16. Awal Dari Balas Dendam

*Annisa POV*

 

 

 

 

 

 

09:20 WIB

 

 

 

 

Sfx: Bruuuuuummmm!!!!!! Bruumm!!

"Tch..!! Sialan, bocah itu tadi menghajarku habis-habisan, tapi dia dapat balasannya karena melawan bos kita, hahaha!!" ucap preman yang memegang leher belakang nya lalu tertawa.

"Lebih aman jika dua bocah ini terikat begini, aku juga bodoh! Merasakan pukulannya sakit sekali" timpal preman satu lagi yang tengah mengikat kelvin dan zidan, lalu mendudukkan mereka berdua di kursi penumpang.

"Vika sudahlah, jangan bersedih.." kata ku menenangkan hati vika sambil memeluk nya.

Vika sangat syok terhadap apa yang terjadi tadi, kami semua tidak bisa mencegah kematian rizal. Hanya menangis dan terdiam pasrah menerima kenyataan pahit ini.

Kelvin dan zidan nampak lemas dan lesu dengan tatapan kosong penuh penyesalan, mereka berdua menundukkan kepala sambil meneteskan air mata penuh dengan penyesalan mendalam.

Marsha juga terlihat sedih sambil memangku sari di atas paha nya dan memeluk nya dengan lembut. Okta menggendong bayi wildan yang tertidur lelap sambil menatap bayi nya dengan tatapan sayu penuh arti.

"Kamu mirip sekali reina seperti wildan" ucap okta le bayi wildan itu.

Marsha kemudian menyahut perkataan okta, sari hanya melihat bayi wildan dengan polos nya.

"Aku lupa kalau dia reina, wajah nya mirip wildan" sahut marsha dengan senyum kecil sambil masih menetes kan air mata.

"Iya aku juga hampir lupa kalau bayi yang kugendong ini reina, sejak tadi kupikir ini wildan" timpal okta yang masih menggendong reina yang tertidur pulas.

Aku masih memeluk vika yang menangis dan perlahan reda tangisan nya itu, vika mengangkat kepala nya dan membalas pelukan ku.

"Annisa, aku tidak tahu... Kenapa aku sesedih ini, aku merasa sangat dekat dengan rizal, aku tidak rela...hiks...hiks.." ucap vika yang masih tersedu-sedu sambil memeluk ku.

Dengan perlahan dan lembut, aku mencoba membuat vika mengerti.

"Demi kehormatan teman nya dia mengorbankan diri nya, vika... Dia adalah teman yang terbaik, bahkan aku bahagia bisa memiliki teman seperti nya.." kata ku dengan lembut menenangkan vika, tidak sengaja air mata ku menetes lagi dan mengalir perlahan.

Aku merasakan kehilangan teman yang berharga, sekilas aku mengingat haqqul dalam kesedihan ku ini.

"Aku merindukan mu... Dimana diri mu saat ini... Aku mengkhawatirkan mu..." gumam ku pelan sambil menangis, masih memeluk vika.

Vika kemudian melepas pelukan nya dan mengusap air mata di pipi nya, aku pun juga mengusap air mata ku yang membasahi pipi.

"Vika, kita di selamat kan rizal dan kita tidak boleh membuat pengorbanan rizal terbuang sia-sia, bagaimanapun kita semua harus berhasil selamat" ujar ku dengan penuh keyakinan dan rasa percaya diri.

"Pengorbanan rizal... Aku tidak akan membuang pengorbanan nya dengan sia-sia!"

Vika tertegun dengan kata yang kulontarkan lalu tersenyum dan tersenyum.

Marsha dan okta yang mendengar perkataan ku juga terbangun hati nya dari keterpurukan akan putus asa dan kesedihan.

Kami berempat mulai yakin dan percaya diri, bahwa kami akan selamat tanpa menyiakan pengorbanan rizal.

"Hahahaha!! Kalian selamat!! Tenang saja sebentar lagi bos kami akan memerintahkan kami untuk membuang kalian!! Hahahah!!!"

Kedua preman itu tertawa tanpa ada rasa menyesal membuang teman kami tadi.

"Kami percaya dan akan selalu berusaha untuk selamat dari kota kematian ini, tanpa di injak-injak oleh kalian para preman jahat!" bentak ku yang sedikit kesal.

