Episode 4

Handphone Sandra berdering, membuatnya mau tak mau bangun, dia melihat ke arah handphonenya yang tepat ada  di samping kepalanya, itu memang sudah jadi kebiasaannya, walaupun sebenarnya hal itu sangat tidak baik, dia tahu, tapi tetap saja di lakukannya, alasan untuk berdamai dengan itu adalah, dia tidak ingin repot mencari handphonenya jika ada panggilan darurat. Nama Joshua terpampang di sana, Sandra tidak ingin mengangkat handphonenya buru-buru, dia duduk dulu baru mengangkatnya.

"Halo? "kata Sandra dengan suara yang masih baru bangun tidur, terdengar jelas bagi Joshua yang ada di sebrang sana.

"Baru bangun tidur lu? "kata Joshua geleng-geleng kepala.

"Ya, gua ngantuk banget, tadi pagi ada pasien exit, jadinya badan gua pegel semua,"kata Sandra mencari alasan, kembali merebahkan badannya karena memang dia masih mengantuk dan badannya memang tidak enak, memang benar, mau tidur sebanyak apapun siang hari, tidak akan bisa mengantikan tidur malam hari, yang ada badannya makin lemas dan tidak enak, untungnya hari ini dia bebas tugas.

"Ya ampun Sandra, pantes lah, umur lu aja yang tua, gimana lu mau nikah, kalau masih tidur kayak kebo gitu,"kata Joshua.

"Apaan sih lu, ganggu orang tidur, malah ceramahin orang, emang lu mau rubah haluan jadi penceramah,"kata Sandra menggerutu, sambil menutup matanya yang silau karena jendelanya dia buka sedikit.

"San, dokter Anton meninggal,"kata Joshua tiba-tiba serius

"Ha? Yang bener lu, jangan ngaco lu, kemarin gua baru ketemu dia pas gua pulang,"kata Sandra kaget, saking kagetnya dia, dia sampai terduduk, sekarang ngantuknya hilang, menguap entah kemana.

"Beneran, ini siang gua jemput lu yah, kita ngelayat ke rumahnya, lu kosong kan? "kata Joshua dengan nada sedih.

"Iya, ini gua siap-siap, lu cepatan kemari ya," kata Sandra segera turun dari ranjang kamarnya, mengambil handuknya, langsung masuk ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan dirinya. Setelah keluar dari kamar mandi, dia berdiri di depan lemarinya, bajunya tak banyak, dia sudah lupa kapan terakhir kali dia membeli baju, bukan karena tidak suka belanja, dia hanya sudah lama tidak memikirkan dirinya sendiri, tidak memikirkan bagaimana penampilannya, bahkan banyak hal yang dia suka dulu, tidak lagi di kerjakannya, benar-benar penyakit patah hati itu bisa begitu parah hingga membuat orang lupa segalanya.

Dia lalu mengambil kemeja hitamnya dan memakai celana jeans hitam satu-satunya, tak lama setelah itu suara mobil Joshua memasuki perkarangan rumahnya, dengan cepat dia menyambar tasnya yang cukup besar itu, lalu bergegas keluar, tidak ingin membuang waktu, mungkin memang sudah menjadi mindsetnya, segalanya harus secepatnya.

Dia lalu segera masuk ke dalam mobil, melihat Joshua yang masih terlihat segar, pria ini sebanarnya cukup lumayan, bukan cukup, dia termasuk tampan, wajahnya manis dengan kulit tidak terlalu putih, namun bersih, bergaya selalu rapi dengan kemeja dan celana cappernya.

"Ayo, cepeten,"kata Sandra yang melihat Joshua hanya memperhatikannya.

" Keluarin dulu tuh barang-barang dari tas doraemon lu,"kata Joshua sewot, melihat temannya yang tidak berubah sama sekali,

"Hehe, lu ngerti gua banget, bener deh kalau gua ntar dipaksa nikah, gua ngelamar lu aja ya, lu kan udah tau gua luar dalam,"kata Sandra dengan senyum ‘cengengesannya’.

