episode 19.

Devan menghela napasnya pelan, dia lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi itu, matanya sayu menatap wanita yang tampak menghindari untuk menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Sandra sebenarnya salah tingkah, dia bingung harus melakukan apa dan berkata apa dengan Devan jadi dia putuskan menuang teh tawar hangat di gelasnya.

"Bukannya tak baik makan makanan pedas pagi begini?" Kata Devan.

"Tidak masalah bagiku, malah aku tak bisa makan kalau tak pedas," kata Sandra seadanya. Sandra lalu memberanikan diri melirik sosok pria tegap di depannya, "kenapa tidak makan? Takut gemuk?"

"Bukan, aku tidak terbiasa makan makanan berat pagi hari."

"Oh, tipe orang kaya yang sarapannya susu sama roti ya?" Ejek Sandra namun Devan hanya tersenyum sedikit.

Hening menyergap, Sandra tak tahu apa yang harus dia katakan pada pria ini dan Devan pun hanya diam menunggu, sesekali melirik ponselnya yang bergetar, tak tahu dari siapa.

Nasi goreng pesanan Sandra akhirnya datang, masih mengebulkan asap karena baru saja diangkat dari penggorengan, tapi Sandra dengan antusias memakannya, Devan mengerutkan dahinya melihat hal itu.

"Tidak panas?" tanya Devan pada Sandra melihat suapan nasi yang masih berasap itu masuk ke dalam mulut Sandra, Sandra menggeleng, sudah bisa makan seperti ini, bahkan jika sudah dingin dia malah tak bisa memakannya.

"Ya udah, makan aja dulu, aku pergi sebentar, nanti aku ke sini lagi," ujar Devan berdiri, Sandra hanya mengikuti pria itu dengan sorot matanya, dia menganggukkan kepalanya sambil memasukkan kerupuk pelengkap nasi goreng ke mulutnya yang penuh nasi, dia tak perduli kemana Devan ingin pergi.

Sandra merasa bebas dan leluasa memakan makanannya sendiri. Memang lebih baik dia sendiri dari pada ada orang lain, ini zona nyamannya dan dia rasa dia tak ingin keluar dari itu.

Hanya tinggal beberapa suapan terakhir saat Devan kembali dengan bungkusan plastik putih yang terlihat penuh. Sandra meliriknya, terlihat ada banyak barang namun dia tak tahu apa isinya dan memang tak ingin tahu, dia hanya ingin menghabiskan nasi goreng yang sudah membuatnya berkeringat pagi ini.

Devan kembali duduk di depan Sandra, cukup kaget melihat nasi goreng itu hampir habis padahal rasanya dia tak begitu lama meninggalkan Sandra, gadis ini memang terlihat sangat lahap bila makan, pikirnya sambil tersenyum tipis.

Devan merogoh isi plastik itu, mengeluarkan susu kedelai dari plastik dan menancapkan sedotannya. Sandra memperhatikan gerak-gerik dari Devan dan matanya sedikit membesar saat susu kedelai dingin itu disodorkan ke arahnya.

"Pedaskan? susu nabati sangat baik untuk meredakan asam lambung, minumlah," ujar Devan pada Sandra yang langsung terdiam, berhenti mengunyah makanannya sesaat lalu segera menelan sisa nasi goreng yang ada.

Dia memang merasa tak nyaman di lambungnya jika makan seperti ini, tapi sejauh ini rasa tak nyaman itu bisa ditolerir dirinya tanpa harus minum obat, tapi mendengar perkataan dan melihat perlakuan dari Devan, Sandra jadi sedikit bingung dengan perasaan yang dia rasakan, apakah ini namanya tersentuh?

Sandra mengambil susu kedelai itu, meminumnya berberapa teguk dan memang terasa menyegarkan.

"Gimana?" Kata Devan.

"Terima kasih," kata Sandra seadanya langsung membuat Devan tersenyum manis.

"Kurangilah makan makanan yang tidak baik untukmu, bukannya kamu tahu efeknya jika terus memakan makanan seperti itu, kamu peduli dengan orang lain kenapa tak peduli dengan dirimu sendiri?" Tanya Devan.

