Fahri dan Giga

Kebisingan terjadi, musik-musik Timor mulai

di putar keras-keras, orang-orang berlalu

lalang berpakaian adat NTT Timor, karena

memang disini masing-masing daerah

memiliki kain tenun khas daerahnya. Dimana sejak saat ini lagu Timor sering terdengar di pendengaran. Semua orang sibuk mengisi data kolom daftar tamu.

Dan semua mahasiswa kkn mulai di arahkan untuk duduk bersamaan dalam satu tempat tidak berpisah￾pisah, di bagian kiri lapangan. Tepat di lapangan halaman kantor Kecamatan acara digelar, dalam rangka acara penyambutan Bupati Timor Tengah Selatan, Jum’at pagi itu.

“Ayo adik-adik mahasiswa semuanya

berkumpul jadi satu di sisi kiri lapangan, duduk di tempat paduan suara, nanti adik-adik mahasiswa semuanya menjadi paduan suara ya..” ucap pemandu acara, dimana pagi itu persiapan acara hendak di mulai dan sekitar satu-dua jam kemudian Pak Bupati datang.

Ricuh terjadi, berebut tempat duduk, antara

duduk di barisan depan, tengah dan belakang.

Kelompok dari kkn desa masing-masing berpencar.

Aku yang melihat keadaan sudah ricuh dan tempat duduk hanya tersisa di bagian tengah dan paling depan yang kosong pun, langsung aku duduk di bagian tengah yang kosong dengan Nayla. Di belakangku masih terdapat kursi kosong itu adalah barisan paling belakang. Saat hampir semua teman￾teman memenuhi kursi paduan suara. Giga datang dengan membuat semua pandangan tertuju padanya, sebagian masih ada yang belum datang karena masih berfoto-foto di gubuk aula.

“Hei rek longgoh ngarep¹” ucapnya pada

teman-teman lain dari Surabaya yang baru datang. Mereka terlihat merespon Giga dan bersahutan.

Tiba-tiba dia berkata, “Hei coba yang cewek￾cewek maju duduk di paling depan!” dengan nada menunjuk ke arah sisi bagian tempatku duduk, dimana rata-rata yang berdekatan denganku adalah para wanita.

Aku pun langsung menjawabnya dengan

sedikit mengecilkan suara dan dengan bahasa Jawa,

“Jarene wingi ngomong nek wedok longgoh mburi². Sekarang cewek disuruh depan. Disini bukannya cewek tidak boleh duduk depan!”

Saat itu juga tiba-tiba Giga berdiri dan

membentak ku, “Gak sama lah! Awak mu iku di kongkon longgoh ngarep saiki gak gelem! Wingi jalok longgoh ngarep! Karepe dewe³!”

Sedangkan seketika aku memanas, Nayla yang

duduk di dekatku langsung mengelus lenganku,

terlebih saat aku menjawab, “Uwes mari

ngomong mu⁴!”ucapku padanya.

Aku benar-benar geram dengan sikapnya

yang sangat salah bagiku. terlebih saat aku masih ingat sebelum berangkat ke tempat kkn desa Mnela’anen saat masih perkumpulan untuk pertama kalinya dengan kelompok desa Mnela’anen tepatnya saat masih pembekalan di Kupang. Dia juga yang membentak ku bahwa lelaki lah yang di utamakan di tanah Soe, dari pada para wanita.

“Aku mau duduk di sini,” ucapku, kala itu kami

ke-13 orang akan melaksanakan foto bersama,

sedangkan kursi hanya tersedia 6 kursi saja, para wanita yang lainya mengikuti aku duduk di atas kursi. Tapi tidak semua, ada yang berdiri dan yang duduk ada pula yang lelaki, sedangkan kursi hanya 6 buah. Terkesan tidak rapi seketika.

Aku pun berkata, “Coba yang laki-laki berdiri

dan yang cewek duduk,” ucapku saat itu. Dan tiba￾tiba Giga menjawabnya dengan lantang, membuat semuanya menatapku dan memojokkan ku tidak ada satupun yang membelaku,

“Disini itu laki-laki diutamakan loh bukan

cewek!” ucap Giga.

Dan Fahri memberitahuku, membuat semua

ke-13 orang menatapku secara bersamaan, “Sudahlah kamu berdiri dibelakang, dan laki-laki duduk di kursi.”

Seketika aku pun hanya dapat memendam

perasaan malu ini dalam hati. Dan hal itu terjadi kedua kalinya disini, tepat disaat penyambutan Bupati Timor Tengah Selatan. Aku serasa tak mampu lagi menahan bendungan air mata di kedua kelopak mataku, aku pun langsung berdiri dari dudukku, dan sebelumnya aku berkata pada Nayla yang sudah dari tadi menjadi saksi kejadian itu.

