10. Ingatan Masa Lalu (1)

*Haqqul POV*

 

 

Aku melihat bulan yang bersinar indah dengan di hiasi banyak bintang berkilau....

Dengan pandangan yang tenang, aku mengenang kembali saat pertama kali bertemu dengan sahabat ku ini....

Bisa di bilang ini cerita yang cukup panjang... Tapi aku ingin mengingat nya lagi.. Dan tidak ingin melupakan nya....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3 tahun yang lalu....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Di sebuah gang sempit di pinggiran kota. . . . . .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

22:00 WIB

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx: tap... tap... tap... Sringg!!!

 

 

 

 

"CRAATTT........!!!!"

 

 

"AAAAAAKKKKHHHH!!!!!"

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terdengar suara langkah kaki dan jeritan dari ayunan pedang yang berniat membunuh target nya, dan orang itu adalah....

 

 

 

 

 

 

 

 

Diri ku sendiri....

 

 

 

 

 

 

 

 

"Tolong!! Ampuni aku!?! Aku akan menjadi anak bawahan mu yang setia!!! T-tapi.. Ampuni nyawa ku ini!! AKKKHHH!!!!!!"

 

 

 

 

 

 

 

 

Suara meminta mohon itu cukup mengganggu telinga ku sehingga, aku terpaksa menusuk kan katana ku ke kepala nya dan mati seketika.

Aku hanya bersikap dingin kemudin beranjak pergi dari tempat ini dan segera melaporkan tugas ku ke ayah ku, tapi.......

"Hoi! Hoi! Setelah membunuh target ku, kau ingin pergi begitu saja" ucap seseorang yang sudah menghadang jalan tepat di depan hadapan ku.

Orang itu menyangga katana yang dipegang nya dengan wajah menyeringai menatap ku.

"Bukan urusan mu..." ujar ku dengan nada dingin dan memejamkan mata.

"Tentu saja ini urusan ku! Karena itu target ku!" kata seseorang itu yang kesal seperti orang bodoh.

"Bukan kah dengan aku membunuh nya tugas mu menjadi lebih mudah?" ujar ku yang masih memejamkan mata.

"Benar juga sih...." sejenak seseorang itu berpikir.

"Aaarrgghh!! T-tapi tetap saja itu mangsa ku!" sambung nya yang mungkin sudah malu karena sudah terlanjur berkata yang bukan-bukan.

Aku hanya diam melihat tingkah laku nya seperti anak kecil yang marah-marah dan seperti orang bodoh, kemudian aku melangkahkan kaki tidak mempedulikan nya dan hendak untuk pergi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tiba-tiba....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx: siiingg...!!!! Dhaaakk!!!!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebuah belati melesat ke arah kepala ku dan secara refleks aku memiringkan kepala menghindari lemparan belati itu. Aku melirik ke belakang dan melihat belati itu sudah tertancap di pagar kayu yang ada di belakang ku.

"Kau mau kemana...? Berani nya kau tidak mempedulikan ku.." ucap seseorang itu dengan senyum menyeringai menatap ku.

"Siapa nama mu..?" sambung nya.

"Itu tidak penting...." ujar ku yang masih bersikap dingin pada nya.

"Tentu saja itu penting bodoh! Bisa tidak, kau bersikap tidak dingin..." kata seseorang itu dengan nada kesal dan menepuk dahi nya dengan terus mengomel sendiri seperti orang bodoh.

Aku hanya menghela nafas panjang kemudian membuka mata perlahan dengan tatapan tajam ke arah nya.

"Kalau begitu...." ucap ku dengan nada dingin.

Dengan cepat aku berlari melesat ke arah nya, mencoba menebaskan katana ku ke tubuh nya agar terbelah, tetapi...

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx: Srriiiingg..!! TRRAAAANNGGG!!!!!!!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Secara refleks dia menahan serangan ku dengan katana yang digenggam nya, aku sedikit terkejut dan kagum karena dia bisa menahan serangan ku. Senyuman menyeringai muncul di wajah nya dan aku hanya menatap nya dingin.

"Ingatlah ini seumur hidup mu..."

"Nama ku haqqul dwi wardhana"  sambung ku yang masih menatap nya.

"Nama ku andhika putra, akan kuingat itu!" jawab nya dengan masih menyeringai membalas tatapan ku.

Andhika kemudian menangkis serangan ke samping dan sontak aku mundur beberapa langkah dengan posisi kuda-kuda siap menyerang. Andhika pun juga begitu sudah siap menyerang dengan katana yang di genggam nya.

Entah kenapa malam ini sangat menyenangkan karena, seperti nya diri ku mendapatkan musuh yang setara setelah sekian lama menunggu.....

 

 

 

 

 

 

*Andhika POV*

 

 

 

 

 

 

 

 

23:30 WIB

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sfx: Tap... Tap... Tap... siiingg...!! TRAANG!! TRANNNG!!!! sriiiingg..!!!

 

 

 

 

 

 

Suara ayunan katana kami berdua yang saling beradu mengiringi malam yang mencekam.

"Kau cukup hebat rupa nya" ucap ku yang terus menebaskan katana ku terus-menerus ke arah haqqul dengan cepat.

