8. Orang Asing

Shena meraba-raba dahinya yang sekarang terasa perih. "Ini sakit," kata Shena.

"Kamu terbentur," ucap Firza, membuka tas Shena mencari-cari sesuatu yang bisa dipakainya untuk membersihkan luka itu. "Pakai ini aja. Agak perih." Dia mulai membersihkan luka robek di dahi Shena.

Shena meringis. Banyak hal yang disyukurinya hari itu. Pakaiannya tidak membuatnya kesulitan. Berangkat tadi ia memakai celana jeans biru gelap, kaos oblong putih dan kemeja lengan panjang berwarna biru yang dibiarkannya tak terkancing. Andai ia pergi mengenakan rok, suasana saat itu pasti akan berbeda. Dan hal paling utama yamg disyukurinya adalah dia masih bisa melihat langit. Shena menghela napas.

"Maaf kalau aku membersihkannya begini. Tapi sementara ini cukup." Firza mengulas senyum memandang Shena.

"Makasih," ucap Shena, ia berusaha berdiri dengan berpegangan pada Firza. Dia mengamati sekeliling. "Kayaknya cuma kita yang orag Indonesia," bisik Shena.

Ada dua orang yang mungkin penduduk asal Afrika yang kemungkinan besar juga adalah rekan kerja, terlihat mereka terus berbicara dalam bahasa Inggris fasih. Lalu ada pria dan wanita muda berwajah oriental dari Singapura yang akan berbulan madu. Kemudian dua orang gadis Malaysia berusia dua puluhan. Lalu yang berdiri paling ujung ada tiga orang pria muda asal Singapura. Yang terakhir adalah Firza dan Shena, dua orang asing yang baru kenal beberapa jam terakhir.

Dilihat dari kejauhan, badan pesawat seakan terbagi dua. Terkoyak hampir tepat di tengah.

Posisi kami sekarang di sini. Kayaknya Firza cukup jauh gendong aku. Apa dia nggak kesulitan?

Shena meringis menatap Firza yang masih mengamati pesawat. Kondisi pesawat itu kini semakin mengerikan. Tiba-tiba Shena membekap mulutnya. "Fir," pekik Shena dengan suara tertahan. "Bu Sofia masih di dalam, kan? Apa Bu Sofia berhasil dibawa keluar dengan awak kabin?"

Firza ikut tersadar. "Bisa jadi yang selamat bukan kita aja," jawab Firza.

Saat itu mereka berdiri dengan jarak hanya sekitar 50 meter dari pesawat yang porak poranda. Mereka berdiri mematung mungkin dengan berpikiran yang sama. Takut ledakan susulan bakal terjadi, mengingat barang bawaan yang tak sempat dibawa, berpikir siapakah lagi yang berhasil menyelamatkan diri atau berpikir kapan bantuan akan datang menyelamatkan mereka.

"Bu Sofia sendirian. Bu Sofia nggak sempat ketemu cucunya." Shena kembali menangis. Ia terisak pelan. Rencana semua orang berganti dalam sekejab. Ketakutan membawa Shena tanpa sadar menggeser tubuhnya ke dekat Firza. Ia memeluk lengan Firza dan menangis di sana. Dan tak hanya dia. Suara isakan tangis terdengar di sekitar mereka.

Firza hanya diam berdiri mematung. Masih sama terkejutnya.

******

Firza menyadarkan kelompok kecil mereka dengan bertanya dalam bahasa Inggris, "Apakah kalian baik-baik saja?"

Semua orang tampak tersadar dari lamunannya masing-masing dan menjawab dengan isi yang hampir sama, "Sepertinya begitu." atau "Kami baik-baik saja."

"Dari ratusan penumpang kita di sini ada tujuh orang. Bisa jadi ada penumpang selamat di sisi lain pesawat ini." Firza bicara sambil memandang semua orang. Tiga orang pemuda yang berdiri paling jauh dikenalinya saat berada di pesawat.

