16. Konspirasi Tim Pencari

Firza berhenti berlari saat melihat ada sebuah pohon yang tertutup. Kemudian tangannya menarik Hilmi ke arah pohon yang ditujunya. Di balik sana mereka mengatur nafas. Wajah keduanya pucat pasi.

Sambil terengah-engah Hilmi berkata. "Fortunately you can still carry that thing while running. (Beruntungnya kau bisa membawa benda itu sambil berlari)"

Pemuda berbadan tegap itu memandang parang yang masih dipegang Firza. Hilmi adalah pemuda melayu berkulit sawo matang dengan wajah ramah. Tubuhnya tidak begitu tinggi tapi ia cukup atletis. Pembawaannya lebih tenang dibanding kedua temannya. Hilmi juga termasuk seorang pemuda yang cukup bernyali.

Firza meletakkan parang besar yang sedari tadi dibawanya berlari. Parang itu sebenarnya cukup berat. Tapi karena mereka lari pontang panting dalam ketakutan, membuat Firza abai akan berat benda di tangannya.

"Parang ini baru terasa cukup berat sekarang." Hilmi mencoba mengangkat parang dan kemudian nyengir.

"Apa yang patut kita lakukan sekarang?" Hilmi bertanya pada Firza masih sambil memegang parang besar dan menusuk-nusukkannya ke tanah.

"Kita harus kembali ke tempat kita, berkemas dan pergi menjauh lagi. Tapi kita tetap harus berada di sekitar sungai. Menurutku tempat kita sekarang terlalu dekat dengan makhluk-makhluk itu." Firza menatap ke arah Hilmi menunggu pendapat. Hilmi mengangguk dengan mantap tanda setuju.

"Ok Bro... kita akan bergerak," sahut Hilmi.

Hilmi mengintip tempat sekitar mereka bersembunyi untuk melihat keadaan. Setelah memastikan bahwa tak ada tanda-tanda mereka dikejar, Hilmi mengangguk pada Firza dan mulai berjalan.

Perjalanan kembali ke tempat mereka sebelumnya menjadi sedikit lebih jauh karena mereka tadi memutar untuk menghindari makhluk hutan.

Memasuki hari ketiga di hutan mereka mulai memahami dan hafal rute ke lokasi-lokasi yang mereka perlukan. Apalagi Adly selalu rajin mematahkan dahan-dahan kecil untuk menandai jalan yang mereka pernah lewati.

Firza dan Hilmi menyusuri daerah dengan kontur tanah yang mulai menurun dan sedikit curam karena mereka sedang menuju sungai.

...--oOo--...

(Percakapan Tim Pencari dan suasana yang sedang berlangsung di sekitar bangkai pesawat.)

Sebanyak kira-kira 15 orang sudah berada di lokasi bangkai pesawat. Mereka mulai menyisir daerah sekitar sambil mengumpulkan barang-barang korban yang bisa mereka jangkau dengan peralatan sederhana. Terdengar suara dari salah satu walkie-talkie ketua tim.

Suara di walkie-talkie.

"Lanjutkan untuk mengumpulkan segala sesuatu yang bisa kalian dapatkan. Tim lain sedang menyusuri daerah lain untuk mencari penumpang yang kemungkinan keluar selamat dari pesawat itu."

Salah satu Ketua Tim menjawab suara dari walkie-talkie itu.

"Apa ada kemungkinan para penumpang itu bisa selamat? Kita tau sendiri bagaimana keadaan hutan ini dengan makhluk buas itu. Bahkan hewan buas saja tidak ada berkeliaran di hutan ini karena mereka. Aku heran kenapa tidak dimusnahkan saja."

Suara di walkie-talkie menjawab.

"Man.... Sudah menjadi rahasia umum kalau Pemimpin Daerah yang lama memiliki perjanjian dengan pemimpin makhluk buas itu dulunya. Semacam hutang nyawa. Pemimpin makhluk itu dulunya bisa berbicara dan mengerti bahasa kita. Dia meminta agar manusia luar jangan ada yang pernah mengganggu keturunannya. Pemimpin makhluk itu juga berjanji dan meyakinkan kalau mereka tidak akan memangsa manusia hidup. Mereka bukan pembunuh. Tapi cerita itu sudah lama sekali, dan tuan Pemimpin Daerah itu sudah sangat tua sekarang. Mungkin saja dia sudah lupa akan makhluk-makhluk itu. Dan bisa saja makhluk-makhluk itu sudah punah. Karena tak ada satu pun manusia hidup yang pernah melihat mereka. Kecuali si Pemimpin Daerah yang sudah pikun itu tentunya."

