episode 17

Sandra bertampang masam, sepagi ini dia harus dihadapkan oleh drama yang pastinya akan memanas, apalagi sekarang kepalanya sangat berat. Inginnya dia tak terpancing oleh emosi, tapi pengalaman dari Sandra sendiri, bahkan saat dia bahagia, emosinya mudah sekali terpancing dengan masalah sepele yang tak perlu ini.

"Ya sudah Kak, yuk!" ajak Sandra pada perawat yang masih saja sungkan padanya.

Sandra segera keluar dari Kadoknya, sekali lagi melihat sekilas pada Larra yang masih saja nyaman di bawah selimut tebal berwarna merah jambu. Sandra sedikit mengerutkan dahinya, bagaimana bisa tidur dengan nyaman di tempat pengap dan bau obat seperti kamar dokter ini.

Sandra berjalan mantap ke arah ruang VIP yang ada di lantai tiga rumah sakit itu. Seperti halnya rumah sakit yang lain, tentu ruangan ini paling eksklusif, semua tampak bersih tertata rapi, kenyamanan adalah yang paling utama.

Baru saja Sandra keluar dari lift lantai tiga itu, dia sudah bisa mendengar suara menggelegar yang tentunya akan mengganggu pasien yang ada di lantai VIP itu.

Sandra menarik napasnya cukup dalam, melihat sosok tegap, cukup besar dengan baju loreng khas aparat negara, sepatu boot hitam kulit yang tampak berat, dia membelakangi Sandra sambil seperti memarahi dua perawat wanita yang tampak diam diserbu pertanyaan olehnya, dua orang berbaju biasa tampak di sampingnya.

"Selamat pagi Pak, bisa saya bantu?" tanya Sandra mencoba seramah mungkin, padahal dalam hatinya dia sangat malas untuk meladeni orang ini.

Pria tinggi tegap dengan kulit coklat cendrung hitam yang tampak sering terjemur matahari itu menoleh, lalu dengan cepat memutar tubuhnya, dadanya seketika terbusung ke depan, sikapnya tegak dengan wajah tegas khas pria usia di atas 40 tahunan, mencoba menunjukkan dominasi kejantanannya. Sayangnya, bagi Sandra itu bukan apa-apa.

"Oh, jadi ini dokternya?" Katanya dengan suara tegas sedikit keras, memberikan kesan agar tak main-main dengannya.

"Ya, saya yang menangani keluarga bapak, ada yang bisa saya bantu?" Kata Sandra sembari mengedarkan pandanganya ke arah 2 pria lainnya, tampak wajah-wajah lugu namun tegang, kelihatannya mereka pun tak tahu harus berbuat apa.

"Nah! Ini gimana dok?" Kata pria itu nanggung.

"Gimana apanya?" Tanya Sandra bingung.

"Iya, ini keluarga saya kenapa bisa dimasukin ke ruangan VIP? Terus pas ditanya siapa yang bertanggung jawab mereka bilang malah dokter? Ini maksudnya gimana?" Pria itu bercagak pinggang di depan Sandra, Sandra mengerutkan dahinya dalam.

"Ya, memang saya yang bertanggung jawab untuk memasukkan saudara bapak di ruangan ini agar anaknya juga bisa dirawat bersama dengan ayahnya," kata Sandra tak gentar walaupun suara pria ini semakin besar.

"Kan seharusnya penabraknya yang tanggung jawab! Emang dokter yang nabrak?" Kata pria itu lagi, matanya membesar seolah melotot pada Sandra, untung saja Sandra sudah biasa melihat gertakan sambal seperti ini.

"Hebat sekali saya bisa menabrak tapi saya juga yang memberikan pertolongan, satu lagi pak, ini rumah sakit, tolong suaranya dikecilkan, ini bukan daerah kekuasaan bapak, bapak sopan kami pun segan," kata Sandra ingat selogan yang terpatri di salah satu tembok rumah sakit.

Pria itu memainkan mulutnya, mungkin terasa tersinggung dengan perkataan Sandra.

"Lagian saya bingung, si bapak-bapak ini ngaku saudara si ayah dan anak yang di dalam kan?"

"Iya!" Kata pria itu cepat, dua orang pria yang ada di sampingnya pun hanya mengangguk pelan.

"Tapi anehnya, tidak ada dari kalian satupun bertanya tentang keadaan pasien tadi, padahal saya datang ke sini mengira kalian ingin tanya keadaan mereka, bapak-bapak sekalian apa tahu keadaan istrinya? Sudahkah mengurus jenazah nya?" Lancar Sandra mengeluarkan semua unek-uneknya.

Mendengar perkataan Sandra, ketiga orang pria yang ada di depannya saling melemparkan pandang, seolah baru mendapatkan tamparan keras.

"Heran saya, masa orang lain lebih peduli dengan keluarga bapak dari pada bapak-bapak sekalian?" Kata Sandra lagi, belum puas dia mengeluarkan semua emosinya, bahkan para perawat di sana malah mencoba menenangkan Sandra.

"Bukan gitu Dok, ini keluarganya juga pusing, sudah ketimpa kemalangan harus mikirin biaya rumah sakitnya, tadi ditanya sudah kena hampir 3 jutaan, jadi ya kami harus tahu kejelasan, apa tidak bisa dipindahkan saja ke ruangan biasa?" Kata pria berbaju loreng itu kembali, sekarang nadanya sedikit melunak.

"Kalau masalah itu kan sudah saya yang tanggung jawab, memangnya tidak dijelaskan pada mereka kalau sudah di deposit?" tanya Sandra pada salah satu perawat.

"Udah dok, tadi udah dijelasin," kata perawat itu.

"Tuh, sudah kan? Ada masalah apalagi? " Kata Sandra bingung.

"Mereka mau tahu penabraknya dok, mau minta tanggung jawab," kata perawat lain yang ada di dekat Sandra.

Sandra memasang wajah malas sekaligus mengertinya, orang-orang seperti ini tak jarang dia temui, memang bukan semua orang seperti ini, tapi ada saja yang memanfaatkan musibah agar mencari berkah. Terkadang mereka memeras penabrak yang bertanggung jawab agar mendapatkan hal lebih sehingga jadinya banyak orang-orang lebih memilih kabur dari pada diperas atau diancam digiring ke kurungan besi.

"Ya kalau gitu carinya di kantor polisi saja," jawab Sandra ketus membuat tiga pria di depannya tampak segan untuk mengeluarkan sepatah kata lagi.

"Selamat pagi," suara berat itu terdengar membuat Sandra langsung menoleh ke arah sumber suaranya. Tampak Devan yang baru saja tiba di sana, Sandra sedikit menghela napasnya, untung saja dia tak ada di sini tadi, jika tidak dia pasti jadi sasaran empuk mereka karena dari perawakannya, Devan pasti mudah diakali oleh mereka. Sandra tak menjawab atau memberikan senyuman pada Devan, wajahnya masih ketat untuk tersenyum.

"Eh, Bang Adi?" Kata Devan yang langsung menyapa pria berbaju loreng itu saat dia berhenti tepat di samping Sandra.

Mendengar itu Sandra menaikkan satu alisnya, Devan kenal dengan orang menyebalkan ini?

"Loh, Bos! Kok ada di sini?" Kata pria itu tampak ramah dan langsung tersenyum manis. Sandra makin mengerutkan dahinya, bos?

"Iya, ini ada keperluan, Abang kok ada di sini?" Tanya Devan akrab.

"Saudara kecelakaan Kemarin," kata Adi. Devan memindahkan pandangannya pada Sandra yang ada di sampingnya.

"Kenal?" tanya Sandra melirik tajam pada Devan yang masih berwajah senyumnya.

"Ya, Bang Adi kerja di dekat rumah ku di kota," kata Devan.

"Oh, dokter ini juga kenalan bos?" Kata Adi yang sekarang menatap Sandra dengan wajah ramah dan senyuman. Sandra mendengus, sekarang saja memberikan senyuman, tadi bahkan seperti ingin ******* Sandra.

"Panggil Devan aja bang, ya, dia temanku," kata Devan melirik ke arah wajah Sandra yang sedari tadi ketat.

"Waduh, kalau begitu saya minta maaf kalo sikap saya kayak tadi Dok," kata Adi langsung tampak sungkan.

"Ehm!" Kata Sandra dengan nada ketus, malas meladeni mereka semua yang ada di sana dan segera berjalan ke arah tempat perawat.

Terpopuler

Comments

꧁🌹𝔻𝕚𝕣𝕒 𝒬ℛℱ💦꧂

꧁🌹𝔻𝕚𝕣𝕒 𝒬ℛℱ💦꧂

suka karakter Dokter Sandra

2021-04-06

4

Ummatul Khoiriyah

Ummatul Khoiriyah

mantap dokter sandra

2021-03-05

0

Rokiba Pulungan

Rokiba Pulungan

asyiik aku suka

2021-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14 -
16 Episode 16 -
17 Episode 17
18 episode 17
19 episode 18
20 episode 19.
21 Episode 20.
22 Episode 21.
23 Episode 22.
24 Episode 23.
25 Episode 24.
26 Episode 25.
27 Episode 26.
28 Episode 27.
29 Episode 28.
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31.
33 Episode 32
34 Episode 33
35 episode 34.
36 episode 35.
37 episode 36.
38 episode 37.
39 Episode 38
40 Episode 39.
41 Episode 40.
42 Episode 41
43 Episode 42.
44 Episode 43.
45 episode 44.
46 Episode 45.
47 Episode 46.
48 Episode 47.
49 Episode 48.
50 Episode 49.
51 Epidose 50
52 Episode 51.
53 Episode 52.
54 Episode 53.
55 Episode 54.
56 Episode 55.
57 56
58 57.
59 58.
60 59.
61 60
62 61
63 62
64 63
65 64
66 65.
67 66.
68 67
69 68.
70 69.
71 70
72 71
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83.
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88.
90 89.
91 90
92 91.
93 92
94 93.
95 94.
96 95.
97 96.
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 109
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123.
125 124.
126 125
127 126.
128 127.
129 128
130 129.
131 130.
132 131.
133 132.
134 133.
135 134.
136 135.
137 136.
138 137
139 138.
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144 - Malam pertama.
146 145- malam pertama 2
147 146- malam pertama 3
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170 - skip kalo puasa.
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Prolog
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14 -
16
Episode 16 -
17
Episode 17
18
episode 17
19
episode 18
20
episode 19.
21
Episode 20.
22
Episode 21.
23
Episode 22.
24
Episode 23.
25
Episode 24.
26
Episode 25.
27
Episode 26.
28
Episode 27.
29
Episode 28.
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31.
33
Episode 32
34
Episode 33
35
episode 34.
36
episode 35.
37
episode 36.
38
episode 37.
39
Episode 38
40
Episode 39.
41
Episode 40.
42
Episode 41
43
Episode 42.
44
Episode 43.
45
episode 44.
46
Episode 45.
47
Episode 46.
48
Episode 47.
49
Episode 48.
50
Episode 49.
51
Epidose 50
52
Episode 51.
53
Episode 52.
54
Episode 53.
55
Episode 54.
56
Episode 55.
57
56
58
57.
59
58.
60
59.
61
60
62
61
63
62
64
63
65
64
66
65.
67
66.
68
67
69
68.
70
69.
71
70
72
71
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83.
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88.
90
89.
91
90
92
91.
93
92
94
93.
95
94.
96
95.
97
96.
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
109
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123.
125
124.
126
125
127
126.
128
127.
129
128
130
129.
131
130.
132
131.
133
132.
134
133.
135
134.
136
135.
137
136.
138
137
139
138.
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144 - Malam pertama.
146
145- malam pertama 2
147
146- malam pertama 3
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170 - skip kalo puasa.
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!