Episode 12

Sandra melirik pria di sampingnya itu, dari tadi wanginya menusuk hidungnya, pria ini bahkan lebih wangi dari dirinya sendiri, herannya dia suka dengan wangi itu.

"Usia lu sekarang berapa?" tanya Sandra tanpa malu-malu.

"24 tahun," kata Devan dengan suara beratnya.

"Oh, lu bahkan lebih muda dari adik gua yang paling kecil," kata Sandra lagi, sebenarnya menegaskan jika ada maksud lain dari pria ini, tak apalah kalau dia dibilang kege-eran, namun dia tak mau memberikan harapan apa pun.

"Oh, emang umur lu sekarang berapa?" tanya Devan lembut, bisa membayangkan suara berat namun lembut itu terdengar?

"Tahun ini gua 33 tahun, kalau lu punya kakak, mungkin gua lebih tua dari kakak lu," kata Sandra lagi meminum jus jeruk yang dia pesan, karena jika makan daging, tak boleh meminum es teh manis, akan mengurangi penyerapan dari zat besinya, apalagi untuk orang yang anemia.

"Gua anak tunggal," kata Devan lagi.

"Wah gitu yah, jangan-jangan nyokap lu Ama gua ga beda jauh umurnya," kata Sandra sedikit terkekeh, membuat Devan mengerutkan dahinya, tak mengerti selera humor Sandra.

"Jadi lu mau gua manggil Lu kak Sandra atau Bu Sandra gitu?" tanya Devan.

Sandra melirik ke arah Devan yang sepertinya tak mengerti maksudnya mengatakan hal itu

"Bukan gitu juga, lu bebas mau manggil gua apa, Sandra juga Oke, tapi, intinya gini deh, ehm, beda umur kita itu sekitar 9 tahunan ya, jadi gue udah kelas 3 atau 4 SD, lu baru lahir, nah ketauan kan tuanya gua," kata Sandra lagi semakin membuat Devan berkerut.

"Jika berteman, bukannya kita tak perlu memikirkan umur atau status?" tanya Devan lagi, terlihat sekali status sosialnya yang tinggi.

Sandra kembali melirik pria itu, tak tahu pria ini memang tak mengerti atau malah keras kepala.

"Ya, kalau berteman sih oke-oke aja," kata Sandra lagi cuek, selalu saja menegaskan hubungan seperti ini, karena itu banyak pria yang merasa ilfeel padanya, menganggapnya terlalu ke Ge-eran, dan bagi Sandra itu malah baik untuknya, jadi dia tak repot mematahkan hati pria-pria yang pernah mencoba mendekatinya.

"Apakah tak boleh jika berharap lebih?" tanya Devan to the point membuat Sandra yang mendengarnya sedikit tersedak karena dia sedang meminum kembali jus jeruknya, Devan dengan sigap mengambilkan tisu untuknya, "Minumnya pelan-pelan saja," kata Devan hendak mengelap bibir merona milik Sandra hasil pinjaman lipstick Larra.

Sandra yang sadar hal itu langsung menyambar tisu itu, membersihkan semua air yang keluar dari bibirnya, di mananya sih tadi dia mengatakannya dengan tidak jelas? perbedaan umur mereka itu 9 tahun, masa dia mau pacaran dengan Sandra?

"Eh, Btw, kenapa lu kemarin bunuh diri?" tanya Sandra niatnya hanya ingin mengubah haluan pembicaraan.

"Dari mana lu tau gue mau bunuh diri?" tanya Devan mengernyitkan dahinya, Sandra menggigit lidahnya, ******, dia salah bicara lagi.

"Oh, ya, asumsi saja, anak umur 24 tahun yang biasa naik mobil, pasti tahu kalau tidur di dalam mobil dengan AC yang hidup bisa berakibat fatal, jadi gua berasumsi begitu, maaf jika salah," kata Sandra lagi.

Devan hanya diam, meminum minuman entah apa yang dia pesan itu, Sandra tak tahu, dia lalu tampak sedikit enggan mengatakannya, Sandra jadi salah tingkah lagi.

"Udah, kalau ga mau dibicarain sih enggak apa-apa, cuma gua mau bilang aja, di rumah sakit gua banyak yang berharap bisa hidup 1 hari saja lebih lama, jadi lu yang masih muda jangan nyia-nyiain waktu lu, apalagi kalau alasannya cuma sepele, contohnya patah hati gitu," kata Sandra memutar bola matanya.

Gampang dia mengatakan hal itu, padahal dulu saat dia patah hati, dia sudah hampir menyayat pergelangan tangannya, jika tak ingat ibu dan adik-adiknya, dia sudah pasti melakukannya, dan dampak patah hati itu, dia rasakan sampai sekarang, ini seperti orang buta yang bercerita indahnya matahari pada orang yang juga buta.

