*Zidan POV*
Sfx:Tap..tap..tap..! Groaarggh!!! Syatt!! Bukk!!
Aku berlari menyusul kelvin yang masuk ke dalam sebuah kelas, tapi sebelum aku sampai beberapa zombie menghadang jalan hingga membuat ku terpisah dan harus membunuh para zombie ini terlebih dahulu.
"Jangan menghalangi ku!! Hyaa!!" ucap ku yang membunuh zombie itu satu persatu tetapi muncul lagi dan tidak sadar sudah terkepung dari depan dan belakang.
Aku melirik ke sebelah ku ada ruangan kelas dan tanpa basa-basi lagi aku masuk ke dalam dan langsung menutup pintu lalu mengunci nya. Kulihat di dalam sini ada 2 zombie anak kecil dan 1 zombie dewasa, kutusukkan tombak ku yang terpasang dua bilah pisau ke 3 zombie itu sampai ambruk.
"Fiuhh... Akhir nya selamat juga, tapi aku harus cari jalan keluar" ucap ku sambil mendekati jendela dan melihat keadaan luar.
Ternyata di samping kelas ini ada sebuah tempat parkir bus dan lapangan kecil, kulihat sebuah bis kecil TK terparkir disana, kemudian ada 7 zombie anak kecil dan 3 zombie dewasa jadi total nya ada 10 zombie yang posisi nya agak berjauhan di lapangan dan parkiran itu.
"Mungkin jika aku membawa bus itu, akan cukup untuk semua nya daripada mobil yang kami bawa" pikir ku.
"Aku akan membereskan para zombie itu dulu, lalu setelah itu akan kubawa bis nya" sambung ku yang memikirkan cara dan berbicara sendiri.
Sfx:Brakk!!Brakk!!Brakk!!Jduakk!! ARGGHH!! GROOAGHH!!
Terdengar suara pintu yang di dobrak oleh sekumpulan zombie yang ada di luar sana, dan seperti nya sekumpulan zombie itu sudah tidak sabar untuk masuk ke ruangan kelas ini untuk memakan ku.
"Haaah.. Kalian sungguh merepotkan, masuklah kalian semua tapi...., setelah aku lompat dari sini" ucap ku yang menghela nafas panjang dan tersenyum jahil lalu mengambil ancang-ancang berlari untuk lompat dari jendela.
Sfx:Brakk!!Brakk!!Gubrakk!!
Pintu pun terdobrak dan hancur hingga membuat para zombie yang memaksa masuk tadi terjatuh.
"Yooo..!! Kalian semua!! Apa kabar kalian? Apa perut kalian lapar? Tapi maaf saja aku harus pergi sekarang, sampai jumpa"
Sfx:Tap..Tap..Tap..Tap..!! PRAANKK!!! GUSRAKK!! SRUKK!! BUKK!!
Tanpa basa-basi lagi aku pun melompat dari jendela dan jatuh ke bawah semak-semak di pinggir lapangan.
"Aduuhh... Sakit sekali rasa nya pantat ku, apa semak-semak ini berduri ya?" dengan wajah mengeluh kesakitan sambil mengelus pantat ku yang agak sakit dan mencoba berdiri.
"Sekarang waktu nya beraksi, hehehehe..."
Aku berdiri dan berlari ke arah zombie anak kecil dahulu karena lebih mudah membunuh mereka, lalu setelah itu aku membunuh zombie dewasa sampai akhir nya area bersih dari zombie.
"Maafkan aku semua, semoga kalian tenang di alam sana" dengan nada agak sedih lalu tersenyum kecil.
Setelah semua selesai terbunuh aku berjalan menghampiri bus TK tersebut dan segera masuk ke dalam nya. Kulihat kunci bus masih terpasang di tempat nya, sehingga membuat ku senang.
Sebelum kunyalakan bis nya, aku memeriksa semua tempat duduk apakah ada zombie atau tidak, setelah kurasa aman aku pun mulai menyalakan bus kecil TK itu.
"Hehehe... Aku akan mengejutkan semua nya" dengan terkekeh aku menyalakan mesin bus nya.
Sfx:Bruuumm...!! Bruumm!! Brum..!! Brumm..!!
*Rizal POV*
Sfx: Syatt!! Cratt!! Dukk!! Aarrgghh!!!!
"Aakhh!! Ini semakin banyak dan tidak ada habis nya" keluh ku sambil membunuh beberapa zombie yang mendekat ke mobil.
"Sabar saja rizal, mereka mungkin sebentar lagi akan kembali" timpal kamiya dengan senyum ramah membunuh beberapa zombie yang mendekat.
"Semangat kalian berdua" ujar anak-anak perempuan yang ada di dalam mobil dengan senyum polos nya, melihat kami agak kewalahan menghadapi para zombie ini.
