Mendengar setiap ucapan Imran saat ini sebenarnya sudah membuat Roman merasa muak, jika bukan ditempat umum dan ditengah para alumni SMA sudah dapat dipastikan Imran dihajar oleh Roman tanpa sepatah katapun lagi..
sebagai seorang suami bagaimana mungkin ia bisa mendengar perkataan yang ingin mengobrak-abrik rumah tangganya dan ia menyaksikan sendiri setiap kata yang dilontarkan oleh mulut busuk Imran yang dia kenal sejak dulu adalah seorang laki-laki tak beretika.
"rumah lu dimana sekarang,atau masih yang dulu?" ucap Roman menghentikan perkataan Imran yang rasanya sudah tidak bisa diterima oleh akal sehat, apalagi dirinya yang merasakan sendiri bagaimana istrinya masih suci saat ia tiduri pertama kali
"ngapain nanya rumah gue?! " Imran melotot tak senang dengan pertanyaan Roman yang memotong pembicaraannya dengan Tania
"siapa tau aja gue mau bertamu plus bawain hadiah buat elu" dengan santai nya Roman meminta alamat tinggal Imran sedang diwajahnya jelas sekali banyak guratan emosi yang tengah ia kendalikan
"nggak penting" kelit Imran, ia memang enggan memberitahukan Roman tempat tinggalnya
"yaudah no HP lu sini" pinta Roman lagi
Imran tak ingin menanggapi lagi apa yang kini diminta Roman
"ketik disini " Roman melemparkan ponselnya kedepan Imran
"nggak usah buang waktu" Roman berdecak kesal
mau tak mau Imran mengambil ponsel Roman dan mengetikkan no ponselnya disana
lalu mengembalikan ponsel yang sudah ada no nya pada Roman dengan cara yang sama seperti Roman tadi
"aku minta no HP kamu" Imran kini dengan berani meminta no ponsel Tania
Roman memalingkan wajahnya seraya menghela napas kesal
"kita pulang sekarang aja a" Tania tak memenuhi permintaan Imran malah mengajak suaminya untuk pulang dengan tangannya sudah memang lengan Roman yang sedang duduk menyilangkan kaki
"aku belum ketemu temen yang lain" tolak Roman membuat Tania melepaskan pegangan nya di lengan Roman,.
"kamu mau pulang? aku yang antar aja yuk" mendengar jawaban yang dilontarkan Roman untuk Tania seolah angin segar baginya, dan tanpa berpikir Imran menawarkan diri untuk mengantarkan Tania
"nggak usah sibuk ngurusin bini orang" sinis Roman melihat kelakuan Imran sekarang
"aku pulang sendiri aja " Tania mulai tak nyaman dengan sikap suaminya dan juga tingkah Imran mantan kekasihnya yang kini muncul kembali
Tania meraih tas nya lalu beranjak dari duduk namun dengan tak di sangka nya Roman menarik tania untuk kembali duduk bersamanya
"sebentar lagi kita pulang" imbuh Roman kemudian
Mendengar pernyataan suaminya Tania memilih kembali duduk dan menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Roman yang masih saja duduk dengan posisi ter santainya menyenderkan bahu menyilangkan kaki dan bersedakep tak mau ambil pusing dengan Imran yang kini seolah menjadi hantu diantara dirinya dan sang istri, toh dia jika emosinya tak terkendali nanti minimal ia sudah memiliki no ponsel Imran dan ia juga bisa mencari tahu dimana si lelaki tak tahu diri dihadapannya ini tinggal, dan ia bisa menghadiahkan apa saja yang ia inginkan saat itu tanpa perlu mempermalukan diri di hadapan orang banyak apalagi di hadapan teman-teman SMA nya.
Imran terus mengoceh tak tau juntrungan, semua yang ada ditenggorokannya seolah berebut untuk keluar,.
sedang Tania berusaha untuk tak mendengarkan semua omongan ngelantur yang diucapkan Imran, jika saja saat ini ia tidak ada di acara reuni suaminya sudah dipastikan tangannya pasti melayang ke wajah seorang Imran.