"Saya yakin kalau sejak tadi saya selalu dalam keadaan sadar. Saya tidak melihat pramugara yang membantu kita keluar. Bisa jadi dia sekarang selamat dan membantu penumpang selamat lainnya." Meski berkata begitu dalam hati Firza masih bertanya-tanya ke mana semua orang tadi.

"Jadi ... apa yang kita lakukan sekarang?" tanya seorang pemuda dari kejauhan.

Firza melirik Shena yang beringsut menjauhi lengannya. Mungkin wanita itu menyadari kalau posisi mereka bahkan lebih mesra dari pasangan bulan madu yang hanya bergandengan tangan. Setelah melihat Shena menyeka air matanya dengan ujung syal, Firza mengatakan, "Kita tetap dalam satu kelompok. Jangan berpencar."

Jujur saja saat itu Firza lega. Dia tidak mau terlibat perasaan apa pun bersama Shena. Mereka sedang sama-sama butuh pertolongan. Dia benar-benar tidak mau terbawa perasaan.

Shena yang dari luar terlihat kuat ternyata wanita yang berani tapi cengeng.

"Kita jangan berpisah," kata Firza dengan sepasang mata tertuju pada Shena. Mereka berdua berpandangan. Ia memastikan Shena mengerti maksudnya. Dan seperti apa yang diinginkannya, Shena mengangguk samar tapi seraya membuang pandangannya. Entah kenapa ia sedikit kecewa.

"Kita harus tunjuk satu orang sebagai pemimpin. Bagaimana kalau kamu saja?" tanya pemuda lainnya pada Shena.

"Tidak harus ada pemimpin sebenarnya," ucap Firza pelan.

Ada perasaan tidak enak menyergapnya. Di saat tidak tepat ia kepikiran Risa.

Firza melihat jam pintar di pergelangan tangannya. Sudah satu jam berlalu sejak ledakan yang terakhir. "Sisa 40 persen," ucap Firza saat melihat sisa daya jamnya.

Firza lalu mengeluarkan ponselnya dari saku dan mulai memadamkan mode terbang. Sesuai dugaannya, tidak ada perbedaan antara mode terbang dan mode normal di tengah hutan ini.

Tampaknya jam analog di pergelangan tangan Shena bisa diandalkan kalau-kalau jam pintarnya padam. Ketika Firza mengecek ponselnya, beberapa orang dari kelompok mereka pun terlihat melakukan hal yang sama. Saat mengetahui hasilnya, mereka saling bertukar pandang dan mengangkat bahu.

Salah seorang pria yang tampak sebagai penduduk asli Afrika mengeluarkan suara, "Menurutku beberapa dari kita perlu melihat ke bangkai pesawat. Mungkin saja kita menemukan sesuatu."

Pria itu bicara sambil melihat berkeliling dan pandangannya berhenti di Firza.

Firza mengangguk, "Saya setuju kalau beberapa perwakilan dari kita perlu kembali melihat bangkai pesawat untuk menemukan sesuatu. Siapa tahu ada alat komunikasi, makanan atau obat-obatan. Atau selimut. Kita harus menghalau dingin dan serangga."

Setelah berunding beberapa saat, ketiga pemuda asal Singapura memutuskan berangkat semua, lalu ditambah dengan Firza, dan Mike si empunya usul."

"Tidak masalah kalau tidak bisa ikut. Aku akan membagi kepada kalian apa yang aku dapatkan." Firza mengangguk pada suami dari pasangan bulan madu. Firza melihat kaki pria itu terluka dan istri pria itu menunjuk kali suaminya pada Firza.

Sebelum pergi, Firza membawa tubuh Shena untuk duduk dan bersandar di sebuah pohon.

"Pohon ini mudah-mudahan aman. Aku udah cek di tanaman sekitar. Setidaknya nggak ada ular," kata Firza mencoba bercanda di wajah Shena yang sedikit kacau.

