2. Pengangguran Officially

Dari penulis :

Ini adalah novel bergenre Thriller - Romance 21+ (adult-romance) dan sedang dalam tahap revisi tanda baca.

Dengan membaca novel ini, pembaca harus memastikan dirinya sudah cukup umur dan memahami bahwa cerita ini hanyalah fiksi belaka. Hanya imajinasi yang bertujuan menghibur. Tidak ada pelajaran di dalam novel ini. Jadi, jangan dicari pelajarannya.

Harap bijak berkomentar. Pastikan Anda memilih bacaan yang tepat sebelum melanjutkan. Ingat, jangan salah memilih genre bacaan. Don't forget, our words is our class.

...____________________...

"Kira-kira aku perlu baju yang mana selama di Afrika, ya? Kayaknya perlu celana pendek beberapa. Di sana panas, kan?" Shena bicara pada dirinya sendiri. "Kayaknya perlu pakaian-pakaian tipis juga .... Apa aku sekalian pisahin yang mana buat dibawa dan mana yang mau aku singkirkan. Semua yang dikasih laki-laki itu harus segera disingkirkan. Biar nggak bikin pusing." Shena bergerak cepat mencari kardus cokelat yang pernah ia pakai buat pindahan.

Setelah membereskan bawaannya dalam satu koper yang ringkas, Shena juga menatap puas sebuah kardus yang sudah terisi penuh. "Beres. Afrika Selatan yang selama ini cuma ada dalam wishlist, kayaknya bakal segera bisa jadi tempat healing. Dan untuk baju-baju penuh kenangan ini, udah saatnya aku buang semua." Shena tersenyum kecut.

Afrika Selatan memang terlalu jauh untuk jalan-jalan kalau memang tidak menyukai jalan-jalan. Dan Ramon adalah salah satu manusia yang tidak menyukai jalan-jalan. Bagi Shena selama tiga tahun terakhir, tidak apa tidak traveling ke mana-mana. Bali dan Jogja sudah cukup asal bersama lelaki yang diimpikannya menjadi Ayah anak-anaknya kelak.

Shena merasa, kadang ia tak bisa memungkiri, kalau cinta bisa membuatnya menerima segala ketidakcocokan orang yang ia cintai.

Keputusan Ramon mengakhiri hubungan mereka karena 'dijodohkan' seperti membuat 'singa' dalam diri Shena yang sudah lama tidur bangun kembali. Kenaifannya selama ini pun setiap hari disalahkannya. Tiga tahun yang mereka jalani tak cukup membuat Ramon mempertimbangkan dan memperjuangkan dirinya.

Shena berdiri di jendela dan melemparkan pandangannya keluar. Diam-diam ada bagian dalam dirinya yang bersyukur.

"Gimana kalau aku beneran nikah dengan Ramon? Bisa-bisa rumah tanggaku berada dalam kendali ibunya. Mau ganti tirai jendela pun bisa jadi harus nunggu persetujuan Ibu Komisaris." Shena menghela napas panjang, namun masih berat.

*****

"Yayuk ... ini ada kardus yang isinya penuh pakaian bekas aku. Boleh kamu bawa pulang dan bagi-bagi ke siapa pun yang mau kamu bagiin." Shena menepuk kardus besar di sebelah sofa. Yayuk yang baru tiba di apartemennya termangu-mangu melihat kardus yang katanya berisi pakaian.

"Isinya pakaian semua?" Yayuk mengitari kardus.

"Iya, pakaian semua. Nggak mungkin hewan peliharaan disatuin sama baju-baju. Kamu bisa panggil satpam lobi buat bantu bawain itu. Hari ini aku mau ke embassy buat ngurus visa ke Afrika." Shena meletakkan cangkir tehnya dengan mata yang tak lepas dari ponselnya.

