Sandra bejalan ke arah IGD, malam ini sudah menunjukkan pukul 08.00 malam, sebenarnya dia sama sekali tidak punya jam tugas malam ini, namun malam ini Larra memintanya untuk menemaninya berjaga malam dengan dalih dia pernah digangguin sama penghuni di kamar dokter khusus IGD. Sandra bukan orang yang tak percaya hantu, terbukti beberapa kali dia harus bersinggungan dengan hal itu, tapi dia juga termasuk orang yang lumayan tak peduli soal begituan, selama kita tak mengganggu, rasanya mereka juga tak akan mengusik kita.
"San!" terdengar suara yang sandra sangat kenal. Dia berhenti dan berbalik ke belakang, menatap remang pada sosok pria dengan baju jas dokter dengan gayanya yang selalu klimis, bahkan semalam ini pun rambutnya tetap basah dan tegang ke belakang.
"Lu lagi, lu lagi Jos, lama-lama gedek gua liat muka lu," kata Sandra menggerutu.
"Lah, lu kira gua ga mual liat muka lu, emang lu jaga? Bukannya Larra?" tanya Joshua sambil memasukkan stetoskop berwarna coklat itu ke dalam sakunya.
"Dia minta tolong ditemenin, karena kemarin katanya dia di gangguin ama neng kunti yang ada di Kadok, udah lu sana pergi -pergi, " ujar Sandra memberikan gestur mengusir.
"Alah, bilang aja lu kangen ama gua kan? Ya kan? Ampe lu bela-belain tidur di sini, kenapa gak calling gua aja, gua bisa ke rumah lu loh," ujar Joshua dengan gaya menggoda.
Sandra terkekeh dibuat-buat, seolah mengejek Joshua, Joshua melihat itu pun jadi merasa lucu, mau cari dimana lagi sahabat sehebat ini.
"Ingat lu udah punya gandengan, ntar kalau 'monyet' lu tau, gua bisa di hajar Sama dia," kata Sandra melirik ke arah Joshua.
"Tenang aja, hubungan gua Ama dia itu open banget, gua Ama dia ga saling mengekang karena gua udah bilang sama dia, gua kenal lu jauh sebelum dia, jadi kalau dia ga boleh cemburu Ama lu, eh, BTW, gimana sama si Devan kemarin?" kata Joshua mengandeng bahu Sandra.
Sandra terhenti, benar dia lupa soal itu, padahal dia sudah berjanji dia akan memarahi Joshua soal ini.
"Bener! gua lupa gua mau marah Ama lu gara-gara hal ini! lu ya! bisa-bisanya ninggalin gua sendirian!" cerocos Sandra membuyarkan keheningan malam, bahkan orkestra jangkrik yang terdengar pun berhenti karena suara cemprengnya.
"Eh, eh, kalem buk, kan gua ada yang gawat di sini, kalau gua balik lagi, makan waktu, lagian si Devan kan bisa nganter lu, Jadi gimana?"
"Gimana apanya? ya ga gimana-mana, gua dianter pulang ya udah, lu jangan gila ya mau jodohin gua Ama si Devan, dia itu cocokan jadi adik gua, adik gua aja lebih tua dari dia," kata Sandra tak berhenti mengomel.
"Abis gua frustasi liat lu," Kata Joshua lagi santai padahal Sandra sudah on fire di sampingnya.
"Frustasi Napa?"
"Ya, frustasi, gua udah bilang Ama diri gua sendiri kalau gua bakal nikah kalau lu juga nikah, gua kan setia kawan, ga mau ninggalin lu sendirian," kata Joshua sok manis.
"Udah deh lu ga usah sok perhatian, gua bahagia jomblo begini, mau gua makan sebakul, mau jalan Ama siapa pun, gua bebas Jo, apalagi yang gua ga punya," kata Sandra.
"Pasangan," kata Joshua yang langsung membuat Sandra memasang wajah masamnya, melihat Joshua yang hanya terkekeh melihat wajah masam Sandra yang menurutnya jelek sekali.
"Dokter Joshua! Ada yang minta diperiksa," teriak seorang perawat sedikit menggema di rumah sakit yang mulai menyepi itu.
"Noh! Fans lu minta diperiksa," kata Sandra lagi, Joshua memang termasuk dokter populer di ruangan.
"Ya, dong, gua gitu loh, udah ah ngomong ama lu, otak gua jadi mampet," kata Joshua berbalik.
"Enak aja lu! "
"Kalau lu kangen gua, gua di kadok ruangan ya, " ujar Joshua kembali menggoda sahabatnya.
"Najis, " ujar Sandra sambil tertawa, dia lalu segera berjalan ke kadok yang cukup remang-remang di belakang IGD itu.
Dia mengetuk pintu Kadok itu, tak lama pintu terbuka, Sandra langsung kaget dengan apa yang dilihatnya, Larra membukanya dengan mengunakan mukenah putihnya, lengkap dengan Al-Quran yang ada dalam pelukannya.