"Kan gua dokternya, gua tahu obatnya," ujar Sandra sekenanya, melahap suapan terakhir nasi goreng pedasnya lalu segera meminum susu kedelai itu hingga tak bersisa.

"Tapi lebih baik mencegah bukan?"

"Iya, tapi, ah sudahlah toh gua yang tahu keadaan gua, lagian untuk apa lu peduli?"

"Karena memang aku peduli."

Perkataan Devan membuat Sandra yang sibuk menyedot sisa dari susu kedelai itu terdiam kembali, padat singkat namun kena ke hati, itulah yang dirasakan oleh Sandra sekarang, membuatnya mati kutu dan bingung harus bagaimana sesaat, apalagi pandangan serius Devan itu cukup tajam padanya.

"Ah, sudahlah adik kecil, aku ingin siap-siap dulu sebelum laporan kasus! Bu! Masukin ntar dibayar ya, ambil aja ke kadok," ujar Sandra cukup keras, namun semua sudah biasa mendengarnya.

"Tidak perlu, aku saja yang bayar," kata Devan.

"Gak ah! Jangan mentang-mentang kaya terus meneraktir orang terus, ingin membuat gua merasa punya hutang budi ya?" ujar Sandra berdiri.

"Ya sudah, bawa ini," kata Devan berdiri dan memberikan bungkusan itu pada Sandra.

"Apaan ini?"

"Untuk jaga siang hari ini, aku harus pulang ke kota sekarang, terimalah," ujar Devan kembali menyodorkan plastik itu, sikapnya memaksa.

"Baiklah, terima kasih sekali lagi," ujar Sandra yang tahu jika dia kembali menolaknya yang ada nantinya malah seperti drama tolak menolak.

"Semangat kerjanya, dokter Sandra," kata Devan tersenyum. Senyuman yang pesis sama seperti yang membuatnya tak bisa tidur tadi malam.

"Eh, iya, iya, ya, bye!" Kata Sandra yang segera ingin berlalu, tak ingin terlihat salah tingkah.

Sandra sudah berjalan cukup jauh, namun saat dia ingin segera berbelok dari sana, dia sejenak melirik ke arah kantin, pria itu masih setia berdiri melihatnya menghilang dari sana.

Sandra bergegas berjalan ke arah kadoknya, jantungnya kembali terkena serangan, ah, kenapa malah begini, pikirnya bingung sambil melihat ke arah isi plastik yang diberikan Devan, isinya penuh dengan cemilan juga susu dan beberapa minuman. Sandra mengerutan dahinya, dari mana dia tahu semua ini makanan kesukaan Sandra.

"Wah, apa tuh?" Tiba-tiba saja Joshua sudah ada di belakangnya, membuat Sandra kaget hingga berhenti berjalan.

"Lu ya!" Kata Sandra kesal.

"Wah, ini mah makanan kesukaan lu semua," ujar Joshua melihat isi kantong plastik itu. Sandra menyipitkan matanya, rasanya dia curiga sesuatu.

"Lu yang kasih tahu ya?"

"Iya dia nelepon gua tadi nanyain makanan cemilan yang lu suka, ga nyangka dia beliin semuanya," ujar Joshua kagum.

"Yang bener?" Tanya Sandra.

Kenapa Devan bergitu peduli dengannya, bukannya untuk mengucapkan terima kasih sudah menyelamatkannya saja sudah jauh dari cukup? Dan tingkah kecil Devan ini yang rasanya malah membuat perasaan Sandra tak nyaman.

"Iya, bener, kenapa? mulai tersentuh?" goda Joshua lagi. Sandra diam sesaat, tak tahu tersentuh atau bagaimana, tapi seharusnya tidak begini, tidak boleh, dia tak boleh merasakan apapun lagi, apalagi dengan Devan yang notabene sangat jauh darinya.

"Wah! Ada tobler*n, minta yak!" Kata Joshua tergoda dengan coklat batangan besar itu.

Plak!

Pedas tangan Joshua terkena pukulan tepisan dari Sandra.

"Sakit tau!" Kata Joshua berwajah meringis.

