20. Hostage

Dari lubang jendela, Martin melihat ke arah Anna dengan seringai lebar. Wanita itu tampak mengatur napas sambil berpegangan ke bingkai pintu kamar.

"Halo, Emillia. Lama tidak bertemu. Aku merindukanmu. Ah ... atau kau lebih suka kupanggil Anna?"

Anna memejamkan mata, mengatur debaran jantungnya yang bertalu tidak menentu.

"Martin, lepaskan anak itu."

Leon memandang Anna dengan mata terbelalak lebar. Tampak menahan sakit karena tubuhnya yang ditarik ke arah jendela membuat salah satu pipinya tertekan pada kayu.

"Buka dulu pintunya, Em."

Anna menelan ludah. Itu adalah perintah untuknya. Seperti dulu, Martin akan memerintah karena tahu Anna akan menuruti, sebab ia punya sandera. Anna menatap lekat pada Leonard.

"Kau punya telinga, Em. Buka pintunya sekarang. Tak perlu aku harus mengancam mematahkan lengan anak ini bukan?"

Leon mulai bergerak ketika mendengar kata-kata Martin.

"Mam Ann, siapa orang ini? "Leon berusaha menjauh, menyebabkan pegangan Martin makin kuat. Kedua lengan atasnya terasa seperti dipilin. Pipinya menggesek potongan kayu. Ia mengernyit kesakitan.

"Hentikan, Martin! Kau menyakiti anak itu!"

Martin mendengus. "Kalau begitu bukakan pintunya!"

Anna menyerah. Ia tidak mau membuat Leon menahan sakit. Kedua lengan atas dan pipi bocah itu pasti akan meninggalkan memar besok pagi. Anna bergerak ke arah pintu, membuka kunci, kait pengaman dan juga palang pintu.

"Kau begitu penurut jika ada sandera. Aku beruntung bocah ini ada di sini." Tawa Martin menggema.

Pintu ditarik hingga terbuka. Anna masih berdiri di dalam, memandangi Leon dan memberi isyarat agar bocah itu tetap tenang. Ia mencoba menyunggingkan senyum yang malah nampak seperti seringai, senyum terpaksa karena kecemasan dan khawatir.

"Kemarilah, Em!"

Anna menurut. Ia keluar dan berdiri di depan pintu, menghadap ke arah kirinya dimana Martin tegak dengan tangan memegangi Leon.

"Mendekat padaku!"

Anna berjalan perlahan hingga ia tiba di depan Martin.

Martin melepas pegangannya pada Leonard. Ia memegang Anna dan menatap wanita itu dari atas hingga bawah.

"Wanita bodoh. Siapa yang memasukkan pemikiran konyol ke otakmu itu. Berpikir kau bisa pergi begitu saja dariku?"

Anna tidak menjawab. Ia berdiri kaku ketika Martin menarik tubuhnya dan memeluk.

"Kau menginginkan aku bukan? Lepaskan anak itu. Biarkan ia pulang," bisik Anna pelan di dada Martin.

Martin terkekeh, ia melepas pelukan, lalu menarik Anna masuk ke dalam rumah.

Langkah kaki mereka baru saja melewati pintu ketika Anna bergerak cepat melepas pegangan Martin dan mengambil palang kayu penahan pintu. Ia baru saja akan mengayunkan benda itu ketika Martin menarik Anna dan mendorong tubuh Anna ke arah lantai untuk kemudian menahan dan meninndih dengan bobot tubuhnya.

Leonard menjerit. Ia baru saja akan bergerak mendekat ketika Anna berteriak.

"Leon! Pergilah dari sini! Cepatlah!"

Anna menahan Martin, menarik tubuh pria itu agar tetap meninndihnya. Memberi kesempatan pada Leon untuk lari. Ia bisa menghadapi Martin. Asalkan tidak ada yang dijadikan sandera oleh pria itu. Pria pengecut itu akan menggunakannya untuk mengendalikan Anna lagi.

"Mam bilang pergi!" Anna menjerit ketika ia melihat Leon hanya berdiri dengan kepala menggeleng dan mata melotot.

Kedua tangan Martin terkeliling di leher Anna. Pria itu mulai mencekik dan menekan dengan kuat. Kepala Anna sampai terdongak ke atas. Suara tercekik dan napas yang terhenti membuat kaki dan tangan Anna menggelepar berusaha melepaskan diri.

"Lepas! Lepaskan Mam!" Leon menabrakkan tubuhnya ke arah Martin. Kepalan tinjunya melayang ke arah kepala pria itu. Membuat Martin menoleh, lalu dengan segera melepas leher Anna. Berganti menangkap Leon dan membekap bocah tersebut.

Martin bangkit, satu tangan mengelilingi pinggang Leon, mengangkat tubuhnya dari belakang, satu tangan lagi membekap mulut bocah itu.

