Aditya segera berjalan menuju Roman yang kini tengah berdua saja dengan Tania, sebab yoga ternyata sudah tak ada mungkin bersama teman lamanya yang lain yang jelas kini di penglihatan Aditya hanya ada Roman dan istrinya..
Riana langsung menghambur ke pangkuan Tania saat melihatnya
"tanteee" teriaknya senang
Tania mendudukkan Riana di pangkuannya
"kok Riana ikut kesini? " tanya Tania melihat keponakan kecilnya itu ikut reuni ayahnya dan tanpa ibunya
"iya disuruh ibu jagain ayah " sahut Riana polos
Aditya yang baru saja duduk merasa ternistakan dengan senyuman licik yang Roman lemparkan untuk dirinya
"takut ayah mata genit ya? " ujar Roman pada Riana
"emang ayah bisa mata genit? " Riana bertanya bingung karena sepengetahuannya sang ibu lah yang sering mengajarkan mata genit padanya ,yaitu mengedip-ngedipkan mata lucu,dan dia pikir itu hanyalah permainan anak kecil ia yang tak mengira jika sang ayah pun bisa melakukan permainan anak kecil
"bisa dong, sekali kedip kembang-kembang berhamburan" baru saja menyelesaikan perkataannya Roman sudah mendapatkan tendangan telak ditilang kering kakinya tak ayal membuat dia balik menendang
"jangan ngomong macem-macem mana, nih anak pinter ngadu ke ibunya " Aditya berkata pelan
Roman mentertawakan Aditya yang kini bukan hanya takut pada Rianti namun juga pada anak gadisnya yang sudah sangat kritis bila melihat ayahnya melakukan tindakan yang menurutnya akan merugikan sang ibu
di tengah perbincangan diantara dua lelaki ada dua orang perempuan yang kini sibuk bercanda, ya Riana dan Tania kini sudah asik dengan dunia mereka berdua tak ingin tahu lagi apa yang sekarang menjadi topik perbincangan antara Aditya dan Roman, mereka tertawa sambil sesekali menikmati makanan yang ada di atas meja tempat mereka berempat duduk..
"dicariin Imran lu "
"preman nggak punya otot masih idup? " Aditya berkata meremehkan karena setahu dia Imran yang dia kenal tidak punya otot sedikitpun di setiap sendi tubuhnya, hanya modal mulut besar saja menurut Aditya
"belum liat orangnya gue sii, cuma si yoga tadi ngasih tahu kalau Imran nyariin elu" sahut Roman dengan mata berkeliling rasanya ia melihat orang yang sedang mereka bicarakan sedang menuju kearah mereka
Dengan gaya jalan yang songong dan dibuat-buat Imran datang ke meja dimana dia melihat Aditya/Erlan sang musuh nya duduk bersama Roman dan juga gadis kecil yang sedang duduk dipangkuan seorang wanita yang nampaknya tak asing lagi baginya.
"noh yang diomongin muncul juga muka songongnya" ujar Roman melihat kedatangan Imran yang menunjukkan wajah bagaikan manusia pencabut nyawa, sangat tak bersahabat bahkan terkesan angker bak rumah sakit jiwa tak berpenghuni
Aditya malah tersenyum mengejek melihat orang yang dulu ditimpuknya menggunakan bata dan sampai saat ini pun bekas benjol nya masih terlihat menonjol di kening bagian kirinya
"gara-gara elu, gue jadi berurusan sama manusia yang paling nggak berfungsi didunia ini" kata Aditya pelan
"lah, lu nya aja yang sok jadi pahlawan tanpa kolor diluar" ucap Roman
"kan gue bukan superman " Aditya sewot dengan pernyataan Roman
"gue nggak bilang elu Superman tulul, kalo lu Superman lu pake kolor diluar" Roman membela diri
perdebatan mereka terhenti saat Imran sudah duduk di satu meja dengan mereka tanpa ada yang mempersilahkan satupun
Tania yang tadi tengah sibuk dengan Riana melihat mendongakkan kepalanya saat melihat ada sepasang kaki lagi yang ikut duduk bersama mereka..
"apa kabar Erlangga sang manusia bata? " Imran berkata seolah mengingatkan Aditya tentang perbuatannya dulu, mendengar pernyataan Imran Aditya malah menunjukkan wajah yang tak kalah mengesalkannya
bukannya menjawab sapaan Imran Aditya malah mengajak bicara Riana yang
Roman hanya menutup mulutnya namun terlihat sekali dia tengah menahan tawanya kali ini
sedang Tania hanya diam menunduk karena ia cukup mengenal orang yang kini berdiri diantara mereka..