Ketua Tim menjawab.

"Kalau begitu bisa saja semua hanya isapan jempol belaka. Kita juga tidak tau asal makhluk buas itu. Dan bisa saja mereka memang sudah punah. Bagaimana mereka berkembang biak? Mereka bukan amuba yang membelah diri."

Suara di walkie-talkie menyambung.

"Antara percaya dan tidak percaya. Jika aku menjadi kalian aku tetap berhati-hati. Pemimpin makhluk itu dulunya adalah pria gila yang menurut cerita telah melarikan seorang perempuan ke dalam hutan dan tak pernah kembali. Cerita puluhan tahun lalu. Kalau kau bertanya cara mereka berkembang biak, mereka bisa saja incest. Ingat Man... mereka makhluk yang jauh dari peradaban. Jika mereka masih ada sekarang, bisa saja mereka sudah berevolusi. Roaarrrr...."

Kemudian suara di walkie-talkie tertawa terbahak-bahak.

Semua anggota tim yang mendengar percakapan itu ikut tertawa. Tapi si Ketua Tim yang menjadi lawan bicara mendengus kesal.

"Kalau aku yang menemukan mereka, mungkin aku akan memusnahkan mereka semua."

Suara di walkie-talkie menjawab dengan sisa-sisa tawanya.

"Tak semudah itu Man... mereka makhluk langka yang masih merupakan warga negara ini. Kita tidak tahu perjanjian seperti apa dulunya, dan kita tidak tahu ada hubungan apa nenek moyang mereka dengan petinggi daerah ini sekarang. Lagi pula, ketika mereka ditemukan, bisa saja pemerintah lebih tertarik untuk meneliti dan mempelajari mereka. Banyak kemungkinan. Bisa jadi kau dianggap memusnahkan sesuatu yang berharga bagi negara. Kalau aku yang menjadi kalian, aku memilih tidak ikut campur. Itu makanya aku hanya duduk di pos ini sambil merokok dan minum bir. Kalian harus bekerja lebih keras lagi."

Anggota Tim paling muda yang mendengar pembicaraan itu mengangkat walkie-talkie yang tersangkut di lengan kirinya dan ikut berbicara menjawab suara dari walkie-talkie.

"Kenapa tidak langsung mengirim kami dengan helikopter sir? Mungkin saja kami bisa tiba lebih cepat. Dan penumpang yang kemungkinan keluar selamat dari pesawat bisa lebih cepat ditemukan."

Suara di walkie-talkie terkekeh.

"Heli sudah berputar-putar dari sejak hari pertama pesawat itu menghilang. Bangkai pesawat yang besar itu tidak terlihat karena kabut tebal. Tapi kalau kalian minta dijemput pakai heli sekarang aku bisa mengirimkannya. Karena titik kalian sudah jelas terlihat di sini. Hei... Josh... Josh...." Suara di walkie-talkie memanggil lawan bicaranya sebelumnya, si Ketua Tim.

Josh si Ketua Tim yang dipanggil pun menyahut.

"Oh yeaahh... still here (masih di sini)"

Si penjaga pos yang di walkie-talkie menjawab.

"Tolong anggotamu lebih sering dibawa ke hutan ini agar dia lebih memahaminya."

Dia kembali tertawa kemudian meneruskan bicaranya.

"Pos ini selalu ramai setiap hari sejak pesawat itu hilang. Aku sampai bosan mengatakan pada mereka untuk menunggu saja di rumah. Kita pasti akan memberi mereka kabar. Daftar manifes pesawat juga sudah ditempel di dinding. Oke, aku keluar dulu. Kalian semua lanjutkan. Sebuah heli sedang proses mendarat di dekat sini. Tampaknya mereka dari rumah sakit daerah."

Kemudian suara si walkie-talkie lenyap, bahkan sebelum Josh si ketua tim sempat menjawab.

...--oOo--...

Firza dan Hilmi tiba di tempat mereka hampir satu jam kemudian. Firza tak jadi menobatkan Hilmi sebagai manusia hutan karena tadi dia sempat membuat mereka berdua berkeliling dua kali pada tempat yang sama dengan alasan lupa jalan. Nyaris saja mereka bermalam hanya berdua di hutan itu.