"Dari mana lu tahu gua patah hati?" tanya Devan lagi, kali ini lirikannya tajam, membuat Sandra terdiam melihat mata itu, wajah Devan serius, sial, sepertinya Sandra terlalu banyak bicara, Sandra kembali menggigit lidahnya, lidah ini memang biang keroknya.

"Hanya asumsi, ya udah ga usah di bahas," kata Sandra dengan cengiran kuda.

Devan yang tadinya berwajah serius sedikit menaikkan sudut bibirnya, kembali mengambil minumannya dan meminumnya sedikit, sangat sedikit sehingga seperti hanya menyentuh bibirnya yang terkesan seksi.

Sandra mencoba keluar dari obrolan canggung ini.

"Gua emang patah hati," kata Devan membuka suara lagi, membuat Sandra yang sebenarnya ingin keluar dari cerita ini, menjadi merasa salah langkah, dia tak suka bicara tentang patah hati.

"Oh, selamat, lu udah melewati satu fase yang harus lu lewati dalam hidup lu, btw, cowok bisa patah hati juga?" tanya Sandra, lagi-lagi lidahnya lancar mengeluarkan kata-kata itu.

"Memangnya ada tertulis bahwa patah hati hanya untuk wanita?" senyum Devan merasa lucu dengan pertanyaan Sandra.

"Enggak ada sih, hahaha," tawa garing Sandra terdengar, memancing tawa Devan karena kegaringan itu.

"Kenapa lu pernah patah hati?" korek Devan.

Sandra terdiam dari tawa garingnya, tak ingin membagikannya pada siapa pun, hanya dia dan Joshua yang tahu.

"Udah deh, patah hati ga usah di ungkit-ungkit lagi, lu masih muda, masih banyak ABG mau Ama lu, nih di Larra juga kayaknya naksir deh Ama lu, dia itu cantik, belum punya pacar, trus keluarganya juga keluarga terpandang, cocok noh Ama lu," ujar Sandra, hobinya memang Mak comblangin orang.

"Kalau Dokter Sandra bagaimana?" kata Devan membuat Sandra terdiam, melihat wajah diam Sandra, Devan tertawa kecil, berhasil membuat wanita itu kikuk ternyata.

"Udah gua jadi kakak lu aja, kalian berdua jadian, gua kakak kalian berdua," ujar Sandra lagi tak mau kalah.

"Wong gua carinya istri kok, bukan kakak," kata Devan cukup keras kepala, kali ini Sandra kesal sendiri, padahal dia sudah bersikap se-annoying mungkin, tapi pria ini selalu berhasil membalikkan semuanya.

"Eh, ga bisa, gua itu pacarnya Joshua?" kata Sandra lagi mengaskan.

"Yakin, berarti lu jadi selingkuhan dia kalau gak dia nyelingkuhin lu, gua tahu pacar dia," kata Devan lagi, semakin di pancing ternyata semakin jahil sifatnya.

"Serius lu? si kutu kupret itu ga pernah kenalin gua Ama cewek ya, dia malah ngenalin lu duluan, kalian ini ada apa sih emangnya?" tanya Sandra geram.

"Enggak ada apa-apa, San, Joshua ama Larra udah balik duluan karena ada Emergency, gua Anter lu aja pulang ya?" pinta Devan menunjukan pesan singkat dari aplikasi WhatsApp.

"Serius lu?" tanya Sandra tak percaya, melihat lebih jelas pesan dari Joshua yang memang mengatakan ada keadaan gawat darurat di rumah sakit, mereka harus pulang duluan. Sandra mengumpat dalam hati.

"Jarak tempat lu ke sini itu 1,5 jam, jam segini udah enggak ada angkutan umum ke sana, lagi pula lu berani pulang sendirian pake taksi ke sana?" kata Devan yang melihat wajah enggan Sandra, menerka di dalam otak Sandra sendang mencari cara pulang sendiri, dan dia benar.

"Tapi ...." kata Sandra, sejujurnya dia takut naik taksi selain ke tempatnya harus masuk jalan yang penuh dengan perkebunan yang gelap, di sana juga cukup banyak pembunuhan dan pemerkosaan.

"Udah, gua janji lu selamat sampai tujuan dengan utuh," kata Devan lagi, memanggil pelayan untuk meminta Bill, dia lalu menyelipkan kartu kredit platinumnya.

Sandra menatap malas, mau tak mau, dia harus mau untuk pulang dengan pria ini, setelah membayar, mereka langsung berjalan menuju ke mobil Devan yang mewah, Devan membukakan pintu untuk Sandra, membuat Sandra sungkan, duduk dengan perlahan di sana, Devan membantu menaikkan gaun Sandra yang tak sadarnya belum masuk semua, setelah memberikan sedikit senyuman, Devan menutup pintunya.

