14. Masalah

*Kelvin POV*

"Apa semua sudah selesai..?" ucap ku kepada rizal dan zidan yang masih memindahkan barang barang yang ada dimobil.

"Hanya tinggal baju untuk kita ganti semua" jawab zidan tanpa menoleh karena sibuk menaruh barang-barang di dalam bus.

Rizal setelah selesai mengangkat dan memindahkan barang-barang istirahat di dalam bus.

Kak kamiya mengecek dan berada di dalam bus untuk memastikan aman untuk melaju.

Aku membawa semua barang yang tersisa di mobil dan menaruh nya di dalam bus.

"Zidan!! Masuklah kita sudah siap berangkat!!" teriak ku ke zidan.

Aku kemudian berjalan ke depan dan duduk disamping kak kamiya.

Zidan masuk ke bus san duduk bersama teman-teman yang lain.

"Ayo berangkat!" kata marsha dengan penuh semangat.

"Yosh! Kita mulai!!" timpal zidan dengan tersenyum.

"Ayo kak!! Kita berangkat!!" ujar sari dengan penuh semangat.

Okta ,annisa ,vika ,dan rizal hanya tersenyum.

"Kak kamiya berangkat" ucap ku ke kak kamiya.

"Baiklah.. Baiklah.. Semua pegangan yang erat..!"

Kak kamiya pun melajukan bus menuju tempat selanjut nya.

"Fiuhh akhir nya kita bisa sedikit tenang" ucap rizal yang menyandarkan tubuh nya di kursi penumpang yang empuk.

"Hahaha! Padahal kau sangat ketakutan tadi waktu ingin di tabrak bus ini" tawa zidan yang menyindir rizal dan kemudian disambut saling mengejek.

Sementara yang lain ikut tertawa melihat pertengkaran zidan dan rizal.

"Kalian seperti anak kecil saja" ucap marsha.

"Sini kukasih dua lolipop biar gk bertengkar lagi" timpal okta dengan senyum polos nya sambil menggendong wildan.

Seperti yang kurasakan saat ini teman-teman ku sangat senang dan membuat ku lega.

 

 

20 menit kemudian....

 

 

 

 

 

 

 

 

"Kak kamiya, setelah ini kita akan belok kanan dan berhenti di maajid" ucap ku yang memberikan arahan petunjuk ke kak kamiya.

"Baiklah, aku mengerti kelvin" timpal kak kamiya dengan senyum ramah nya.

Semua terlihat tampak asyik mengobrol dan tertawa bersama, terasa lega hati ku melihat mereka baik-baik saja sampai saat ini.

Bus berbelok ke kanan dan kemudian melaju secepat nya, tanpa ada halangan zombie. Tapi tidak lama kemudian dari kejauhan di tengah jalan ada 3 orang yang melambaikan tangan meminta tumpangan.

Aku dan kak kamiya heran dan juga sempat mengamati 3 orang itu, perasaan ku tidak enak dengan ke 3 orang itu. Penampilan mereka seperti preman dengan senjata pistol dan pisau yang sudah siap di pinggang mereka masing-masing.

Kak kamiya menghentikan bus karena tidak mungkin melaju dan menerobos mereka. Tanpa basa-basi mereka masuk ke dalam bus TK yang kami tumpangi dan menyapa kami semua dengan nada tidak enak.

"Haha! Terima kasih tumpangan nya, dasar bocah!" sapa salah satu preman itu.

"Bus ini akan kami rampas, tapi jika kalian ingin tetap disini, turuti semua perintah kami bertiga tanpa melawan. Jika melawan kalian akan tahu akibat nya" timpal salah satu preman itu yang seperti bos preman tersebut.

"Waah.. Mereka juga membawa gadis-gadis cantik"

"Lumayan kita bisa bersenang-senang nanti, hahaha!" timpal salah satu preman.

Seketika rizal dan zidan tersulut emosi nya tetapi mereka menahan diri, aku dan kak kamiya di hampiri bos preman lalu ditodong pistol tepat dikepala kami, bos preman itu menyuruh kak kamiya menjalankan bus nya.

Kak kamiya hanya mengangguk kemudian melajukan bus nya.

Para perempuan ketakutan begitupun dengan sari dan wildan yang menangis, tangisan wildan membuat salah satu preman itu marah-marah dengan kata-kata kasar nya.

"Hei bocah!! Tenangkan bayi itu, jika tidak! Akan kulempar dia keluar! Dasar sialan!"