Sebegitu tiba Firza langsung masuk ke cekungan tempat di mana Shena dan pasangan suami istri itu berada. Shena tampak mengelap dahi Mei yang sepertinya sedang demam.

Shena melihat Firza masuk dengan perasaan lega bercampur heran karena ia tidak mendengar ada suara wanita yang ikut bersama mereka. Sebelum Shena sempat bertanya, Firza mendekati Mei dan memegang dahi perempuan itu setelah sebelumnya mengatakan "sorry" dengan lirih.

Shena berbisik kepada Firza.

"Mei sepertinya sedang hamil dan keguguran. Mereka juga sepertinya baru mengetahui hal itu karena Mei mengeluh sakit perut. Dan Mei mengeluarkan darah." Shena memandang ke arah celana yang dikenakan Mei yang memang sekarang ada bercak darah yang merembes.

Chen tampak kacau sekali dan air mata Mei mengalir tanpa suara tangis.

Firza berkata pada Chen,

"I'm sorry for your losing. But she will be fine. They will find us soon and your wife will get treatment soon. We couldn't save Saida. She was killed in front of us. That is very terrible. We almost even got caught. And we worry about they can find us here. We are being chased while waiting. So I think we have to go from here. But I think the condition of your wife is not possible at this time. (Maaf atas kehilanganmu. Tapi dia akan baik-baik saja. Mereka akan segera menemukan kita dan istrimu akan segera mendapat perawatan. Kamu tidak bisa menyelamatkan Saida. Dia terbunuh di depan kami. Itu sangat mengerikan. Kami hampir saja ketahuan. Dan kami khawatir mereka bisa menemukan kita di sini. Kita terus dikejar sambil menunggu. Jadi menurutku kita harus pergi dari sini. Tapi menurutku kondisi istrimu tidak memungkinkan saat ini)"

Chen menangis mendengar perkataan Firza. Satu persatu teman mereka telah tewas diburu bagai hewan. Mereka harus berpindah tempat lagi, dan istrinya sedang sakit. Mereka baru saja kehilangan calon bayi mereka. Chen pria Tionghoa yang berbadan gempal dan berwajah ramah itu sangat terguncang. Mei yang kecil mungil itu pun tampak begitu ringkih dan pucat.

"We didn't move, we just stay here and waiting. If we really have to die, we have to die here together. I couldnt if I had to see Mei in pain again. If you are found first, don't forget to see us here. (Kami tidak ikut, kami diam di sini saja dan menunggu. Jika kami benar-benar harus mati, kami harus mati di sini bersama. Aku tidak bisa kalau harus melihat Mei kesakitan lagi. Kalau kalian ditemukan pertama kali, jangan lupa untuk melihat kami di sini)" Chen berkata lirih seraya memandang Firza sejenak.

Chen memeluk istrinya sambil menangis tertahan. Tak sadar air mata Shena ikut menetes. Pasangan suami istri itu sudah pasrah akan situasi mereka dan memutuskan untuk tetap tinggal di tempat itu.

Firza mengangguk tanda mengerti maksud Chen.

"Kami akan pergi sejauh mungkin, agar makhluk itu hanya mengejar kami dan menjauhkannya dari kalian. Stay here. Come out as needed. Don't show up during the day. We will close your place as tight as possible before leaving. We will be safe and meet again. (Tetaplah disini. Keluar seperlunya saja. Jangan muncul di siang hari. Kami akan menutup tempatmu serapat mungkin sebelum berangkat. Kita semua akan aman dan bertemu lagi)" Firza menatap Chen saat berbicara. Kemudian pria ramah itu memeluk Firza dan Shena bergantian.

Shena sudah benar-benar menangis karena akan meninggalkan pasangan yang baik hati itu.

Sebelum pergi keluar cekungan, Shena memeluk Mei dan berbisik di telinga Mei. "You will be okay. You can make a new baby. Get well soon and we can meet as soon as possible. (Kau akan baik-baik saja. Kau akan punya bayi yang baru. Cepat sembuh dan kita akan bertemu secepatnya)*

Ketika Shena melepaskan pelukannya Mei tersenyum dan berkata, "okay. Thankyou Shena, Firza. Never split up and always love each other. We went through this difficult time together, your love will get stronger. (Oke. Terima kasih Shena, Firza. Jangan pernah berpisah dan selalu saling mencintai. Kita melewati masa sulit ini bersama, cintamu akan semakin kuat)"

Shena dan Firza cuma tersenyum tipis mendengar nasehat Mei. Shena berharap ucapan Mei merupakan hal nyata bagi dirinya dan Firza. Meski Shena tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh Firza ketika dia mendengar hal yang baru saja dikatakan oleh Mei.

Semenit kemudian Firza dan Shena sudah berada di luar cekungan dan menutup tempat Chen dan Mei berada dengan lebih banyak pelepah dedaunan dan ranting kayu. Membuat tempat itu agar tak mencolok dari luar. Kemudian mereka menuju ke balik batu tempat di mana Chris, Adly, Hilmi dan Mike berada.

Banyak sekali pertanyaan yang ingin diajukan Shena kepada Firza. Apa yang mereka lalui tadi bersama Hilmi? Bagaimana keadaan Saida ketika ditemukan? Bagaimana mereka keluar dari sana?

Tapi Shena urung menanyakan hal itu karena wajah Firza tampaknya tidak menunjukkan saat yang tepat untuk diberikan pertanyaan bertubi-tubi. Firza tampak sangat serius.

Ketika raut serius muncul di wajah Firza, entah kenapa bagi Shena, pria itu tampak semakin mahal dan jauh. Firza yang diam berpikir, semakin tampak seperti orang asing yang memang tak dikenalinya.

...--oOo--...

Di balik batu ketiga pemuda telah siap berkemas, dan Shena melihat keadaan Mike yang terikat dan mulutnya yang disumpal. Firza dan Shena nyaris serentak mengatakan, "whats going on?" Tapi sebelum pertanyaan itu keluar dari mulut mereka, Hilmilah yang menjelaskan lebih dulu.

"Mike ni dah teruk sangat. Stressed. Depressed. He wants to run. And he hurt himself. We can't leave him alone. We must take him. Tapi macam ni la. Kita bawa dia terikat macam habis berburu. Dia kacau sangat." Hilmi melihat kesal ke arah Mike. Hilmi mengatakan kalau Mike seperti orang stres dan depresi. Mike berkali-kali hendak lari dan melepaskan diri.

Chris melihat ke belakang tubuh Firza dan Shena seperti mencari sesuatu. Pemuda itu terlihat sedikit bingung saat tak melihat pasangan Chen dan Mei. "Where is Chen and Mei? Mereka Okay? Tak ikut sekali?"

"Mei keguguran dan demam. Tak mungkin dia sanggup berjalan jauh. Sekarang tugas kita berjalan sejauh mungkin dari sini untuk menjauhkan makhluk itu dari Chen dan Mei. Dan memang benar, kita lebih tak mungkin jika harus meninggalkan Mike bersama Chen dan Mei di sini. Dia akan menyulitkan keadaan mereka."

Firza menjelaskan secepat mungkin. Shena melihat wajah Adly juga sudah mulai kehilangan gairahnya. Adly yang sedari awal memiliki keadaan rambut yang selalu rapi diberi pomade sekarang terlihat tidak peduli dengan rambutnya.

Ketiga pemuda yang ketika tiba di hutan ini masih bisa berekspresi ceria meski baru saja lolos dari maut, sekarang sudah mulai terlihat kehilangan energinya.

Bukan cuma ketiga pemuda itu sebenarnya. Firza juga sudah tampak sangat lelah dan sering melamun. Shena yang meski keadaan kakinya sudah lebih baik, sejujurnya juga sudah mulai muak dan hampir putus asa. Kemampuan bicaranya berkurang, dan konsentrasinya menurun.

Jika Shena tak bersama teman-teman sekelompoknya sekarang, mungkin saja Shena yang sudah menjadi santapan lebih dulu karena menyerahkan dirinya ke makhluk-makhluk itu.

Sama halnya seperti Mike. Pria asing itu bahkan sudah setengah gila. Mulutnya terus komat-kamit seperti marah-marah pada seseorang.

Satu-persatu mereka naik dari atas tepian sungai. Berjalan sedikit menaiki tanah tapi tetap berada dekat dengan garis sungai. Mereka berjalan searah air mengalir.

Saat menemukan medan yang sulit, mereka berjalan lebih mendaki lagi. Sampai mereka menemukan tempat yang lebih landai. Mereka terus melanjutkan perjalanan.

Hilmi menggandeng lengan Mike di posisi paling depan. Adly dan Chris membantu mendorong tubuh pria asing itu dari belakang jika mereka mendapati pria itu kesulitan dengan jalan yang menanjak atau menurun.

Keadaan kaki Shena yang sudah lebih baik sangat membantu Firza karena pria itu sekarang hanya perlu membawa tas tanpa harus memapah Shena. Sesekali Shena memegang lengan pria itu sebagai tongkat untuk menopang tubuhnya jika medan yang mereka lalui sulit. Shena melihat warna kemeja Firza yang tadinya putih bersih seperti bendera sekarang sudah bercampur dengan macam-macam warna.

Tapi anehnya aroma badan pria itu tetap menyenangkan baginya. Wangi parfum Firza masih tercium. Dan sekarang Shena menjadi ragu akan aroma badannya sendiri. Tanpa sadar Shena sedikit menunduk mengangkat kaosnya dan memasukkan hidungnya untuk mencium aromanya sendiri.

Firza melihatnya melakukan itu dan berkata, "kamu masih wangi."

Shena melirik ke arah Firza yang terlihat agak lebih santai sekarang.

Shena ingin  menjawab perkataan Firza dengan,

"ah kamu bisa aja...." Sambil bersandar dan memukul-mukul lengan Firza dengan manja.

Tapi lagi-lagi itu hanya sebatas keinginan Shena semata. Yang dilakukan dirinya cuma diam menahan senyum sambil melemparkan pandangannya ke arah lain

Shena mengambil kesimpulan. Ternyata bukan cuma padang pasir yang panas saja bisa menghadirkan fatamorgana di mata manusia. Berada di hutan berdua dengan seorang pria tampan pun tampaknya bisa membuat seorang wanita melihat hal-hal fatamorgana.

Matahari sudah lewat dari posisi tegak lurusnya. Rombongan kecil itu sudah berjalan hampir satu jam saat mereka mendengar ada suara langkah kaki.

Semuanya mematung. Mereka teringat akan perjalanan di mana mereka kehilangan Saida.

Secepat kilat mereka membagi kelompok menjadi dua bagian. Ke sisi kiri dan kanan. Mereka semua berjongkok di antara pepohonan. Hilmi terlihat kerepotan meminta Mike untuk ikut menunduk. Chris dan Adly membantu menekuk badan pria asing itu agar bisa merunduk di balik pepohonan rendah.

Dengan nafas tertahan, mereka semua bisa melihat dua makhluk lewat beberapa meter saja dari mereka. Firza memberi isyarat pada Hilmi agar menutup mulut Mike yang sumbatannya seperti akan terlepas. Mike menggeliat-geliatkan badannya.

Dua makhluk yang baru saja melewati mereka membawa sebuah busur dan kapak. Mereka berbicara dengan bahasa kumur-kumurnya.

Tak berapa lama makhluk itu berjalan menjauh dari mereka, dari sisi lain muncul dua orang makhluk lain yang juga membawa senjata. Mereka bertemu dan seperti bercakap-cakap sambil menunjuk arah. Sepertinya mereka memang sedang menyisir daerah itu untuk mencari Firza dan Hilmi yang berhasil lolos dari rumah mereka.

Mereka sudah mengetahui bahwa para manusia yang sedang berada di hutan saat ini telah mengetahui keberadaan kediaman mereka. Atau bisa jadi juga mereka telah menyadari kalau mereka kehilangan salah satu senjata mereka.

Adly berusaha menutup mulut Mike dengan menyumpalnya, tetapi pria asing itu berkali-kali memuntahkannya. Mike terlihat semakin aneh dan panik ketika mendengar suara-suara makhluk yang sedang berbicara itu. Tanpa disangka dan diprediksi oleh ketiga orang pemuda yang sedang bersamanya, Mike si pria asing melompat keluar dari persembunyian mereka.

Sumbat mulutnya terlepas dan Mike lari berteriak ke arah makhluk-makhluk. Shena membelalak dan Firza menoleh ke arah tiga pemuda yang terkejut bagai tersambar petir.

Mike menjerit-jerit berkata,

"I am here... I am here. You can not kill me. I am stay in this country. You can eat them. They are behind that trees. (Aku di sini ... Aku di sini. Kamu tidak bisa membunuhku. Aku tinggal di negara ini. Kamu bisa memakannya. Mereka ada di balik pohon itu)"

Seperti benar-benar mengerti apa yang dikatakan oleh Mike, makhluk-makhluk itu langsung menatap tajam ke arah pohon yang ditunjuk oleh Mike. Tanpa ba-bi-bu lagi Firza menyeret Shena untuk berlari ke arah berlawanan dari makhluk-makhluk itu.

Ketiga pemuda langsung melesat bagai terbang mengikuti. Di belakang mereka masih terdengar suara Mike yang berteriak. "You can not eat me guys... eat them. Eat them. (Kalian tidak memangsaku, makan mereka. Makan mereka)"

Tawa Mike menggelegar di hutan.

Sesaat sebelum benar-benar menghilang dari pandangan karena Firza terus berlari sambil menariknya, Shena melihat ke belakang. Ke arah Mike yang masih terus berteriak. Shena melihat salah satu makhluk bertampang mengerikan itu mengayunkan kapaknya ke kepala Mike. Pria itu langsung terdiam. Kacamatanya jatuh ke tanah dan tubuhnya seketika berlutut dengan kondisi tangan masih terikat.

Kapak besar berada di tengah kepalanya yang tak memiliki rambut sehelai pun.

...***...

...To Be Continued...

...Terimakasih karena telah menekan tombol like...

...Salam sayang dari Shena...

Terpopuler

Comments

annis

annis

thorr.. aku kesini gara2 di sampul depat tertulis CINTA ROMANTIS.. mna romantisnya thoorr.. sampe bab 17 masih mengerikan... di bab berapa mereka keluar hutannya thorr... dn mahluk gila itu kpan matinya?? 😞

2025-02-06

1

Al Fatih

Al Fatih

aq lagi latian bicara bahasa kumur2 🤣,, anakq bertanya ..,, maa ngapain,, giginya sakit yaa😅

2025-02-08

0

💜⃞⃟𝓛 •●◉✿Vivie✿◉●•𓆉︎ᵐᵈˡ

💜⃞⃟𝓛 •●◉✿Vivie✿◉●•𓆉︎ᵐᵈˡ

aku sampai kebawa mimpi mbk Njus

2025-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Secangkir Kopi Stres
2 2. Pengangguran Officially
3 3. Berangkat ...!
4 4. Mister Fingers
5 5. One of Destiny?
6 6. Malam Panjang
7 7. Serangan Panik
8 8. Orang Asing
9 9. Luluh Lantak
10 10. First Night
11 11. Makhluk Asing
12 12. Bangsa Pemangsa
13 13. Potongan Lain
14 14. Tepian Sungai
15 15. Puisi Pendek
16 16. Konspirasi Tim Pencari
17 17. Mulai Membunuh
18 18. Hari Keempat
19 19. Terperangkap
20 20. Busur Silang
21 21. Api Unggun Besar
22 22. Para Teman Baru
23 23. Tiga Pemuda
24 24. Poor Me
25 25. Relationship
26 26. A Last Dinner
27 27. Let You Go
28 28. Naja Alshena
29 29. Firza Alamsyah
30 30. Segelas Kopi Rindu
31 31. It's You?
32 32. Persiapan
33 33. The Crew
34 34. Menuju Bukaan Sempurna
35 35. Yes, It's You
36 36. Z-na-ctk-bgt
37 37. Hari Yang Apes
38 38. Tamu Tak Diundang
39 39. Finally Meet You
40 40. Di Teras Temaram
41 41. Dalam Sebuah SUV
42 42. The Surgeon
43 43. Young, Dumb and Broke
44 44. The Warm You
45 45. Dari Shena Tentang Firza.
46 46. Dari Firza Tentang Shena
47 47. Our First Trip
48 48. Janji Di Atas Atap
49 49. Perkenalan Kembali
50 50. Mantan (1)
51 51. Mantan (2)
52 52. Kesan Pertama
53 53. Naik Daun
54 54. Pendatang Baru
55 55. Mulai Ngelunjak
56 56. Tinggalkanku
57 57. Dilema
58 58. My Medicine
59 59. Note Paper
60 60. Get Me Wrong
61 61. Jalan Malam
62 62. Berpapasan
63 63. Let Me Explain Later
64 64. Kemana Kita?
65 65. Bukan Pecundang
66 66. This is The End
67 67. Post it Again
68 68. My Limit
69 69. Kabur
70 70. Tamu Tak Diundang
71 71. Firza Saha?
72 72. Penjelasan
73 73. Drama Kampung
74 74. Can't Let You Go
75 75. Deep Conversation
76 76. Sabtu Malam Ala Subang
77 77. Gara-Gara Dadang
78 78. Restu
79 79. Back to Coffeeshop
80 80. Kejutan Lainnya
81 81. Strong Shena
82 82. Are You Okay?
83 83. Buntu
84 84. SHM
85 85. To My Beloved
86 86. Thankyou Dear
87 87. Melepas Rindu
88 88. Forum di Dalam Forum
89 89. Focus on You
90 90. Prepare
91 91. Makan Besar
92 92. Negeri Asal Rendang
93 93. XL
94 94. Obat Gelisah
95 95. Ketemu Mamak
96 96. Cinta di Ranah Minang
97 97. Demam Panggung
98 98. Akhirnya Sah
99 99. Meriang
100 100. Positif ??
101 101. Mules
102 102. Tahan Dulu
103 103. Our Sunshine
104 104. Alya Anak Ayah
105 105. This is Our Fate
106 PENGUMUMAN
107 EXTRA PART 1
108 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 108 Episodes

