Rianti sudah berada diruang bersalin ditemani olah Aditya yang kini terus memegangi tangan serta mengelus pucuk kepalanya..
"sabar ya sayank sebentar lagi dedenya keluar kok" kata Aditya menenangkan istrinya yang makin banyak mengeluarkan keringat di kening serta lehernya
Rianti mengangguk seraya memejamkan matanya menahan sakit diperut yang semakin menjadi,.
Roman datang dengan dokter wanita yang akan membantu proses melahirkan juga seorang dokter anak beserta para suster sudah sigap untuk membantu Rianti untuk melahirkan
Aditya memang meminta dokter wanita untuk membantu istrinya melahirkan dan Roman tetap diminta untuk membantu karena tetap dia merasa Roman lah dokter kandungan terbaik baginya
dokter wanita yang bernama indah itu mulai meminta Rianti untuk bersiap karena proses melahirkan secara normal akan segera dilakukan
pengalaman melahirkan riana membuat Rianti sedikit tahu apa saja yang harus ia lakukan
dan Roman pun saat ini tengah meminta Rianti untuk menarik napas lalu menghembuskannya perlahan begitu terus secara berulang-ulang
sedang dokter indah telah siap diantara kedua kaki Rianti yang sudah dilebarkan
"kamu bisa sayank" ucap Aditya ketika istrinya mulai mengejan terus kata itu yang diucapkan Aditya berulang kali membuat Rianti kesal mendengarnya
"mas berisiiiik" teriak Rianti bersamaan dengan menjambak rambut suaminya
"aduh sakit sayank" ucap Aditya merasa sakit dikepalanya
tingkah laku Rianti dan Aditya mengundang senyum diantara para suster yang ada
tangan Rianti tak juga dilepas dari rambut suaminya sedang Aditya sibuk mencoba melepaskan tangan istrinya
"terus bu sedikit lagi" dokter indah menyemangati
"terus ri " Roman ikut berkata
tepat disaat Aditya merasakan kepalanya hampir copot karena tarikan tangan istri di rambutnya, terdengar lah suara tangisan bayi yang sangat kencang membuat dirinya terdiam apalagi ketika ia melihat sang bayi diangkat pegangan tangan nya di pergelangan tangan Rianti terlepas
setelah puas memandang bayinya yang kini sedang diperiksa oleh dokter anak Aditya beralih melihat Rianti yang ternyata sudah melepaskan tangan dari rambutnya
"aku sayank kamu" kata Aditya lalu mengecup kening Rianti berkali-kali
"terimakasih sudah mau melahirkan anak-anakku" lanjutnya seraya menggenggam erat tangan Rianti
"maaf ya mas" kata Rianti lemah
"maaf buat apa? " tanya Aditya heran
"aku udah jambak rambut mas kenceng banget" sahut Rianti dengan mengelus rambut Aditya yang tadi ia tarik dengan sekuat tenaga
"sakit banget pasti ya? " tanya Rianti merasa bersalah
"nggak lebih sakit dari yang kamu rasakan saat melahirkan anak-anakku, maafin mas kalau selama ini banyak salah sama kamu" kata Aditya seraya memeluk erat tubuh Rianti yang masih terlihat lemah setelah melahirkan anak lelaki mereka
"maaf-maafannya udah dulu, nih adzanin dulu sikecil" Roman datang membawa bayi kecil yang masih sangat merah lalu menyerahkannya pada Aditya
dengan penuh rasa hari Aditya segera meng'adzani anaknya..
Rianti tersenyum haru melihat suaminya adzan ditelinga sangat anak dengan suara yang terdengar sangat indah..
Roman pun ikut terbawa dalam suasana baru yang terjadi didepan matanya saat ini, bagaimana sahabatnya yang ia kenal sangat lah menyebalkan bisa menjadi seorang ayah dan telah memiliki dua orang anak yang usia yang tidak terpaut jauh.
Melihat Aditya dengan bayi di gendongannya membuat Roman menjadi ingin secepatnya memiliki anak..
Roman tersenyum kalau membayangkan dirinya akan menjadi seorang ayah, mengingat itu rasanya sekarang ia ingin segera pulang dan melanjutkan pertempuran yang tadi terhenti karena perbuatan Aditya..