"Ogah gua, gini-gini gua masih milih-milih cewek juga, lagian gua agak curiga sebenrnya lu tuh bukan cewek deh,"kata Joshua mulai menjalankan mobilnya, namun tetap menggerutu

"Enak aja lu, gua cewek tulen tau,"kata Sandra sambil mengeluarkan barang-barangnya, ada stetoskop, beberapa buku saku dan beberapa hal yang bahkan dia lupa ada di dalam tasnya, setelah barang itu semua keluar, dia meletakkanya di tempat duduk belakang mobil Joshua.

"Mana ada cewek tulen yang kayak lu,"kata Joshua lagi.

Sandra tidak membalas Joshua, dia hanya melirik sahabatnya dengan sinis, Joshua melihat itu sudah biasa, dia hanya tersenyum manis. Sandra menghidupkan radio di mobil Joshua, lalu menyetel tempat duduknya agar sedikit berbaring, bagaimana pun dia masih sangat lelah karena semalam, dulu kata bibinya, badan kita jika dekat dengan orang yang sudah meninggal akan terasa lebih kehabisan tenaga, walaupun tidak melakukan apapun, dulu Sandra merasa bibinya yang tidak terlalu punya pendidikan tinggi itu hanya mengada-ada, namun sekarang Sandra rasa hal itu memang benar, dia bisa merasakan perbedaannya, jika saat dia jaga dan ada pasiennya yang meninggal, saat dia pulang dia akan merasa lelah yang amat sangat namun jika tidak, lelahnya itu tidak separah itu.

"Yah, si Tuan Putri, jangan tidur lu, emang gua supir? "kata Joshua melemparkan kotak tisu pada Sandra.

"Gua Cuma rebahan, bukan tidur,gua temenin lu dah sepanjang jalan, gua nyanyi yah,"kata Sandra

"Ok, lu tidur aja kalau gitu, dari pada telinga gua langsung OMSK (Otitis media supuratif kronis, salah satu infeksi telinga) lu buat," kata Joshua lagi

"Haha, secempreng itu yah suara gua,"kata Sandra tertawa.

"Iya, cempreng banget,"kata Joshua.

Namun bagaimana pun, Sandra tetap bernyanyi mengikuti lagu yang sedang di putar di radio mobil Joshua, Joshua sesekali bertingkah menutup atau menggaruk telinganya, tapi Sandra tak peduli, suaranya malah makin keras, perjalanan untuk ke rumah duka cukup lama, 1,5 jam kemudian mereka baru sampai, Joshua langsung memarkirkan mobilnya, di rumah duka itu sudah penuh dengan para pelayat, beberapa dari orang-orang itu Sandra dan Joshua kenal, ada senior ada pula junior.

Sandra keluar, wajahnya tampak langsung sedih melihat foto dokter Anton yang tersenyum, dokter Anton adalah salah satu teman sejawatnya, seorang guru, dan juga seorang abang untuknya, dari dokter Anton dia banyak belajar kehidupan, bukan hanya kehidupan sebagai dokter, namun kehidupan sebagai manusia. Dokter Anton sangat ramah, sangat baik dan seorang yang begitu dermawan, jika ada penghargaan dokter teladan, maka Sandra yakin dokter Anton adalah salah satu yang akan mendapatkan penghargaan itu.

Dia benar-benar mencintai pekerjaanya, menganggap pekerjaannya adalah pekerjaan yang mulia, bekerja keras hanya untuk kesembuhan pasiennya, sejak muda dia meletakkan kepentingan pasien di atas segalanya, dia selalu mengatakan sekali kita memilih menjadi seorang dokter, artinya adalah mengabdikan seluruhnya, melayani dengan hati, tanpa mengeluh sedikitpun, dan dokter Anton memang melakukannya.

Dia bahkan membuka praktek untuk para kaum tak mampu, tanpa canggung masuk ke pemukiman yang kumuh hanya untuk mengobati 'Langganan'nya, begitu dokter Anton menyebut mereka, kebanyakan dia hanya di bayar dengan pisang atau singkong dan dia selalu bangga memamerkan hasil pendapatannya, akan terasa sangat manis jika hasil kerjanya dengan ikhlas, katanya, namun kebanyakan dia hanya dibayar dengan kata terima kasih dan doa.

