Roman sudah duduk manis di caffe yang bernuansa clasic seraya memainkan ponselnya.
Selang 20menit orang yang ditunggu tak juga tampak batang hidungnya membuat ia dengan terpaksa harus menghubunginya lagi
tuuut..
tuuut..
Imran tak juga menjawab teleponnya
"kemana dah ni orang! " terlihat mulai kesal dan kembali menelepon, setelah menunggu akhirnya terdengar suara Imran di seberang ponsel
"hallo"ujar Imran dengan suara serak
" dimana lu?! " sentak Roman cepat
"dirumah " imran menjawab tenang
"eh monyet, gue nungguin lu dari tadi dan elu masih asik-asikkan dirumah! " omel Roman mengetahui Imran masih ada dirumah nya sedangkan ia sudah menunggu sejak tadi
"tau gitu gue ngelonin bini gue dulu" makin emosi dan berbicara tanpa seringan sengaja memanasi Imran
"lah lu aja nggak ngasih tau ketemu jam berapa nya " Imran mengelak karena kemarin yang ia baca pesan dari Roman hanya mengajaknya bertemu di caffe ARDES tanpa memberitahu jam berapa mereka harus bertemu
"boong lu" Roman tak percaya begitu saja apa yang dikatakan Imran
"baca nih pesan lu sendiri" sentak Imran tak kalah gedegnya dengan Roman
Roman lalu membaca kembali pesan yang dia kirimkan pada Imran semalam, sejenak ia meng garuk-garuk hidungnya karena memang dialah yang salah karena memang benar tak ada ketikan jam dipesan yang ia kirim
"sial" gerutunya
"cepetan lu kesini" bentak Roman emosi, makin emosi saat ia ingat telah melewatkan jatah yang ditawarkan istrinya tadi pagi
Roman menutup teleponnya dan membantu ngnya ke meja lalu mengacak-acak rambut merasa bodoh bukan main, kenapa ia bisa tidak fokus seperti itu sampai lupa mengetikkan jam..
Imran langsung bergegas dengan secepat kilat karena ia juga sebenarnya tak sabar untuk kembali mengompori Roman kalo perlu dengan kompor tradisional agar apinya bisa menjalar kemana-mana dan memanasi Roman bahkan membakarnya, tapi karena ia tak tahu jam berapa harus bertemu, jadilah ia tidur sampai siang ogah jika harus dirinya yang menunggu..
****
Pagi hari dirumah Aditya erlangga
Rianti sedang memakaikan baju pada Daren anak lelakinya diatas tempat tidur tepat disamping Aditya yang masih tertidur pulas meski anaknya sudah terdengar menangis namun suara tangisannya tak juga mampu membuat Aditya membuka matanya.
"mas bangun" rinati lantas menggoyangkan bahu suaminya setelah selesai memakaikan pakaian anaknya, saat ini ia sangat membutuhkan bantuan suaminya karena sejak tadi pun riana meminta dimandikan olehnya tak mau dengan salma maupun siti, sedangkan Daren juga tak mau lepas dari gendongannya
"mas bantuin iih" rengek nya frustasi karena sangat suami tak juga bangun
"ADITYA ERLANGGA KUSUMA!! " teriaknya kencang tepat ditelinga Aditya
"allahuakbar " Aditya tersentak bangun dan langsung membelalak lebar
"kenapa sih yank? " tanyanya kaget begitu melihat Rianti tepat di hadapannya dengan tangan mendekap kedua telinga Daren yang masih menangis dan kini suaranya makin terdengar kencang
"aku bangunin mas dari tadi nggak bangun-bangun, " menjawab dengan wajah yang hampir menangis karena betapa lelahnya dia menghadapi kedua anaknya yang saling berlomba ingin bersamanya hari ini
"aku cape mas, mas nggak pernah mau bantuin aku urusin Riana sama Daren" akhirnya mengatakan keluhannya tentang sikap sang suami yang seolah tak mau mengerti kesulitan yang ia hadapi dalam mengurus kedua anak mereka
melihat wajah istrinya yang sudah terlihat sekali sangat sedih, dia langsung duduk dan merangkul istrinya menempatkan kepala Rianti dibahu lalu mengelus nya
"maaf sayank mas ngantuk banget" berkata se menyesal mungkin karena dia sadar semenjak Daren lahir Rianti memang terlihat kualahan apalagi harus menghadapi riana yang terkadang suka timbul manja pada ibunya
Rianti mulai terdengar terisak, entah kenapa sejak tadi pagi ia merasa sangat sedih dan ingin menangis dan jadilah sekarang ia menangis berbarengan dengan Daren
Aditya mengecup kening Rianti menenangkannya bahkan meminta maaf berkali-kali pada istrinya
"udah yaa, jangan nangis lagi kasian Daren kalo kamunya kayak gini" menghapus air mata yang sudah meluncur bebas di kedua pipi istrinya
Rianti mengangguk seraya menyerahkan Daren pada Aditya "mas gendong Daren dulu aku mau mandiin Riana " pinta Rianti mencoba berbagi tugas kepada sang suami
"iya" sahut Aditya seraya menerima Daren dengan kedua tangannya, terlihat sekali Aditya begitu hati-hati memegang tubuh Daren yang masih sangat kecil sedang Rianti berlalu menuju kamar Riana yang sejak tadi ngambek padanya hanya karena ingin dimandikan olehnya.
Aditya beranjak dari ranjang dan berdiri didalam kamar menimang-nimang anaknya yang kini sudah tidak lagi menangis.
"Daren jangan nangis terus ya nak, jagoannya ayah, kasihan ibunya " berkata seolah anaknya itu mengerti perkataannya..
Aditya terus menimang anaknya dengan penuh kasih sayang sampai tak disangka Daren pun tertidur lelap di dalam gendongannya..
****
bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Abad
Aditya....dulu sibuk dengan ke galauannya sekarang sibuk dengan k dua anaknya. 💪
2021-10-04
1
Dhie
👍
2021-06-27
0
Dida Dgol
Aditya ternyata berubah juga kelakuan nya🤭😅😅
2021-04-03
0