"Kamu serius mau ninggalin aku sendiri di sini? Aku nggak kenal yang lain, Fir," bisik Shena.

"Aku juga sebenarnya enggak mau ninggalin kamu di sini. Tapi kaki kiri kamu terluka. Ada luka dan keseleo."

"Ini keseleo?" tanya Shena.

"Sudah aku raba. Itu keseleo bukan patah. Aku perlu ke bangkai pesawat buat cari kotak P3K, siapa tau ada. Meski agak mustahil karena isi pesawat udah berhamburan dan hangus. Tapi aku rasa nggak ada salahnya buat liat ke sana."

"Kayaknya aku memang nggak bisa melarang kamu," ucap Shena dengan nada lesu.

"Aku memang harus pergi, Shena. Inget, di antara orang-orang di sini, cuma kita yang berangkat sendirian. Mereka punya teman seperjalanan yang bisa dipercaya. Dalam keadaan darurat dan situasi yang berbahaya, sifat asli manusia akan keluar. Kita harus waspada dan saling percaya. Kamu harus waspada. Kalo ada yang nanya, bilang aja kamu tunangan aku. Biar ga ada yang macem-macem." Firza memberi wejangan dengan berbisik dan melihat ke kanan-kiri.

Shena mengangguk. "Oke, tunanganku?" ucap Shena meringis. Seolah tenaganya sudah terkuras karena kaki kirinya mulai berdenyut sakit. Keringat dingin membasahi dahinya, bibirnya hampir tak berwarna.

"Kamu memang perlu obat," kata Firza, menyingkirkan rambut Shena dari dahi dan merabanya. "Aku nggak mau kamu sampai demam." Firza lalu bangkit.

Shena menarik ujung kemeja Firza. Pria itu menunduk dan memandangnya. "Jangan lama-lama," ucap Shena dengan parau.

Firza tersenyum dan mengangguk. Shena melihat punggung Firza perlahan menghilang di balik pepohonan bersama keempat pria lainnya. Sementara yang tertinggal semuanya sudah duduk mencari tempat beristirahat paling nyaman.

Para penumpang yang selamat belum banyak berbicara satu sama lain, semua sibuk dengan aktifitas memeriksa keadaan diri sendiri dan teman seperjalanannya.

Mereka semua sama syoknya. Mereka belum siap bercerita atau pun bertanya tentang hal yang baru saja menimpa mereka.

Dalam hati Shena berharap kalau Firza bisa menemukan sesuatu yang bisa dimakan. Selain kepala dan kakinya yang berdenyut, lambungnya juga sudah mulai teriak minta diisi. Shena juga berharap hilangnya pesawat mereka dari radar cepat dideteksi dan dicari keberadaannya, hingga mereka tak perlu berada lama di hutan untuk bertahan hidup.

Pikirannya melayang ke percakapannya barusan bersama Firza. Senyum hangat pria itu berhasil menenangkan hatinya yang sedang tak karuan.

"Aku benar-benar nggak kenal dia. Firza benar-benar stranger from nowhere. Orang asing yang entah dari mana," Shena bicara dalam bisikan.

Memang sulit dipercaya. Dia tidak mengetahui apa pun soal Firza. Andai Firza seorang anggota gangster pun ia pasti tidak tahu.

Siapa nama lengkapnya?

Apa pekerjaannya?

Apa dia punya pacar? Atau istri?

"Nanti aku harus tanya Firza," ucap Shena kemudian.

Shena biasanya memang selalu blakblakan. Dia juga bukan orang yang bisa disebut penyabar. Tapi sikap bukan penyabar itu tidak berlaku untuk situasinya saat putus dari Ramon. Ia sabar tidak membuka pesan-pesan pria itu. Dia takut mendengar andai ada kenyataan lain yang tidak ingin didengarnya.

Laki-laki yang udah lama sama-sama denganku aja nggak bisa dijadikan tempat bergantung. Nggak bisa dipercaya dan nggak ngebela aku. Jadi ... sepertinya aku juga harus hati-hati dengan Firza. Dia cuma orang asing.

Shena kembali meraba dahinya yang sepertinya membengkak. Dia lalu melemparkan tatapan ke tempat di mana Firza menghilang tadi. Shena mau Firza cepat kembali.

Maaf, Fir.

Untuk saat ini aku nggak akan peduli dengan siapa kamu nanti setelah kita selamat dari sini.

Saat ini aku harus memikirkan diriku sendiri. Aku nggak mau jadi orang baik terus.

To be continued

Terpopuler

Comments

Herlina Lina

Herlina Lina

ada benerny wejangan firza

2024-07-06

1

lily

lily

syok berat

2024-06-15

0

ShuChade🌈

ShuChade🌈

Like..

2024-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Secangkir Kopi Stres
2 2. Pengangguran Officially
3 3. Berangkat ...!
4 4. Mister Fingers
5 5. One of Destiny?
6 6. Malam Panjang
7 7. Serangan Panik
8 8. Orang Asing
9 9. Luluh Lantak
10 10. First Night
11 11. Makhluk Asing
12 12. Bangsa Pemangsa
13 13. Potongan Lain
14 14. Tepian Sungai
15 15. Puisi Pendek
16 16. Konspirasi Tim Pencari
17 17. Mulai Membunuh
18 18. Hari Keempat
19 19. Terperangkap
20 20. Busur Silang
21 21. Api Unggun Besar
22 22. Para Teman Baru
23 23. Tiga Pemuda
24 24. Poor Me
25 25. Relationship
26 26. A Last Dinner
27 27. Let You Go
28 28. Naja Alshena
29 29. Firza Alamsyah
30 30. Segelas Kopi Rindu
31 31. It's You?
32 32. Persiapan
33 33. The Crew
34 34. Menuju Bukaan Sempurna
35 35. Yes, It's You
36 36. Z-na-ctk-bgt
37 37. Hari Yang Apes
38 38. Tamu Tak Diundang
39 39. Finally Meet You
40 40. Di Teras Temaram
41 41. Dalam Sebuah SUV
42 42. The Surgeon
43 43. Young, Dumb and Broke
44 44. The Warm You
45 45. Dari Shena Tentang Firza.
46 46. Dari Firza Tentang Shena
47 47. Our First Trip
48 48. Janji Di Atas Atap
49 49. Perkenalan Kembali
50 50. Mantan (1)
51 51. Mantan (2)
52 52. Kesan Pertama
53 53. Naik Daun
54 54. Pendatang Baru
55 55. Mulai Ngelunjak
56 56. Tinggalkanku
57 57. Dilema
58 58. My Medicine
59 59. Note Paper
60 60. Get Me Wrong
61 61. Jalan Malam
62 62. Berpapasan
63 63. Let Me Explain Later
64 64. Kemana Kita?
65 65. Bukan Pecundang
66 66. This is The End
67 67. Post it Again
68 68. My Limit
69 69. Kabur
70 70. Tamu Tak Diundang
71 71. Firza Saha?
72 72. Penjelasan
73 73. Drama Kampung
74 74. Can't Let You Go
75 75. Deep Conversation
76 76. Sabtu Malam Ala Subang
77 77. Gara-Gara Dadang
78 78. Restu
79 79. Back to Coffeeshop
80 80. Kejutan Lainnya
81 81. Strong Shena
82 82. Are You Okay?
83 83. Buntu
84 84. SHM
85 85. To My Beloved
86 86. Thankyou Dear
87 87. Melepas Rindu
88 88. Forum di Dalam Forum
89 89. Focus on You
90 90. Prepare
91 91. Makan Besar
92 92. Negeri Asal Rendang
93 93. XL
94 94. Obat Gelisah
95 95. Ketemu Mamak
96 96. Cinta di Ranah Minang
97 97. Demam Panggung
98 98. Akhirnya Sah
99 99. Meriang
100 100. Positif ??
101 101. Mules
102 102. Tahan Dulu
103 103. Our Sunshine
104 104. Alya Anak Ayah
105 105. This is Our Fate
106 PENGUMUMAN
107 EXTRA PART 1
108 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 108 Episodes