"Yah itu terserah kalian, tapi tidak lama lagi kalian semua akan dibuang sama seperti teman kalian yang bodoh itu, hahaha!!!" ucap preman itu yang membuat vika agak marah ketika rizal dihina.

Vika berniat beranjak dari kursi penumpang nya, tetapi aku memegang tangan nya lalu menggelengkan kepala perlahan menatap vika, vika seperti nya mengerti dan kembali duduk.

"Apa kami bisa ke rumah untuk memeriksa keadaan orang tua kami pak?" ucap kak kamiya yang memberanikan diri bertanya ke bos preman itu yang sedari tadi menodongkan pistol nya ke arah kepala kak kamiya.

"Hmm... Apa itu dekat dari sini, jika dekat aku izin kan tapi, ingat ini baik-baik. Jangan berani macam-macam dan jangan terlalu lama"

"Tenang saja pak, di dekat sini saja" timpal kak kamiya memaksakan  tersenyum ramah.

"Baiklah kalau begitu, lajukan bus ini dengan agak cepat" jawab bos itu dan memerintah kak kamiya.

Kak kamiya pun melajukan bus TK itu dengan agak cepat, agar segera sampai ke tempat yang di tuju selanjut nya...

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tetapi.....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx:Ngeeeenggg...!!!! Ngeeengg!! Ciiittt!!!

 

 

Tiba-tiba suara sepeda motor dari belakang dan agak jauh, melaju dengan kecepatan tinggi menyusul bus TK kami. Sepeda motor itu terlihat sekilas dikendarai dua orang yang tak asing bagi ku.

Aku terkejut sekaligus merasa bahagia sambil meneteskan air mata ku, ternyata mereka berdua baik-baik saja. sepeda motor itu membalap bus TK dan dan berhenti di depan bus, dua orang itu memblokade jalan agar bus TK berhenti dengan sepeda motor nya.

Kak kamiya yang melihat hal itu sontak kaget dan menghentikan bus dengan mendadak, semua yang  bus TK terdorong ke depan.

"Aduh!" ucap ku yang terbentur kursi penumpang di depan ku.

"Akkh!" timpal kelvin dan zidan karena dahi mereka terbentur kursi penumpang di depan nya.

Semua heran kecuali aku dan kak kamiya karena tahu siapa dua orang yang memblokade jalan, kedua preman yang mengawasi kami pun ikut bingung dan bertanya kepada bos mereka.

"Bos, ada apa ini? Kenapa berhenti?"

"Kalian lihat di depan sana, kalian urus dua orang itu" ujar bos preman yang menunjuk ke dua orang yang turun dari sepeda motor nya.

Dua preman itu mengerti dan segera turun megurus dua remaja yang seperti anak sma, dengan tubuh tinggi dan kelihatan atletis.

Seperti nya harapan ku dikabulkan hingga di pertemukan lagi.

"Akhir nya kalian datang.... Haqqul... Andhika..." gumam ku pelan dan merasa bahagia, sambil tersirat senyum tulus di bibir ku.

 

 

 

 

 

 

 

 

*Kamiya POV*

Aku terkejut dengan kemunculan haqqul dan andhika yang memblokade jalan di depan sana, aku hanya bisa tersenyum dan diam karena bos preman ini masih menodongkan pistol nya ke kepala ku.

"Kalian semua tunggu disini, jika kalian sampai keluar, aku akan membunuh kalian!" ucap bos preman itu yang kemudian ikut keluar bersama anak buah nya.

Tiga preman itu sudah siap menghajar haqqul dan andhika, tapi yang membuat ku heran, mereka tidak panik dan tatapan nya seperti balas dendam.

Aku berpikir apa karena haqqul dan andhika tadi melihat mayat rizal. Tetapi itu tidak penting sekarang, yang terpenting adalah selamat dari situasi ini.

"Hei kalian berdua!! Dasar bocah, menyingkir dari jalan kami!!" bentak preman yang berhadapan dengan haqqul dan andhika.

"Memang nya ini jalan punya nenek moyang kalian!! Cepat menyingkir!!" timpal preman yang satu lagi dengan ekspresi mengerikan.

"Justru kalian bertiga lah, yang harus menyingkir dari jalan kami.., dasar rendahan.." kata haqqul dengan tatapan dingin dan aura pembunuh.