Dan begitu mengingat nama Aditya apalagi kini tengah menatapnya ia jadi ingat kembali bagaimana Aditya mengganggunya yang baru saja akan tancap gas.
Roman mendengus kesal lalu berjalan mendekati Aditya yang sudah selesai melakukan tugas pertamanya sebagai seorang ayah
"lain kali kalau mau ganggu gue jangan tengah malem, lu ganggu kegiatan pasutri tau nggak! "
Roman berkata seraya menepuk bahu Aditya dengan keras yang membuat Aditya sedikit terdorong
Aditya langsung melotot kearah Roman "nggak pake mukul bisa kan?! " omel Aditya merasa hari ini tubuhnya seperti dianiaya oleh Roman dan Rianti
"nggak bisa " sahut Roman santai
"gue mau pulang, lu kalau nggak penting banget nggak usah hubungin gue" ucap Roman lalu berpamitan pada Rianti yang masih terlihat kelelahan diranjang bersalin
"nggak janji" sahut Aditya yang membuat Roman menggerutu kesal..
******
Roman baru saja masuk kedalam rumahnya dan seketika ia tersentak kaget saat melihat tania dengan rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai sedang duduk di sudut sofa dengan lampu dimatikan
"astaghfirullah yank! " Roman beristighfar sekeras mungkin membuat tania berlari menutup mulut sang suami dengan telapak tangannya
"kenapa sii" tanya tania bingung kenapa suaminya beristighfar saat melihatnya
"kamu ngapain duduk dipojokan rambut diginiin? " tanya Roman seraya menyentuh rambut panjang istrinya
"nungguin kamu lah" jawab tania enteng tanpa merasa bahwa dirinya telah membuat sang suami ketakutan setengah mati karena melihat tampilannya sekarang ini
"ya nggak perlu lampu dimatiin juga yank, kan bisa dinyalain. udah kayak apaan aja" omel Roman
"kayak apa emangnya? " tanya tania dengan mata memicing karena kesal
Roman salah tingkah ditatap seperti itu oleh istrinya jika ia menjawab kalau istrinya itu seperti hantu sudah pasti tania akan marah bahkan mungkin ia tidak akan mendapat jatah untuk beberapa hari
"ya kayak istri aku lah, emang kayak apaan lagi" kolah Roman menyelamatkan diri
tania mengangkat alisnya seakan tak percaya dengan jawaban dari sang suami seraya bersedakep dia berjinjit memajukan wajahnya mendekati wajah Roman "yakin? " ucapnya
hembusan napas mereka saling beradu dan tatapan tajam ditengah gelapnya ruangan malah membuat Roman merasa ditantang...
akhirnya bukan jawaban yang terucap dari bibir Roman atas pertanyaan istrinya tapi sebuah kecupan yang membuat Tania sedikit kaget
Roman mengecup sekilas
"kamu itu bertanya apa lagi menggoda? " tanya Roman dengan mata yang dikedip-kedipkan menggoda
Tania hanya memegangi bibirnya yang tadi dicium oleh Roman
merasa tak ada jawaban Roman langsung mendekap pinggang Tania menarik tubuhnya mendekat membuat mereka saling berhimpitan tak berjarak sama sekali
Roman menatap Tania yang kini meletakkan kedua telapak tangan didadanya
"lanjutin yuk yank? " ajak Roman seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Tania
tatapan mereka saling beradu, sangat terlihat sekali bahwa begitu banyak nya cinta yang mereka punya untuk satu sama lain
Tania mengangguk mengiyakan ajakan suaminya untuk melanjutkan permainan yang tertunda beberapa jam lalu..
hembusan napas makin terasa diwajah Tania, Roman mendekatkan bibirnya ke wajah Tania mengeratkan pelukan dipinggang ramping istrinya
setelah mengecup mesra bibir istrinya Roman lalu mengangkat Tania menuju kamar mereka, ia meninggalkan tas yang tadi dibawanya diruang tamu begitu saja..
****
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Masfaah Emah
lanjutkan lagi ja man biar cepat punya anak!!!!!!!
2022-04-03
0
Abad
selamat ya aditiya dan rianti semoga dedek jagonnya jdi laki² yg hebat dan jdi k banggaan kedua orang tuanya.
2021-10-04
0
Leayanz Shafuri
😂😂😂😂
2021-08-22
0