Sore hati Roman dan Tania tiba dirumah sakit guna mengunjungi Rianti dan melihat bayi yang baru dilahirkannya, itu tujuan Tania.
sedangkan Roman ada tujuannya tersendiri datang kerumah sakit selain untuk dua alasan yang sama dengan istrinya tentu satu tambahan alasan terselubung nya.
mereka masuk setelah terlebih dulu mengucap salam, Rianti terlihat tengah menyusui bayinya sedang Aditya sedang membujuk Riana yang tetap sangat enggan berbicara dengan ayahnya itu.
"yah musuh lu nambah lagi dit, " kata Roman meledek Aditya saat menyadari Aditya tengah berusaha membujuk Riana yang duduk disofa seraya cemberut
Aditya hanya melirik sekilas lalu kembali sibuk merayu anak gadisnya
"ayah jangan marah-marah sama aku makanya" kata Riana kemudian mulai kembali berbicara pada ayahnya
"iya janji deh ayah nggak marah, asal Riana dengerin ayah " Aditya berjanji pada Riana seraya mengacungkan jari kelingkingnya mengajak berbaikan
Riana lalu menautkan jari kelingkingnya dan juga kelingking ayahnya tanda mereka sekarang sudah kembali berbaikan
Aditya tersenyum lalu mengelusi rambut Riana yang dikuncir tinggi
Riana pun ikut tersenyum memamerkan gigi-gigi kecilnya.
Riana dan Tania tengah sibuk mengobrol sambil sesekali tertawa ketika bayi yang ada di gendongan Rianti menunjukan ekspresi yang sangat menggemaskan..
"namanya siapa ri? " tanya Tania kemudian
"Darendra putra erlangga" sahut Rianti dengan senyum
"iiissshh lucu " gemas Tania mendengar nama yang Rianti sebutkan
"siapa dulu dong yang buat" Aditya menyahut penuh percaya diri
Rianti serta Roman langsung mencibir mendengarnya
"gaya lu! " kata Roman
"ada yang mau gue omongin sama elu penting! " bisik Roman kemudian tepat di depan telinga Aditya
"yaudah ngomong aja" santai Aditya menyahuti
"diluar lah jangan disini" secepat kilat Roman menarik Aditya
"ayah sama omo Roman keluar dulu ya " ucap Aditya pada Riana yang sedang menatapnya ingin tahu
"ikut" kata Riana kemudian
"jangan dong kakak disini aja sama tante tania temenin ibu sama dedek bayi ya " kata Aditya lembut
"iya udah tapi beliin mainan" pinta riana pada ayahnya
"oke" Aditya mengangkat kedua jempolnya tanda setuju dengan permintaan sangat anak
"jangan lama-lama yah" kata Rianti pada suaminya
"tergantung yang ngajak keluar, kalo bertele-tele ya pasti lama" Aditya menyindir Roman yang sudah membuka pintu hendak melangkah keluar..
Roman juga Aditya memilih untuk berbicara di caffe yang terletak di seberang rumah sakit sambil meminum kopi
Aditya duduk menyender di bangku dengan kaki yang disilangkan sedang Roman duduk di depannya melakukan hal yang sama.