"Ini punya gua semua, jangan ambil! Awas lu ya, ilang satu gua kejar lu!" ancam Sandra.

"Ya ampun, pelit amat! Minta dikit kek, tanpa gua itu coklat ga ada," rayu Joshua.

"Ogah!"

"Entar gua ambil di kadok aja!"

"Lu ambil, gua sunat lu sekali lagi."

"Yah, rata dong," kata Joshua pasrah yang langsung memancing kikihan dari Sandra yang meninggalkan sahabat kentalnya itu kembali ke kadoknya, meletakkan bungkusan itu di tempat tersembunyi agar tak ada yang mengambil, sedikit membersihkan diri sebelum siap untuk melanjutkan laporan kasusnya.

Terpopuler

Comments

Destia Rifa

Destia Rifa

ya Allah mau dong pasien kaya Devan

2022-12-23

0

Karate Cat 🐈

Karate Cat 🐈

dari dr joshua lha.. kan die cupidnya 🤭

2022-11-17

0

Mirwani Adwa Azizah

Mirwani Adwa Azizah

wah sayang juga ya dr. Sandra

2022-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14 -
16 Episode 16 -
17 Episode 17
18 episode 17
19 episode 18
20 episode 19.
21 Episode 20.
22 Episode 21.
23 Episode 22.
24 Episode 23.
25 Episode 24.
26 Episode 25.
27 Episode 26.
28 Episode 27.
29 Episode 28.
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31.
33 Episode 32
34 Episode 33
35 episode 34.
36 episode 35.
37 episode 36.
38 episode 37.
39 Episode 38
40 Episode 39.
41 Episode 40.
42 Episode 41
43 Episode 42.
44 Episode 43.
45 episode 44.
46 Episode 45.
47 Episode 46.
48 Episode 47.
49 Episode 48.
50 Episode 49.
51 Epidose 50
52 Episode 51.
53 Episode 52.
54 Episode 53.
55 Episode 54.
56 Episode 55.
57 56
58 57.
59 58.
60 59.
61 60
62 61
63 62
64 63
65 64
66 65.
67 66.
68 67
69 68.
70 69.
71 70
72 71
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83.
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88.
90 89.
91 90
92 91.
93 92
94 93.
95 94.
96 95.
97 96.
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 109
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123.
125 124.
126 125
127 126.
128 127.
129 128
130 129.
131 130.
132 131.
133 132.
134 133.
135 134.
136 135.
137 136.
138 137
139 138.
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144 - Malam pertama.
146 145- malam pertama 2
147 146- malam pertama 3
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170 - skip kalo puasa.
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Prolog
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14 -
16
Episode 16 -
17
Episode 17
18
episode 17
19
episode 18
20
episode 19.
21
Episode 20.
22
Episode 21.
23
Episode 22.
24
Episode 23.
25
Episode 24.
26
Episode 25.
27
Episode 26.
28
Episode 27.
29
Episode 28.
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31.
33
Episode 32
34
Episode 33
35
episode 34.
36
episode 35.
37
episode 36.
38
episode 37.
39
Episode 38
40
Episode 39.
41
Episode 40.
42
Episode 41
43
Episode 42.
44
Episode 43.
45
episode 44.
46
Episode 45.
47
Episode 46.
48
Episode 47.
49
Episode 48.
50
Episode 49.
51
Epidose 50
52
Episode 51.
53
Episode 52.
54
Episode 53.
55
Episode 54.
56
Episode 55.
57
56
58
57.
59
58.
60
59.
61
60
62
61
63
62
64
63
65
64
66
65.
67
66.
68
67
69
68.
70
69.
71
70
72
71
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83.
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88.
90
89.
91
90
92
91.
93
92
94
93.
95
94.
96
95.
97
96.
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
109
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123.
125
124.
126
125
127
126.
128
127.
129
128
130
129.
131
130.
132
131.
133
132.
134
133.
135
134.
136
135.
137
136.
138
137
139
138.
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144 - Malam pertama.
146
145- malam pertama 2
147
146- malam pertama 3
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170 - skip kalo puasa.
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!