Hay gengs sudah lama sekali mimin tidak meneruskan cerita ini karena terkendala ide dan waktu, maafkan mimin gengs...
happy reading all 😘
.
.
.
Rain terbangun setelah baru saja ia tertidur karena obat yang dikonsumsinya. Kejadian ini tak bisa ia lupakan, masih terus membayangi otak dan pikirannya seperti sebuah memori kaset rusak yang di play rewind.
"Neng Rain, makan dulu neng.." ucap bi Kokom.
"Iya bi," jawab gadis berparas cantik tanpa polesan make up ini.
"Siapa dan apa yang sudah terjadi denganku dulu ?" itulah pertanyaan Rain saat ini.
.
.
"Bi !" panggil Rain pada bi Kokom yang sedang merapikan ruang tamu.
"Iya neng,"
"Bisa Rain bicara sebentar," pintanya mengajak bi Kokom duduk di sofa.
"Kenapa neng? bilang aja atuh jangan sungkan," senyumnya tampak beberapa kerutan di sekitar ekor mata, menandakan umurnya sudah tidak muda lagi.
"Sejak kapan bibi jadi asisten enin?" tanya gadis ini.
"Sudah sejak lama atuh neng, semenjak neng Rain masih kecil juga bibi sudah kerja sama enin," jawabnya.
"Berarti bibi tau tentang Rain semuanya? bibi tau sama orang yang namanya El Nino?" tanya Rain hati hati.
Raut wajah bi Kokom langsung berubah pias.
"Anu neng..bibi...bibi masih ada kerjaan di dapur permisi..!!"bi Kokom langsung pergi ke dapur.
"Bi...bi Kokom !" pekik Rain tak digubris bi Kokom.
" Aneh," gumam Rain sambil memegang kepalanya masih terasa pusing sedikit, wajah yang kembali pucat seperti kurang istirahat ditambah warna kulitnya yang putih membuat Rain layaknya may*at hidup.
.
.
Bandung memang sedang musim hujan, sedari pagi turun hujan membuat siapa saja hanya ingin kembali ke tempat tidur dan kembali menutup mata.
" Neng besok masih cuti sakit atau mau kuliah?" tanya bi Kokom, beliau sudah seperti enin kedua Rain karena hanya ada dia dan mang Nurdin disini.
" Sepertinya Rain masih mau istirahat sehari atau dua hari lagi bi," ucap lemah gadis itu melihat rintik rintik hujan dari balik kaca jendela kamarnya. Menyentuh kaca yang dingin mengembun itu seakan bisa langsung menyentuh butiran air hujan yang turun membasahi bumi. Ia sangat menyukai hujan...
"Kalau begitu bibi siapkan makan malam ya neng," tak lama wanita paruh baya itu keluar dari kamar dan kembali menutup pintu. Perhatian Rain teralih kembali pada pemandangan malam di luar, ia seperti merindukan sesuatu atau seseorang.
"Kamu merindukanku Rain?" pupil mata Rain membesar, jantungnya berdebar sangat kencang berikut tubuhnya yang kaku seperti patung tak bisa bergerak.
Suara parau nan sedikit berat layaknya pria yang sudah dewasa terdengar begitu menggema di telinganya.
Ia menghela nafasnya bagaimanapun Rain tak bisa menghindar terus sedangkan si makhluk yang harus sebut apa dia wujudnya, roh halus kah, malaikat atau jin itu selalu mengikuti dan menampakkan pada dirinya. Rain sadar lari dan menghindar bukanlah solusi.
Entah keberanian darimana yang jelas Rain bukanlah wonderwomen yang tiba tiba bisa memiliki kekuatan super.
" Siapa loe? apa yang loe mau dari gue?"tanya nya memberanikan diri, untung saja Rain tak sampai kencing di celana.Pria muda yang seumuran Rain itu mendekat secepat kilat seperti sebuah kilatan petir ia menghilang dan tiba tiba sudah ada di depan Rain hanya berjarak beberapa inci saja dalam sekejap.
"Apa kamu sudah tidak takut lagi melihatku?" kata kata itu lolos dari bibirnya yang pucat terkesan beku.Mata yang merah layaknya memakai kontak lensa, tapi ada yang berbeda luka luka lebamnya tak terlalu mencolok di beberapa bagian.