pesanan yang mereka pesan sudah datang dan kini tengah terpanjang rapi diatas meja
"Johan udah gue minta buat urus permintaan lu" kata Aditya yang sudah tahu apa yang akan dibicarakan Roman tanpa Roman mengatakannya
"kenapa belum juga? " tanya Roman
"ya sabar lah man, belum juga seminggu udah bawel banget lu" omel Aditya mendengar pernyataan Roman yang seprti anak kecil tak sabaran karena keinginannya belum terpenuhi
Roman menarik napasnya dan mengurungkan niat untuk melampiaskan unek-unek pada sahabatnya itu
Aditya meminum kopinya dan Roman pun juga melakukan hal yang sama
"si Rama gimana? " Roman menanyakan Rama yang ternyata sudah tidak bekerja di perusahaan milik Aditya
"gimana apanya? " Aditya berkata bingung kenapa tiba-tiba saja Roman menanyakan Rama yang sudah berhenti dari perusahaannya sejak dia minggu yang lalu
Roman mengedikkan bahunya enggan meneruskan lagi pembicaraan tentang rama, padahal ia refleks bertanya karena kemarin malam ia sempat melihat Rama dengan melly mantan kekasih dari sahabatnya itu
"gajelas " cibir Aditya dengan tingkah Roman
"pokoknya gue urusan istri gue harus lu kelarin waktu dekat ini" tegas Roman kali ini seraya meletakkan kembali kopi yang baru saja dia minum
"santai, kalo gue udah masuk kantor juga bakal gue lakuin apa yang lu mau" aditya memutar-mutar ponselnya di atas meja
"kapan lu masuk kantor? " keinginan Roman untuk membuat istrinya diam dirumah membuatnya semakin tak sabar saja
"tergantung mood gue aja, kalo gue nggak mood ngantor ya gue nggak bakal ngantor, simpel kan? " sahut Aditya meledek dengan menggerak-gerakkan kedua alisnya ketika Roman tengah melihatnya bicara
"sial, nungguin mood lu muncul bisa satu abad lagi, dari semenjak nikah dan kelakuan lu pea mood lu tuh udah ancur-ancuran! " Roman menjawab dengan kesengitan yang terpampang sangat nyata dari raut wajahnya
Aditya hanya menyunggingkan senyum yang ternyebelin yang dia punya dan senyum itu sekarang sangat berguna untuk memancing emosi dikepala roman
"terserah lu lah" kata Roman akhirnya tak bisa berkata apa-apa lagi selain mengikuti apa yang Aditya mau, dia tak ingin membuat Aditya malah jadi semakin enggan melakukan apa yang dia pinta jika dirinya terus terpancing dengan apa yang dilakukan Aditya sekarang, karena itu memang tujuannya agar bisa mengelak dari permintaan Roman memecat Tania.
"kok lu diem? " kata Aditya heran karena tak biasanya Roman tak terpancing dengan yang dilakukan olehnya
"kenape? " Roman menjawab dengan gaya santainya
"kok nggak kepancing? biasanya langsung nyerang dengan seribu geranat yang lu semburkan dari mulut" ucap Aditya seakan kembali berusaha membuat Roman tersulut
"lu pikir gue ikan mujaer gampang ke pancing" ketus Roman
"ya ya ya suka-suka elu dah" Aditya memilih untuk tidak melanjutkan acara pancing memancingnya karena kailnya ternyata tidak membuahkan hasil apapun kali ini..
akhirnya mereka memilih berbincang membicarakan mengenai undangan reuni SMA yang mereka dapat, sudah pasti banyak teman lama yang akan mereka temui nantinya
"lu dateng? " tanya Roman kepada Aditya yang terlihat masa bodo dengan yang namanya reuni.
"tergantung.. "
"nggak usah ngomong tergantung mood lagi, gue tampol lu" ancam Roman menyela omongan Aditya
"tergantung Riana Rianti kalo gitu" kata Aditya
"lah nggak tergantung si daren juga" ucap Roman menyebut nama anak Aditya yang baru saja lahir
"parah mentang-mentang masih bayi nggak lu mintain pendapatnya juga" Roman berdecakan persis seekor cicak yang merayap didinding
"yang patut diwaspadai yang perempuan dua bro, yang kecil mah Sekutu gue " sahut Aditya pelan
"setan lu jadi bapak, anak masih kecil udah lu ajak sekutu-sekutuan, parah bapak geblek emang lu" maki Roman mendengar pengakuan Aditya
"bilang aja iri nggak punya Sekutu" Roman malah harus menikmati ledekan Aditya
"nanti gue bikin Sekutu buat nyaingin persekutuan elu sama anak lu" kata Roman sewot
Aditya tertawa lebar mendengar ancaman Roman pada persekutuannya
obrolan antara dua orang pria yang sudah menikah pun semakin tak jelas arah rimbanya kemana, mereka hanya menikmati dan mengikuti saja alur yang keluar dari mulut konyol mereka berdua....
sampai waktu menjelang sore pun obrolan mereka masih belum dapat dihentikan oleh kedua belah pihak karena saking asiknya mereka mengalunkan cerita yang pernah mereka alami, apalagi mengingat mereka akan mengadakan reuni SMA yang sudah jelas mereka akan bertemu dengan teman-teman lama mereka semasa sekolah dulu..
******....
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Lyn
Aditya baru dpt sekutu, Roman masih proses buat sekutu, hiyaa saling saingan buat sekutu, dasar bapak jenis apa ni, anak dijadiin korban buat jdi sekutu. dasar bapak nda tau aturan ni. wkwk
2021-05-14
1
Maria Binawati
adit dan roman koplak hahaha
2021-04-20
1
Maria Binawati
huaduh nanti ketemu melly lagi kegoda melly lagi aditya
2021-04-20
0