai sore berganti maghrib, tak kunjung
ada wa masuk dari Mbakโe. Aku merasakan hembusan angin tak sedap dalam keadaan ini. aku mampu merasakannya, dan tidak heran lagi dengan semua kegundahan hati ini.
โPasti masalah mas lai.โ pekikku dalam hati.
Aku pun kesana kemari, di depan halaman
rumah bibi, hanya untuk menunggu kabar dari Mbakโe.
โApa sebenarnya yang terjadi? Mengapa belum ada wa dari Mbakโe?โ kembali aku bergumam sendiri, sehingga terdengar seperti orang kedinginan.
Ya, sejak saat terakhir kalinya aku mendengar
suara Mamanya Mbakโe bertelepon denganku, sejak saat hari kedua Mbakโe berada di Surabaya, sejak saat itu pula aku mendapatkan kabar tak sedap darinya.
โWaduh Ali... aku sepertinya tidak bisa
sering-sering menelpon mu lagi bila setiap ada mas Zidni disini.โ
โKenapa? Mas marah ko?โ
โIya. Aku takut saja, soalnya kemarin waktu
aku adakan reoni Kkn Nusantara di rumahku teman๏ฟพteman yang lain malah menanyakan bagaimana kabar hubunganku denganmu. Hal itu membuat mas Zidni salah paham, dan dia parno sendiri.โ
โKenapa mas begitu?โ
โKamu tau? Dia katanya habis mimpi buruk.
Dia bermimpi aku diambil oleh kamu, dan dia aku tinggalkan. Sejak saat mimpi itu, dia melarang ku untuk telponan dan vc lagi denganmu maupun dengan teman-teman kkn yang dari NTT, baik kak Yani, Hasan, Irul, dan Nayla. Karena sebelumnya dia bermimpi aku sudah sering menceritakan kalian ke dia.โ
Itulah yang dia katakan sebelumnya. Sehingga
aku dan Mbakโe harus telponan dan vc diam-diam.
Sejak saat itu pula kita pernah membahas apakah sebaiknya tidak usah sering-sering saling menghubungi? Tapi jawaban dari Mbakโe lah yang membuatku dan dia tetap tidak bisa tanpa adanya telponan maupun vc dalam satu harinya.
โTidak, aku ingin kamu setiap berbuat apa,
mau kemanapun, dan sedang apa, kabari ke aku. Aku tidak bisa rasanya, sehari tanpa kabar darimu.โ
Itulah yang dia katakan padaku, aku hanya
mengiyakan. Dan setelah kejadian mas Zidninya melarang kita telponan dan vc, Mbakโe dan aku hanya wa an saja itu pun bila ada mas Zidni. Dan hanya dibatasi waktu. Namun bila mas Zidninya sudah tidak ada di rumahnya, dia kembali menghubungiku.
Dan saat setelah waktu isyaโ berlalu, masih
saja belum ada kabar dari Mbakโe. Aku tetap
menunggunya.
...
Tepat saat jam disini menunjukkan pukul
21.00 WITA, dan di Surabaya menunjukkan pukul
20.00 WIB. Drrrt!!!! Hp ku berdering, kini aku pasang nada dering, agar setiap Mbakโe menghubungiku aku segera menjawabnya.
Satu telpon masuk Mbakโe, benar sudah
firasatku saat itu. Dia baru bisa menghubungiku malam hari, namun jawaban dari pertanyaanku kemana saja dia, hanya dia yang bisa menjawabnya.
โAli...โ tiba-tiba yang pertama kali ku dengar
dari suaranya adalah panggilan namaku di sertai dengan sesenggukan darinya.
Deg!
Seketika aku pun terperanjat, โKamu kenapa?
Ada apa?โ
โAku hancur Ali. Aku hancur! Aku mungkin
akan mati saja Ali!โ Mbakโe menangis.
โIya tapi kenapa? Coba kamu tenangkan diri
dulu. Baru ngomong.โ Aku semakin khawatir,
โTadi sore saat sepulang aku ngajar ngaji,
mas baca wa ku denganmu, aku lupa tidak menghapus pesan-pesan kita di Whatsapp. Dia membaca wa kita yang waktu aku mengatakan padamu bahwa aku mimpi dirimu.โ Mbakโe mulai menceritakan semuanya.
o ๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐.
o ๐ผ๐๐๐๐ ๐๐๐?
o ๐ผ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ฝ๐๐ข๐๐.
o ๐ฑ๐๐๐๐ ๐ข๐? ๐ท๐๐๐
o ๐บ๐๐ ๐๐๐๐๐? ๐ถ๐ ๐๐ข๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐. ๐ฝ๐๐๐๐๐๐
๐๐๐๐๐.
o ๐พ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐.
โKamu ingat wa an kita waktu itu, dimana
kamu bercanda begitu dan bilang basah? Mas
mempermasalahkan hal itu, dan menyangkut-pautkan dengan mimpinya yang aku direbut oleh kamu.
Dia menuduh ku telah tidur denganmu, hanya karena mimpi seperti itu yang aku katakan padamu, dia menganggapnya bila aku sampai terbawa mimpi pasti aku telah pernah tidur denganmu, itu yang dia katakan, dia menuduhku zina, dia menuduhku sekotor itu.โ Semakin keraslah tangisannya.
โHa? Kok bisa sih. Kenapa dia sembarangan
ngomong kayak gitu?! Terus bagaimana
sekarang?โaku semakin geram seketika.
โAlhamdulillah sekarang sudah lebih baik, tadi
aku sudah minta maaf pada mas, dan memohon padanya agar kita selesaikan berdua saja urusan ini, aku juga berharap padanya agar dia tidak mengatakan apapun ke Mama dan Mbakku, karena dia tadi juga mengancam ku akan mengatakan semuanya pada keluargaku.โ
โWaduh! Yasudah atau gini saja. Kita tidak usah dulu saling batelpon atau vc dulu, sementara berhenti dulu, atau gimana?โ
โIya. Nanti tunggu aku aja yang menghubungimu, kamu jangan meneleponku atau wa, biar aku dulu saja baru kamu balas. Oke?โ ucapnya setelah itu.
Aku pun langsung menyuruhnya untuk
beristirahat setelah itu, dan menunggu kabar
selanjutnya darinya besok.
Saat itu juga aku turut merasa bersalah akan kebodohan ku berkata yang tidak pantas padanya, apalagi dia seorang yang telah bertunangan.
Tapi apa salahnya bila itu hanya bercanda? Semua orang juga tahu kalau obrolanku dengan Mbakโe di wa itu hanya bercanda. Siapapun pasti akan mengerti. Hanya mas saja yang berlebihan.
Sungguh seketika aku menggerutu sendirian.
Mungkin saja malam itu Mbakโe juga tidak bisa tidur dengan tenang. Atau bisa saja dia sangat terlelap karena terlalu lelah seharian menangis. Aku benar๏ฟพbenar kacau saat itu.
...****************...
Ku tatap langit pagi kota Karang, tampak awan bergelombang tak beraturan bercampur dengan awan kehitam-hitaman membuatnya berubah sedikit berwarna abu-abu. Langkah kaki tak beraturan, menatap sayu ke kejauhan, hati berkecamuk memikirkan apa yang telah terjadi kemarin malam.
Aku menatap ke sekeliling, seolah aku bertanya pada alam ku, apa yang sedang terjadi ini tidak benar.
Namun aku tetap melakukan keseharian
seperti biasa, aku tahu pasti akan terjadi sebuah
perubahan, hanya saja aku tidak tahu apa perubahan itu. Dari bisikan angin mengatakan, bahwa akan ada perubahan, akan ada hal besar yang terjadi.
Aku mencoba tenang dan melupakan, dengan
ku isi kegiatan secara normal. Bertamu ke rumah bibiku adik kandung dari Bapakku, maupun ke rumah paman yang lain. Saat itu pun seolah tidak terjadi apa-apa di alam maupun di hatiku.
Sedangkan aku tidak tahu apa yang akan aku
dengar setelah itu. Saat matahari mulai naik ke
permukaan, saat siang mulai memberikan energi panasnya ke bumi NTT, saat itu pula ada kabar dari Mbakโe.
โHalo, assalamuโalaikum...โ terdengar satu
sapaan dari Mbakโe. Terdengar tidak begitu
bersahabat, namun juga tidak terdengar ada tangisan lagi, aku pun menjawab salamnya dengan nada sumringah, karena aku mengira semua baik-baik saja.
โWaโalaikumsalam... bagaimana? Semuanya
baik ko?โ
Tanpa ada jeda setelah pertanyaanku, Mbakโe
menjawabnya dengan nada tegas dan yakin,
โTidak.
Semuanya benar-benar tidak baik.
Kamu tau? Mas sudah lakukan semua yang dia inginkan. Aku benci mas, aku sangat membencinya!
Tolong bantu aku Ali, doakan aku, kalau bisa mintalah pada Allah dan alam mu juga yang kamu percayai tidak akan ada permintaan yang ditolak oleh alam mu, meskipun tetap atas kehendak Allah, itukan yang kamu katakan?
Kamu bantu aku, doakan aku agar aku dijauhkan dari mas, agar aku tidak lagi dengannya, aku ingin mengabulkan mimpi buruk dalam tidurnya itu!โ
Aku tercengang seketika dengan apa yang
semua dia katakan, โKenapa tiba-tiba kamu berubah pikiran? Bukankah sebelumnya kamu sangat membanggakan mas...?โ tanyaku padanya.