Devan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, malah cendrung lambat.

"Ga bisa lebih cepat?" tanya Sandra yang melihat Devan melajukan mobilnya sangat pelan

"Lu mau beli sesuatu lagi? es krim? burger? pizza? atau apa?" tanya Devan tak menggubris perkataan Sandra, mendengar itu Sandra membesarkan matanya, serasa tahu benar, Sandra ingin es krim sekarang.

"Es krim, mau Es krimnya M*D ya, ga mau yang lain," kata Sandra terdengar cukup manja, soal makanan jangan tanya.

"Ok bos, sebentar," kata Devan memutar balik mobilnya, serasa mereka melewati gerai makanan cepat saji itu tadi.

Sandra sumringah, senang akan mendapatkan es krim seperti anak kecil, Devan tertawa kecil, tenyata benar, usia bukan patokan seseorang dewasa, pasti ada satu sisi dia seperti anak kecil kembali, dan itulah yang dia lihat dari Sandra saat dia menikmati es krimnya di sepanjang perjalanan pulang mereka

Terpopuler

Comments

Aini Cimengg

Aini Cimengg

dulu mau baca tapi ragu soal.a tentang kedokteran .. tapi sekarang gw maraton dulu woyyyy soal.a seru 😂😂😂😂😂

2021-11-19

0

Rina Trisnia

Rina Trisnia

umur bukan masalah sie.. 🤭

2021-09-05

0

Mama Raisyah Dalimo

Mama Raisyah Dalimo

Aduuh Quin pake di bilangin lipstick pinjaman lagi😆😆✌

2021-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14 -
16 Episode 16 -
17 Episode 17
18 episode 17
19 episode 18
20 episode 19.
21 Episode 20.
22 Episode 21.
23 Episode 22.
24 Episode 23.
25 Episode 24.
26 Episode 25.
27 Episode 26.
28 Episode 27.
29 Episode 28.
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31.
33 Episode 32
34 Episode 33
35 episode 34.
36 episode 35.
37 episode 36.
38 episode 37.
39 Episode 38
40 Episode 39.
41 Episode 40.
42 Episode 41
43 Episode 42.
44 Episode 43.
45 episode 44.
46 Episode 45.
47 Episode 46.
48 Episode 47.
49 Episode 48.
50 Episode 49.
51 Epidose 50
52 Episode 51.
53 Episode 52.
54 Episode 53.
55 Episode 54.
56 Episode 55.
57 56
58 57.
59 58.
60 59.
61 60
62 61
63 62
64 63
65 64
66 65.
67 66.
68 67
69 68.
70 69.
71 70
72 71
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83.
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88.
90 89.
91 90
92 91.
93 92
94 93.
95 94.
96 95.
97 96.
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 109
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123.
125 124.
126 125
127 126.
128 127.
129 128
130 129.
131 130.
132 131.
133 132.
134 133.
135 134.
136 135.
137 136.
138 137
139 138.
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144 - Malam pertama.
146 145- malam pertama 2
147 146- malam pertama 3
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170 - skip kalo puasa.
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Prolog
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14 -
16
Episode 16 -
17
Episode 17
18
episode 17
19
episode 18
20
episode 19.
21
Episode 20.
22
Episode 21.
23
Episode 22.
24
Episode 23.
25
Episode 24.
26
Episode 25.
27
Episode 26.
28
Episode 27.
29
Episode 28.
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31.
33
Episode 32
34
Episode 33
35
episode 34.
36
episode 35.
37
episode 36.
38
episode 37.
39
Episode 38
40
Episode 39.
41
Episode 40.
42
Episode 41
43
Episode 42.
44
Episode 43.
45
episode 44.
46
Episode 45.
47
Episode 46.
48
Episode 47.
49
Episode 48.
50
Episode 49.
51
Epidose 50
52
Episode 51.
53
Episode 52.
54
Episode 53.
55
Episode 54.
56
Episode 55.
57
56
58
57.
59
58.
60
59.
61
60
62
61
63
62
64
63
65
64
66
65.
67
66.
68
67
69
68.
70
69.
71
70
72
71
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83.
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88.
90
89.
91
90
92
91.
93
92
94
93.
95
94.
96
95.
97
96.
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
109
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123.
125
124.
126
125
127
126.
128
127.
129
128
130
129.
131
130.
132
131.
133
132.
134
133.
135
134.
136
135.
137
136.
138
137
139
138.
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144 - Malam pertama.
146
145- malam pertama 2
147
146- malam pertama 3
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170 - skip kalo puasa.
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!