Sandra segera keluar dari IGD, berjalan ke arah kamar dokter yang tepat di belakang IGD, lorong khas rumah sakit tua yang penerangannya remang-remang menyoroti jalannya. Jam 5 pagi matahari saja masih enggan bangun, tapi Sandra sudah harus bekerja.
Dia membuka pintu kamar yang hanya cukup 1 ranjang yang setiap hari dia pakai bergantian dengan dokter yang lainnya, kamar mandinya saja membuat orang malas, Sandra juga tidak ingin mandi di sana, dia hanya mencuci mukanya dan sedikit memakai penyegar napas, jam 7 adalah waktunya untuk berganti kerja dengan dokter yang lain dan besok dia harus masuk malam hari lagi.
Setelah dia selesai menyegarkan sedikit tampilannya, dia hanya menyisir sedikit rambutnya agar terlihat rapi, pukul 6.30 pintu kamarnya di ketuk. Sandra membuka pintunya, dia melihat Yosefa, Dokter yang baru saja lulus, mungkin baru 1 tahun yang lalu menjadi dokter, dia yang akan bertukar shift dengan Sandra nantinya. Dia tampak sibuk menelepon.
"Lusa aku akan pulang, karena jumat kita harus fitting baju, ingat itu yah, kalau tidak aku akan menerkammu," kata Yosefa mengancam tapi sekaligus terdengar manja, Sandra mengerutkan dahinya.
Umurnya baru 26 tahun dan dia akan melangsungkan pernikahannya dengan seorang residen bedah yang sudah di pacarinya selama 4 tahun, dia sedang sibuk mengurus pernikahannya yang akan berlangsung 3 bulan lagi. Dia tersenyum manis pada Sandra, Sandra hanya mengangguk saat Yosefa meletakkan perlengkapannya di ranjang, lalu kembali keluar melanjutkan pembicaraanya dengan calon suaminya.
Sandra hanya melihat Yosefa, gadis itu cantik, kulitnya putih bersih, dandannya juga modis. Sandra juga mengenal calon suaminya, Si playboy Ronald, sudah rahasia cukup umum di kalangan mereka, Ronald adalah dokter keturunan Jerman, ibunya Jerman dan ayahnya Tiongkok, percampuran antara dua Ras itu membuat Ronald itu menjadi incaran banyak wanita bahkan sejak dia menempuh dokter umumnya dulu, apa lagi sekarang dengan status residen bedahnya, wanita bahkan menyerahkan dirinya dengan sangat mudah pada Ronald, tapi selama ini pasangan resminya hanya Yosefa dan gadis muda itu bisa bertahan dengan Ronald yang menurut pengakuan orang terdekatnya, setiap bulan ada saja gadis yang mengaku-ngaku pacarnya.
"Hei, teman lama," kata Joshua mengintip sedikit ke kamar dokter itu. Joshua adalah teman sekelas Sandra dulu di fakultas kedokteran. Beruntung atau sialnya menurut Sandra, mereka koas bersama dan internsip juga bersama dan lagi-lagi kerja juga di tempat yang sama.
"Hei, apa kabar? Masuk pagi juga?" kata Sandra ramah.
"Yah, tugas di rawat inap, boleh masuk gak nih," Kata Joshua.
"Iya, masuk saja," kata Sandra.
Joshua lalu masuk dan duduk di samping Sandra, sangat dekat bahkan hampir menempel, Joshua memperhatikan ponsel Sandra yang menunjukkan kebaya pernikahan.
"Akhirnya, lu mau menikah juga?" kata Joshua.
"Bukan, ini untuk Rani," kata Sandra.
"Rani adik lu yang lagi internsip* itu bukan?" tanya Joshua dengan matanya yang sedikit membesar, ada raut tak percaya di wajahnya.
"Iya."
"Sudah mau kawin?"
"Tunangan sih, kawinnya entar pas sudah selesai internsip-nya," kata Sandra lagi santai menggulir layar ponselnya.
"Gila, Lu dilangkahi lagi nih ceritanya?" kata Joshua kaget.
"Kayaknya sih," kata Sandra seolah biasa saja.
"San, lu tuh umurnya udah 32 tahun, bentar lagi 33 tahun, dan masih betah aja lu ngejomblo begini?" kata Joshua lagi.
"Lah, lu gimana?" kata Sandra melirik Joshua.
"Gua ini laki loh San, lu ga usah ikut-ikut gua, gua mau nikah umur 50 tahun asal status gua dokter, pasti ada yang mau, lah lu, udah berapa banyak indung telur lu yang terbuang? jangan sampe entar udah monopause lu baru mau nikah, nyesel lu entar," kata Joshua yang dari dulu memang orangnya blak-blakkan.
"Ya, udah gua ga usah nikah," kata Sandra enteng.
"Gila Lu yah, masih sakit hati sama Rayhan? Move on dong San, dia udah punya anak satu," kata Joshua.
Mendengar nama itu, Sandra langsung melirik Joshua dengan sinis, dia benci nama itu, Pria itu yang menghancurkan semua kepercayaannya tentang cinta, menghancurkan mimpinya bahkan sebelum di mulai, pria itu yang membuatnya membenci semua pria, apa lagi lingkungannya yang penuh dengan pria-pria yang bisa di bilang kelakuannya tidak baik darinya, memang tidak semuanya begitu, tapi rata-rata pria yang dia kenal pasti melakukan hal yang membuatnya semakin ilfeel pada pria, tapi bukan berarti dia pindah jadi penyuka wanita.
"San, Lu jangan-jangan nungguin Gua ya?" kata Joshua menyipitkan matanya.
"Najis amat," kata Sandra lagi.
"Haha, dasar Lu, bilang iya kek, biar Gua semangat," kata Joshua.
"Emang Lu mau nikahi Gua?" kata Sandra melirik Joshua. Joshua sejenak melirik ke arah Sandra, memperhatikan temannya yang jauh dari yang dikenalnya dulu. Dulu saat hatinya belum patah, gadis ini sama dengan wanita lainnya, bahkan sangat manis dan cantik disaat bersamaan. Namun sekarang, bahkan laba-laba mungkin senang bersarang di rambutnya yang awut-awutan itu.
"Kalau Gua ga ada pilihan lagi, Gua baru pilih lu, soalnya tahi lalat lu yang segede tahi kebo itu aja Gua udah tau," kata Joshua lagi.
"Dasar Lu ya," kata Sandra tersenyum menyiku Joshua dengan sedikit keras.
"Aduh, Dok, ternyata di sini, pasien di ruangan anyelir udah mau exit Dok," kata Kak Lina yang tampak ngos-ngosan, sepertinya dia mencari Joshua keliling rumah sakit itu.
"Lah, pagi-pagi gua udah nge-exitin orang aja nih, gara-gara ketemu lu nih," kata Joshua.
"Hahaha, selamat mengarang bebas," kata Sandra melihat Joshua berlalu meninggalkannya.
Setelah Joshua pergi, Sandra kembali fokus dengan kebaya pernikahan yang dikirimkan oleh adiknya, Sandra memilih kebaya berwarna champaigne, dan Rani segera menyetujuinya.
Sandra menatap lurus ke depan, adik laki-lakinya sudah menikah 2 tahun yang lalu, sebenarnya dia tidak ingin melangkahi kakaknya, namun karena desakan orang tua keluarga wanita yang ingin dia meresmikan hubungannya mau tak mau dia melangkahi kakaknya dan lagi pula Sandra hingga kini tidak ingin menikah. Jangankan menikah, punya pacar pun tidak, terakhir kali dia pacaran itu setelah dia menyelasaikan koasnya, sekitar 7 tahun yang lalu.
Sekarang Rani, adik Sandra yang paling kecil juga akan menikah. Sebenarnya Ibunya sudah berulang kali menjodohkan Sandra dengan begitu banyak pria, mulai dengan kedudukan yang tinggi, hingga yang biasa-biasa saja, namun semua ditolaknya, Rayhan sudah membuat hatinya mati dan tidak bisa hidup lagi.
"Kak, ayo apel, kalau tidak apel nanti gaji kita di potong," kata Yosefa bercanda.
"Haha, iya, iya, badankku ga enak banget nih, mau cepat-cepat pulang saja," kata Sandra bangkit dari tempat duduknya, dia lalu berjalan keluar beririangan dengan Yosefa, setelah dia melakukan apel, dia segera pulang, membersihkan diri, lalu tidur hingga siang menggagahi bumi.
___***___
Catatan istrilah :
Internsip : Kerja pengabdian sebelum terjun langsung ke masyarakat namun mereka sudah berstatus dokter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Karate Cat 🐈
sepertinya joshua ngikut sandra 🤭
2022-11-17
0
Kristina Situmeang
suka bgt. gak peduli komentnya telat. baru baca soal nya
2022-01-22
0
KaiRA🎉PUCUK~SQUAD🌱🐛🌱🐛🥀🐛
kak quin pinter bgt c😍😍😍
2021-08-24
0