"Kau juga..." timpal nya yang menangkis serangan ku terus-menerus kemudian membalas nya dengan mengayunkan katana nya ke arah ku.

Aku menangkis serangan haqqul dengan katana ku dan kemudian dibalas dengan teknik berpedang nya.

"Sword Style: 3 Sword Slayer!!" ujar haqqul yang mengayun kan katana nya dan membuat 3 tebasan yang mengarah kepada ku.

"Teknik Shiryuu: Lingkaran Ekor Naga!!!" kata ku yang menebaskan pedang ku melingkar dan menangkis 3 tebasan yang mengarah kepada ku.

"Kau bisa menangkis nya rupa nya" ujar haqqul yang mundur beberapa langkah setelah serangan nya ditangkis oleh ku.

"Serangan seperti itu, tidak akan bisa melukai ku" ucap ku dengan percaya diri dan senyum seringai.

"Benarkah... Kalau begitu, bagaimana dengan ini..."

Haqqul bergerak cepat dan lincah ke arah ku lalu, mencoba menusukkan katana nya ke arah ku. Dengan sigap aku menangkis tusukan nya itu dan katana nya terlempar ke atas sambil berputar, tanpa basa-basi lagi ku ayunkan katana ke arah nya dan mencoba melukai nya.

Tetapi dengan lihai haqqul menghindari nya dan menangkap katana nya lalu, menebaskan katana nya di punggung ku kemudian mundur beberapa meter.

 

 

 

 

Sfx: Syaatt!!! Craatt!!! AKHH!!!!

 

 

 

 

Punggung ku tersayat cukup parah dan membalikkan badan ke arah nya.

"Kurasa hanya itu kemapuan mu" ujar haqqul yang tersenyum sinis kepada ku.

"Kau pun juga begitu..." dengan senyum dan menahan sakit karena sayatan yang ada di punggung ku.

Tiba-tiba haqqul mengeluarkan darah dari celah bibir nya dan juga dada nya langsung tersayat lalu, mengeluarkan darah segar dari bekas sayatan itu.

"Ughh... Sejak kapan...?!" ucap haqqul yang terengah-engah sambil memegang luka sayatan yang ada di dada nya dan menahan rasa sakit nya.

"Ketika kau menghindari tebasan ku di saat sebelum kau melukai punggung ku" dengan percaya diri kukatakan.

"Menarik sekali...uhuk! Uhuk!! Crat!!" ucap haqqul yang masih memegang dada nya yang terluka kemudian terbatuk-batuk mengeluarkan darah.

 

 

 

 

 

 

 

 

"Ugh.. Ohok!! Craat!!"

 

 

Aku ikut terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulut ku, rasa nya kepala ku sakit sekali dan juga pandangan ku terasa buram. Tubuh ku mulai tidak kuat untuk berdiri tapi, aku harus mengalahkan haqqul bagaimana pun cara nya.

Aku mulai mengambil posisi untuk menyerang walaupun sedikit sempoyongan.

Kulihat haqqul juga mulai kehabisan energi untuk bertarung.

"Baiklah.... Seperti nya kita harus mengakhiri pertempuran ini..." ucap haqqul dengan wajah mengucurkan keringat tetapi tetap bersikap dingin.

"Aku setuju, hah.. Hah.. baiklah kita akan akhiri dengan satu serangan" timpal ku dengan nafas terengah-engah.

"Baiklah aku mengerti..."

Kami berdua menguatkan diri lalu mengambil posisi siap menyerang dengan kuda-kuda khas gaya bertarung kami sendiri-sendiri.

Aku sudah siap menyerang, begitu pun dengan haqqul. Beberapa menit kemudian kami berlari dengan cepat saling mendekat dan mengeluarkan teknik pamungkas masing-masing.

"Teknik Shiryuu...!! Hempasan Ekor Naga!!" ucap ku yang menyerang haqqul dengan ayunan katana seperti hempasan ekor naga yang lincah.

Haqqul pun juga ikut membalas dan mengeluarkan teknik pamungkas nya.

"Sword Style: Moon Slayer..!!" ujar haqqul yang menyerang ku dengan tebasan katana melengkung ke depan seperti sebuah bulan sabit.

Serangan itu mengenai ku dengan cepat begitu pun haqqul juga terkena serangan ku, tidak menunggu beberapa menit sampai akhir nya kami berlutut lalu terkapar  di gang sempit tersebut dengan luka yang cukup parah.

Darah mengucur di mana-mana dengan luka yang cukup parah di seluruh bagian tubuh ku, hingga tangan kanan ku terputus. Pandangan ku mulai buram dan semakin buram.

Sempat aku melirik dan menatap haqqul yang sudah pingsan dengan pandangan yang buram, ternyata haqqul juga sama seperti ku.

Haqqul terluka cukup parah dengan tangan kiri nya terputus dan darah mengalir begitu saja.

Semakin buram dan semakin buram lalu aku melirik sekilas langit malam yang di hiasi bulan sabit yang indah.

Sekilas aku melihat seseorang yang menghampiri kami dan akhir nya aku memejamkan mata tak sadar kan diri.....

 

 

To Be Continued.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!