"I-iya..?!" jawab okta dengan wajah ketakutan dan tubuh gemetaran, okta berusaha menenangkan wildan, tapi tangisan wildan semakin keras sehingga telinga preman itu sudah tidak sanggup menerima tangisan nya lagi.

"Aargh!! Dasar bodoh!! Apa kau tidak bisa mengurus bocah itu!! Sini kemarikan!! Akan kubuat dia tenang!!" ucap preman itu dengan kasar. Premab itu mendekati dan berniat membunuh bayi itu.

 

 

Tapi..

 

 

 

 

Sfx:Plakk...!

 

 

 

 

 

 

Zidan menepis tangan preman itu yang mencoba mengambil adik kesayangan nya.

"Apa yang kau lakukan! Tidak akan kubiarkan adikku di sentuh oleh keparat seperti kalian!!" tegas zidan dengan nada yang penuh amarah dan melindungi para perempuan beserta adik kesayangan nya.

"Kalian seenak nya masuk bus kami dan merampas nya!, apa kalian tidak punya rasa peduli hah!!" timpal rizal dengan geram dan kesal.

Rizal dan zidan melindungi para perempuan, sementara aku dan kak kamiya menjadi sandera dan tidak bisa berbuat apa apa di waktu genting seperti ini.

"Hey bocah, kau bergabunglah dengan teman-teman bodoh mu itu" ujar bos preman itu sambil menarik kerah baju ku dan menendang punggung ku, sehingga terjatuh di hadapan dua preman dan teman-teman ku.

Ketika jatuh kepala ku terbentur cukup keras dilantai bus sehingga membuat dahi ku mengeluarkan darah dan pingsan seketika.

"Kelvin...!!" teriak zidan mendapati ku terkapar di lantai.

Rizal dan zidan geram melihat diri ku di perlakukan tidak pantas.

 

 

*Zidan POV*

"Hey, kalian sudah keterlaluan kepada sahabat ku!!"

"Dasar kalian, preman kurang ajar!!" timpal rizal.

"T-tunggu zidan! Rizal!" kata annisa yang menghentikan kami berdua tapi terlambat, karena aku sudah tidak bisa menahan emosi ku lagi.

"Hoi, hoi!! Lihat lah ini, ada dua bocah yang sok jadi pahlawab dan mengolok-olok kita" ujar preman itu lalu tertawa terbahak-bahak.

"Memang nya ada yang lucu, hah!!" bentak rizal dengan penuh kekesalan.

 

 

Dan di waktu bersamaan...

 

 

Sfx:Bukk!! Uhuk!! Akkhh!! Gubrak!!

 

 

Sebuah pukulan mendarar di pipi rizal dan membuat nya tersungkur ke lantai bus.

"Rizal!!" Kata ku yang kaget lalu dengan sigap ku daratkan pukulan ku ke arah preman yang memukul rizal tadi.

"Ups...! Hampir saja bocah tengik!! Hahaha!!"

Preman itu tertawa sambil menahan pukulan ku dengan tangan nya yang besar, kemudian mencekik leher ku dan memukuli perut ku.

"AKKKH!! UHUK!! UHUKK!! AKKKHH!!"

"HAHA!! RASAKAN ITU BOCAH TENGIK!! JANGAN SOK PAHLAWAN BOCAH!!"

Preman itu menjatuhkan ku di dekat rizal dengan tersenyum puas, setelah memukuli kami serta tubuh ku merasakan sakit yang luar biasa, di sertai dengan darah yang mengalir keluar dari celah bibir.

"Tidak!! Zidan!! Jangan lukai zidan dan rizal! Hiks!" marsha hanya bisa terisak memohon agar kedua preman itu tidak memukuli ku dan rizal lagi.

Okta ketakutan sambil memeluk zidan, vika dan annisa tampak kesal dengan perilaku preman itu kepada kami, tetapi kami tetap tidak bisa berbuat apa-apa karena kami adalah sandera , dan dimanfaatkan ketiga preman itu.

Marsha memeluk sari yang ketakutan karena melihat dua preman yang memukuli ku, rizal dan kelvin.

"Kalian sebaik nya pikirkan dulu sebelum melakukan apapun bocah! Karena kami tidak akan segan! Hahaha!!"

Dua preman itu tertawa puas dengan wajah mereka yang tidak memiliki belas kasihan sama sekali.

"Sudah lah! Kita biarkan saja bocah-bocah ini, mereka tidak akan berani macam-macam lagi. Hahaha!!" ujar preman itu yang kemudian duduk agak berjauhan dengan kami semua.

Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan hanya bisa menangis dalam hati... Serta putus asa...

 

 

To Be Continued.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!