"Kak, masuk kak, untung kakak bisa datang, " ujar Larra tampak ketakutan.
"Iya, hampir copot jantung kakak ngeliat kamu kayak gitu, " kata Sandra sedikit mengusap dadanya, benar-benar cukup kaget melihat Larra berbalut mukenah seperti itu, mengingat satu legenda horor Indonesia, siapa lagi kalau bukan hantu bungkus alias mas poci.
"Kak, kakak tidur dimana? Di atas atau di bawah?" ujar Larra lagi, memperbaiki Sajjadahnya yang masih tergelar di lantai.
"Di mana aja dek, yang penting bisa tidur, bawah juga enggak apa-apa," kata Sandra, meletakkan barang-barangnya di kasur yang langsung beralaskan lantai itu.
"Ah, ga enak kak, masa senior tidur di bawah, " ujar Larra segan.
"Enggak apa-apa, bener, aku lebih suka tidur di lantai, adem semeriwing gimana gitu, eh, dimana neng kuntinya?" kata Sandra becanda.
"Ish Kak! jangan dipanggil, gimana sih kakak, ntar dia datang gimana?" kata Larra memegang tangan Sandra, wajahnya tampak takut, tak tahu benaran ketakutan atau memang hanya dibuat-buatnya.
"Lah kan kamu yang bilang dia ada di sini?" kata Sandra lagi makin getol menakuti, padahal wajah Larra semakin pucat.
"Iya kak, jadi gini, kemarin kan si Paula yang jaga, katanya pas dia keluar periksa pasien, nah dia pas mau balik eh ada suara ketawa gitu di dalam sini, trus pas dia liat ke jendela, ada putih-putih dekat Sono nih," kata Larra merinding ketakutan,
tak berani menunjuk ke arah di dekat kamar mandi kamar dokter itu, membayangkan suara dan wanita berbalut gaun putih itu.
"Lah, jadi bukan lu yang lihat?" tanya Sandra kaget.
"Bukan lah kak, kalau aku yang lihat masuk pun aku ga mau kak," kata Larra dengan gayanya yang merengek ketakutan.
"Ya udah, jangan nangis, ada kakak di sini," kata Sandra menepuk tangan Larra yang ada di bahunya. Larra melirik ke arah Sandra, dia lalu segera sedikit menjauh dari Sandra, " lah Napa lagi? apa muka gua udah kayak Neng Kunti?" tanya Sandra, kali ini dia mengeluarkan selimut yang bahkan sudah 2 bulan tak dicucinya, bukan males, hanya suka baunya.
"Yah, abis kak Joshua bilang kakak sukanya Ama cewek," kata Larra, tahu sebenarnya hanya becanda, tapi dia juga takut jika hal itu ternyata benar.
"Sial tuh kutu kupret, bener-bener penyebar gosip, ga dek, jomblo gini gua lurus kok," kata Sandra sudah PW menutup tubuhnya dengan selimutnya.
"Hahaha, becanda kak, kalau kakak mau tidur, kakak tidur aja kak, makasih sekali lagi kakak mau nemenin di sini ya kak," kata Larra akhirnya melepas mukenah dan menyimpannya di tempatnya, segera merebahkan tubuhnya di kasur di dekat tempat tidur Larra, Sandra hanya mengangguk membuka aplikasi permainan di ponselnya, mulai larut dalam dunianya.
Tiba-tiba pintu kamar dokter itu terbuka, Larra dan Sandra tentu langsung terkejut, mereka hingga terduduk karenanya, kaget melihat siapa yang ada di ambang pintu mereka sekarang.
"Waduh, anak-anak perawan jam gini udah mau tidur," kata Joshua yang menangkap wajah kaget Larra dan Sandra, Sandra membesarkan matanya melihat pria yang ada di samping Joshua, lagi-lagi pria itu, siapa lagi kalau bukan Devan, mau apa lagi anak kecil ini pikir Sandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Rinisa
Next...🤗
2022-02-20
0
Zayhida
hy kak Thor salam kenal dari mantan perawat OK (sekarang jadi perawat anak bojo) semoga sehat selalu telat bgtQ tau novel Kakak berasa nostalgia persis ada kawan kya Larra gt malah maksa datang kekost.an bawain segala macam makanan kesukaanQ biarQ mau ngawani Dia jaga malem mana klo tidur sebad buat br2 bener² takut tk beralasan trus segede ruang OK lampu dinyalakan semua alhasilQ gak bisa tidur karna Dia ngajak ngobrol trs soalnya dulu yang jaga OK cuma 1perawat klo tiba² ada cyto manggil yang oncall.
Duh kak jadi baper pengen balik kemasa bujang lagi berkarir lagi
2021-06-11
2
Runa💖💓
pepet terus si sandranya Devan👍👍
2021-05-18
0