Gadis berambut sepunggung ini menggeleng " gue cuma takut Allah," jawabnya polos hingga makhluk yang ada di depannya ini tertawa terkekeh. Lalu apa kabar kemarin kemarin saat ia lari terbirit birit karena kedatangan sosok Nino, apakah gadis itu bukanlah gadis yang ada di depannya sekarang.
"Kamu masih sama seperti dulu Rain," jawabnya.
Ternyata hantu tak semenyeramkan seperti di film film yang sering Rain tonton, justru yang ini hantu nya terkesan mempesona dan tampan. Rain melangkah dan duduk di tepian ranjang.
"Jadi loe cuma mau tanya itu doang, elahh cuma mau tanya itu doang mah ga usah ngikutin gue tiap waktu udah kaya daki aja," ucap Rain.Kembali Nino tersenyum simpul, sejak dulu Rain memanglah semenggemaskan ini, dan inilah yang ia suka dari gadis si pemilik senyum manis semanis madu ini. Nino kembali menghilang dan muncul kini ia duduk di samping gadis yang sudah sangat ia rindukan, matanya sedikit berbinar namun terkesan menampilkan kesedihan yang teramat mendalam.
" ga usah pamer kalo loe bisa ilang muncul," lirih Rain.
" Aku rindu kamu, Rain...sangat rindu!" jawab Nino.Bukanlah jawaban yang diinginkan Rain hingga gadis itu mengernyitkan dahinya apa hantu pun bisa bersikap lebay dan bo*doh??
"Jawab gue ! siapa loe sebenernya? kenapa selama ini loe selalu ikutin gue ?" tanya nya penuh harap, jika Nino akan menjelaskan semuanya dan mengungkapkan kejadian yang tidak diingat Rain perihal masa lalu.
" Apa kamu benar benar tak mengingatku Rain?" tanya Nino balik, ia sedikit kecewa jika gadis yang di perjuangkannya bahkan ia rela mengorbankan nyawanya sendiri hanya untuk gadis di depannya ini yang bahkan tak ada secuil kenangan pun diingatnya.
" Ga usah tebak tebak buah manggis deh, gue ga tau loe siapa tapi rasanya liat wajah loe gue ngerasa ga asing, kalo ngeliat ujan kaya gue lagi kangen seseorang," jelas Rain menjatuhkan badannya ke belakang hingga terlentang menghadap langit langit.
Ada senyum yang terukir di wajah Nino meskipun Rain tidak ingat semuanya, namun hati Rain seperti sudah terconnect padanya.
"Aku pacarmu Rain," jawab Nino , wajahnya tepat diatas wajah Rain hanya tinggal beberapa inci saja walaupun tidak seindah cerita novel hembusan nafas yang langsung menerpa wajah Rain, karena Nino sudah tidak bernafas lagi. Mata bulat itu melotot, betapa tidak sopannya hantu satu ini, apa di dunia perhantuan sana ia tidak diajarkan sopan santun. Bohong memang tapi bolehkah sekali saja Nino berbohong toh ia pun sudah bukan makhluk hidup lagi.
Anehnya Rain dapat menyentuh badan tegap atletis itu dan terasa dingin. Rain mendorongnya
" hah??!!! ga mungkin ! masa iya gue pacaran sama hantu !" pekiknya sambil terbangun.
"Dulu aku manusia sepertimu Rain, kita berpacaran Rain," jawab Nino bibir kaku dan mata yang sayu itu tak lepas memandang Rain.
"Tapi bukan berarti sampai mati pun loe bisa ikutin gue terus, jalan hidup kita sudah berbeda," ada rasa sakit yang dirasakan oleh Nino bahkan Rain.
" Tapi aku bakal selalu ada disamping loe buat jagain loe Rain, sampai urusan gue selesai" jawabnya lagi.
"Urusan apa lagi pula, oke kalo urusan loe sama gue karena hubungan kita belum selesai maka hari ini gue bebasin loe dari status pacar gue, kita putus.." jawab gadis ini tak mau ambil pusing.
Mata Nino semakin memerah karena kesal, giginya pun menggerutuk terlihat seram.
" Kamu pacarku Rain, dan suka atau tidak aku akan tetap berada disampingmu!!" suara bentakan itu mengguncang hati bahkan Rain sampai memejamkan matanya lalu sekejap Nino menghilang.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
lestari saja💕
😂😂😂😂😂putus pacaran ma hantu....hantu nya ga mau jadi tetep menghantui....
2023-07-10
2
Ney Maniez
😔😔
2023-03-26
0
Ney Maniez
😲😲😲🤨
2022-07-12
0