*Kelvin POV*
"Tch..!! Sial!!" gumam ku dalam hati yang melihat zidan akan diterkam.
Aku berlari ke arah zidan lalu menarik kerah baju nya agar mundur ke belakang, sempat kulihat wajah zombie itu.
Aku terkejut dan menunjukkan rasa sedih dan iba.
Tapi.... Tidak ada waktu lagi, sebelum dia menerkam zidan aku terpaksa harus membunuh nya, karena dia sudah menjadi zombie. Dengan perasaan yang sudah tercampur aduk, aku memukul zombie itu sangat keras dengan tongkat baseball yang kupegang sampai tersungkur dijalan.
Sfx:BUAAAKKK!!! AAARRRGGHH!!! CRATT..!!!
Zidan masih syok dan terduduk melihat ku membunuh zombie itu, air mata nya masih mengalir membasahi pipi nya.
"Kenapa... Kenapa ini terjadi.... Pada ku...." dengan wajah tertunduk penuh kesedihan mendalam.
"Maafkan aku.., aku... Aku terpaksa membunuh nya...." timpal ku denga menundukkan wajah merasa bersalah.
"Itu bukan salah mu... Kelvin... Ini mungkin takdir ku..."
Zidan menatap langit dengan tatapan kosong dan air mata yang masih membasahi pipi nya serta hujan yang cukup deras membuat kami basah.
"Semoga adik mu tenang di alam sana..."
Aku meneteskan air mata kemudian mengusap nya, hujan masih deras yang membasahi kami sejak tadi.
Aku menghampiri zidan dan mengulurkan tangan ku lalu tersenyum kecil kepada nya.
"Kami ada untuk mu, jangan bersedih.." sambung ku.
Zidan memandang ku dan sedikit tersenyum lalu mengusap air mata nya kemudian meraih uluran tangan ku dan bangkit.
Kami berdua menghampiri mayat adik nya dengan tatapan sedih meminta maaf.
Sebuah kalimat terlontar dari mulut zidan, kata-kata itu terasa diucap kan sepenuh hati dengan tulus dan dihiasi wajah zidan yang sayu memandang mayat adik nya.
"Wildan... Maafkan kakak mu ini... Kakak mu ini payah... Tapi.., kakak mu ini akan berjuang untuk hidup dan melindungi keluarga kita wildan..." dengan air mata yang mengalir dan tersenyum kecil.
Hujan yang deras telah reda dan terganti oleh sebuah ritikan air hujan yang gerimis turun dari langit.
Aku hanya tertegun dan terdiam melihat seorang kakak yang sangat menyayangi adik nya walaupun, dia gagal menyelamatkan nya dari kematian. Zidan tidak sengaja melihat saku adik nya yang terselip kertas dengan noda darah lalu mengambil nya dan membaca nya.
Seketika itu zidan meneteskan air mata nya kembali setelah melihat isi kertas itu, isi kertas itu terdapat sebuah foto keluarga kecil yang lengkap. Ayah, ibu, dan juga tiga anak nya yang tersenyum, tak lupa sebuah kata kata yang ada dibawah foto itu membuat hati ku tersentuh dan ikut meneteskan air mata.
AKU SAYANG KELUARGA KU...
Terima kasih ayah..
Terima kasih ibu..
Dan terima kasih untuk kakak dan adik kecil ku...
Karena kalian semua mengajarkan ku banyak hal...
Aku menyayangi keluarga ku
I LOVE YOU MY FAMILY
Zidan kemudian menutup dan menyimpan kertas itu disaku lalu, aku melepaskan jaket ku yang basah dan memberikan nya ke zidan. Aku memandang wajah wildan, tampak sebuah senyuman manis yang menghiasi bibir nya walaupun dia sudah mati. Zidan kemudian menutup tubuh sampai kepala adik nya dengan jaket yang kuberikan kepada nya.
"Aku juga menyayangi mu wildan adikku tersayang..." ucap zidan dengan tatapan sayu kemudian beranjak dan mengajak ku untuk masuk ke dalam rumah.
Kami berdua kemudian masuk ke rumah dan mengunci gerbang rumah nya agar tak ada zombie yang masuk walaupun, jalanan terlihat sepi.
Hari mulai petang, kulihat jam tangan menunjukkan pukul 5 sore. Aku dan zidan kemudian melepas sepatu kemudian bergegas menemui teman-teman yang berada di dalam.