“Aku sudah tidak kuat lagi Nayla, aku ingin

menangis, dia sudah dua kali membuatku sakit hati seperti ini, kenapa dia jahat sekali denganku,

membentak ku di depan semua orang? Setidaknya dia tahan itu dan bentak aku di belakang. Tolong aku Nayla, dimana aku bisa menangis.” Keluhku pada Nayla, sembari menundukkan pandanganku yang

sudah di penuhi dengan air mata.

Nayla pun berdiri dari duduknya, “Ayo kita ke

belakang sa Mbak...” dia mengerti yang aku maksud adalah Giga. Aku dan Nayla pun berdiri dan meninggalkan tempat itu untuk sejenak ke belakang.

Aku menangis sejadi-jadinya di belakang

gedung kantor camat. Aku menjerit keras di sana, dimana di sana terhampar luas tanah lapang dan ditumbuhi banyak pepohonan menjulang tinggi. Luas sekali, sehingga membuatku leluasa untuk meluapkan

tangisanku.

“Sudah Mbak... jangan menangis lagi.”

Ucapnya padaku, sedangkan aku banyak berbicara, mengatakan semua yang terjadi sejak awal di Kupang, selama di perjalanan dimana Giga dan Fahri teman sesama dari Surabaya yang satu kelompok denganku sangat tidak mempedulikan aku, sampai kejadian hari

ini.

Nayla mendengarkan ku, dengan sabar dia

mendengarkan semuanya. Aku pun setelah lega curhat padanya, langsung menghapus sisa-sisa air mata di pipiku dan menatap Nayla,

“Terimakasih kamu sudah mau membantuku untuk sedikit menjadi lega.” Ucapku padanya.

Dia tersenyum padaku, lalu aku pun

mengajaknya kembali ke tempat paduan suara. Di sana ku dapati Ali yang tiba-tiba duduk di belakangku, dia mendekatkan wajahnya padaku,

“Ayo selfi.” Ajaknya tiba-tiba.

Aku pun terkejut, dan menyunggingkan

senyuman, “Ku kira siapa. Yasudah ayo.” Ucapku.

Seketika itu juga, kesedihanku sirna. Ali tidak

mengetahui semua yang aku alami, seandainya dia tahu, aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan untukku. Nayla saja seorang wanita, mampu melakukan sesuatu untukku sesuai kodrat seorang wanita, mampu membantuku menangis. Dan Ali?

Sejak saat aku menegur Ali untuk makan

menggunakan tangan kanan, aku semakin dekat dan akrab dengan Ali. Bukan hanya dia berfoto bersama denganku, tapi dalam setiap apapun, aku ingin curhat,

aku ada masalah, aku bahagia, dia selalu ada.

...****************...

Footnot:

1 Hei kalian duduk depan. Diterjemahkan dari bahasa Surabaya.

2 Katanya kemarin bilang kalo cewek duduknya itu dibelakang.

3 Kamu itu disuruh duduk depan sekarang tidak mau! Kemarin minta duduk depan! Maunya sendiri!

4 Sudah selesai kamu bicara!

jangan bosen ya baca Cinta Beda Provinsi

kalo kalian bener-bener suka bisa kalian dapatkan bentuk bukunya melalui online di link nulisbuku.com atau dengan menghubungi akun instagram ku @febby_sadin