1
1. Secangkir Kopi Stres
2
2. Pengangguran Officially
3
3. Berangkat ...!
4
4. Mister Fingers
5
5. One of Destiny?
6
6. Malam Panjang
7
7. Serangan Panik
8
8. Orang Asing
9
9. Luluh Lantak
10
10. First Night
11
11. Makhluk Asing
12
12. Bangsa Pemangsa
13
13. Potongan Lain
14
14. Tepian Sungai
15
15. Puisi Pendek
16
16. Konspirasi Tim Pencari
17
17. Mulai Membunuh
18
18. Hari Keempat
19
19. Terperangkap
20
20. Busur Silang
21
21. Api Unggun Besar
22
22. Para Teman Baru
23
23. Tiga Pemuda
24
24. Poor Me
25
25. Relationship
26
26. A Last Dinner
27
27. Let You Go
28
28. Naja Alshena
29
29. Firza Alamsyah
30
30. Segelas Kopi Rindu
31
31. It's You?
32
32. Persiapan
33
33. The Crew
34
34. Menuju Bukaan Sempurna
35
35. Yes, It's You
36
36. Z-na-ctk-bgt
37
37. Hari Yang Apes
38
38. Tamu Tak Diundang
39
39. Finally Meet You
40
40. Di Teras Temaram
41
41. Dalam Sebuah SUV
42
42. The Surgeon
43
43. Young, Dumb and Broke
44
44. The Warm You
45
45. Dari Shena Tentang Firza.
46
46. Dari Firza Tentang Shena
47
47. Our First Trip
48
48. Janji Di Atas Atap
49
49. Perkenalan Kembali
50
50. Mantan (1)
51
51. Mantan (2)
52
52. Kesan Pertama
53
53. Naik Daun
54
54. Pendatang Baru
55
55. Mulai Ngelunjak
56
56. Tinggalkanku
57
57. Dilema
58
58. My Medicine
59
59. Note Paper
60
60. Get Me Wrong
61
61. Jalan Malam
62
62. Berpapasan
63
63. Let Me Explain Later
64
64. Kemana Kita?
65
65. Bukan Pecundang
66
66. This is The End
67
67. Post it Again
68
68. My Limit
69
69. Kabur
70
70. Tamu Tak Diundang
71
71. Firza Saha?
72
72. Penjelasan
73
73. Drama Kampung
74
74. Can't Let You Go
75
75. Deep Conversation
76
76. Sabtu Malam Ala Subang
77
77. Gara-Gara Dadang
78
78. Restu
79
79. Back to Coffeeshop
80
80. Kejutan Lainnya
81
81. Strong Shena
82
82. Are You Okay?
83
83. Buntu
84
84. SHM
85
85. To My Beloved
86
86. Thankyou Dear
87
87. Melepas Rindu
88
88. Forum di Dalam Forum
89
89. Focus on You
90
90. Prepare
91
91. Makan Besar
92
92. Negeri Asal Rendang
93
93. XL
94
94. Obat Gelisah
95
95. Ketemu Mamak
96
96. Cinta di Ranah Minang
97
97. Demam Panggung
98
98. Akhirnya Sah
99
99. Meriang
100
100. Positif ??
101
101. Mules
102
102. Tahan Dulu
103
103. Our Sunshine
104
104. Alya Anak Ayah
105
105. This is Our Fate
106
PENGUMUMAN
107
EXTRA PART 1
108
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!