Aku melihat semua nya terdiam dan tertunduk diruang tengah, zidan sedikit heran kenapa mereka semua terdiam dan berwajah sedih.
Firasat ku tidak enak begitu pun dengan zidan, kami berdua melangkahkan kaki mendekat ke mereka dan akhir nya jelas kenapa mere semua terdiam dan bersedih....
*Marsha POV*
Aku tak percaya dengan apa yang kulihat... Aku meneteskan air mata...
Suara langkah kaki membuatku menoleh dan melihat zidan dan kelvin yang sudah datang. Zidan yang melihat nya kemudian langsung terduduk dilantai.
Seperti nya zidan cukup syok melihat kedua mayat orang tua nya yang berubah menjadi zombie dan mati.
Aku langsung memeluk zidan yang masih terduduk dengan tatapan kosong melihat mayat kedua orang tua nya. Entah kenapa air mata ku ikut mengalir membasahi pipi ku, terasa aku ikut merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Zidan mengeluarkan air mata kesedihan yang mengalir membasahi pipi nya dan aku masih memeluk nya dengan erat.
"Kau harus kuat dan tabah.... J-jangan menangis..hiks..hiks.." ucap ku yang memeluk nya sambil menangis.
"Zidan... Ini mungkin cobaan... Tetaplah sabar dan relakan kepergian mereka..." kata kelvin yang sebenar nya menahan tangis dan amarah nya atas musibah yang dialami sahabat nya sendiri.
"Zidan... Sebelum ibu mu mati, seperti nya dia meninggalkan ini untuk mu" ujar pak shin sambil menyodor kan sebuah selembar kertas penuh noda darah kepada zidan.
Zidan menerima kertas yang penuh noda darah itu dengan gemetar dan kesedihan yang mendalam, lalu zidan membaca surat itu.
Zidan anakku, jika kamu menerima surat ini mungkin ibu sudah tiada... Maafkan ibu yang tidak bisa memberikan apa-apa kepada anak-anak ibu yang tersayang.
Ayah mu berusaha melindungi kami semua tapi yang terjadi malah sebalik nya, ayah dan adik mu wildan tergigit dan menjadi salah satu dari mereka.
Ibu sempat melarikan diri masuk ke kamar dengan adik kecil mu dan mengunci pintu tapi, sebelum itu ibu sudah tergigit, oleh karena itu ibu tulis surat ini berpesan kepada mu anakku.
Tolong jaga dan rawatlah adik mu reina. Ayah dan ibu selalu berdoa untuk keselamatan kalian berdua. Maafkan kami berdua yang tidak bisa menjaga kalian anak-anak yang kami sayangi.
Ibu berharap kalian berdua bisa selamat dan hidup walaupun tanpa kami.
Ibu
Seketika air mata mengalir deras di pipi zidan dengan wajah tertunduk penuh rasa penyesalan.
"Apa aku terlambat ibu..." ucap nya sambil menangis memandang mayat ibu nya yang sudah dingin.
"Kenapa... Kenapa ini terjadi pada ku..." sambung nya dengan tatapan kosong dan air mata yang mengalir membasahi pipi nya.
Aku membantu zidan berdiri dan menuntun nya ke kamar untuk menenangkan hati nya yang bersedih karena kejadian hari ini yang cukup menyayat hati nya.
*Vika POV*
"Kelvin..."
"Iya vika? Ada apa?"
Kelvin kemudian menoleh ke arah ku.
"Sebelum ibu nya meninggal... Dia berpesan kepada mu..." dengan memandang wajah mayat ibu nya zidan dengan pandangan sedih dan iba.
"Pesan? Apa yang dikatakan ibu nya zidan..?"
"Tolong jagalah zidan dan adik nya... Kelvin.." jawab ku menyampaikan pesan dari ibu zidan.
Kelvin kemudian tertegun kemudian tersenyum kecil dengan air mata nya yang mengalir keluar dan menatap wajah ibu nya zidan. Kelvin meraih tangan ibu nya zidan yang sudah dingin kemudian menggenggam nya dengan lembut dan mencium tangan nya.
"Muach... Tante.. Aku pasti akan melindungi zidan dan adik nya..." dengan nada sedih dan senyum kecil.
Kelvin kemudian teringat akan suatu hal, terlihat dari wajah nya sangat cemas. Kelvin kemudian menaruh tangan ibu nya zidan dan melepas genggaman nya kemudian berdiri.
