5. Pick up Leonard

Simon turun dari mobilnya dan mendekat ke arah halaman sekolah, para orang tua yang juga menjemput anak-anak mereka terlihat menunggu. Satu demi satu anak-anak mulai keluar dari ruang kelas, Anna sudah menunggu di luar kelas sambil berbicara dengan beberapa ibu yang menunggu.

Kelas Leon baru saja berakhir, tapi rekan Anna yang mengisi kelas saat ini tengah melakukan sesi terakhir pertemuan dengan menyanyikan lagu dan juga diakhiri dengan doa. Anak-anak kemudian di panggil keluar satu demi satu agar tidak berebutan keluar dari ruang kelas.

Simon berdiri menyandar di sebuah tiang penyangga yang ada di depan salah satu ruangan kelas. Ia memperhatikan sosok Mam Ann dari jauh. Wanita itu mengucapkan salam dan juga melakukan toast dengan murid-muridnya yang telah keluar dari kelas, mengucapkan salam pada para orang tua yang telah bertemu anak-anak mereka dan melambaikan tangan pada mereka. Mata berwarna hijau jernih milik wanita itu berkilau senang ketika mengucapkan sampai jumpa pada murid-muridnya.

Sosok Leon kemudian keluar dari ruang kelas, Simon tidak bergerak, sengaja menunggu Leon melihatnya.

Leon menarik ujung gaun Anna, meminta perhatian ibu gurunya tersebut.

"Mam Ann, lihatlah bajuku," ucap Leon sambil menarik seragam sekolahnya.

Anna menunduk, melihat bagian depan kemeja Leonard yang ditarik oleh tangan montok bocah itu ke arah depan.

Anna berjongkok, lalu melihat noda pada kemeja tersebut.

"Noda apa ini, Leon?" tanya Anna sambil mengerutkan hidung. Mengenali bau saus tomat yang tercium dari pakaian seragam Leon.

"Ini saus tomat, Mam Ann."

"Kenapa ada saus menempel di seragam Leon?" tanya Anna. Ia merogoh kantongnya, mengambil saputangan dan segera mengelap sisa saus yang masih menempel di kemeja tersebut.

"Jessi nakal, Mam. Tadi ia menyemprotkan sausnya ke dadaku. Sudah Leon bersihkan, tapi masih bau," sungut Simon.

"Ini tidak bisa hanya dilap. Ayo ikut Mam ke toilet," ajak Anna. Ia berdiri, lalu menggandeng Leon dan membawanya menuju toilet sekolah.

Anna mengangkat Leon dan mendudukkan bocah itu di sebelah wastafel. Ibu guru itu mencuci saputangannya lebih dulu, lalu mulai mengelap kemeja Leonard.

"Katakan pada Mam Ann ... kenapa Jessi melemparkan sausnya pada Leon?" tanya Anna dengan nada lembut.

Leon terlihat mengerucutkan bibirnya, lalu ia menjawab. "Karena Jessi nakal, Mam."

"Jessi tidak nakal Leonard. Jessi tidak pernah mengganggu orang lain. Jessi anak yang pendiam. Jessi tidak suka diganggu. Jessi anak yang manis."

Leonard menggembungkan kedua pipinya mendengar ucapan Anna.

"Jessi terlalu pendiam. Jessi susah diajak bicara. Jessi jadi tidak punya teman, Mam. Leon hanya ingin membuatnya bicara dengan Leon!"

Anna tersenyum, Ia pernah berbicara dengan ibu dari Jessi. Jessi terlihat kesulitan bersosialisasi, gadis kecil itu terlalu pendiam dan suka menyendiri. Ibunya berusaha membuat gadis kecilnya lebih berani, namun belum terlalu berhasil.

"Apa yang tadi Leon katakan agar Jessi mau bicara?"

"Mmm ... itu ...." Leonard menggosok hidungnya berulang kali, kebiasaan yang dinilai Anna dilakukan bocah itu ketika sedang gugup.

"Ceritakan pada Mam Ann. Tepatnya apa yang Leon katakan atau lakukan untuk membuat Jessi bicara pada Leon?"

Anna menunggu dengan sabar, berdiri sambil terus mengelap depan kemeja Leonard, ia membilas kembali saputangannya di bawah wastafel, lalu kembali membersihkan seragam muridnya itu.

"Leon menanyakan apa yang ia bawa sebagai makan siang." Lalu Leonard terdiam lagi.

"Lalu?" Anna menunggu dengan sabar, tersenyum lembut agar Leonard melanjutkan kembali ceritanya.

Leon mengerutkan bibirnya sebelum menjawab. "Jessi tidak menjawab, lalu Leon tanya apakah Jessi punya pensil dua, kalau ada Leon mau pinjam, Jessi juga diam saja, Leon lalu menarik ikat rambutnya agar ia mengangkat kepalanya dan melihat Leon. Dia jadi marah dan menyuruh Leon menjauh."

"Leon sengaja melakukannya?"

Kepala Leonard mengangguk berulang kali. "Leon hanya ingin mengajaknya berteman."

"Lalu apa yang terjadi? Kenapa sampai ada saus?"

"Leon menawarkan makanan punya Leon padanya, dia diam saja, Leon tanya lagi apa yang ia bawa untuk makan siang, dia tidak menjawab. Akhirnya ....."

"Akhirnya?"

"Mmmm .... Leon mengambil kotak makan punya Jessi dan melihat sendiri apa isinya ..."

"Dan Jessi jadi kesal?"

"Itu karena dia tidak mau bicara! Coba dia jawab apa isi makan siangnya, Leon tidak akan membukanya sendiri! Mulut Jessi seperti di lem Mam Ann ...."

Anna tersenyum, ia tahu Leon hanya ingin mengajak Jessi berteman. "Jadi Jessi melempar sausnya pada Leon?"

"Iya. Tepatnya menyemprotkan. Dia membawa satu botol kecil, ihhhh .... tadi, ini banyak dan lengket. Kotor sekali. Untung Keith punya tisu. Tapi belum benar-benar bersih, masih bau ... ini sudah bersih, terimakasih Mam Ann," ucap Leon sambil menarik bagian depan kemejanya yang masih agak basah.

Anna menarik napas panjang dan tersenyum. "Leon anak yang baik, tapi cara mengajak Jessi berteman jangan dengan paksaan. Leon harus mendekatinya perlahan. Biarkan saja dulu Jessi tidak membalas ucapan Leon. Tapi teruslah bersikap baik, menegur dan mengajaknya bicara. Setelah Jessi tahu bahwa Leon teman yang baik, ia akan mau diajak bicara, jangankan bicara ... ia akan mau diajak berteman."

"Seperti dengan Mam Ann? Begitukah caranya Mam Ann akhirnya dapat berteman dengan Jessi?" tanya Leon.

Anna mengangguk. "Butuh waktu beberapa hari, tapi akhirnya ia mau bicara dengan Mam. Jangan membuatnya kesal lagi. Ia akan semakin menjauh," saran Anna sambil merapikan rambut poni Leon.

Leon mengangguk. "Baiklah. Leon akan bersikap seperti Bu guru."

"Anak baik. Ayo ... sekarang kita keluar. Jemputan Leon pasti sudah tiba."

Di luar pintu toilet, Simon yang tadi mengikuti putranya dan Mam Ann segera berbalik dan melangkah kembali ke arah halaman sekolah. Ia mendengarkan percakapan antara ibu guru tersebut dengan Leonard. Senyum simpul muncul di bibirnya ketika mengetahui kalau putranya berusaha bersikap baik, tapi dengan cara yang salah.

Setelah tiba di halaman sekolah, Simon berdiri menunggu dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana. Keadaan sekitarnya sudah mulai sepi, hanya tinggal beberapa anak lagi yang masih berlarian di halaman sambil menunggu jemputan pulang.

"Daddy!"

Simon menoleh, tersenyum melihat Leon yang melepaskan tangannya dari gandengan Anna dan berlari ke arahnya. Ia segera berjongkok dan menyambut putranya yang sepertinya sangat gembira itu.

"Daddy yang menjemput? Leon kira Paman Seth yang jemput."

"Paman Seth di rumah bersama Kakek."

Mata Leon membulat dan berkilau senang. "Kakek Hamilton sudah datang?" tanyanya.

Simon mengangguk. "Ya."

"Ayo pulang, Dad." Leon menarik tangan ayahnya, mengajaknya pergi.

"Leon lupa pada Bu guru karena kedatangan Kakek. Ayo ... berpamitan dulu," ujar Simon.

Dengan senyum malu Leon kembali menghadap Anna. "Mam Ann, terimakasih sudah membersihkan seragam Leon. Mulai besok Leon akan bersikap baik pada Jessi. Leon pulang dulu."

Anna hanya tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya.

"Terimakasih, Mam Ann. Anda sudah mau pulang juga? Biarkan kami mengantar Anda pulang," tawar Simon dengan ramah.

Anna dengan segera mengangkat kedua tangannya. "Ti--tidak, Mr. Bernard. Itu tidak perlu. Sungguh. Saya bisa pulang sendiri, lagipula ada yang harus saya kerjakan dulu," tolak Anna dengan halus.

"Ah ... apakah kerja paruh waktu lagi?" tanya Simon.

Anna menelan ludah sebelum menjawab. Kebohongan yang ia ucapkan kemarin yang sekarang terpaksa ia perpanjang.

"Be--begitulah, Mr. Bernard."

"Sampai malam lagi?"

"Y--ya ...."

"Jangan terlalu lelah, Mam Ann ... jaga diri Anda."

"Tentu saja. Saya baik-baik saja, Terimakasih Mr. Bernard." Anna meremas kedua tangannya tanpa sadar. Mulai merasa gelisah ketika seseorang mengajaknya bicara tentang urusan pribadi.