Beberapa tahun yang lalu, Dokter Anton tersungkur jatuh saat dia sedang bertugas, semua orang kaget, semua orang mengira dia kelelahan karena memang hari itu dia melayani pasien secara long shift, saat di periksa, dia terdiagnosa terkena Hepatitis B, salah satu penyakit yang di tularkan oleh darah ataupun hubungan seksual, semua orang yang mengetahui kaget, namun Dokter Anton hanya tersenyum, para teman sejawatnya bertanya dari mana dia mendapatkan penyakit itu, Dokter Anton hanya mengatakan mungkin penyakit ini di dapatkannya saat menolong persalinan saat dulu dia bertugas di puskesmas pedalaman yang tidak mempunyai akses keselamatan yang baik. Semua orang simpati, namun dokter Anton menganggap itu adalah resikonya sebagai dokter, satu-satunya yang membuatnya sedih dan cemas adalah besar kemungkinan dia menyebarkan penyakit itu pada  istri dan anaknya, sejak saat itu istri dan anaknya mendapatkan perawatan untuk terus di pantau penyakitnya, sayangnya penyakit itu pula yang merenggut nyawannya sekarang.

Dia cukup telat menikah, bahkan di usianya yang 58 tahun, anaknya tunggalnya baru saja masuk ke falkutas kedokteran semester 1, itu pun sempat terdengar kabar bahwa Laras, anaknya itu bukan lah anak kandungnya.

Sandra berjalan ke dalam rumah duka, Laras berhambur begitu melihat dirinya, Laras dan dirinya memang cukup dekat.

"Kak, ayah sudah enggak ada,"kata Laras dengan tangis tersedu, matanya bengkak, memeluk Sandra dengan isak tangisnya, membuat air mata sandra langsung turun tanpa bisa di tahannya, Sandra memeluk kembali tubuh mungil Laras.

"Yang tabah ya dik,"kata Sandra berbisik, namun Laras seolah tidak mendengarnya, terus saja menangis meraung, menumpahkan kesedihannya, Laras memang sangat dekat dengan ayahnya. Sandra ingat saat terakhir kali mereka bertemu, Dokter Anton mengatakan.

"San, Jika abangmu ini sudah tidak ada, tolong kasih tau adikmu ini, ajarkan sama dia, gimana ayahnya dulu bekerja, bagaimana ayahnya dulu terus berjuang untuk bisa jadi dokter, bukan sepertinya yang ujian aja langsung masuk, ajarkan dia jadi manusia, jangan mengikuti zaman, dokter itu hidupnya harus susah, bukan nyari uang,"

Air mata Sandra tak terbendung mengingat itu, tak di sangka, kata-kata yang di anggapnya hanya angin lalu itu merupakan pesan terakhirnya.

Hujan deras menghantarkan jenazah dokter Anton ke peristirahatannya terakhir, bahkan lebatnya hujan tak mengurangi niat para pelayat untuk mengantarkan jenazahnya, dari orang-orang berkemeja formal, hingga orang-orang tua yang dengan rela berdiri di guyur hujan.

Dari dokter senior dengan jajaran gelar di belakang namanya, hingga anak-anak koas yang menangis tersedu, salah satu guru terbaik mereka telah tiada.

Memang, kita sebagai manusia sangat rapuh, Sandra teringat lagi kata-kata dokter Anton.

"Apa lah yang di banggakan? gelar? harta? kekayaan?, kita hanya seonggok daging, di topang tulang, yang bertahan dengan oksigen dan denyutan jantung, tanpa itu, kita bukan apa-apa"

Sandra menatap kembali kerumunan pelayat yang berjejal, ingin memberikan penghormatan terakhirnya, banyak yang menangis bagaikan yang meninggal ini adalah kerabat mereka sendiri, tersedu-sedu.

