6. Berpisah

*Marsha POV*

Langit terlihat gelap tertutupi oleh awan yang mendung...

Angin mulai berhembus pertanda akan turun hujan, diiringi oleh suara petir....

Kami bersiap di posisi masing-masing untuk mulai menjalankan rencana nya.

"Hmm... Jadi teringat masa lalu..." ucap haqqul dengan nada datar.

"Yaaa... Sudah lama sekali semenjak hari itu... Sekarang, mari tunjukkan kemampuan kita pada mayat-mayat sialan itu"

Ujar andhika mengingat masa lalu.

"Okay...." dengan wajah datar nya ke para zombie itu.

Andhika melompat dari atas bus dan menebaskan pedang kayu nya ke arah zombie yang ada di depan nya.

Kelvin dan zidan juga mulai lompat dari bus untuk menghalau zombie dengan senjata mereka.

Sementara yang lain turun dengan perlahan dari bus yang terguling ini.

Tiga zombie ambruk dihadapan andhika kemudian, haqqul menyalakan sumbu bom rakitan dan melemparkan nya ke atas yang mengarah ke andhika.

Andhika mendongakkan kepala ke atas dan menangkap bom yang menyala itu, dengan cepat andhika mendorong bom rakitan itu masuk ke mulut zombie yang terbuka lebar dihadapan nya.

"Kau lapar zombie? Itu kuberi kau sosis gratis!" ucap andhika dengan senyum iblis nya.

Andhika memutar badan dan menendang zombie itu hingga terdorong ke belakang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx:rggghhh...!!!BOOOOOMMMMM!!!!!!!!!!!

 

 

 

 

Ledakan bom itu membuat zombie yang ada disekitar nya terpental dan hancur.

Haqqul melompat dari atas bus kemudian berlari menolong kami yang kesulitan menghalau zombie lalu, haqqul memegang dua bilah pisau dan mulai membunuh para zombie yang ada di depan kami dengan lincah dan lihai.

Kelvin dan zidan berhasil membunuh 4-5 zombie lalu, haqqul berhasil membunuh 7 zombie yang ada dihadapan kami.

Aku, vika, annisa, okta, rizal, dan pak shin berjalan dengan langkah yang sedikit terburu-buru karena vika, aku, dan pak shin terluka. Rizal, okta, dan annisa memapah kami dengan sedikit cepat.

Sementara kelvin, zidan, dan haqqul membunuh zombie yang menghadang jalan kami untuk keluar dari kepungan zombie.

Sfx:Arrggghhh!!dakk!!cratt!!!siingg...!!!

Suara dua bilah pisau yang menyayat leher para zombie itu hingga terpotong kepala nya dan membuat nya ambruk seketika.

Kelvin memukul kan tongkat kayu itu ke kepala zombie yang menghalangi jalan nya dengan keras sampai suara retakan tulang nya terdengar.

Zidan memukul 2 zombie yang ada di depan nya dengan satu pukulan keras sampai akhir nya ambruk.

Salah seorang zombie berusaha menerkam haqqul dari belakang.

"Haqqul!! Awas dibelakang mu!!" teriak annisa ke haqqul.

Haqqul hanya melirik ke belakang lalu memutar badan ke belakang zombie itu dengan cepat dan menyayat leher zombie itu dari belakang sampai putus kepala nya.

Suara petir menggelegar... Langit di selimuti awan hitam yang bersiap menurunkan hujan nya...

Angin terasa berhembus kencang sekali membawa hawa dingin....

Akhir nya kami terbebas dari kepungan para zombie itu, kemudian kelvin berlari ke arah mobil yang dilihat nya dipinggir jalan lalu menyalakan mesin nya.

"Pergilah...aku harus membantu andhika..." ujar haqqul. menghentikan langkah kaki nya.

"Ingatlah janji mu haqqul...kau akan kembali...!" ucap annisa dengan sedikit sedih.

"Tenang saja... Aku akan kembali...karena itulah janji ku.." dengan senyum yang tersirat di mata dan bibir nya.

Zidan meloncat ke atap mobil tengkurap dan berpegangan pada pegangan yang ada di atap mobil.

Kami semua masuk bergantian lalu, kelvin menginjak gas dan melaju pergi dari sana....

Haqqul kemudian masuk ke gerombolan para zombie itu dan membantu andhika yang sibuk membunuh para zombie disekitar nya.

Okta dan annisa melihat dari balik kaca mobil kumpulan zombie yang mengepung andhika dan haqqul dengan perasaan cemas dan khawatir.