1
1. Secangkir Kopi Stres
2
2. Pengangguran Officially
3
3. Berangkat ...!
4
4. Mister Fingers
5
5. One of Destiny?
6
6. Malam Panjang
7
7. Serangan Panik
8
8. Orang Asing
9
9. Luluh Lantak
10
10. First Night
11
11. Makhluk Asing
12
12. Bangsa Pemangsa
13
13. Potongan Lain
14
14. Tepian Sungai
15
15. Puisi Pendek
16
16. Konspirasi Tim Pencari
17
17. Mulai Membunuh
18
18. Hari Keempat
19
19. Terperangkap
20
20. Busur Silang
21
21. Api Unggun Besar
22
22. Para Teman Baru
23
23. Tiga Pemuda
24
24. Poor Me
25
25. Relationship
26
26. A Last Dinner
27
27. Let You Go
28
28. Naja Alshena
29
29. Firza Alamsyah
30
30. Segelas Kopi Rindu
31
31. It's You?
32
32. Persiapan
33
33. The Crew
34
34. Menuju Bukaan Sempurna
35
35. Yes, It's You
36
36. Z-na-ctk-bgt
37
37. Hari Yang Apes
38
38. Tamu Tak Diundang
39
39. Finally Meet You
40
40. Di Teras Temaram
41
41. Dalam Sebuah SUV
42
42. The Surgeon
43
43. Young, Dumb and Broke
44
44. The Warm You
45
45. Dari Shena Tentang Firza.
46
46. Dari Firza Tentang Shena
47
47. Our First Trip
48
48. Janji Di Atas Atap
49
49. Perkenalan Kembali
50
50. Mantan (1)
51
51. Mantan (2)
52
52. Kesan Pertama
53
53. Naik Daun
54
54. Pendatang Baru
55
55. Mulai Ngelunjak
56
56. Tinggalkanku
57
57. Dilema
58
58. My Medicine
59
59. Note Paper
60
60. Get Me Wrong
61
61. Jalan Malam
62
62. Berpapasan
63
63. Let Me Explain Later
64
64. Kemana Kita?
65
65. Bukan Pecundang
66
66. This is The End
67
67. Post it Again
68
68. My Limit
69
69. Kabur
70
70. Tamu Tak Diundang
71
71. Firza Saha?
72
72. Penjelasan
73
73. Drama Kampung
74
74. Can't Let You Go
75
75. Deep Conversation
76
76. Sabtu Malam Ala Subang
77
77. Gara-Gara Dadang
78
78. Restu
79
79. Back to Coffeeshop
80
80. Kejutan Lainnya
81
81. Strong Shena
82
82. Are You Okay?
83
83. Buntu
84
84. SHM
85
85. To My Beloved
86
86. Thankyou Dear
87
87. Melepas Rindu
88
88. Forum di Dalam Forum
89
89. Focus on You
90
90. Prepare
91
91. Makan Besar
92
92. Negeri Asal Rendang
93
93. XL
94
94. Obat Gelisah
95
95. Ketemu Mamak
96
96. Cinta di Ranah Minang
97
97. Demam Panggung
98
98. Akhirnya Sah
99
99. Meriang
100
100. Positif ??
101
101. Mules
102
102. Tahan Dulu
103
103. Our Sunshine
104
104. Alya Anak Ayah
105
105. This is Our Fate
106
PENGUMUMAN
107
EXTRA PART 1
108
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!