"Bisa tidak kalian membantu kami di sini daripada duduk manis di dalam mobli dengan senyum dan tatapan tidak berdosa" timpal ku yang mengeluh.
Aku mengomel tidak jelas sambil terus menyerang para zombie yang mendekat ke mobil. Vika hanya menatap ku dengan tatapan mengejek, dan yang lain menatap ku dengan senyuman tidak berdosa, entah kenapa aku agak kesal melihat mereka.
Sfx:Tap..Tap..Tap.. Hyaa!! Arrghh!! Craatt!!
Suara langkah kaki seseorang dari dalam sekolah TK yang mendekat ke arah kami dengan langkah yang terburu-buru. Orang itu adalah kelvin yang sedang berlari keluar ke arah kami setelah melewati lorong-lorong dan halaman yang penuh zombie sambil menggendong seorang anak kecil yang sedang menangis.
"Oi..oi.. Dia bawa anak kecil??"
"Iya rizal, mungkin hanya itu yang selamat..." ucap kak kamiya dengan nada berat dan simpati.
"Tidak mungkin..??!" ucap ku yang tertegun dan agak sedih mendengar nya.
Kelvin kemudian berhenti tepat di depan kami.
"Kau lama sekali!!" sambil marah-marah tidak jelas melihat kelvin dengan wajah kesal.
Kemudian kulampiaskan semua kekesalan ku dengan membunuh para zombie yang mendekat ke mobil.
"Hahaha.. Rizal sangat bersemangat ya hari ini" tawa kak kamiya sambil berhasil membunuh 3 zombie di depan nya.
Kelvin mendekat ke mobil dan membukakan pintu memberikan anak kecil tersebut kepada marsha.
"Marsha tolong jaga dia"
"E-eh..?! B-baiklah kelvin, tapi dimana zidan?, aku tidak melihat nya keluar bersama mu" ucap marsha dengan wajah dan nada cemas yang terlihat jelas.
"Dia terpisah waktu aku mencari anak kecil ini, aku akan mencari nya lagi marsha, jangan khawatir marsha" ujar kelvin meyakinkan.
Marsha hanya mengangguk dengan wajah cemas, kemudian mengelus kepala anak kecil tersebut. Kelvin yang melihat itu tersenyum kecil sekilas dan pergi masuk kembali ke dalam gedung sekolah TK itu untuk mencari teman ku sekaligus sahabat nya itu.
Aku tersenyum melihat nya kemudian agak kaget ketika kelvin masuk kembali ke gedung sekolah TK itu.
"T-tunggu!! Dasar bodoh!!" ucap ku yang sudah terlambat mencegah nya.
"Tenang lah kita serahkan saja kepada kelvin, pasti semua akan baik-baik saja" kata kak kamiya yang menepuk pundak ku.
"Dan juga zombie di jalan ini sudah bersih" sambung kak kamiya dengan senyum ramah.
Aku bingung dan agak lega karena zombie di jalan ini sudah habis kami bantai, walaupun agak jauh terlihat zombie yang menghampiri kami dengan jalan nya yang lambat dan terseok-seok.
"Hn.. Seperti nya kita bisa beristirahat sejenak sambil menunggu mereka kak kamiya" angguk ku yang tersenyum.
*Marsha POV*
"Cups..cups..cups.., jangan menangis kamu sudah aman bersama kami" ucap ku yang menenangkan tangisan nya sambil mengusap air mata yang keluar membasahi pipi nya.
"Huhuhu... Hiks..hiks.. Hwaaa!!"
Anak kecil itu menangis tambah keras dan kemudian wildan ikut menangis, okta agak panik dengan wajah polos nya dan berusaha menenangkan wildan.
Annisa mencoba membujuk anak kecil itu dengan memberi beberapa permen kepada anak kecil tersebut, sementara vika hanya menutup telinga nya karena merasa agak risih dengan tangisan nya.
Setelah di bujuk dengan permen yang di beri annisa, akhir nya anak kecil itu mulai berhenti menangis.
"Nah.. Begitu, anak pintar. Kakak mau tanya, siapa nama mu?" ucap annisa dengan senyum ramah menatap anak kecil itu.
"Hiks..hiks..hiks..nama ku sari putri ningsih" jawab anak kecil itu dengan tersedu-sedu.
"Ooh.. Lalu dimana tempat tinggal mu dan orang tua mu sari?" tanya annisa lagi.
"Hiks.. Hiks.. Huhuhuhuu.."
"Eehh..??! Maaf, apa aku salah bertanya itu, maaf sari sudah jangan menangis" timpal annisa yang panik lalu membujuk nya agar tidak menangis lagi.
"Bagus sekali annisa, sekarang dia menangis makin keras" kata vika yang menyumpal telinga nya dengan kapas agar tidak dengar dengan nada dan wajah datar.