"Kalian jangan khawatir..., mereka pasti akan selamat dan menepati janji mereka" ucap ku menghibur hati okta dan annisa yang bersedih.

Kelvin mengendarai mobil nya dengan cepat dan menghindari zombie-zombie yang menghalangi jalan nya.

Sekarang tujuan kami selanjut nya adalah rumah ku dan zidan.

"Semoga saja mereka tidak apa-apa... Ya tuhan lindungilah mereka..." gumam ku dalam hati.

 

 

 

 

*Zidan POV*

Kenapa seperti ini..... Kenapa.....

Apa ini takdir...? Gumam ku dalam hati kecil ku yang paling dalam.

 

 

Atau kah.... Akhir dunia.......?

"Pegangan yang erat zidan!! Aku akan sedikit ngebut!!!" teriak kelvin dari dalam mobil.

Aku berpegang erat pada pegangan yang ada di atap mobil. Karena tak cukup di dalam sana, aku terpaksa tengkurap di atas atap mobil sambil pegangan.

Kelvin mengendalikan mobil dengan cepat dan berusaha menghindari tabrakan dengan zombie.

 

 

 

 

 

 

Sfx:Brruuuummmm....!!! Arrgghhh....!!!! Rgghhh...!!!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah agak mengebut, akhir nya kami semua sampai di depan jembatan yang tertuju ke rumah marsha dan rumah ku.

Kelvin melaju kan mobil nya perlahan tapi....

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx:aargghh...rrgghh....aaarrrgghh....rrrgghh...

 

 

 

 

 

 

 

 

Baru saja sampai pintu gerbang gang mobil berhenti...

Ternyata.....kami sudah ditunggu......

Dihadapan kami para zombie berkeliaran kesana kemari di atas jembatan menghalangi jalan kami.

"Seperti nya kita harus membuka jalan agar kita bisa lewati jembatan ini" ucap pak shin.

Marsha mengobati luka pak shin dan juga memperban kepala nya yang terluka parah.

"Itu tidak perlu! Kita terobos saja mereka!" ujar kelvin dengan wajah serius.

"Kau siap zidan?!" sambung kelvin sedikit berteriak.

"Pasti nya..aku sudah tak sabar...lakukan saja..!" dengan wajah senyum penuh semangat.

"Tapi!? Itu berbahaya!! Jika zidan tergigit bagaimana!! Lalu jika mobil ini terguling bagaimana?!!" ujar rizal panik dan tidak setuju, begitu pun dengan anak perempuan.

"Tapi hanya itu pilihan kita?! Liat saja kondisi kita saat ini!!" kata ku dengan sedikit kesal.

Rizal dan anak perempuan pun berpikir dan intropeksi diri...

"Melihat keadaan kita saat ini kemungkinan kecil kita tidak bisa selamat" ujar kelvin.

"Kalian tenang saja, percayalah pada kelvin dan zidan" kata pak shin yang sudah diobati luka nya dan tersenyum.

"Tapi..."

"Percayalah pada ku sayang...kita pasti akan selamat apapun cara nya.." ucap ku pada marsha yang cemas dan khawatir.

"Iya zidan... Aku percaya" jawab marsha.

Kemudian semua menyetujui dan percaya, kelvin hanya menunjukkan senyum kecil nya lalu bersiap menabrak para zombie yang berkeliaran di atas jembatan itu.

Tangan kiri ku berpegangan dengan erat dan tangan kanan ku membawa tongkat baseball besi.

Kelvin memainkan gas dan para zombie mulai menghampiri kami semua.

"READY...GOOOO!!!!" teriak ku dengan penuh semangat.

Kelvin menginjak gas dan melaju dengan cepat mengarah ke gerombolan para zombie yang menghampiri kami.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx:Bruuummm....!!!!! Aaaarrgghh!! BRAAKKK!!!! DUAKKK!!!! BRAAAKKK!!! CRATT!!!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mobil menabrak para zombie dengan sangat keras hingga terpental tepat di atas ku lalu jatuh ke belakang.

Mobil masih melaju dengan cepat menabrak para zombie yang menghalangi jalan kami.

Jalan keluar terlihat di depan sana tapi, salah seorang zombie menghadang jalan di depan sana.

"Kelvin!!! Biar aku atasi yang satu ini!!" teriak ku ke kelvin.

"Aku mengandalkan mu zidan!!" jawab kelvin.

