4. Perasaan Hati

*Andhika POV*

Sfx:Bruuummm....!!brakk...!!brakk...!!dakk...!!arrgghh...!!ugh..!!

Suara zombie yang tertabrak bus terdengar sampai ke telinga ku, suara itu membuatku sangat bersemangat sekali ingin melawan para zombie itu.

"Andhika, apa keluarga mu sudah mengungsi" tanya haqqul dengan santai.

"Hmm...aku tadi sempat dapat telfon dari orang tua ku waktu di rumah vika dan kata nya sih...disana masih aman" jawab ku.

"Apa mereka sengaja mempertahan kan kuil mu?"

"Entahlah.., tapi kita bisa bertahan disana jika bisa sampai kuil ku dengan cepat tanpa ada masalah" ujar ku dengan wajah penuh semangat.

"Tentu saja" sambil beranjak dari kursi dan mengambil minuman kaleng di kursi belakang.

Zidan dan marsha tampak bercanda bersama. Yah bagaimana lagi, mereka pacaran sudah cukup lama.

Vika dan annisa pun sedang mengobrol dengan asyik nya.

Sementara okta tampak sedih dan duduk sendirian di belakang.

Aku beranjak dari kursi ku dan berniat menghampiri nya, tiba tiba sebuah minuman kaleng terlempar kepada ku.

"Untuk mu" ucap haqqul.

Aku menerima minuman kaleng yang dilempar haqqul untukku.

"Terima kasih" jawab ku.

Haqqul melewati dan menepuk tanpa menoleh kepada ku lalu membisikkan sesuatu.

"Kau suka dia kan"

"A-apa..?!" ucap ku gugup dengan wajah sedikit memerah.

Haqqul kemudian kembali ke tempat duduk nya lalu tersenyum kepada ku.

Aku menghampiri okta dan duduk disamping nya, tapi dia tetap melamun dengan tatapan sedih melihat keluar jendela.

Aku menyodorkan minuman kaleng ku di depan okta dengan gugup.

"Ini..u-untuk mu.."

Okta pun menoleh kepada ku dan menerima nya.

"Terima kasih andhika" ucap nya menatap ku dengan senyuman nya yang lemah lembut.

Jantung ku terasa berdetak kencang seperti ada sebuah anak panah menancap dihati ku.

"Sama s-sama.." jawab ku gugup dan mengalihkan pandangan ke arah lain.

Okta heran dengan tatapan nya yang polos melihat pipi ku yang sedikit memerah dan ucapan ku yang gugup.

"Kenapa andhika..?" tanya okta polos.

"T-tidak apa apa kok.."

"A-apa kau tidak apa apa?, kulihat tadi kau sedih" kata ku yang masih tidak berani menatap nya.

Wajah nya kembali bersedih dan menunduk. Aku menatap wajah nya yang tadi penuh senyum hangat berubah dengan kesedihan.

"Jangan bersedih.., Apa kau ada masalah..., jika ada aku bersedia mendengar nya" ujar ku sambil menggenggam tangan nya yang lembut.

Okta menatap wajahku yang tersenyum kepadanya, kemudian sesimpul senyuman yang hangat muncul menghiasi wajahnya.

" Terima kasih Andhika" ucapnya dengan senyum manis.

Jantungku berdetak kencang kembali dan pipi ku ikut memerah, Okta yang melihat wajahku hanya tertawa kecil.

Kulihat wajahnya kembali ceria dan itu membuat ku lega serta senang.

"Pipi mu memerah...lucunya" ucap nya.

Okta mulai menceritakan masalahnya dengan keluarganya, keluarga Okta sering sekali ke luar negeri dan dirinya sering ditinggal sendirian bersama pembantunya.Okta dilarang ikut karena alasan orang tuanya pergi bekerja untuk membiayai dirinya.

Setiap hari Okta belajar dan terus belajar demi membahagiakan orang tuanya, tapi di dalam hatinya Okta merasa bahwa orangtuanya tidak mempedulikan nya yang kesepian di sini tanpa kasih sayang mereka berdua.

"orang tuaku seperti tidak mempedulikan ku, yang mereka pikirkan hanyalah bekerja, bekerja, dan bekerja. Aku juga ingin mendapatkan kasih sayang mereka, seperti anak-anak yang lain"

Kata Okta dengan nada sedih.

Aku yang mendengar ceritanya langsung memeluknya dengan erat.

"Mereka sangat menyayangimu Okta, sebenarnya dalam hati kecil nya mereka ingin bersama anaknya" ucapku menenangkan diri Okta yang bersedih.

"Jangan bersedih, aku akan selalu bersamamu... Aku tidak akan meninggalkanmu, kau seperti cahaya harapan baru untukku, senyumanmu yang sangat membuatku lupa akan segala hal..."

Kata ku meluapkan seluruh isi hati yang ku pendam.

Okta hanya kaget ketika aku peluk erat, kemudian meneteskan air matanya dalam pelukanku.

Setelah Okta tenang Aku melepas pelukanku dan menatap wajahnya yang sudah berhenti meneteskan air mata.

Aku mengambil sapu tangan yang berada di saku bajuku dan mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

"Terima kasih Andhika, aku sekarang merasa lebih baik" kata Okta.

"Okta sebenarnya... Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu" ucapku sedikit gugup.

"Ingin mengatakan apa Andhika?" jawab nya dengan tatapan polos.

"Apa k-kau...mau jadi pacar ku!" ujarku dengan gugup.

Pipi kami berdua mulai memerah dan kulihat wajah nya kaget dan memerah mendengar perkataan ku barusan.

"Yaa...jika kau ingin memikirkannya dulu tidak apa-apa kok, aku akan menunggunya" sambil menggaruk-garuk kepala dengan tawa yang dipaksa lalu ku lihat wajah Okta tertunduk.

"Aahaha..jadi kau sudah punya yang lain ya, maafkan aku bicara seperti itu.." dengan senyum dan tawa yang dipaksa.

"B-bukan itu maksud ku" ucap Okta yang gugup.

Kulihat muka Okta merah padam menahan malu lalu menutup wajah dengan tangan nya.

"Jadi kau menerima ku.." tanya ku dengan pipi memerah.

"Iya...aku mau jadi pacar mu andhika" ujar nya tersenyum manis dengan pipi yang merona menatap ke arah ku.

Hati ku terasa seperti terpanah oleh busur cinta, dengan wajah bahagia aku memeluk okta kembali dan mengecup kening nya.

Okta hanya terkejut dan membalas pelukan ku, wajah nya terlihat pada saat mengecup kening nya.

"Cieee...cieee....!!" suara teman teman ku serentak.

Kami berdua sontak kaget dan langsung melepaskan pelukan kami.

"K-kalian!! Sejak kapan melihat kami?!" ucap ku dengan gugup menahan malu.

"Sejak tadi" ujar mereka serentak.

"Selamat ya" ucap marsha singkat.

"Selamat atas jadian kalian" kata mereka berdua sambil menyalami ku dengan wajah senang.

"E-eh.. B-bukan?!" ucap okta membela diri karena malu.

"Benar...ini b-bukan seperti yang kalian lihat" kata ku menimpali perkataan Okta.

"Sudah akui saja andhika.." ucap haqqul dengan santai.

Kami semua saling bercanda bersama dan tertawa, kulihat wajah teman-temanku terlihat senang dan bahagia, terutama Okta yang kembali tersenyum lagi.

Sfx:Ciiiitttt....!!!!!

Tiba-tiba Pak shin menghentikan laju busnya di depan supermarket, terlihat di luar sana terdapat beberapa zombie yang berkeliaran.

Pak Shin dan Kelvin menghampiri kami semua dan menyusun rencana untuk masuk supermarket itu. Karena Zombie di luar sana lumayan banyak.

"Pak shin, haqqul, dan andhika kalian bunuh zombie yang mendekat ke bus, sementara yang lain masuk ke supermarket dan ambil beberapa barang yang kita butuhkan saja.

Tanpa banyak bertanya lagi kami semua bersiap-siap dan keluar dari bus.

*Kelvin POV*

Pak shin, haqqul dan Andhika keluar terlebih dulu dan memberi jalan untuk kami lewat. Andhika melepaskan pedang kayu nya, hanya dalam satu serangan dua Zombie ambruk di depannya.

Pak Shin menghujamkan tongkat kayu yang berujung Lancip ke arah kepala zombie yang ada di depannya. Hasilnya tongkat kayu pak shin tertangkap dan tembus hingga zombie itu ambruk.

Haqqul dengan santainya melawan para zombie itu dengan 2 bilah pisau yang ada di tangannya, dengan cekatan haqqul mengincar kepala para zombie itu dan menusuknya satu persatu dengan pisau di tangannya. Hasilnya 4-5 Zombie berhasil dibunuh.

Kami masuk ke dalam supermarket dan mencari barang yang dibutuhkan, sementara aku, zidan, dan rizal memeriksa semua ruangan yang ada di supermarket ini.

Anak perempuan membawa kantong plastik berisi banyak sekali camilan dan barang-barangnya, rizal membantu mereka membawakan kantong plastik yang berisi camilan itu ke dalam bus.

Setelah dirasa sudah semua, kami keluar dan kembali ke bus hingga tersisa aku dan zidan yang ada di dalam supermarket.

Aku mencari zidan ke setiap sudut tapi tak juga menemukan nya, kemudian aku menjumpainya sedang memeriksa gudang yang gelap.

"Zidan! Ayo kita kembali.."

"Baiklah kelvin" jawab zidan.

Tiba-tiba.....

"Zidan!! Awas dibelakang mu?!" teriak ku ke zidan.

Mataku terbelalak karena ada seorang zombie di belakang zidan yang berniat menerkam lehernya.

Belum sempat ku berlari menolongnya, tiba-tiba sebilah pisau melesat cepat dari belakangku dan tertancap tepat di kepala zombie itu hingga ambruk.

Zidan hanya mematung dan gemetar karena ketakutan lalu melirik ke zombie itu, Aku hanya bisa terdiam sekaligus kaget lalu menoleh ke belakang dan ternyata haqqul yang melemparkannya.

Haqqul menghampiri Zidan dan mengambil pisaunya yang tertancap di kepala zombie yang dibunuhnya tadi.

"Tenang saja sekarang kau Aman zidan" ucap haqqul santai.

"Hampir..s-saja aku kena...p-pisau mu" timpal zidan dengan tubuh yang gemetar.

Aku merasa lega karena sahabatku tertolong oleh temanku, kemudian Kami bertiga kembali masuk bus.

Andhika dan Pak Shin yang masih menghalau para zombie itu juga ikut masuk dan segera menginjak gas pergi dari sana.

Sfx:Bruuummm...!! Brakk...!! Bukk!! Duaakkk!!! Aaarrggh!!!

Aku menutup pintu bus dan melihat teman-temanku yang merasakan kelelahan dan ketegangan tadi.

Haqqul kemudian duduk di tempatnya kembali lalu aku menghampirinya dan berterima kasih kepadanya karena sudah menyelamatkan sahabatku zidan.

"Haqqul terima kasih karena menyelamatkan zidan, jika tidak ada kau aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjut nya" kata ku.

"Kau ini bicara apa kelvin...? Kita adalah teman, sesama teman harus melindungi" ucap nya dengan tersenyum kepada ku.

"Kau benar" ikut tersenyum juga.

"Sekarang kita pergi kemana...?" tanya haqqul.

"Ke rumah zidan dan marsha, memang nya kenapa kau tanya itu?" jawab ku dengan heran.

"Tidak apa apa... Aku hanya berharap tidak akan ada hal buruk yang akan menimpa kita nanti" dengan nada datar nya.

Haqqul menatap keluar jendela melihat pemandangan kota yang sudah mati.

"Kuharap juga begitu" timpal ku.

Aku kemudian kembali ketempat ku bersama pak shin dan melanjutkan perjalanan ke tempat selanjut nya.......

 

 

To Be Continued.....

Terpopuler

Comments

Mirna_arizki

Mirna_arizki

haduhhh,ini ni yg menghawatirkan..masih kecil dh jd generasi bucin🤦🏻‍♀️🤷🏻‍♀️

2021-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!