3. Persiapan

*Vika POV*

Sfx:Bruummm....Ciiitt..!!!

Suara bus yang telah sampai di depan rumah ku, semua yang berada didalam bus menatap keluar jendela. Memeriksa apakah ada zombie yang berkeliaran disekitar jalan ini.

Setelah dirasa tidak ada ancaman zombie, kami semua bergantian keluar dari bus dan masuk ke dalam rumah ku. Pak shin mematikan mesin bus dan ikut masuk.

Setelah semua nya masuk aku pun menutup pintu nya.

Kami mulai memeriksa seisi rumah apakah ada zombie didalam rumah ku atau tidak.

Aku berlari kekamar orang tua ku tapi tidak ada siapapun di dalam.

Membuka dan memeriksa lemari orang tua ku, dan terlihat beberapa pakaian hilang beserta dokumen² penting.

Hati ku lega karena mungkin mereka sudah pergi ke tempat yang aman.

Aku mengambil beberapa pakaian seperlu nya dan keluar dari kamar.

Okta menghampiri ku dan memberikan sebuah surat untukku.

"Vika, aku menemukan surat ini didekat telepon rumah mu" ucap okta lembut.

Aku membuka surat itu dan segera membaca isinya.

Setelah membaca nya, seketika aku merasa tenang dan juga kekhawatiran ku lenyap.

"Vika anakku, mama dan papa mengungsi ke pos darurat di alun alun kota, kami membawa beberapa pakaian mu. Jika kamu baca surat ini, cepatlah ke alun alun kota. Papa dan mama menunggu mu disana"

Mama

"Cepat nyalakan tv!!" ucap ku.

Kemudian rizal mengambil remote tv dan menyalakan nya, seluruh channel tv menyiarkan peringatan darurat untuk segera mengungsi.

"Keraskan volume nya" dengan nada tak sabar.

"Sabar dong" ujar rizal.

Peringatan!!

Pengumuman saat ini kota dalam keadaan yang berbahaya, diharapkan bagi para warga untuk segera mengungsi secepatnya ke alu alun kota didekat stasiun kereta api.

"Berarti setelah ke rumah ku kita akan langsung pergi ke alun alun kota" ucap kelvin.

"Kita akan sampai kemungkinan 2-3 hari" timpal pak shin.

Pak shin dan kelvin masih berdiskusi, kami perempuan pergi ke dapur untuk memasak sesuatu yang lezat untuk dimakan hari ini.

Sementara yang lain berjaga jaga dan memerikasa keadaan luar.

 

 

20 menit kemudian...

Nampak semua nya sudah matang, lalu kami membawa dan menaruh nya diatas meja makan.

Marsha memanggil yang lain untuk makan siang bersama.

Semua berkumpul dan duduk dimeja masing², zifan dan rizal sudah tak sabar ingin segera makan.

Mereka berebut mengambil makanan terlebih dulu, sampai sebuah pukulan mendarat dikepala mereka sampai benjol.

"Tunggu sebentar!!berdoa dulu!!" ucap annisa dengan kesal.

"Kita salah apa...ugh.."

timpal rizal dengan wajah kesakitan mengelus kepala nya yang benjol begitu juga dengan zidan.

"Maka nya! Jangan berebut.." ujar ku dengan nada mengejek dan menertawai mereka berdua.

Pak shin hanya tersenyum senang melihat tingkah murid murid nya.

Setelah berdoa kami mulai menyantap makanan nya sampai habis tak tersisa.

Wajah mereka dihiasi senyuman hangat seperti tak terjadi apa apa diluar sana.

Kebersamaan ini membuat mereka lupa sejenak tentang kekhawatiran dan kejadian hari ini.

Setelah semua selesai makan, kami merasa sudah kenyang.

Tampak rizal dan zidan kekenyangan dengan perut yang buncit.

Kami para wanita mulai membereskan sisa makan siang hari ini.

Aku dan marsha membersihkan meja makan dan menaruh piring kotor ke tempat cucian, sementara okta dan annisa mencuci piring yang kotor.

Pak shin kembali berjaga dengan kelvin, andhika dan haqqul mengobrol sambil beristirahat sejenak, lalu zidan dan rizal terlihat tertidur pulas di sofa dengan perut terisi penuh.

Aku dan marsha selesai membersihkan meja lalu masuk ke kamar ku untuk beristirahat, begitupun annisa dan okta yang selesai mencuci piring.

Mereka menyusul dan masuk kamar untuk beristirahat bersama.

*Annisa POV*

.....1 jam kemudian.....

Aku terbangun dari tidur ku dan membuka mata perlahan, pandangan ku masih buram.

Aku membangunkan maraha, okta dan vika sambil mengucek mata ku.

Kulihat jam weker menunjukkan pukul satu siang, kulangkahkan kaki ku keluar dari kamar dan ke toilet karena ingin buang air kecil.

Terlihat pak shin tertidur disofa dengan andhika.

Terasa sepi sekali....dimana yang lain.. Pikir ku dalam hati.

"Hei annisa, kau sudah bangun!?" ucap zidan yang mengagetkan ku dari belakang.

"Kukira siapa..!? Ternyata kau zidan!? Jangan mengagetkan ku begitu dong!" sedikit kesal.

Zidan hanya meminta maaf dan tertawa lalu kembali berjaga bersama rizal, sejak tadi aku tidak melihat haqqul.

Mungkin haqqul ke toilet atau berjaga dengan rizal dan zidan.. ucap ku dalam hati.

Sampai ditoilet aku masuk dan buang air, setelah selesai aku keluar.

Terasa lega sekali, lalu tak sengaja aku melihat pintu gudang didepan ku terbuka, karena gudang nya berhadapan dengan toilet nya.

Aku mengendap endap masuk ke gudang itu dengan perasaan takut.

Di kegelapan gudang itu terlihat sosok hitam seperti hantu, karena takut aku pun lari ketakutan lalu masuk ke kamar dan menutupi diri dengan selimut.

Vika, okta dan marsha kaget sekaligus heran melihat ku berselimut rapat seperti habis melihat hantu.

"A-aku...melihat..h-hantu.." ucap ku dengan nada ketakutan.

"Hantu!? Benarkah!?" kata marsha tak percaya.

"Anoo...hantu itu kan gk ada annisa"

timpal okta mengelus kepala ku dan menenangkan ku yang masih ketakutan.

"T-tapi tadi b-beneran ada!!" dengan nada masih takut.

"Aku tak percaya si belum melihat nya sendiri.." timpal vika.

Mereka tak percaya kata kata ku dan memutuskan untuk memeriksa nya sendiri.

Kami berempat berjalan ke gudang untuk memeriksa apakah ada hantu yang kulihat tadi atau tidak.

Dan benar apa kataku, hantu itu masih duduk disitu dan membelakangi kami.

Marsha dan vika terkejut karena mereka melihat hantu.

Marsha dan aku mengambil tongkat kayu, lalu vika mengambil karung.

Tanpa basa basi lagi vika memasukkan hantu itu ke dalam karung lalu aku dan marsha memukuli nya.

 

 

Sfx:bakk..!!bukk..!!bakk..bukk..!!

"Rasakan itu hantu!?" ucap ku senang.

Hantu itu mengerang kesakitan lalu tersungkur ke lantai, okta menghidup kan lampu dan ternyata...

"EEEHH!! HAQQUL!?!" ujar kami bertiga serempak, okta hanya tertawa kecil.

Haqqul sudah pingsan dengan kepala yang benjol serta mata nya berkunang kunang, kami berempat cepat² membawa haqqul keluar dari gudang dan memapah nya menuju ruang tamu.

Aku mendudukkan haqqul ke sofa, terlihat burung terbang berputar diatas kepala nya.

Marsha mengambil P3K, vika mengambil kompres dan air hangat, lalu okta mengambil segelas air putih.

Pak shin yang tidur terbangun karena keributan kami lalu heran melihat haqqul yang babak belur. Rizal dan zidan yang mendengar keributan berlari meninggalkan penjagaan nya menuju asal suara keributan.

Rizal dan zidan yang melihat haqqul babak belur tidak melanjutkan pertanyaan nya dan tertawa.

"Ada ap-..ahahaha... Kau kenapa babak belur"

Aku mengompres benjolan nya dengan air hangat lalu memperban nya.

Tak berapa lama kemudian haqqul sadar sambil memegangi kepala nya yang pusing.

"Ughh...sakit nya..." ucap haqqul menahan rasa sakit.

Aku yang merasa bersalah karena memukuli haqqul langsung meminta maaf kepada nya.

Marsha dan vika pun juga ikut meminta maaf ke haqqul.

Haqqul menanggapi nya dengan anggukan dan senyuman nya yang hangat.

"Oh iya aku lupa!"

Haqqul teringat sesuatu dan masuk gudang lalu membawa sesuatu.

Haqqul menunjukkan beberapa rakitan bom dan juga senjata tajam.

"Aku menemukan beberapa alat yang bisa kurakit dan menjadikan nya untuk alat persenjataan kita" ujar nya dengan nada yang serius.

"Tapi ini belum cukup.." timpal zidan.

"Tenang saja dirumah ku dan haqqul ada beberapa senjata yang menarik"

ucap andhika mengagetkan kami semua yang sedang berdiskusi.

"Eh..kau sudah bangun" ucap zidan kaget.

Andhika hanya tersenyum penuh semangat.

"Benar kata andhika, senjata ini hanya untuk digunakan sementara saja" ujar haqqul.

"Kelvin dimana? Kok dia gk keliatan sejak tadi?" kata pak shin sambil menoleh kesana kemari.

"Dia tidur dikamar atas pak shin" jawab zidan.

Semua akhir nya selesai berdiskusi dan segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.

Zidan melangkahkan kaki ke kamar atas dan membangunkan kelvin untuk mengajak nya sholat berjamaah.

Selesai sholat kami bersiap siap untuk berangkat.

Pak shin membuka pintu dan masuk bus untuk menghidupkan mesin nya.

Aku, marsha, vika dan okta segera masuk ke dalam bus.

Pak shin mengamati keadaan sekitar dan terlihat aman, kami berempat juga ikut mengamati keadaan sekitar.

Setelah diamati tidak ada tanda tanda zombie atau pun kemunculan nya.

Pak shin mencoba menghidup kan mesin nya.

Sfx:Brruummm..!!!

Semua barang yang diperlukan sudah diangkut semua ke dalam bus, kemudian anak laki laki masuk bergantian dan duduk dikursi nya masing masing.

Kelvin masuk bus dan menutup pintu nya lalu duduk di kursi samping pak shin.

Setelah semua dirasa sudah siap kami pun berangkat.

Pak shin menginjak gas dan pergi ke tujuan berikut nya.....

 

***To Be Continued.....

Hay para readers setia, selamat menikmati membaca

chapter yang telah di up.

Jangan lupa vote, comment, kritik dan saran nya ya, sebagai dukungan kalian

semua para readers~!

Karena readers yang baik adalah readers yang meninggalkan jejak dikolom

komentar maupun vote, wkwkwk~

Selamat membaca

Salam Author

Terpopuler

Comments

bekok

bekok

Mantap

2021-08-08

0

Oschar Migerz

Oschar Migerz

jadi deg degan bacanya

2020-12-09

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!