"Afrika Selatan? Ngapain? Bukannya Afrika itu hutan semua ya, Mba?" Yayuk meninggalkan kardus dan mendekati meja tinggi tempat Shena menghabiskan sarapannya. Obrolan soal Afrika mulai menarik perhatian. "Memangnya Mbak Shena nggak kerja lagi? Biasa jam segini udah di kantor. Pasti buru-buru berangkat."

"Statusku sekarang pengangguran dan nggak ada hal yang mau aku kejar sampai harus buru-buru. Aku mau liburan dulu dan nyari kerja santai-santai. Ramon ngasih aku duit banyak sebagai tunjangan putus dan kompensasi keluar dari perusahaan." Shena terkekeh-kekeh karena kata-katanya sendiri.

"Putus? Mbak Shena putus dari Pak Ramon yang cakep itu? Rugi dong ...." Yayuk masih terheran-heran.

Shena menggeleng. "Nggak rugi. Cuma sakit hati karena laki-laki yang dikira bakal ngebela mati-matian tapi malah ngelepeh begitu aja. Untuk sekarang aku nggak mau ngomong soal itu dulu." Shena berdiri dan meraih tas.

"Kenapa harus ke Afrika, toh, Mba .... Masih banyak tujuan lain. Ke Lampung aja, ke kampung halaman saya. Sekalian saya bawa kardus isi pakaian itu ke Lampung." Yayuk mulai menumpuk piring Shena.

"Aku udah lama banget kepengin ke Afrika Selatan. Bahkan dari sebelum aku kenal Ramon." Shena menerawang beberapa detik. "Oh, ya .... Pakaian itu masih bagus-bagus banget. Nggak ada yang rusak. Aku cuma udah nggak kepengin lagi ngeliat apalagi buat make."

"Baju-baju dari Pak Ramon rupanya," ucap Yayuk.

"Semoga suatu hari nanti aku bisa ketawa nginget pernah menyingkirkan sekardus pakaian bagus." Shena nyengir dan menuju pintu untuk memakai sepatunya.

*****

Sudah hampir setengah jam Shena memandangi paspor yang sudah ditempel dengan visa Afrika Selatan yang pembuatannya memakan waktu hampir dua minggu. Besok dia akan berangkat dan malam itu Kak Shinta mengatakan mereka harus mengobrol di telepon karena wanita itu keesokan harinya tidak bisa mengantarkannya ke bandara.

"Kenapa harus Afrika Selatan?"

Pertanyaan itu kembali muncul dalam percakapan bersama Kak Shinta. Saat itu Shena hanya tertawa kecil dan menanggapi setengah serius awalnya.

"Yang pertama adalah karena semboyan Afrika Selatan sama dengan semboyan negara kita yang kalo diartikan itu bermakna, walaupun berbeda-beda tetap satu jua."

"Serius, dong, kamu ...." Kak Shinta berdecak nyaris merajuk di seberang telepon.

"Bukan alasan yang penting banget, sih, Kak. Dulu almarhum ayahku pernah janji kalau suatu hari nanti beliau bakal ngajak aku safari ke Afrika Selatan. Karena dulunya beliau atlet makanya sering pergi-pergi. Ayah suka jalan-jalan ke tempat yang nggak biasa. Aku rasa hobi itu nurun ke aku tapi tiga tahun belakangan aku pacaran sama laki-laki yang kurang tepat."

Usai percakapan di telepon itu, Shena kembali tercenung mengingat almarhum ayahnya. Selaku mantan atlet nasional, ayahnya memang sering bepergian jauh. Yang mana hobi masa muda ayahnya itu tidak bisa lanjut saat sudah menikah karena kehidupan mantan atlet zaman dahulu tidak semudah sekarang. Ayah Shena berakhir menjadi seorang petugas keamanan di sebuah perusahaan BUMN di usianya yang tak lagi muda.

Tapi menurut pengakuan ayahnya, diterima sebagai satpam BUMN bisa dianggap jauh lebih beruntung. Om Yono; sahabat karib ayahnya harus menghabiskan masa tua menjadi penarik becak.