Di sini lah terlihat, sebaik apa kualitas kita sebagai manusia, di saat ini lah sebenarnya pencapaian terbesarmu sebagai manusia dapat terlihat, bukan tepuk tangan riuh saat kau mendapatkan gelar atau pun penghargaan, tapi seberapa banyak orang yang kehilanganmu pada saat terakhirmu.

Selamat tinggal dokter yang penuh dengan kerendahan hati, surga menyambutmu dengan senyuman, dan bumi menangis kehilangan salah satu malaikat terbaiknya.

Terima kasih atas pelajarannya, kami akan lanjutkan perjuanganmu di sini, tegurlah kami jika kami lupa akan sumpah kami... Sekali lagi, Selamat tinggal guru...

Terpopuler

Comments

Mimilngemil

Mimilngemil

😂😂😂😅

2024-01-24

0

Agnes Orindo

Agnes Orindo

keren kK

2023-06-09

0

Kristina Situmeang

Kristina Situmeang

nyesek. aku nangis bacanya. keren bgt thor

2022-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14 -
16 Episode 16 -
17 Episode 17
18 episode 17
19 episode 18
20 episode 19.
21 Episode 20.
22 Episode 21.
23 Episode 22.
24 Episode 23.
25 Episode 24.
26 Episode 25.
27 Episode 26.
28 Episode 27.
29 Episode 28.
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31.
33 Episode 32
34 Episode 33
35 episode 34.
36 episode 35.
37 episode 36.
38 episode 37.
39 Episode 38
40 Episode 39.
41 Episode 40.
42 Episode 41
43 Episode 42.
44 Episode 43.
45 episode 44.
46 Episode 45.
47 Episode 46.
48 Episode 47.
49 Episode 48.
50 Episode 49.
51 Epidose 50
52 Episode 51.
53 Episode 52.
54 Episode 53.
55 Episode 54.
56 Episode 55.
57 56
58 57.
59 58.
60 59.
61 60
62 61
63 62
64 63
65 64
66 65.
67 66.
68 67
69 68.
70 69.
71 70
72 71
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83.
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88.
90 89.
91 90
92 91.
93 92
94 93.
95 94.
96 95.
97 96.
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 109
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123.
125 124.
126 125
127 126.
128 127.
129 128
130 129.
131 130.
132 131.
133 132.
134 133.
135 134.
136 135.
137 136.
138 137
139 138.
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144 - Malam pertama.
146 145- malam pertama 2
147 146- malam pertama 3
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170 - skip kalo puasa.
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Prolog
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14 -
16
Episode 16 -
17
Episode 17
18
episode 17
19
episode 18
20
episode 19.
21
Episode 20.
22
Episode 21.
23
Episode 22.
24
Episode 23.
25
Episode 24.
26
Episode 25.
27
Episode 26.
28
Episode 27.
29
Episode 28.
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31.
33
Episode 32
34
Episode 33
35
episode 34.
36
episode 35.
37
episode 36.
38
episode 37.
39
Episode 38
40
Episode 39.
41
Episode 40.
42
Episode 41
43
Episode 42.
44
Episode 43.
45
episode 44.
46
Episode 45.
47
Episode 46.
48
Episode 47.
49
Episode 48.
50
Episode 49.
51
Epidose 50
52
Episode 51.
53
Episode 52.
54
Episode 53.
55
Episode 54.
56
Episode 55.
57
56
58
57.
59
58.
60
59.
61
60
62
61
63
62
64
63
65
64
66
65.
67
66.
68
67
69
68.
70
69.
71
70
72
71
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83.
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88.
90
89.
91
90
92
91.
93
92
94
93.
95
94.
96
95.
97
96.
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
109
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123.
125
124.
126
125
127
126.
128
127.
129
128
130
129.
131
130.
132
131.
133
132.
134
133.
135
134.
136
135.
137
136.
138
137
139
138.
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144 - Malam pertama.
146
145- malam pertama 2
147
146- malam pertama 3
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170 - skip kalo puasa.
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!