"Uggh... Memang nya kau bisa menenangkan nya, yang kulihat kau hanya menutup telinga mu" timpal annisa yang kemudian menyerang vika dengan mencubiti pipi vika sampai kesakitan dengan kesal.
Aku dan okta hanya tertawa melihat tingkah annisa dan vika yang bertengkar seperti anak kecil. Wildan ikut tertawa dengan suara mungil nya dan kemudian di susul sari yang tadi menangis ikut tersenyum dan tertawa melihat annisa dan vika yang bertengkar.
"Tidak apa kak, orang tua ku di gigit mereka dan menjadi seperti mereka, waktu itu ayah dan ibu ku digigit saat ingin membawa ku keluar dari sini.." ucap sari yang kemudian mata nya berkaca-kaca.
Kami berempat terkejut dengan perkataan sari yang cukup membuat hati nya terluka, aku memeluk nya dengan lembut dan mengelus kepala nya perlahan.
"Tenang lah sari, kami akan menjaga mu, kau tidak sendirian lagi" ucap ku menenangkan nya.
"Oh iya nama kakak marshanda" sambung ku.
"Hai sari aku okta" timpal okta dengan senyum polos.
"Kalau aku annisa putri raina, panggil saja annisa" kata annisa yang memberikan permen lolipop kepada sari agar tidak menangis lagi.
"Nama ku vika arawinda, kau boleh memanggil ku kak vika" kata vika yang mengelus kepala sari dengan lembut sambil tersenyum.
"Iya kakak-kakak, terima kasih sudah mau menolong ku" ucap sari dengan mata berkaca-kaca bahagia karena ada yang mau menolong nya.
"Ini siapa kak?" sambung sari yang menoel-noel pipi wildan yang digendong okta dengan mata penuh tanda tanya.
"Itu wildan" jawab ku.
Kami semua akhir nya mengobrol terus sambil menunggu kelvin dan zidan kembali.
*Kamiya POV*
"Fiuhh akhir nya beres juga tapi.."
"Tapi apa kak kamiya?" timpal rizal.
"Di dalam sana masih banyak yang berkeliaran" tunjuk ku ke arah gedung sekolah TK yang cukup besar.
"Yah.. Bagaimana lagi kita hanya bisa menunggu di sini menjaga mobil ini" timpal rizal.
"Humm...slurrph..aahh, nikmat nya" ujar ku yang meminum secangkir kopi yang kubawa.
"Darimana kau dapat kan itu kak kamiya? Masih sempat ya minum kopi" kata rizal menatap ku datar.
"Oh ini.. Hehehe.. Aku juga gk tau" ujar ku melempar cangkir itu ke belakang sambil mencari-cari alasan.
Tiba-tiba terdengar suara kendaraan dan lama kemudian dari arah belakang mobil sebuah bus kecil melaju menghampiri kami.
"Sekarang apa lagi ini..hoi hoi..!!" kata rizal yang agak panik melihat bus itu melaju ke arah kami.
Aku melihat dengan cermat siapa yang menyetir lalu tersenyum.
"Mereka datang" ucap ku tersenyum ramah melihat kedatangan bus itu.
"A-apa yang datang?? Mereka?? Siapa mereka??"
Rizal mulai panik melihat bus yang sudah hampir dekat.
"Jangan tabrak kami..!! Tidaaakkkkk!!!" teriak rizal yang panik kemudian ke belakang merentangkan tangan melindungi mobil.
Sfx:BRRRUUUUUUMMMM!!! CIIIITTTT!!!!
"TIIIDAAAAAKKKKK!!!" teriak rizal sambil memejamkan mata takut.
Bus pun berhenti tepat di hadapan rizal diiringi keluar nya dua orang yang kukenali.
"Sudah kuduga itu kalian..." tatap ku dengan senyum ramah.
"Hahahahahahaha!!! Lucu sekali!! Kejadian langka apa ini!!! Hahahaha!!" ucap zidan yang keluar kemudian menertawakan rizal sampai gulung-gulung dijalan saking lucu nya.
Kulihat kelvin menahan tawa nya karena tidak ingin rizal malu, sementara kulihat para perempuan juga menertawakan rizal.
Aku tersenyum kemudian memandang langit, entah apa yang kurasa tapi yang kutahu perjalanan ini akan semakin seru dan menantang.
Melihat zidan di omeli habis-habisan oleh rizal dan melihat tawa mereka semua, itu sudah cukup bagi ku.
To Be Continued.....
Hay para readers setia, selamat menikmati membaca
chapter yang telah di up.
Jangan lupa vote, comment, kritik dan saran nya ya, sebagai dukungan kalian
semua para readers~!
Karena readers yang baik adalah readers yang meninggalkan jejak dikolom
komentar maupun vote, wkwkwk~
Selamat membaca
Salam Author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments