*Kamiya POV*
03.30 WIB
Di tempat kelvin dan kawan-kawan....
Malam yang indah dengan bulan sabit dan bintang yang menghiasi langit, membuat suasana sepi tanpa keramaian.
Aku berdiri di balkon atas sambil meminum secangkir kopi panas dengan mengamati para zombie yang berkeliaran dijalanan.
Sebelum nya aku sudah melakukan sholat subuh dahulu dan ke balkon tanpa membangunkan mereka yang masih tidur, melihat mereka tadi tidur membuat ku tersenyum kecil.
Hanya tersisa beberapa hari lagi untuk kami semua sampai ke alun-alun kota, aku terus memikirkan nya dengan meminum kopi yang kubawa.
"Kak kamiya, kau tidak tidur?"
Ucapan itu membuat ku kaget lalu menoleh ke belakang dan ternyata kelvin yang sudah bangun dari tidur nya.
"Rupa nya kau.. Aku sudah kok kelvin, hanya saja aku terbangun lebih awal"
"Oh iya apa yang lain sudah bangun kelvin" sambung ku dengan tersenyum ramah.
"Mereka sedang bersiap-siap sholat subuh kak kamiya" jawab kelvin.
"Hmm.. Begitu ya, kalau begitu sholat lah dulu kelvin, aku sudah sholat duluan tadi"
"Baiklah kak kamiya, setelah ini kita akan bersiap untuk pergi ke tempat selanjut nya"
"Iya" jawab ku dengan tersenyum lalu meminum kopi ku sampai habis.
Kelvin kemudian turun ke lantai satu dan sholat bersama yang lain, aku turun ke lantai satu lalu pergi ke dapur untuk menaruh cangkir ke tempat cucian piring.
Seperti nya perjalanan ini masih panjang dan sulit untuk di lalui tapi, melihat mereka yang bersemangat aku menjadi tahu apa yang harus kulakukan. Melindungi mereka yang mengharapkan secercah harapan.
04.15 WIB.
Semua nya terlihat sibuk mempersiapkan perlengkapan mereka begitu pun dengan diri ku, aku sedang merakit tombak untuk melawan para zombie itu, kuikatkan dua bilah pisau di ujung tongkat dengan erat, akhir nya senjata rakitan ku selesai.
Sementara kelvin menancapkan paku di tongkat baseball nya sehingga tongkat nya seperti berduri, kemudian para perempuan mempersiap kan perbekalan dan juga obat-obatan, rizal dan zidan sibuk membuat bom molotov dengan bahan seada nya.
Setelah semua selesai dan siap, kami mengumpulkan semua perbekalan maupun senjata di ruang tamu.
"Apa saja yang kita bawa? Usahakan ini muat di bagasi mobil" ucap zidan dengan wajah lelah setelah mengangkat barang-barang nya.
"Yaa mari kita periksa zidan, kuharap ini juga akan muat di bagasi mobil"
Kelvin dan zidan pun memeriksa dan menghitung semua nya, sementara aku dan rizal mengawasi jalan di depan rumah dari pintu.
"Annisa selanjut nya kita kemana?" ucap okta polos.
"Kita akan ke rumah sakit dan langsung ke rumah rizal" jawab annisa dengan mengelus kepala okta seperti anak kecil.
"Seperti nya akan sulit" ucap marsha.
"Kuharap perjalan nya akan mudah" timpal vika yang agak resah.
"Tenang saja kami para lelaki pasti akan melindungi kalian" ujar zidan dengan tersenyum lebar.
Para perempuan hanya mengangguk dan tersenyum.
"10 kaos ganti, 1 bom rakitan, 7 bom molotov, 2 tombak, 1 tongkat baseball, sekop, 4 bilah pisau dan juga beberapa minuman dan camilan"
"Apa ini benar-benar muat di dalam bagasj mobil" ucap zidan mengukur barang bawaan yang akab di letakkan di bagasi mobil.
"Tenang saja ini muat kok, sekarang kita pindahkan dulu barang-barang ini ini ke bagasi mobil" timpal kelvin.
"Ok!!" ujar semua dengan serentak.
"Tunggu sebentar" ucap ku yang kemudian menghentikan langkah mereka yang berniat keluar.
Aku memberikan masing-masing anak perempuan satu bilah pisau untuk berjaga-jaga, lalu kuberi rizal sekop sementara zidan kuberi tombak yang kurakit dengan pisau di ujung nya sama seperti yang kubawa, lalu kelvin membawa tongkat baseball nya yang penuh dengan duri paku.