"Akhirnya packing selesai juga." Usai bertelepon bersama Kak Shinta, Shena kembali mengecek bawaan.

Setelah beres, dia menumpuk bawaannya di dekat pintu dan menyambar secangkir cokelat hangat sebelum berdiri di dekat jendela. Tirai ya sengaja belum ditutup karena dia sedang ingin melihat langit malam. Tirai itu sebenarnya memang jarang ditutup. Terutama kalau Ramon datang ke apartemennya dan bermalam di sana. Mereka akan duduk di sofa sambil berpelukan dan mengobrol ngalor-ngidul.

Malam itu hujan kembali turun seolah kembali ingin merayakan kesedihannya. Memaksa mengingat sosok Ramon si pria baik dan romantis. Ramon yang selalu ada saat dia membutuhkan. Pria yang tahan bercumbu sepanjang malam tanpa harus membuatnya kehilangan keperawanan.

"Ternyata kamu niatnya gitu ...," gumam Shena, menyeruput cokelatnya. Shena kemudian menggigit bibir membiarkan kenangannya bergulir jauh. Mumpung belum berangkat sepertinya dia ingin mengingat apa yang biasa mereka lakukan di ranjang saat di luar hujan. "Aku kangen ... tapi aku tau kamu nggak akan punya banyak usaha untuk aku karena kamu pengecut."

Air mata Shena kembali menetes. Walau memang jahat sekali karena menerima perjodohan dari ibunya begitu saja, Shena harus mengakui kalau Ramon adalah pria normal yang baik. Tidak pernah sekali pun Ramon kehilangan kendali untuk menuntaskan hasrat dan keinginannya sebagai seorang pria meski napas mereka sudah sama kasarnya.

Ramon selalu membuatnya merasa sebagai prioritas utama, dan Ramon seperti selalu membiarkannya menang dalam hal apapun.

Begitulah Ramon yang terasa seperti danau. Selama berpacaran dengan Ramon dia juga tak pernah berharap akan datangnya ombak atau derasnya arus. Karena sejatinya danau yang akan tenang menunggu angin untuk meriakkan permukaannya.

Shena melirik ponselnya di mana sudah tertera 13 panggilan tidak terjawab dari Ramon. Malam itu hanya ada satu orang yang menghubunginya. Pesan Ramon pun masuk bertubi-tubi malam itu.

"Shena .... Kamu lagi apa?"

"Jawab telepon aku, Shen. Aku mau ngomong."

"Kamu kecewa ya?"

"Shen...."

"Kamu lagi dimana?"

"Udah makan?"

"Kamu jadi berangkat?"

"Kapan berangkat?"

"Aku mau ketemu."

"Aku mau ngomong."

Shena tersenyum kecut. Sebenarnya bisa saja sekarang ke studionya saat itu. Dengan membawa bunga atau apa saja seperti yang selalu dilakukan Ramon setiap mereka bertengkar. Ramon pasti tahu kalau untuk mengobrol, Shena pasti akan meladeninya sambil memeluk sebuket bunga. Ramon bukan tidak bisa melakukannya, tapi pria itu tidak mau.

Shena mencampakkan ponsel dan merebahkan dirinya di ranjang. Setelah berpikir beberapa detik, dia memadamkan ponselnya dan bergegas tidur. Shena tidak mau kalau ia sampai khilaf membalas pesan Ramon.

Menangis sebentar tidak apa-apa, pikirnya. Hari ini adalah hari terakhir menangisi Ramon. Besok dia akan berangkat ke Afrika Selatan dan bertemu dengan orang-orang baru dalam perjalanan.

Lelah menangis, akhirnya Shena menyerah. Ia jatuh tertidur dengan wajah basah dan mendekap ponsel yang padam. Esok harinya ia tersentak karena alarm bertubi-tubi yang disetelnya kemarin malam.