terimakasih 🥰

Episodes
1 Kota Karang
2 Dia
3 Desa Mnela'anen
4 Fatimah Pingsan
5 Suka Pakai Tapi
6 Keputusan Bulat
7 Keputusan Bulat 2
8 Desa Bileon, Fautmolo
9 Perjodohan
10 Pengakuan Fatimah
11 Kekecewaan Fatimah
12 Hal Bersejarah
13 Pemeran dalam Cinta Beda Provinsi
14 Fahri dan Giga
15 Fahri dan Giga 2
16 Kenangan terbawa di Surabaya
17 Fatimah Az-Zahra
18 Kemarahan Zidni
19 Setan Berwujud Manusia
20 Setan Berwujud Manusia 2
21 Berjuta Aksi Setan
22 Setan Masih Beraksi
23 Saat Semuanya Tak ada yang percaya
24 Teror Setan
25 Allah Tidak Tidur
26 Cinta Tanpa Tapi
27 Cinta Tanpa Tapi 2
28 Nama Hubungan ini
29 Harap-harap Cemas
30 Semerbak Hawa Sejuk
31 Ali dan Fatimah
32 Hanya Waktu
33 Saling Memperbaiki Diri
34 Tak Ada Lagi Penghinaan
35 Penolakan
36 Perjodohan
37 Ali Pasti Tahu
38 Awal Mula Dijodohkan
39 Terungkapnya Kebenaran
40 Langit Pun Mengamini
41 Epilog & Tentang Penulis
42 Cinta Beda Provinsi 2
43 Ingin Bertemu
44 Perbandingan Sejak Disini
45 Kabar Buruk
46 Pencapaian Mas Zidni
47 Hati Fatimah
48 Perasaan Fatimah
49 Perasaan Ali
50 Blokir Sementara
51 Hanya Mbak'e
52 Kerinduan Ali
53 13 Hari lagi
54 Teringat Ali
55 Panik
56 Terjebak Emosi
57 Kelegaan Mbak'e
58 Hanya Allah Yang Tahu
59 Fitnah Zidni
60 Berhenti Mengkhawatirkan
61 Awal LDR
62 Pembagian Dospem
63 Ali Gegana
64 Curhat dong Mbak'e
65 Panggilan Tak Terjawab
66 Hanya Bayangan
67 Besok Banget
68 Tanggapan Fatimah
69 Hanya Mimpi
70 Curhatan Fatimah
71 Janji Palsu
72 Pertengkaran
73 Kehidupan Kiki
74 Pilih Aku Atau Istrimu
75 Ketidak Tegasan
76 Pemeran Cinta Beda Provinsi 2
77 Mbak Kiki
78 Penderitaan Mbak Kiki
79 Tebar Pesona
80 Suami Juga Tebar Pesona
81 3 Target
82 Hanya Karena Target ke 3
83 Kemarahan Fatimah
84 Merayu Fatimah
85 Bimbingan Skripsi
86 Nostalgia Dulu
87 Perbaikan Hari Pertama
88 Perbaikan Hari Kedua
89 Cukup Sudah
90 Ikuti Saja Alurnya
91 Hampir Saja
92 Kesabaran Fatimah dan Ali
93 Pernah Putus
94 Hanya Fatimah
95 Seasons 2 Tamat
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kota Karang
2
Dia
3
Desa Mnela'anen
4
Fatimah Pingsan
5
Suka Pakai Tapi
6
Keputusan Bulat
7
Keputusan Bulat 2
8
Desa Bileon, Fautmolo
9
Perjodohan
10
Pengakuan Fatimah
11
Kekecewaan Fatimah
12
Hal Bersejarah
13
Pemeran dalam Cinta Beda Provinsi
14
Fahri dan Giga
15
Fahri dan Giga 2
16
Kenangan terbawa di Surabaya
17
Fatimah Az-Zahra
18
Kemarahan Zidni
19
Setan Berwujud Manusia
20
Setan Berwujud Manusia 2
21
Berjuta Aksi Setan
22
Setan Masih Beraksi
23
Saat Semuanya Tak ada yang percaya
24
Teror Setan
25
Allah Tidak Tidur
26
Cinta Tanpa Tapi
27
Cinta Tanpa Tapi 2
28
Nama Hubungan ini
29
Harap-harap Cemas
30
Semerbak Hawa Sejuk
31
Ali dan Fatimah
32
Hanya Waktu
33
Saling Memperbaiki Diri
34
Tak Ada Lagi Penghinaan
35
Penolakan
36
Perjodohan
37
Ali Pasti Tahu
38
Awal Mula Dijodohkan
39
Terungkapnya Kebenaran
40
Langit Pun Mengamini
41
Epilog & Tentang Penulis
42
Cinta Beda Provinsi 2
43
Ingin Bertemu
44
Perbandingan Sejak Disini
45
Kabar Buruk
46
Pencapaian Mas Zidni
47
Hati Fatimah
48
Perasaan Fatimah
49
Perasaan Ali
50
Blokir Sementara
51
Hanya Mbak'e
52
Kerinduan Ali
53
13 Hari lagi
54
Teringat Ali
55
Panik
56
Terjebak Emosi
57
Kelegaan Mbak'e
58
Hanya Allah Yang Tahu
59
Fitnah Zidni
60
Berhenti Mengkhawatirkan
61
Awal LDR
62
Pembagian Dospem
63
Ali Gegana
64
Curhat dong Mbak'e
65
Panggilan Tak Terjawab
66
Hanya Bayangan
67
Besok Banget
68
Tanggapan Fatimah
69
Hanya Mimpi
70
Curhatan Fatimah
71
Janji Palsu
72
Pertengkaran
73
Kehidupan Kiki
74
Pilih Aku Atau Istrimu
75
Ketidak Tegasan
76
Pemeran Cinta Beda Provinsi 2
77
Mbak Kiki
78
Penderitaan Mbak Kiki
79
Tebar Pesona
80
Suami Juga Tebar Pesona
81
3 Target
82
Hanya Karena Target ke 3
83
Kemarahan Fatimah
84
Merayu Fatimah
85
Bimbingan Skripsi
86
Nostalgia Dulu
87
Perbaikan Hari Pertama
88
Perbaikan Hari Kedua
89
Cukup Sudah
90
Ikuti Saja Alurnya
91
Hampir Saja
92
Kesabaran Fatimah dan Ali
93
Pernah Putus
94
Hanya Fatimah
95
Seasons 2 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!