"Rizal bawalah ini, hati-hati membawa nya" kata kelvin yang memasukkan bom rakitan dan bom molotov ke tas, lalu memberikan nya ke rizal.
"Eehh kenapa harus aku??!!" jawab rizal dengan nada protes.
"Karena kau nanti yang menjaga mobil nya, sementara kami yang melindung mobil dari luar, jika terdesak pakai bom molotov nya, gunakan sebaik mungkin karena hanya ini saja senjata kita" ujar kelvin yang menjelaskan ke rizal.
Rizal hanya mengiyakan dengan wajah malas nya dan mengambil tas tersebut.
"Ok baiklah kalian siap!!" kata ku tegas.
"Siap!! Kak kamiya!!" ujar semua dengan serentak.
"Kalau begitu kita berangkat!!" ucap kelvin dan zidan dengan penuh semangat.
Kami terbagi menjadi 2 kelompok, kemudian pagar terbuka dan aku, zidan, serta kelvin mulai menyerang dan melindungi mobil dari para zombie yang mendekat.
Sfx:Aaarrgghh!!!Bruaakk!!Duaakk!!Cratt!!Gghooarrgh!!!
Kelvin dan zidan terlihat menikmati pertarungan mereka membunuh para zombie yang ada di depan, sementara aku membunuh para zombie yang mendekat di belakang mobil.
"Baiklah aku tidak akan kalah dengan kalian"
Dengan cepat aku menusuk beberapa zombie yang mendekati ku dengan cepat sehingga 4 zombie ambruk seketika.
Rizal, annisa, vika, marsha, dan okta masih meletakkan perbekalan ke bagasi mobil dengan agak cepat. Setelah semua selesai masuk bagasi, para perempuan masuk ke dalam mobil dan rizal menghampiri ku untuk menggantikan ku melindungi mobil.
"Kak kamiya cepat hidup kan mobil nya, biar aku yang tangani mereka"
"Baiklah kuserahkan sisa nya pada kalian"
Aku masuk mobil dan mulai menyalakan mobil nya, beberapa kali kunyalakan tetapi tidak mau menyala, mungkin mobil ini mogok dan mesin nya tidak mau menyala.
"Tch..!! Disaat begini..!!" ucap ku yang sedikit kesal dan terus berusaha menyalakan nya.
Kelvin, zidan, dan rizal masih terus menghadang zombie agar tidak mendekat ke mobil, para perempuan agak panik.
"Kak?! Belum bisa menyala?? Cepat kak?!" ucap vika yang agak panik.
"Jangan panik, ini masih kakak usahakan" timpal ku yang terus berusaha menghidupkan nya sampai keringat mengalir.
Sfx:Brruuu...!!Brruummmm!!!!Brumm!!!
Akhir nya mesin tersebut menyala dan membuat kami sedikit lega, tanpa basa-basi lagi kelvin dan rizal berlari masuk mobil, kemudian zidan melompat ke atap mobil dan tengkurap sambil berpegangan pada pegangan yang ada di atas.
"Next the race time!!!" teriak zidan penuh semangat.
Aku hanya tersenyum kemudian menginjak gas dan menabrak beberapa zombie yang menghadang, lalu pergi dari sana ke tempat selanjut nya.
*Kelvin POV*
Sfx:Brruuummm!!Braakk!!Jduakk!!Aarrgghhh!!!
Mobil melaju kencang dan menabrak beberapa zombie yang ada di depan, zidan tampak santai saja di atas sambil tengkurap dan melihat zombie melayang di atas melewati nya setelah tertabrak mobil.
"Oeeyy...!! Kak kamiya, belok kanan setelah ini!!" ucap zidan yang agak berteriak.
"Oke!!" timpal kak kamiya singkat.
Mobil terus melaju dan kemudian berbelok ke arah kanan lalu seketika itu juga mobil terhenti.
Sfx:Bruuummm!!!Ciiittt!!!
"Banyak sekali kelvin zombie di gang ini, apa kita harus berpesta lagi" ucap zidan yang melompat turun dari mobil.
"Seperti nya begitu, ayo kita bantu zidan kak kamiya. Yang menyetir biar rizal saja, kau bisa kan rizal?" timpal ku yang kemudian keluar dari mobil.
"Bisa sih, tapi t-tunggu!! Kenapa aku harus yang menyetir?!"
"Sudah lah terima saja, kami mengandalkan mu" kata vika yang menyemangati dengan nada agak bawel.
