happy reading all😘
.
.
.
.
.
.
Hawa dingin menyentuh pipi Rain. Gadis itu mengerjapkan mataku beberapa kali menyesuaikan mata dengan sinar lampu kamarnya yang sedikit temaram, setelah semalam drama ketakutan yang diciptakan Nino untuknya, ia tertidur ditemani oleh Nino, aneh saja, Rain takut oleh teman teman Nino dalam tanda kutip artinya tante kun kun dan sejenisnya tapi ia sendiri minta perlindungan pada hantu satu ini, lucu sekali hidupnya.
"Pagi, tukang tidur!" serunya tersenyum lembut, walaupun tak mungkin disebut dia lucu selucu anak kucing, bagaimana mungkin senyum lebar dari wajah yang sudah lama tak bernyawa juga pucat mayat itu dibilang menggemaskan, tapi begitulah kenyataannya. Tak disadari Rain sudah terpana dan terpesona dengan hantu satu ini, apakah ia membutuhkan psikiater sekarang? karena ia sudah mulai menggila. Jantungnya tak bisa di atur lagi irama degupannya. Rain jatuh cinta padanya.
"Pagi hantu tukang ganggu !" jawab Rain memeletkan lidah, tangan beku nya menjiwir hidung gadis yang masih berbaring itu. Ia duduk di sebelah Rain yang masih terbaring menunduk menatap wajahnga lama lama membuat Rain bersemu malu.
"Ga usah kaya gitu liatinnya!" Rain mendorong wajahnya kasar.
"Cieee ! blushing ya ?" jawabnya menggoda Rain.
"Ga !" jawabnya segera bangun dan menyambar handuk.
"Rain !!" pekiknya sambil terkekeh.
"Jangan ngintip! bukan muhrim!" ancam Rain takut saja tiba tiba Nino nyelonong nembus tembok kamar mandi dan asyik menontonnya yang sedang mandi.
"Udah pernah !" jawabnya membuat mata gadis itu membulat sempurna seperti bulan dalam bentuk penuh.
"Kapan??" tanyanya menyampirkan handuk sambil berkacak pinggang.
"Waktu itu, sexy..!!" Nino terkekeh langsung menghilang.
"Ihhh hantu mesum, gue merasa dile*cehkan sama hantu, ada undang undangnya ga sih?" gumam Rain.
"Kamu ga akan bisa nuntut aku," jawabnya tiba tiba berbisik di telinga Rain.
"Curang kamu No," jawabnya sewot sambil manyun.
"Dihh jelek banget muka loe Rain.."ledek hantu tampan ini.
"Nino awas ya loe! loe curang bisa ngilang !" jawab Rain kesal.
"Tanpa ngilang pun loe ga kan bisa menang dari gue Rain," godanya kembali sambil memeletkan lidahnya.
"Jangan meremehkan gue, ya No..kalo loe ga bisa ngilang gitu gue bakal..." belum Rain melanjutkan ucapannya Nino kembali muncul tiba tiba di belakangnya refleks Rain langsung berbalik dan menarik baju Nino.
"Kena loe"
Nino berusaha berontak tapi bukannya Nino yang tertarik tapi malah Rain yang tertarik oleh Nino sampai ia jatuh diatas Nino sambil mencengkram bajunya. Mata Rain tepat di depan mata merah nan indah milik makhluk halus ini.
"Gue sayang loe Rain" wajah Rain menghangat dan mulai berubah warna menjadi tomat yang masak. Dengan segera ia menarik diri dan berdiri.
"Dah ah ! gue mau mandi nanti telat ngampus!" ucap gadis ini mengalihkan perhatian.
.
.
"Neng !" panggil bi Kokom.
"Iya bi?" sahut Rain.
"Bibi perhatiin neng senyum senyum, lagi senyumin siapa?" tanya bi Kokom, sontak membuat gadis manis ini gelagapan.
"Engga bi, lagi ngehayal aja inget sama hal lucu, barusan temen Rain ngelawak bi," alasannya, padahal di depannya Nino tengah menggoda Rain dengan usil.
"Oh..dikira senyum senyum sendiri, bibi sampai khawatir!" ucap bi Kokom lega.
"Mamang mana bi?" tanya Rain.
"Mamang lagi beresin halaman belakang, neng!" jawab bi Kokom.
"Udah sarapan bi?"
"Alhamdulillah mamang sama udah, kalo bibi sengaja nungguin neng Rain biar ada temennya," jawab wanita yang sudah hampir seumur enin ini.Sungguh aku terharu dengan ketulusan dan kesetiaannya, jika bukan bi Kokom dan suaminya mungkin tidak akan setulus ini.
"Makasih ya bi," Rain beranjak dan memeluk bi Kokom.
"Ya sudah atuh neng jangan sedih!"jawabnya sendu.Ternyata pikirannya memikirkan dulu daat papah dan mamah Rain sewaktu masih ada.Sama halnya dengan Rain ia pun sangat merindukan ayah dan ibunya.