karena Aditya tak juga meninpalinya akhirnya Imran mengalihkan matanya ke Tania
"ini anak kamu Indri? " Imran bertanya tiba-tiba tanpa peduli ada dua pasang mata yang menyorotnya tajam dan siap menerkam jika dirinya berani macam-macam pada dua gadis yang sudah ada pemiliknya itu
Roman yang terkejut kenapa Imran bisa mengenal istrinya apalagi memanggil dengan tengah istrinya
"Tania indriana!! " Imran memanggil nama lengkap Tania karena Tania tak juga menjawab pertanyaannya, membuat Roman makin membelalak tajam mengetahui Imran sipreman kelas itu mengetahui nama lengkap istrinya
"anak gue!! " Sentak Aditya kesal Imran menanyai Riana yang adalah buah hatinya
Imran melirik Aditya sinis
lalu kembali menatap Tania "kamu nikah sama dia? " jari Imran menunjuk Aditya
lalu tersenyum miring "pantesan selama ini nggak ada kabar sama sekali"
Roman mendengarkan setiap pernyataan yang keluar dari mulut Imran dengan seksama seraya mencerna setiap kata berusaha bersikap setenang mungkin
Riana yang mendengar perkataan Imran langsung meralatnya "ini tante ana, istri om" jari kecilnya menunjuk Roman yang duduk tepat disampingnya
untuk sekejap Imran merasa bodoh sudah jelas Tania duduk tepat disamping Roman tapi kenapa ia mengira Tania menikah dengan si Erlan, batin Imran bergejolak rasa yang dulu pernah ia punya untuk Tania kenapa mendadak harus muncul kembali meski ia tahu kekasih masa SMP-nya itu telah menikah dengan teman sekolahnya dulu, pikirannya seolah kacau hanya dengan mendengar pernyataan aditya/Erlan tentang gadis kecil dipangkuan tania
ya Tania adalah mantan pacarnya saat SMP mereka dulu memang tinggal di kota yang sama namun setelah lulus SMP Imran pindah kejakarta dan menetap dijakarta hingga sekarang, meskipun ia pernah sesekali pulang ke kota asal untuk mengunjungi kerabatnya tapi ia pun tak lagi dapat menemui Tania disebabkan Tania yang dan keluarganya pindah ketempat lain.
"kita kan belum putus, kok kamu nikah sama dia? " Lagi-lagi jarinya dengan enteng menunjuk orang dan kali ini Roman lah yang jadi sasaran
"dih gajelas" Aditya menggerutu sendiri mendengar apa yang dikatakan Imran kali ini
"nggak usah ikut campur Lan! " membentak Aditya karena tak senang dengan gerutuan yang dilontarkan musuhnya itu
Aditya hanya mengangguk-angguk saja
lalu mengambil Riana dari pangkuan Tania
dan membawanya pergi meninggalkan Roman dengan urusan rumah tangganya yang mungkin akan memulai babak baru karena hadirnya Imran diantara mereka
"hah? " Tania membulatkan mata tak percaya dengan pengakuan Imran yang mengatakan bahwa mereka belum putus sedangkan saat pergi Imran pun tak pernah memberitahu apapun
"kalau gue ikut campur boleh ya, " kata Roman ikut nimbrung
Imran melotot dan dengan cepat ia menduduki kursi yang tadi diduduki oleh Aditya
"gue suaminya " Roman berkata santai sedang dalam hati rasanya ia ingin sekali meninju mulut Imran yang dengan enaknya membicarakan masalalu tentang dia dan Tania dihadapan Roman
"kamu kenapa diem aja, nggak kangen sama aku? "
pertanyaan Imran membuat Roman makin dongkol kakinya sudah bergoyang-goyang seakan ingin menendang orang didepan istrinya itu
"kamu kangen sama dia? " Roman akhirnya mengulang kembali perkataan Imran pada Tania.
Tania menggeleng pelan
"nggak,aku udah nggak ada hubungan sama dia " sahut Tania pada suaminya yang bersedakep disebelahnya
Roman mengangguk-angguk mendengar jawaban istrinya,.
Imran yang kesal mendengar jawaban dari Tania lalu berdehem kencang
"apa perlu aku bilang sama cecunguk ini apa yang udah kita lakuin dulu?! " Imran berkata mengancam seolah ia memang pernah melakukan hal aneh dengan Tania
"lu yang cecunguk " sentak Roman, padahal dia ingin bersikap cool mendengar Imran menyebutnya cecunguk membuat luar biasa sewot, apalagi kata itu keluar dari mulut si Imran manusia paling gila yang pernah dia kenal
Imran seakan tak peduli, karena kini ia masih fokus pada Tania dan sedang berusaha membuat sperti seorang wanita nakal didepan Roman suaminya..
*****
bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Masfaah Emah
aku ska klau Aditiya ma roman ngobrol suka pengen 😄😄😄😄
2022-04-03
1
Abad
idiiih jaman smp d bawa² itukan jaman unyu² .🤭
2021-10-04
0
Mrs. Drick93
ishhhhhhh
2021-05-27
0