"Baiklah apa boleh buat, beri aku jalan untuk lewat!!" ujar rizal dengan nada agak terpaksa dan aga berteriak.
"Oke!!" ucap ku, zidan dan kak kamiya dengan serentak.
Kami mulai membunuh zombie yang menghalangi jalan dengan senjata kami.
Sfx:Bukk!!Jduakk!!Cratt!!Aarrgghh!!!
Aku membunuh beberapa zombie dengan berlari bersama zidan dan kak kamiya membersihkan jalan agar bisa dilewati mobil yang di kendarai rizal. Aku bersama zidan dan kak kamiya terus membunuh para zombie dan rizal melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.
Tidak jauh dari sini, kulihat di depan sana ada sebuah sekolah TK yang lumayan besar yang pagar nya sudah di bobol para zombie.
"Kak kamiya, kita ke sekolah TK di depan sana. Aku khawatir masih ada anak-anak di sana" ucap ku yang memukulkan tongkat baseball ke arah kepala zombie yang ada di depan ku.
"Baiklah kelvin, kurasa juga begitu" kata kak kamiya yang menusukkan dan memukul para zombie yang menghalangi nya.
"Kau siap zidan? Ayo kita lakukan"
"Tentu saja" timpal zidan singkat yang menghindari terkama zombie lalu memukul nya dengan keras.
Kami bertiga berlari agak cepat sambil membunuh zombie yang menghalangi jaalan sampai akhir nya kami sampai depan pintu gerbang sekolah TK.
"Rizal kak kamiya! Lindungi mobil, kami akan segera kembali setelah memeriksa sekolah ini"
"Siap" ujar kak kamiya kemudian rizal keluar mobil dan ikut bertarung membunuh para zombie yang mendekat.
Kami berdua masuk ke dalam sekolah TK tersebut meninggalkan kak kamiya dan rizal yang melindungi mobil.
Sementara sebelum nya kulihat para perempuan asyik mengibril tanpa takut terjadi apa pun, entah kenapa rasa nya perempuan yang di dalam mobil sangat enak, dengan wajah malas ku sambil masih berlari menyusuri setiap ruangan bersama zidan membunuh para zombie yang mendekat.
Aku merasa sedih dan kasihan dengan anak-anak TK yang sudah menjadi zombie dan dengan terpaksa kami berdua harus membunuh nya. Tersirat juga wajah zidan yang sedih dan terpaksa waktu membunuh anak-anak yang sudah menjadi zombie itu, sehingga air mata nya menetes keluar dari mata nya.
Aku menepuk pundak nya dan tersenyum kepada zidan.
"Kita selamatkan anak-anak ini dari penderitaan mereka zidan, agar mereka tenang di alam sana" ucap ku yang menenangkan zidan.
"Iya kelvin, ayo kita bebaskan mereka dari penderitaan ini" sambil mengusap air mata di pipi nya dan ikut tersenyum.
Kami berdua melanjutkan menelusuri setiap ruangan-ruangan dan yang kami temukan hanya ada mayat zombie yang berkeliaran sambil kami bunuh satu-persatu.
"Maafkan aku, akan kubebaskan diri mu dari penderitaan" ucap zidan yang kemudian menancapkan tombak ke kepala zombie anak kecil di depan nya dengab wajah terpaksa.
Sfx:Jleb..!!Cratt...!!Aakkhhrrghh!!!
Tidak berapa lama kemudian aku mendengar suara tangis seorang anak kecil tapi sangat pelan sekali sehingga hampir tidak terdengar.
"Zidan apa kau mendengar sesuatu?" ucap ku yang memukul zombie dengan tongkat baseball ku.
"Tidak, Hyaa!!! Memang nya kau mendengar apa?" timpal nya sambil membunuh satu zombie dengan memukulkan tombak di kepala zombie yang mendekati zidan.
"Tangis anak kecil"
"Haahh.. Apa kau yakin mendengar nya?"
"Tentu saja, aku yakin" kata ku singkat dan langsung berlari ke arah sumber suara tersebut.
"Hey tunggu aku!!" ujar zidan yang kemudian berlari menyusulku sambil menghindari terkaman zombie.
Aku berlari mencari sumber suara tangisan tersebut bersama zidan yang ada di belakang ku menyusul.
"Jangan khawatir, pertolongan akan segera datang, bertahanlah!!" gumam ku yang berharap sambil terus berlari mencari sumber suara tersebut.
To Be Continued.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments