*Haqqul POV*
09.25 WIB
Sfx: Sriiiinggggg....... Sriiingggg....
Suara dua bilah pisau yang sengaja kuasah kemudian memnyimpan nya kembali.
"Jadi... Bagaimana... apa kita mulai saja, andhika.."
"Yaah... Baiklah, ayo haqqul.. Mulai.." jawab andhika dengan wajah menyeringai menatap boss preman yang tengah memohon ampun berulang kali.
"T-tunggu sebentar!! T-tolong, maafkan aku!?"
"Tidak ada kata maaf untuk orang seperti mu..." timpal ku dengan tatapan dingin.
"T-tolong!! Ampuni aku...?!! Aku berjanji, akan menjadi b-bawahan mu yang s-setia...??!! Tapi tolong!! Ampuni nyawa ku...?!?" ucap bos preman yang memohon ampun tanpa henti.
"Bukan kah kau membunuh teman kami, tanpa belas kasih.." kata andhika yang masih tersenyum jahat kepada bos preman.
"Maka kami yang akan membunuh mu, tanpa belas kasih..." sambung ku meneruskan perkataan andhika dengan tatapan dingin.
Bos preman itu ketakutan dan terduduk lesu, karena kedua kaki nya gemetar tidak sanggup berdiri. Keringat dingin membasahi wajah bos preman itu yang tengah ketakutan menghadapi hukuman nya.
"I-itu, aku tidak tahu kalau itu adalah teman kalian!?, tolong maafkan aku..!!"
Andhika melemparkan sebotol air minum ke arah ku dan kutangkap dengan satu tangan, tanpa mengalihkan pandangan.
Aku kemudian melemparkan korek api ke andhika dan di terima oleh tangan nya.
"Ada apa..? Kau seorang preman tapi, kau takut dengan remaja sma seperti kami ini..? Apa nyali mu waktu membunuh teman kami tadi ciut..?" ujar andhika.
Aku membuka tutup botol minuman itu dan menyiramkan semua nya ke arah kedua kaki bos preman itu, tampak di mata bos preman bingung dan panik serta takut.
Aku memfokuskan diri dan beberapa saat kemudian, kaki bos preman itu mulai membeku.
"A-apa ini?!! T-tolong ampuni aku!! Aku berjanji a-akan tunduk dibawah kaki mu!! T-tolong ampuni aku!!" ucap bos preman dengan nada menggigil kedinginan dan terus memohon ampun.
Kedua kaki bos preman itu membeku dan hanya tubuh bagian atas saja yang bisa bergerak, andhika menyalakan korek api tersebut, lalu menyentuhkan api itu ke arah tangan kanan nya.
Seketika api menyambar lengan kanan andhika yang terbuat dari baja tahan api.
Sfx:Wooooosshhhh....!!!
Karena lengan kiri ku dan lengan kanan andhika adalah lengan robot mekanik, yang di ciptakan khusus untuk bertempur dan lengan robot mekanik ini mirip seperti tangan asli, hanya saja kulit buatan nya sudah terkelupas semua.
Sfx:Aaarrhggg!!! Grroooaaaghh....!! Rrrgghh....!!!
Andhika mencoba mendaratkan pukulan api nya, tetapi terhenti karena suara dari beberapa zombie yang muncul dari rumah-rumah yang ada di kanan-kiri jalan.
"Tch..!! Sialan! Mereka datang!" geram andhika dengan nada kesal.
"Jangan seperti anak kecil, aku punya ide.. Jangan bunuh dia andhika" ucap ku sambil melirik dingin beberapa zombie yang mendekat perlahan.
"Apa maksud mu! Aku ingin sekali membunuh nya!" timpal andhika menolak ku.
"Turuti saja perkataan ku! Nyawa teman-teman kita saat ini lebih penting, daripada orang busuk ini"
"Baiklah kalau begitu.." jawab andhika tidak semangat karena tidak jadi membunuh bos preman itu.
"Biarkan saja dia di makan para mayat-mayat itu, andhika nyalakan motor nya" timpal ku.
Aku berlari ke arah bus TK yang ditumpangi teman-teman ku, lalu menyuruh pak shin untuk melajukan bus nya pergi dari sini.
Sambil mengeluarkan dua bilah pisau ku dan membunuh beberapa zombie yang mendekat ke bus TK.
Pak shin mengiyakan dan langsung menginjak gas ke tempat selanjut nya.
Sekilas aku dan annisa saling bertatapan, terlihat senyum dan air mata nya yang sedikit menangis, menandakan dia bahagia akan sesuatu.
Melihat senyuman nya cukup membuat diri ku senang.
Sfx:Ngeeengg.. Reeengg..!!
Suara motor yang di nyalakan andhika membuat ku sadar dan hampir saja tergigit zombie, dengan cepat kusayat leher beberapa zombie yang mendekat.
Aku berlari dan menumpangi motor andhika dan di bonceng, andhika memberiku bom rakitan.
"Kurasa ini adalah hal yang sangat menyenangkan" kata andhika dengan tersenyum penuh semangat.
"Yaa.. Itu benar, sekarang kita berangkat" timpal ku yang menyalakan bom rakitan itu dengan menyalakan sumbu nya.
"T-TUNGGU..!! TOLONG AKU!! AKU MOHON SELAMAT KAN AKU!! AKU TIDAK INGIN MATI DI SINI!!! TIDAAAKKK!!!"
Bos preman itu berteriak sambil mengalir kan air mata ketakutan akan kematian yang akan mendekati nya.
"Orang itu berisik sekali..! Telinga ku sakit mendengar ocehan nya!" ucap andhika yang mengeluh.
"Itu yang kuinginkan.." ujar ku yang masih membawa bom rakitan yang sudah menyala itu, karena sumbu nya panjang agak lama untuk meledak.
Seperti nya para zombie tertarik dengan suara teriakan bos preman itu dan mulai mendekati nya.
Sfx:Rgghhhh...!!! Aarrrgh...!!
"Andhika kita pergi.."
"Baiklah.." jawab andhika yang kemudian melaju dan bersamaan dengan itu, aku melempar bom rakitan ke arah bos preman itu.
"T-tidak!!! J-jangan mendekat!! Pergi kalian!! Tidaaaakkk!! Aku tidak mau mati disini!!! AAAAKKKHHHHHH!!!!!!"
Bos preman itu sudah menjadi santapan para zombie dengan ganas. Motor kami melaju sudah agak jauh dan tidak lama kemudian....
Sfx: BOOOOOOOMMMMM!!!!!!!!
Suara ledakan bom terdengar dan para zombie beserta bos preman itu hancur tidak tersisa.
Andhika melajukan sepeda motor nya dengan cepat menyusul bus TK yang di tumpangi teman-teman.
Dalam perjalanan aku memikirkan sesuatu yang tidak ingin kukenang, entah mengapa itu terlintas di pikiran ku dan sejenak mengkhawatirkan keadaan nya.
"Hei... Andhika..."
"Hmm..?"
"Aku tidak mengerti.. Kenapa aku sempat mengkhawatirkan dia..." ucap ku yang memandang ke arah samping dengan melamun.
"Dia ya... Lupakan saja haqqul, ingat lah, dia dan ayah nya yang mengadu domba kita, agar bertarung... Dia menjadi penyebab kita kehilangan lengan.. Aku bahkan tidak ingin mengingat dia" kata andhika dengan agak kesal sambil masih melajukan motor nya dengan kecepatan penuh.
"Tapi... Kau tahu kan...? Aku sulit melupakan nya.." ucap ku menatap langit dengan sayu.
"Ya... Aku tahu.. Dia adalah orang berharga bagi mu... Sebelum annisa kan.. Lebih baik kau jaga annisa baik-baik.. Daripada memikirkan dia... Masa lalu sebaik nya di tutup... Kita melihat ke depan, bukan ke belakang.." ujar andhika yang memberi ku keyakinan.
"Yah.. Mungkin kau benar.. Terima kasih.." kata ku yang memejamkan mata sesaat sambil tersenyum kecil.
Andhika pun ikut tersenyum dan melajukan motor nya dengan lebih cepat lagi, sambil menghindari para zombie yang menghalangi jalan.
*Okta POV*
Sfx: Bruuuummmmm......brmmmm.... BRAK!! RGHH!! JDUAKK.. KRAK!! Bruuumm...
"Mereka kembali... Haqqul dan andhika" ucap annisa dengan senang.
"Iya itu memang benar mereka tapi, bagaimana bisa mereka mengalahkan 3 preman itu sekaligus?" kata marsha yang berpikir.
"Iya benar juga, kalau di pikir-pikir..., tapi bagaimana pun juga karena mereka kembali kita selamat. Coba saja ketika mereka berdua tidak datang, mungkin kita akan jadi budak tiga preman itu..." ujar vika serius.
"Iya.. Benar juga..." jawab marsha.
Aku mendengar annisa, marsha, dan vika sambil menggendong reina yang tengah tertidur.
"Kakak, siapa yang menolong kita?" tanya sari dengan polos nya.
"Itu adalah teman-teman kakak yang sebelum nya terpisah, sari" jawab marsha dengan tersenyum mengelus kepala sari dengan lembut.
"Oh teman kakak.." angguk sari dengan polos seakan mengerti.
Kami semua masih bingung sekaligus senang, karena haqqul dan andhika kembali, kak kamiya mengatakan agar bersiap-siap.
"Hey kalian melupakan kami..?! Jahat nya..." ucap zidan yang masih terikat.
"Kami tidak bisa bergerak, tolong lepaskan ikatan ini.." sambung kelvin.
"Ups... Maaf, kami lupa" ucap ku yang tersenyum polos.
Vika dan annisa beranjak dari kursi penumpang dan menghampiri kelvin dan zidan, lalu meldpaskan ikatan yang mengikat mereka berdua.
"Terima kasih, sekarang kita akan segera sampai di rumah kak kamiya"
"Kau benar zidan, kalian semua duduk saja, kita aman sekarang" timpal kelvin yang kemudian berjalan dan duduk di kursi disamping kak kamiya.
Bus TK berhenti di sebuah pom bensin tua milik desa dan di tidak jauh terlihat, rumah kak kamiya yang hanya berjarak 2 rumah dari pom ini.
Kami semua melihat dan mengamati, setelah di rasa aman tidak ada ancaman, kak kamiya kelvin dan zidan keluar bus untuk mengisi bahan bakar bus yang hampir habis.
Tidak lama kemudian suara motor yang ditumpangi andhika dan haqqul sampai. Mereka berdua turun dan ikut menjaga bus.
"Hey kelvin, zidan, pak shin.. Apa semua baik-baik saja?" ucap andhika yang tersenyum.
"Tidak baik-baik saja, andhika.. Kita kehilangan..."
"Rizal.." kata haqqul menimpali perkataan zidan.
"Kalian sudah tahu?" tanya kelvin heran.
"Kami yang menemani saat-saat terakhir nya menghembuskan nafas... Rizal mengharapkan kita semua selamat dari bencana ini.." ujar haqqul dengan serius.
"Iyaa.. "
Terlihat di kedua mata zidan, kelvin, dan kak kamiya tersirat sebuah kesedihan akan kehilangan.
"Jangan bersedih, apa kalian ingin membuat pengorbanan nya jadi sia-sia. Yang kita lakukan saat ini hanya bisa berjuang menyelamatkan diri"
"Yaa.. Kau benar, baiklah kita harus berjuang!"
Setelah itu semua nampak bersemangat kembali, kami semua tidak ingin membuat pengorbanan rizal jadi sia-sia.
"Pak shin, aku akan menemani mu mengambil barang-barang mu sekarang, ini untuk menghemat waktu kita, biarkan andhika,zidan dan kelvin yang mengurus bahan bakar.." ucap haqqul ke kak kamiya.
"Andhika, setelah selesai mengisi kemudikan bus nya di depan rumah pak shin, agar kita bisa langsung berangkat ke kuil mu" sambung haqqul.
"Baiklah aku mengerti" kata andhika.
"Iya haqqul, panggil saja aku kak kamiya. Aku masih terlalu muda untuk di panggil dengan sebutan pak" ujar kak kamiya yang tersenyum ramah.
"Baiklah kak kamiya" ucap haqqul mengerti.
Semua sepakat tapi vika menyela, lalu mengatakan minta tolong untuk membawakan sesuatu dari rumah rizal.
Haqqul kemudian mengangguk paham.
"Baiklah mari kita mulai..."
"Oke..."
Haqqul dan kak kamiya berlari ke rumah kak kamiya, sementara kami menunggu bahan bakar diisi penuh.
Hari ini cukup membuat ku bahagia, karena aku bisa melihat orang yang kusayangi baik-baik saja.
Entah seberat apapun penderitaan kami selama ini, kami semua akan tetap bangkit untuk mencari secercah harapan itu.....
To Be Continued.....
Hay para readers setia, selamat menikmati membaca
chapter yang telah di up.
Jangan lupa vote, comment, kritik dan saran nya ya, sebagai dukungan kalian
semua para readers~!
Karena readers yang baik adalah readers yang meninggalkan jejak dikolom
komentar maupun vote, wkwkwk~
Selamat membaca
Salam Author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Nur Halimah Halimah
de
2022-06-14
0