"Pak shin!, kita harus bergegas ke rumah marsha, aku khawatir terjadi suatu hal seperti ini"
"Hhmm... Kurasa begitu.., baiklah kita pergi sekarang" jawab pak shin dengan memegang dagu nya dengan tangan kanan.
"Kalian tetap lah disini, kami akan segera kembali!"
"Baiklah kelvin, berhati hatilah!"
"Eeehh... Cuma kelvin aja nih" timpal pak shin yang sedikit menyindir annisa yang memperingatkan kelvin agar hati hati.
Kemudian annisa menatap pak shin dengan datar. Pak shin hanya tersenyum kaku sambil menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal.
"Hati-hati juga pak shin" ucap okta dengan senyum dan wajah polos.
"Terima kasih okta"
Pak shin kemudian menepuk-nepuk kepala okta dengan tersenyum.
"Ehehehe..." okta sedikit tertawa seperti anak kecil karena di puk-puk kepala nya.
"Modus... Karena jomblo.." ucap ku dengan nada pelan menyindir pak shin.
Pak shin hanya cengengesan, entah sampai kapan pak shin akan terus jadi jomblo.
"Maka nya pak shin cepet-cepet cari jodoh "
"Iya akan aku usahakan rizal!" sahut pak shin dengan nada mantap.
"Baiklah kami pergi dulu"
"Hati-hati kalian berdua..!"
Rizal mengingatkan kelvin dan pak shin agar berhati-hati, kelvin dan pak shin hanya tersenyum mengiyakan perkataan rizal kemudian membawa senjata mereka, lalu membuka pintu keluar rumah.
"Kita sholat ashar dulu yuk!, nanti keburu telat" ajak annisa kepada yang lain.
Kami berempat mulai berjalan ke kamar mandi untuk wudhu kemudian melakukan sholat ashar bersama. Setelah sholat kami berempat memutuskan untuk memasak bersama untuk makan malam nanti.
Hari mulai malam diiringi muncul nya bulan dan bintang yang bersinar indah menghiasi langit yang gelap. Tapi kenapa pak shin dan kelvin belum juga kembali, aku bertanya-tanya dalam hati.
Aku melihat jam dinding menunjukkan pukul 18:00 wib, semoga saja mereka tidak kenapa-kenapa pikir ku.
Annisa dan okta baru saja selesai sholat maghrib, lalu diruang tengah untuk beristirahat setelah sebelum nya membantu rizal mengubur mayat orang tua zidan dihalaman depan teras rumah.
Marsha dan zidan belum juga keluar dari kamar nya, mungkin mereka masih tertekan dan istirahat setelah kejadian tadi yang cukup menyayat hati nya.
rizal mengajak kami untuk melaksanakan sholat isya bersama. Aku, okta, dan annisa mulai beranjak dari sofa kemudian berwudhu dan melaksanakan sholat isya bersama.
Setelah selesai sholat isya, kami berempat beristirahat di sofa ruang tengah karena cukup lelah karena kejadian hari ini.
Entah besok apa lagi yang akan kami alami, tapi kami pasti akan terus berjuang agar bisa menemui keluarga kami disana.
Langit malam mulai memunculkan awan mendung nya, kemudian tetesan demi tetesan air hujan jatuh hingga akhir nya turunlah hujan yang cukup lebat dan deras...
To Be Continued.....
Hay para readers setia, selamat menikmati membaca
chapter yang telah di up.
Jangan lupa vote, comment, kritik dan saran nya ya, sebagai dukungan kalian
semua para readers~!
Karena readers yang baik adalah readers yang meninggalkan jejak dikolom
komentar maupun vote, wkwkwk~
Selamat membaca
Salam Author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Rena Harianto
maaf thor.cuma ngasih saran.
karna tokoh nya banyak.coba jangan pakai aku.sebut aja nama nya yang lagi berperan.
kalau pakai aku.kita yang baca kadang bingung tokoh yang mana yang lagi bicara.terpaksa kita baca nya stop dulu mencari tokoh yang mana yang lagi bicara.
maaf ya thor cuma saran aja.semangat thor
2021-03-06
0
Rena Harianto
maaf thor.cuma ngasih saran.
karna tokoh nya banyak.coba jangan pakai aku.sebut aja nama nya yang lagi berperan.
kalau pakai aku.kita yang baca kadang bingung tokoh yang mana yang lagi bicara.terpaksa kita baca nya stop dulu mencari tokoh yang mana yang lagi bicara.
maaf ya thor cuma saran aja.semangat thor
2021-03-06
2