Andhika membunyikan leher nya yang agak kaku, sambil menyeringai menatap tiga preman yang ada di depan nya.

Seperti nya dua anak buah preman itu tersulut kemarahan nya, lalu mencoba mendarat kan pukulan ke arah wajah haqqul dan andhika, dengan sekuat tenaga.

"Dasar bocah tidak tahu diri!! ****** KAU!!!"

Kedua preman itu mendarat kan pukulan nya ke wajah haqqul dan andhika, tetapi....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx: tap... Tep! Tep!

 

 

 

 

 

 

Tiba-tiba andhika menahan serangan kedua preman itu dengan telapak tangan nya.

"Jangan banyak bicara dan temui kematian kalian, dasar ******** lemah..." kata andhika dengan senyum menyeringai, menatap dua preman yang masih di tahan andhika, tinju mereka.

Tanpa belas kasihan andhika menggenggam erat tinju kedua preman itu, hingga suara remukan tulang jari-jari mereka terdengar menyenangkan di telinga andhika.

 

 

Sfx:Tek!! Tak!! Kretekk!! Krekk!!

 

 

 

 

 

 

 

 

"AAAAKKKKHHH!!! HENTIKAAAANNN!!!! AAAAAKKKKHH!!!" teriak kedua preman itu kesakitan.

Bos preman itu hanya gemetar dan kaku bagaikan patung, melihat kedua anak buah nya disiksa.

"Jeritan retakan tulang kalian, bahkan lebih busuk dari sampah, hahaha!!" kata andhika yang kemudian tertawa jahat.

"Aaakkhhh!!!! Sialann!!!"

Dua preman itu kemudian berusaha merogoh pistol dari pinggang mereka, tetapi...

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx: sriiinggg!!! Craattt!!! Syatt!!

 

 

 

 

 

 

Dengan cepat dan lincah, haqqul menusuk dan menyayat lengan kedua preman itu, yang berusaha merogoh pistol dari pinggang mereka.

 

 

"Aaaakkhhhh...!!! Boosss!! Tolong kami!!!! Aaakkhhh!!!"

"Kumohon boooss, tolong!!!"

 

 

Andhika melepaskan tangan mereka berdua, kemudian andhika mencekik leher salah satu preman itu dengan tangan kanan nya, haqqul mencekik preman yang satu lagi dengan tangan kiri nya, cekikan kedua nya cukup kuat, sehingga kedua preman itu tidak bisa melepaskan diri.

"Aa-aakkhh! B-boss!! Khh!! P-panas!!"

"Boss!! T-tolong!! Ak-aakhh!! Dingin!!! Leher ku!!!"

Kedua preman itu berusaha dengan sisa-sisa tenaga yang ada untuk melepaskan diri dari cengkraman andhika dan haqqul, tetapi itu tidak sempat.

Preman yang di cekik andhika mulai terbakar secara perlahan lalu tewas, sementara preman yang di cekik haqqul tewas dengan keadaan tubuh sudah membeku.

"T-tidak mungkin... K-kalian.. Kalian b-berdua... R-raja.. Dari p-pembunuh.. Ba-bayaran...?!"

Bos preman itu gemetar dan tidak percaya dengan apa yang di hadapi nya saat ini.

"Sang iblis es... D-dan sang iblis api...?!" ucap bos preman itu dengan takut dan mundur perlahan sambil gemetaran.

"T-tidak mungkin... Tidak mungkin...!!!!" teriak bos preman itu karena tidak percaya dan gemetar ketakutan.

"Kau ini berisik sekali..." timpal andhika dengan tersenyum jahat.

"Padahal itu julukan pada saat masa lalu kami... Tapi berani sekali kau.... Mengingatkan hal itu..." ujar haqqul yang menatap penuh dengan tatapan dingin.

"Anak buah mu ini... Adalah awal dari balas dendam kami...." timpal andhika menyeringai dan menghempaskan mayat preman yang dicekik nya ke jalan.

"Dan sekarang saat nya diri mu... Untuk menemui, kematian mu...." kata haqqul yang membuang mayat yang di cekik nya ke tanah.

Aku hanya bisa diam melihat semua itu seakan tidak percaya...

Apakah itu mimpi atau bukan...

 

 

To Be Continued.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!