Simon tersenyum, terlihat kalau Mam Ann mulai gusar seperti kemarin ketika ia mulai banyak bertanya atau mengajak mengobrol urusan yang tidak ada hubungannya dengan Leon. Sikap wanita itu tidak bisa lebih jelas lagi. Namun hal itu jadi membuat dirinya makin ingin tahu tentang sosok Anna.

NEXT

>>>>>

From Author,

Halo readers, ketemu lagi dengan otor. Kali ini otor minta dukungan like, love dan bintang limanya ya. Tips dan juga komentar dari readers semuanya.

bagi yang punya poin/koin boleh bantu vote pengantin simon juga ya🙏🙏

Terima kasih semuanya,

Salam, DIANAZ.

Terpopuler

Comments

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2023-04-24

0

Marianty Poerba

Marianty Poerba

cieeee simon sudahh mulai deh

2023-04-18

0

Ney maniez

Ney maniez

🤔🤔

2023-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kidnapper
2 2. Kidnapper part 2
3 3. Sorry
4 4. Anna House
5 5. Pick up Leonard
6 6. Follow Mam Ann
7 7. Mansion Leopard
8 8. Mansion Leopard part 2
9 9. Lying
10 10. Take Mam Ann home
11 11. Mysterious woman
12 12. Uninvited guests
13 13. Uninvited Guest part 2
14 14. Being a friend
15 15. I'm not going back
16 16. My Dear Emilia
17 17. Feeling watched
18 18. Leon's request
19 19. Martin
20 20. Hostage
21 21. Caught
22 22. Blood trail
23 23. Stranded
24 24. Daddy will come
25 25. Counting on you
26 26. Dad's voice
27 27. Answer my question
28 28. Anna story
29 29. They' re coming
30 30. Ambush
31 31. Rescue team
32 32. Rescue team 2
33 33. New life
34 34. Family
35 35. Wake up
36 36. Falling in love again
37 37. Special quest
38 PENGUMUMAN
39 38. Vacation plan
40 39. Slip
41 40. Friends with benefits
42 41. Dominant man
43 42. Just friend
44 43. Don't break it
45 44. Desire
46 45. Will be whatever you need
47 46. Good night kiss
48 47. Stomach ache
49 48. Take care of Leon
50 49. Interesting sight
51 50. One bed for us
52 51. Good looking
53 52. Tease her
54 53. Uneasy feelings
55 54. Ma tu re
56 55. Love lessons
57 56. Keepsake box
58 57. No commitment
59 58. Sorrow
60 59. Marry me
61 60. Jean's temptation
62 61. Another day
63 62. Summer plan
64 63. Party
65 64. Party part 2
66 65. Party part 3
67 66. Yoana call
68 67. Failed vacation
69 68. Alone
70 69. Know the truth
71 70. Empty heart
72 71. Leon's request
73 72. Pick-up plan
74 73. Pick-up plan part 2
75 74. Fell hunted
76 75. Let's married
77 76. Approval
78 77. Welcome, Ann.
79 78. Miracle
80 79. Enamored
81 80. End Part
Episodes

Updated 81 Episodes

1
1. Kidnapper
2
2. Kidnapper part 2
3
3. Sorry
4
4. Anna House
5
5. Pick up Leonard
6
6. Follow Mam Ann
7
7. Mansion Leopard
8
8. Mansion Leopard part 2
9
9. Lying
10
10. Take Mam Ann home
11
11. Mysterious woman
12
12. Uninvited guests
13
13. Uninvited Guest part 2
14
14. Being a friend
15
15. I'm not going back
16
16. My Dear Emilia
17
17. Feeling watched
18
18. Leon's request
19
19. Martin
20
20. Hostage
21
21. Caught
22
22. Blood trail
23
23. Stranded
24
24. Daddy will come
25
25. Counting on you
26
26. Dad's voice
27
27. Answer my question
28
28. Anna story
29
29. They' re coming
30
30. Ambush
31
31. Rescue team
32
32. Rescue team 2
33
33. New life
34
34. Family
35
35. Wake up
36
36. Falling in love again
37
37. Special quest
38
PENGUMUMAN
39
38. Vacation plan
40
39. Slip
41
40. Friends with benefits
42
41. Dominant man
43
42. Just friend
44
43. Don't break it
45
44. Desire
46
45. Will be whatever you need
47
46. Good night kiss
48
47. Stomach ache
49
48. Take care of Leon
50
49. Interesting sight
51
50. One bed for us
52
51. Good looking
53
52. Tease her
54
53. Uneasy feelings
55
54. Ma tu re
56
55. Love lessons
57
56. Keepsake box
58
57. No commitment
59
58. Sorrow
60
59. Marry me
61
60. Jean's temptation
62
61. Another day
63
62. Summer plan
64
63. Party
65
64. Party part 2
66
65. Party part 3
67
66. Yoana call
68
67. Failed vacation
69
68. Alone
70
69. Know the truth
71
70. Empty heart
72
71. Leon's request
73
72. Pick-up plan
74
73. Pick-up plan part 2
75
74. Fell hunted
76
75. Let's married
77
76. Approval
78
77. Welcome, Ann.
79
78. Miracle
80
79. Enamored
81
80. End Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!