Sandra berjalan menyusuri rumah sakit itu, ya bisa seperti langkahnya yang sedang di kejar oleh seseorang, dia hanya mengikat rambutnya dengan seadanya, bahkan tak memakai apapun di wajahnya, sebenarnya dia cukup manis, tapi karena tak terlalu memikirkan penampilannya, dia jadi kelihatan berantakan, agak jauh dari kesan dokter yang rapi. Tanpa melihat kanan kiri, dia langsung menuju kamar dokternya. Hari ini dia tugas shift siang, suasana terlihat sedikit lebih sepi saat siang hari begini, mungkin karena banyak yang sedang istirahat.
" Dokter Sandra! " Teriak seseorang, tidak terlalu keras, namun Sandra bisa mendengarnya. Dia lalu berbalik melihat ke sumber suara.
Dia melihat dokter Rio, seorang spesialis bedah, sedang berdiri dengan sangat tampan dan rapi di depan ruangan, dia tampak menyerahkan status pasien pada perawat yang ada di sampingnya, dia berjalan ke arah Sandra dengan senyuman manisnya, perawakaannya yang tinggi besar namun tetap proposional, baju dokter yang di kenakannya sangat cocok dengannya, kalau di lihat-lihat dokter ini malah mirip dengan Christian Sugiono, sangat menawan, bahkan menjadi rebutan para perawat wanita di sini jika ingin visite pasien. Saat dia mendekat, semerbak wangi parfumnya yang cukup terasa, aroma yang memikat, menunjukkan sisi kejatanan namun juga tidak menyengat menusuk hidung.
" Jam segini baru datang dek? "katanya lagi.
" Ya, Kak, jaga siang,"kata Sandra biasa saja.
"Oh, nanti malam kakak ada rencana ngumpul bareng sama alumnus yang lain, mau ikut gak? " kata Roy lagi.
"Oh, malam kayaknya aku nge-long shift deh kak, Yosefa yang ikut ke sana, maaf nih ya kak," kata Sandra, wajah Roy tampak sedikit kecewa.
"Ya, udah kalau gitu, selamat bekerja ya dek," kata dokter Roy lagi.
"Makasih kak, saya permisi dulu," Kata Sandra biasa saja, berbalik dan melanjutkan jalannya meninggalkan Roy yang menatapnya.
" Eh, Sandra! "kata Joshua mengejar Sandra, Sandra yang tau betul itu suara Joshua, langsung berbalik dengan malas.
" Apa lagi, aku lagi sibuk ini, udah telat,"kata Sandra yang sedikit kesal.
"Eh, ‘mamen woles’ dong, aku cuma mau kasih tahu, itu pasien yang kau kirim ke ICU waktu itu, udah sembuh, namanya Devan, dia minta ketemu sama lu,"kata Joshua berjalan di samping Sandra yang sudah meneruskan jalannya.
"Ngapain? "kata Sandra agak heran.
"Ga tau juga, dia bilang katanya mau ketemu sama dokter yang udah nyelamatin dia, dia kira gua gak nyelamatin dia juga kali ya, padahal gua pagi, siang, sore, visite dia loh, ckckck,"kata Joshua agak kesal.
"Kenapa gak lu bilang aja lu yang nyelamatin dia? "kata Sandra
"Ah, ga etis, lu yang kerja, gua yang dapat penghargaannya, gua ga begitu San," kata Joshua sok beretika.
"Sejak kapan lu begini, sok-sokkan gitu, udah ah, gua mau kerja, entar kalau gua udah ada waktu gua baru ketemu dia," kata Sandra.
"Sip, dah, gua cabut dulu ya, udah abis jam kerja gua," kata Joshua tersenyum lebar.
"Iya, iya, gih..gih… "kata Sandra dengan gaya mengusir.
Sandra masuk ke dalam kamar dokternya, di sana masih ada Larra yang duduk, tampak cemas sekali, bahkan saat Sandra mengucap salam, dia tak menjawab. Larra ini dokter muda, baru sekali selesai internship, begitu dia mendapakan STR(surat tanda registrasi) dia langsung masuk ke rumah sakit ini, maklum ayahnya adalah salah satu orang yang berpengaruh, jadi bebas bisa kerja di mana saja walaupun belum berpengalaman, namun anaknya sangat ramah dan menyenangkan.
" Kenapa dek? Gugup gitu? "kata Sandra meletakkkan tas doraemonnya, dan mengambil jas dokternya yang tergantung di salah satu gantungan di sana, entah sudah berapa lama tergantung di sana, dia juga lupa.
" Kak, aku takut ini kak,"kata Larra yang tampak kecemasan dari matanya.
"Kenapa? sini-sini cerita ama kakak,"kata Sandra mencoba menenangkan.
"Aku tadi ngasih obat kak ke anak demam, batuk, pilek,"
"Trus? "
" Aku kasih sirup kak yang langsung ada 3 kandungannya, ada paracetamol, ada Guaifenesin, dan Phenylephrine, " kata Larra semakin tampak gugupnya.
"Lah, bener kok, kenapa lagi emangnya? "kata Sandra merasa apa yang di kasih Larra itu sudah benar.
"Masalahnya kak, aku lupa kalau di dalam obat itu udah ada paracetamol, jadinya aku resepin lagi dia paracetamol sirup terpisah, aduh kak, gimana itu yah? "kata Larra hampir ingin menangis.
Sandra terdiam sejenak, keracunan paracetamol memang sangat jarang, bahkan selama dia menjadi dokter, keracunan itu tidak pernah di temukan, namun obat itu punya dua sisi mata pisau, jika dosisnya tepat dia sangat bermanfaat, namun jika berlebih akan menjadi racun yang merusak, itulah alasannya kenapa salah satu lambang yang sering digunakan di dunia farmasi adalah ular dan cawan, Bowl of Hygeia, sang dewi kebersihan anak dari Aesculapius atau dewa penyembuh dari mitologi yunani. Tongkat yang sering digunakan oleh simbol kedokteran adalah miliknya. Ular di sana mengambarkan suatu kebijaksanaan ( Serpent of wisdom), artinya adalah obat dapat di gunakan untuk menyembuhkan atau meracuni seseorang, kebijakan itulah yang menentukannya. Jika dalam dosis obat sangat bermanfaat, namun jika lebih makanya akan menjadi racun.
Sandra menepuk bahu Larra dengan pelan, dia lalu mengelusnya, mencoba membuat Larra lebih tenang, pasti dia sangat ketakutan dengan apa yang dia perbuat, Sandra ingat bagaimana dia pertama kali juga mengobati pasien, bukan karena tak berpengetahuan, tapi rasa cemas itu juga pasti ada, tak di pungkiri, pekerjaan mereka adalah bermain dengan nyawa manusia, apa lagi yang penting kalau bukan nyawa.
" Enggak apa-apa dek, tenang aja ya,"kata Sandra menerangkan.
"Iya kak, tapi aku baca di internet, efeknya bisa sampe kerusakan liver ( hati) loh kak, nanti gimana kalau anak itu malah rusak hatinya gara-gara aku," kata Larra masih cemas, tangannya saja sampai begitu gemetaran.
"Ya, nanti kita lihat aja, kalau dia datang lagi, kita tanganin,"kata Sandra tak tahu harus berbicara apa lagi.
"Kakak pernah begini? "kata Larra.
Sandra terdiam sebentar, dia tidak pernah melakukannya, tapi kalau dia bilang tidak pernah, perasaan Larra akan makin parah. Jadi dia tersenyum sebentar lalu…
" Pernah lah dek, namanya juga kita manusia, kamu lain kali harus konsentrasi sama harus lebih teliti ya, tanya aja ama kakak kalau gak tau," kata Sandra lagi.
"Ah, yang benar kak? “ kata Larra sedikit kaget.
"Iya lah, emang dokter itu dewa, gak boleh salah, gini aja, kakak kan jaga hari ini, kalau ibunya datang lagi, kakak kasih tahu deh ya,"kata Sandra.
"Oh, iya, iya kak,"kata Larra sedikit lebih tenang.
"Ya, udah pulang gih, atau mau nge-long? "kata Sandra becanda.
"haha, ogah kak, makasih ya kak, nanti kabari aku jika ada apa-apa," kata Larra melepaskan jas dokternya, di letakknya di lengannya, lalu dia berjalan keluar.
"Kak, tadi ada pasien yang namanya Devan nyariin kakak kemari, ganteng loh kak, "kata Larra tersenyum mengoda.
"Lah, ngapain dia cariin gua sampe sini? Bikin malu aja, kayak gua ngutang gak bayar,"kata Sandra bercanda.
"Serius loh kak, ganteng orangnya, dia kira aku kakak, pinginnya jawab iya, tapi takut,hahaha,"kata Larra.
"Enggak apa-apa dek, kalau mau ambil aja,"kata Sandra.
"Apaan sih kak? Ya udah aku pulang dulu, makasih ya kak, the best deh kakak. "
"Haha, udah sana, doain aku bisa tidur siang dengan nyaman sampe ganti shift besok ya,"kata Sandra mulai merebahkan dirinya.
"Loh, nge-long kak?”
" Iya, si Yosefa mau keluar ama calon suaminya itu,"
"Ih, gitu banget, ga punya tanggung jawab, mana calon suaminya begitu lagi, ganteng emang, tapi siapa sih yang gak tau kelakuannya,"
"Duh dek, jangan ajak aku ghibah, bisa 1 malaman kita di sini ghibah terus, udah sono pulang,"kata Sandra
"Haha, ok lah kak, tinggal dulu ya, entar paling kak Joshua ke sini," kata Larra lagi
" Kalo bisa tempel di depan situ, Khusus jaga IGD, Dokter ruangan tidak boleh masuk,"kata Sandra.
"Mana berani aku, aku masih junior kak, "kata Larra tak jadi-jadi pergi.
"Bilang namaku kalau ada yang marah, "kata Sandra lagi.
"Haha, udah ah, sama kakak aku ga pulang-pulang,"kata Larra akhirnya melangkah keluar.
Akhirnya terasa sepi, cuma Sandra sendiri di ruangan itu, dia mencoba untuk menutup matanya sejenak, merasakan kekosongan, dia melepaskan kaca matanya, hari tidak mengunakan kontak lens karena merasa matanya cukup lelah.Tak lama dia mulai terbui dengan kehinangan.
___________________________________________________________
Keterangan Istilah:
VIsite : Kegitan mengunjungi pasien dalam rangka mengetahui keadaan dan perkembangan pasien, dilakukan setiap hari selama pasien di rawat.
Paracetamol : Obat penurun Panas.
Guaifenesin : Obat batuk.
Phenylephrine : Obat untuk meringankan gejala hidung tersumbat dan pelega pernapasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Destia Rifa
aku suka banget cerita tentang nakes karena aku merasakan semua nya yang di ceritakan ini nanonano
2022-12-23
0
Rinisa
dokter Quin the best....👍🏻👍🏻👍🏻
2022-02-20
0
Kristina Situmeang
double untungnya. dapat cerita bagus + dapat banyak pelajaran
2022-01-22
0