"om ngapain deketin tante aku? " Riana yang tak tahu datang darimana sudah menyela diantara kursi yang diduduki Tania dan Imran yang jaraknya berdekatan
"anak kecil jangan ikut campur" Imran menyentak tak senang ada seorang anak kecil yang mengganggu kegiatan rayu merayunya terhadap Tania
"nggak usah bentak-bentak anak gue lu! " Aditya yang tak suka melihat anaknya dibentak orang langsung emosi
"urusin anak lu! "
"kalo nggak gue urusin nggak bakal gede!! " sangkal Aditya padahal perkataan Imran dengan artian yang berbeda.
Imran mendengus sebal, bertengkar dengan Erlan tidak akan pernah ada habisnya, dari dulu sampai sekarang jika orang berkata apa seorang Erlan pun akan berkata yang sama namun dalam artian berbeda.
Dan sekarang justru dia adu mulut dengan si musuh bebuyutannya saat SMA.
"ayah aku mau duduk" rengek Riana pada ayahnya yang juga masih berdiri menatap tak senang kearah Imran
"bentar ayah ambilin bangkunya" Aditya sudah akan pergi mengambil bangku
"aku mau yang ini " Riana menyela dan menunjuk bangku yang diduduki Imran
Aditya melirik Imran dengan sinis "pindah lu " perintah nya dengan tajam
"nggak, " Imran menolak dengan tegas permintaan aditya/Erlan
"ayaaah" Riana mulai menunjukkan wajah hampir menangis pada ayahnya yang sudah mulai tak sabar dengan Imran yang tak juga mau pindah dari bangku yang kini diduduki
"jangan sampe gue tampol lu ran" ancam Aditya dongkol, apalagi mendengar anaknya terus saja merengek
mendengar ancaman Aditya /Erlan Imran dengan cepat mengangkat diri dari bangku yang kini diributkan oleh Riana, sebab dia tidak ingin kena tampol Aditya didepan teman-temannya sekarang, dia bisa menebak Aditya akan mewujudkan ancamannya jika ia tak segera menuruti permintaannya.
dia kenal betul siapa Aditya, dia tidak akan segan melakukan apapun untuk orang terdekatnya apalagi yang sekarang adalah Riana anak gadisnya sudah pasti apapun akan dia lakukan meski hanya untuk sekedar bangku saja.
Riana langsung duduk dengan gembira di sebelah Tania seraya melirik dengan tajam kearah Imran
"masih kecil udah licik kayak bapaknya" gerutu Imran menyadari Riana memang sengaja melakukan itu untuk membuatnya menjauhi Tania
"ngoceh apaan lu?! " Aditya yang berdiri di sebelahnya berkata tak suka ketika samar ia mendengar kata yang di gerutu kan oleh Imran
Imran mencebikkan bibirnya dan tak menyahuti pernyataan Aditya yang kini memusatkan matanya melihat mata Imran.
Roman menggeleng kepala menyaksikan pertengkaran yang bersenjatakan mata di hadapannya kali ini.
merasa heran kenapa jadi Aditya yang malah ingin bertempur dengan Imran, padahal sejak tadi istrinya lah yang terus diusik ketenangannya oleh si Imran jalanudin.
Aditya memasukkan kedua tangannya kesaku celana dan berdiri menantang Imran, Aditya memang tak pernah memandang sedang di keramaian atau tidak, jika dirinya dibuat kesal oleh orang dia akan langsung menghajarnya tanpa melihat tempat,..
"om aku mau es " Riana menunjuk meja yang terdapat minuman dingin dengan bermacam warna
"mau yang mana? " tanya Roman sebelum beranjak mengambilkan es yang diminta keponakan bawelnya itu
"merah" sahut Riana antusias tak peduli ayahnya kini sedang saling melontarkan tatapan tajam dengan musuhnya
"ok" Roman mengangkat jempolnya menyetujui keinginan Riana dan gegas mengambilnya, .
"tante jangan deket-deket sama om itu" Riana berkata pada Tania dan melirik kearah Imran yang juga tengah menantang tatapan Aditya
Tania mengangguk setuju
lalu menyuapi Riana sepotong kue cokelat kesukaan si gadis kecil disebelahnya..
*****
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Gechabella
ini reuni apa ring gelud sih🤣🤣
2021-12-04
0
Wiwid 0510
good job Riana
2021-11-11
1
HenyNur
ayah Adit ngak bisa berkutik ada satpam 🤭🤭🤭🤭
2021-10-11
1