"Kenapa masih telat, sih? Kayaknya udah bangun pagi tapi kenapa selalu berangkat buru-buru?" Shena memakai sepatunya dengan tergesa-gesa. "Yayuk ... Yayuk ... gue berangkat! Eh, saya berangkat!"

"Nggak apa-apa ngomong pakai gue juga lebih asyik, Mbak." Yayuk muncul terkekeh-kekeh seraya menyodorkan tas Shena. "Hati-hati di jalan, ya Mbak. Saya bakal dateng setiap hari seperti biasa. Dateng pagi pulang sore. Aman pokoknya. Mbak Shena liburan aja."

Bersambung

Terpopuler

Comments

chanie

chanie

tgl,14 mei 2024 tepat ini aku Uda baca yang ke 7 kali😂

2024-05-14

2

Mytha🕊

Mytha🕊

yuuk shen, aku bantuin buang si mantan di gerobak sampah 😄

2024-03-07

1

bercinta dalam senyap itu bagaimana. ga ada suara sama sekali kah ?? 😅

2024-02-02

2

lihat semua
Episodes
1 1. Secangkir Kopi Stres
2 2. Pengangguran Officially
3 3. Go Baby Go
4 4. Mister Fingers
5 5. One of Destiny?
6 6. Malam Panjang
7 7. Serangan Panik
8 8. Orang Asing
9 9. Luluh Lantak
10 10. First Night
11 11. Makhluk Asing
12 12. Bangsa Pemangsa
13 13. Potongan Lain
14 14. Tepian Sungai
15 15. Puisi Pendek
16 16. Konspirasi Tim Pencari
17 17. Mulai Membunuh
18 18. Hari Keempat
19 19. Terperangkap
20 20. Busur Silang
21 21. Api Unggun Besar
22 22. Para Teman Baru
23 23. Tiga Pemuda
24 24. Poor Me
25 25. Relationship
26 26. A Last Dinner
27 27. Let You Go
28 28. Naja Alshena
29 29. Firza Alamsyah
30 30. Segelas Kopi Rindu
31 31. It's You?
32 32. Persiapan
33 33. The Crew
34 34. Menuju Bukaan Sempurna
35 35. Yes, It's You
36 36. Z-na-ctk-bgt
37 37. Hari Yang Apes
38 38. Tamu Tak Diundang
39 39. Finally Meet You
40 40. Di Teras Temaram
41 41. Dalam Sebuah SUV
42 42. The Surgeon
43 43. Young, Dumb and Broke
44 44. The Warm You
45 45. Dari Shena Tentang Firza.
46 46. Dari Firza Tentang Shena
47 47. Our First Trip
48 48. Janji Di Atas Atap
49 49. Perkenalan Kembali
50 50. Mantan (1)
51 51. Mantan (2)
52 52. Kesan Pertama
53 53. Naik Daun
54 54. Pendatang Baru
55 55. Mulai Ngelunjak
56 56. Tinggalkanku
57 57. Dilema
58 58. My Medicine
59 59. Note Paper
60 60. Get Me Wrong
61 61. Jalan Malam
62 62. Berpapasan
63 63. Let Me Explain Later
64 64. Kemana Kita?
65 65. Bukan Pecundang
66 66. This is The End
67 67. Post it Again
68 68. My Limit
69 69. Kabur
70 70. Tamu Tak Diundang
71 71. Firza Saha?
72 72. Penjelasan
73 73. Drama Kampung
74 74. Can't Let You Go
75 75. Deep Conversation
76 76. Sabtu Malam Ala Subang
77 77. Gara-Gara Dadang
78 78. Restu
79 79. Back to Coffeeshop
80 80. Kejutan Lainnya
81 81. Strong Shena
82 82. Are You Okay?
83 83. Buntu
84 84. SHM
85 85. To My Beloved
86 86. Thankyou Dear
87 87. Melepas Rindu
88 88. Forum di Dalam Forum
89 89. Focus on You
90 90. Prepare
91 91. Makan Besar
92 92. Negeri Asal Rendang
93 93. XL
94 94. Obat Gelisah
95 95. Ketemu Mamak
96 96. Cinta di Ranah Minang
97 97. Demam Panggung
98 98. Akhirnya Sah
99 99. Meriang
100 100. Positif ??
101 101. Mules
102 102. Tahan Dulu
103 103. Our Sunshine
104 104. Alya Anak Ayah
105 105. This is Our Fate
106 PENGUMUMAN
107 EXTRA PART 1
108 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 108 Episodes

1
1. Secangkir Kopi Stres
2
2. Pengangguran Officially
3
3. Go Baby Go
4
4. Mister Fingers
5
5. One of Destiny?
6
6. Malam Panjang
7
7. Serangan Panik
8
8. Orang Asing
9
9. Luluh Lantak
10
10. First Night
11
11. Makhluk Asing
12
12. Bangsa Pemangsa
13
13. Potongan Lain
14
14. Tepian Sungai
15
15. Puisi Pendek
16
16. Konspirasi Tim Pencari
17
17. Mulai Membunuh
18
18. Hari Keempat
19
19. Terperangkap
20
20. Busur Silang
21
21. Api Unggun Besar
22
22. Para Teman Baru
23
23. Tiga Pemuda
24
24. Poor Me
25
25. Relationship
26
26. A Last Dinner
27
27. Let You Go
28
28. Naja Alshena
29
29. Firza Alamsyah
30
30. Segelas Kopi Rindu
31
31. It's You?
32
32. Persiapan
33
33. The Crew
34
34. Menuju Bukaan Sempurna
35
35. Yes, It's You
36
36. Z-na-ctk-bgt
37
37. Hari Yang Apes
38
38. Tamu Tak Diundang
39
39. Finally Meet You
40
40. Di Teras Temaram
41
41. Dalam Sebuah SUV
42
42. The Surgeon
43
43. Young, Dumb and Broke
44
44. The Warm You
45
45. Dari Shena Tentang Firza.
46
46. Dari Firza Tentang Shena
47
47. Our First Trip
48
48. Janji Di Atas Atap
49
49. Perkenalan Kembali
50
50. Mantan (1)
51
51. Mantan (2)
52
52. Kesan Pertama
53
53. Naik Daun
54
54. Pendatang Baru
55
55. Mulai Ngelunjak
56
56. Tinggalkanku
57
57. Dilema
58
58. My Medicine
59
59. Note Paper
60
60. Get Me Wrong
61
61. Jalan Malam
62
62. Berpapasan
63
63. Let Me Explain Later
64
64. Kemana Kita?
65
65. Bukan Pecundang
66
66. This is The End
67
67. Post it Again
68
68. My Limit
69
69. Kabur
70
70. Tamu Tak Diundang
71
71. Firza Saha?
72
72. Penjelasan
73
73. Drama Kampung
74
74. Can't Let You Go
75
75. Deep Conversation
76
76. Sabtu Malam Ala Subang
77
77. Gara-Gara Dadang
78
78. Restu
79
79. Back to Coffeeshop
80
80. Kejutan Lainnya
81
81. Strong Shena
82
82. Are You Okay?
83
83. Buntu
84
84. SHM
85
85. To My Beloved
86
86. Thankyou Dear
87
87. Melepas Rindu
88
88. Forum di Dalam Forum
89
89. Focus on You
90
90. Prepare
91
91. Makan Besar
92
92. Negeri Asal Rendang
93
93. XL
94
94. Obat Gelisah
95
95. Ketemu Mamak
96
96. Cinta di Ranah Minang
97
97. Demam Panggung
98
98. Akhirnya Sah
99
99. Meriang
100
100. Positif ??
101
101. Mules
102
102. Tahan Dulu
103
103. Our Sunshine
104
104. Alya Anak Ayah
105
105. This is Our Fate
106
PENGUMUMAN
107
EXTRA PART 1
108
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!