.
.
"No, apa loe mau ikut gue ke kampus?" tanya Rain sambil memasukkan buku buku.
"Pasti dong! kan gue ini guardian ghost!" jawabnya.
"Terserah loe lah No, yang penting loe seneng" gumam Rain.
Sambil menyetir Rain mengingat kembali kata kata bi Kokom tadi di meja makan ia sudah menganggapnya seperti anak sendiri.
"Apa loe pernah liat papah sama mamah gue, No?" tanyaku.Nino mengusap kepala gadis di sampingnya.
"Udah, dan sekarang mereka sedang bahagia karena anak mereka tumbuh menjadi gadis cantik penyayang."
"Sayangnya gue ga inget No!" sendu Rain kembali muram, "apa loe ga mau cerita tentang apa yang terjadi sama mereka, gue dan loe?" tanyanya.
"Semua akan ada waktunya, dan saat waktunya tiba gue bakal nunjukkin semua yang sudah terjadi," janji Nino.
"Loe janji ya?" tanya Rain mengacungkan kelingkingnya seperti kebiasaan dahulu jika meminta seseorang berjanji.
"Janji!!" serunya.
"No,gue mau beli dulu sesuatu di minimarket," ucap Rain menarik tuas dan mematikan mesin mobil tua peninggalan papah Rain.
"oke gue ikut!" jawabnya.
Dukkk !!!
"Aww.."
"Maaf pak, saya ga sengaja," Rain akui ia memang tak fokus melihat arah jalanan hingga menabrak seorang pria yang berwajah kaku bisa di tebak usianya tak jauh dari dosen Rain pak Galih sekitar 40 tahun.
"Tak apa, lain kali hati hati!" jawabnya hanya segaris senyuman, Rain menunduk namun ekspresi yang berbeda ditunjukkan oleh Nino. Ia seperti marah dan kesal, memendam kebencian yang teramat dalam.
"Orang itu !" gumamnya.
Setelah aku membayar dan kembali ke dalam mobil.
"No, are you ok?" tanya Rain.
"I'm oke!" jawabnya singkat tak seperti biasanya yang selalu cerewet layaknya emak emak yang lagi nawar harga daleman.
"Rain sepertinya untuk beberapa hari ke depan gue ga akan terus selalu di samping loe..gue ada urusan kecil,"jawabnya.
Gadis yang sedang menyeruput minjman kotak dan menggigiti pipet sedotan ini malah tergelak " hantu sibuk banget sihhh!"
"Emang gue hantu kurang kerjaan apa??!" sanggahnya.
"100 persen iya...buktinya loe selalu ngikutin gue !" jawabku.
"Sibuk apa sih?" tanyaku penasaran. Pasalnya Nino tadi pagi tidak apa apa.
Rain memarkirkan mobil di parkiran mencari cari dimana teman kampusnya Dita.
"Rain ," bukan suara Dita melainkan seorang cowok.
"Iya ka?" Rain menoleh. Laki laki berlesung pipi dan tampak manis itu tersenyum " loe Rain kan?" tanyanya. Rain mengangguk.
"Iya".
"Gue Hafiz kaka Dita, kebetulan Dita sedang sakit jadi ia tak masuk kampus."
"Oh !Dita sakit apa ka?" tanya Rain khawatir.
"Ahh..hanya asam lambungnya saja kambuh,"jawab Hafiz.
"Oh, tapi Dita baik baik aja kan ka?" tanya Rain lagi. Mereka asik mengobrol hingga Rain lupa di sebelahnya sudah ada yang mengepulkan asap cemburu.
Hafiz bahkan mengajak Rain duduk di kursi taman kampus baru saja Hafiz akan menduduki kursi itu tiba tiba kursi itu bergeser sendiri.
brakkk !!
"Astagfirullah!" Rain segera membantu Hafiz bangun.
"Kaka ga papa?" tanyanya ia sedikit meringis mungkin menahan malu, sedangkan makhluk yang menjadi tersangka utamanya malah cekikikan.
"Awas kamu !" gumam Rain melihat Nino dengan tatapn kesal. Ia malah memeletkan lidah lalu membisikkan sesuatu di telinga Rain.
"Kamu jangan pernah macam macam ya, ga usah tebar pesona, aku disini buat awasin kamu!" bisiknya.
"Rain, kenapa?" tanya Hafiz menyadari keanehan Rain.
"Hah??engga ko ka, ini lalat ka," kilahnya.
"Dasar hantu usil..!!" gumam Rain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
lestari saja💕
seru bgt ya hidup rain.seru...seru ngeri...
2023-07-10
1
lestari saja💕
nahhhh ini pertanyaan gue mak sin,klo rain mandi kan si nino bisa liat badan rain yg telan jang yaaaa😋😂😂😂
2023-07-10
1
Ney Maniez
🤭🤭
2023-03-26
0