Aku masih penasaran apa yang telah terjadi.
โTadi pagi-pagi sekali, oia sekarang aku ada
di Kampus. Sebelum berangkat ke Kampus, sekitar jam 6 pagi dimana matahari masih belum menyemburatkan panasnya. Mas datang padaku atas permintaanku. Karena kamu tau gara-gara apa tiba๏ฟพtiba aku menyuruhnya datang?! Dia telah biadab! Dia sudah seperti orang gila! Seperti tidak punya hati! Dia membuat status. Pukul 10 tadi malam, dimana aku sudah tidur gara-gara kecapekan,โ
โApa statusnya?โ aku memotong ditengah๏ฟพtengah pembicaraannya.
Dia pun melanjutkan, โStatusnya itu dia
ngomong, ๐๐๐๐๐ ๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ต๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐! ๐ฑ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐! ๐น๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐, ๐๐๐ ๐ต๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐-๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ฐ๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ฐ๐๐!
Dan gara-gara statusnya itu, Mbakku yang belum tidur pun mengomentari statusnya itu, dan kamu tau?! Dia sudah ceritakan semuanya!
Semua-muanya! Gara-gara hal itu juga Mbakku akhirnya nelpon ke Mamaku, dan Bapakku juga mendengarkan. Semua keluargaku itu pun memarahiku. Habis-habisan.
Dan saat dia ke rumah, aku kembali minta maaf padanya. Kamu tau? Aku sampai sujud-sujud loh di kakinya.โ
Sembari dengan nada ditekan saat mengatakan sujud-sujud di kaki. Mbakโe sungguh sangat berantusias untuk menceritakan semuanya padaku saat itu.
โDan dia seolah congkak mengangkat mukanya, saat itu juga aku berjanji dalam hatiku, aku tidak akan memaafkan perbuatannya.
Aku sudah minta maaf dimalam harinya dan selama diperjalanan pulang di antar ke rumahku dari Kampus pun aku padahal sudah minta maaf, itu selama sepanjang perjalanan, ternyata dia masih kurang, dia hancurkan aku, benar-benar permalukan aku, dan dia berani tuduh aku zina berbuat sex denganmu, di depan keluargaku, hingga aku harus melakukan yang menurutku membuat hatinya mau memaafkan ku, aku
meminta maaf sambil sujud-sujud di kakinya,
sedangkan dia tidak tau, saat itu juga hatiku
memanas, terbakar benar-benar hangus, aku tidak
akan membiarkannya memilikiku, aku tidak akan diam saja.
Kamu lihat aja nanti Ali, aku akan meminta pada Allah aku akan bertirakat untuk membuatnya
menyesal, bahwa dia telah menuduh-nuduhku
sembarangan, aku akan benar-benar mengabulkan kata-katanya. Aku ingin kamu dan aku bersatu Ali, sesuai yang dia tuduhkan padaku.โ
Deg!
Mendengar panjang lebar penjelasannya, aku
hanya mampu mengiyakannya saja, meski di balik itu semua aku sangat tidak percaya. Keputusanku saat itu sudah benar, menetapkan Fatimah sebagai pilihanku dan ingin mengabulkan tantangannya padaku, ternyata kini dia menyetujui tantangannya sendiri dengan malah membantuku memuluskan tantangannya itu.
Mungkin kini dia lupa, sedangkan aku berpikir, mungkin ini jawaban dari sepanjang doa-doaku tentang tantangannya padaku. Alam ku merestui ku dengan kehendak Allah subhanahu wa
taโala...
โBaiklah, aku akan membantumu, aku akan
mengamini doa-doa dan keinginanmu. Kamu sekarang tenang aja. Itu semua sudah keterlaluan, kamu sampai sujud-sujud padanya, dia sangat kejam membuatmu dipermalukan di depan orangtuamu sendiri.โ Ucapku kemudian.
Teleponan pun berakhir. Sejak saat itu aku
sangat mengkhawatirkan keadaan Mbakโe. Karena sejak saat itu pula, dia lebih sering menangis dan menangis. Tidak ada kesibukan lain darinya, selain menangis.
Seketika hari itu pun sunyi, tidak ada kabar
lagi darinya, aku pun memutuskan untuk pergi ke
kampung kelahiran ku, Kampung Tua. Begitulah aku menyebutnya.
Aku pergi ke kampung untuk membantu
Mbakโe, memohon dan bermunajat ke tempat tanah kelahiran. Desa Bileon, Fautmolo.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ftl03
like 7
2021-02-12
1