Aku bersiap memukul zombie itu dengan tongkat baseball yang sudah kugenggam sejak tadi sementara, kelvin melajukan mobil nya dengan cepat.

Semakin dekat dan sebelum tertabrak aku memukul zombie itu dengan sekuat tenaga sampai terpental.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx:Bruuummm...!! Aarrggh!!! Duakk..!!! Cratt...!!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mobil terus melaju dengan cepat berhasil keluar dari gerombolan zombie yang ada di jembatan kemudian, menancap gas ke rumah ku dan marsha.

"Hey..apa kau tidak apa apa zidan!?" ucap kelvin sambil menyetir mobil.

"Hahaha...menyenangkan sekali kelvin!" jawab ku tertawa senang dan masih tengkurap sambil menggenggam erat ke pegangan yang ada di atap mobil.

Semua yang ada di dalam mobil lega karena selamat dari gerombolan para zombie tadi yang menghalangi jembatan.

"Syukurlah kita masih selamat" ucap pak shin tersenyum.

"K-kukira kita akan mati t-tadi..." kata rizal dengan tubuh gemetar dan wajah pucat ketakutan.

"Kau takut... Penakut sekali..." timpal vika mengejek rizal.

"Tentu saja aku takut! Bagaimana kalau kita tidak selamat tadi!?" ucap rizal dengan nada masih ketakutan.

"Sudahlah... Kita sekarang baik baik saja, kita akan segera sampai" ujar kelvin melerai mereka.

Rumah ku mulai terlihat tidak jauh lagi, kemudian kelvin melajukan mobil dengan sedikit cepat dan akhir nya sampai di depan rumah ku.

Seperti nya hanya ada 4-5 zombie yang berkeliaran, aku kemudian turun ke bawah dan melawan para zombie itu dengan baseball besi yang ku genggam.

Aku menghampiri para zombie itu dan memukul nya satu persatu sampai ambruk sehingga menyisakan 2 zombie lagi.

Kelvin dan yang lain keluar dari mobil dan masuk ke rumah ku, kecuali kelvin yang menghampiri untuk menunggu ku.

"Zidan, cepatlah kau selesai kan" ucap kelvin yang menunggu.

"Oke kelvin!, kurang zombie yang berbaris itu saja" kata ku sambil menoleh ke kelvin dengan menunjuk kearah 2 zombie yang berbaris itu.

Zombie yang ada dibelakang tidak terlihat wajah nya, karena tertutup oleh zombie di depan nya.

Dua zombie itu mulai mendekati ku dan kelvin dengan langkah yang terseok-seok.

Dengan senyum penuh semangat aku berlari kearah 2 zombie kemudian memutar badan dan memukul kepala zombie itu sampai terpental ke samping.

Diwaktu yang bersamaan, aku sekilas melirik zombie yang berada dibelakang zombie yang kupukul barusan.

Seketika wajah ku pucat, badan ku bergetar, jantung ku berdetak kencang, tangan ku serasa mari rasa, dan juga air mata mengalir di pipi ku......

Badan ku mematung tidak berdaya membunuh zombie yang terakhir ini.

Kenapa...kenapa...kenapa harus kamu yang berubah jadi zombie...apa yang terjadi...!? Apa aku terlambat....

Gumam ku dalam hati yang masih shock melihat pemandangan yang menyedihkan ini.

"Zidann..!!! Apa yang kau lakukan!!! Cepat bunuh zombie itu!! Zidan!!" teriak kelvin yang mulai khawatir melihat ku yang hanya diam mematung.

Zombie itu terus mendekat kearah kh dengan langkah nya yang terseok-seok, lalu belum sampai beberapa detik zombie itu bersiap menerkam ku.

Entah apa yang harus kulakukan...tubuh ini tidak mau bergerak...terasa mati rasa...tangan ku seperti tidak memiliki tenaga....

"Apa ini kah akhir nya... Apa ini hukuman ku karena terlambat menyelamatkan nya sehingga, aku akan dibunuh oleh nya...." gumam ku dalam hati kecil ku yang menangis.

Aku melihat langit yang tertutup oleh awan yang gelap.... Tidak lama kemudian ritikan air hujan mulai jatuh membasahi seluruh tubuh ku....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx:tik..tik..tik..crassshh....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Suara hujan semakin deras, kupejam kan mata perlahan diiringi air mata yang mengalir di pipi ku lalu pasrah menunggu datang nya ajal yang sudah berada di depan mata ku......

 

To Be Continued.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!