"Sudahi ini, Em. Ikut aku dan bocah ini akan baik-baik saja."

Anna sibuk mengisi paru-parunya dengan udara. Perlahan ia duduk di atas lantai. Memandang nanar ke arah Martin yang menyandera Leon.

"Jika kau menuruti semua kata-kataku, bocah ini akan kulepas ketika waktunya sudah tiba nanti."

Anna menatap Martin dengan pandangan putus asa. Jika Leon tidak di sini, maka yang ia akan lakukan adalah mengambil pedangnya di dinding, lalu akan menyerang pria itu. Ia tidak mau lagi hidup dengannya.

"Ingat Em, aku masih suamimu. Kau harus memenuhi keinginan keluarga besarku yang Maha mulia dan sempurna. Mereka ingin cucu dariku, Em. Jadi kita harus cepat-cepat memberikannya. Bukan begitu?"

"Martin, kau harus minum obatmu!"

Tawa Martin menggema mengerikan.

"Ayolah, Emillia. Aku sudah berhenti bekerja di perusahaan tak bermutu itu. Kau tahu aku hanya bermain-main di sana. Kita tidak butuh uang mereka. Keluargaku bisa memberikannya sebanyak yang aku minta. Asal aku memperlihatkan hidup yang normal dan bagi mereka, kaulah hidup normal tersebut. Jadi aku sudah mengurus pindah. Rumah baru, pekerjaan baru, tetangga-tetangga baru.Tetangga baru yang tidak akan mengurusi urusan kita! Tentu saja ketika pindah nanti, kita adalah pasangan berbahagia yang tengah menanti kelahiran anak pertama."

"Martin ... kau sudah gila! Kau tahu kau tidak bisa memenuhi semua keinginan keluargamu!"

Anna bangkit berdiri, Ia melihat Martin menurunkan Leon ke lantai.

"Tentu saja bisa. Mereka akhirnya mengakuiku. Itu luar biasa." Martin tertawa lagi. Anna memejamkan matanya, mengutuk keluarga Andreas yang sudah membesarkan Martin, orang tua yang hanya menginginkan kesempurnaan pada setiap putra-putri mereka. Membuat depresi berkepanjangan mengubah jiwa Martin. Kebutuhan untuk diakui membuatnya melakukan segala cara untuk menyenangkan orang tuanya.

"Martin ... bocah itu ... punya keluarga. Kau tidak bisa membawanya serta. Tinggalkan dia di sini dan aku akan mengikutimu dengan sukarela."

Kata-kata Anna membuat Martin melonggarkan pegangannya pada Leon.

"Kalau begitu ayo pergi sekarang."

"Tinggalkan anak itu."

"Tidak. Dia ikut. Dia baik-baik saja kalau kau menurutiku. Titik."

Anna menimbang, tampak ragu sejenak. Ia melihat wajah Leon yang pucat pasi ketakutan.

"Baiklah. Namun ijinkan aku bersamanya. Kau membuatnya takut."

"Aku yang memerintah di sini, Em. Ayo pergi. Sekarang!"

"Kalau begitu, ijinkan aku memakaikan jaket untuknya."

Martin mengangkat bahu, pernyataan terserah yang diiringi dengan mata menatap tajam dengan menyipit. Tanda agar Anna bergegas.

"Aku akan mengambil mantelku dulu," ucap Anna sambil menunjuk ke kamar.

Kembali Martin hanya mengangkat bahu.

Anna berjalan cepat menuju kamar. Menarik sebuah mantel di gantungan yang ada di balik pintu, sedetik kemudian ia memaki di dalam hati. Ponselnya tadi ia lempar ke sudut sofa. Ia tidak bisa menghubungi simon, lalu bergegas ia pergi ke arah ranjang, merogoh ke bawah bantal dan memasukkan pisau kecil bersarungnya ke dalam saku celana piyama.

Dengan tergesa Anna keluar lagi dari kamar. Ia tidak mau matanya teralihkan terlalu lama. Ia perlu terus mengawasi Martin. Leon harus segera dijauhkan dari pria itu. Sambil memakai mantel ia mencari keberadaan jaket Leon yang tadi diletakkan di ruang tamunya.

"Kemarilah, Leon. Pakai ini." Anna menatap ke arah Leon.

"Tidak. Kemarikan jaketnya!" perintah Martin.

Anna melempar jaket yang segera disambut oleh Martin.

"Pakai!" perintah Martin pada Leonard.

Bocah itu mengambil jaket, berusaha memasukkan tangannya yang gemetar ke dalam tangan jaket. Gerakannya sangat pelan dan tampak kesulitan.

"Ck!" Martin berdecak. Ia berjongkok, lalu memaksa tangan Leon masuk ke dalam jaket, membantu agar bocah itu cepat mengenakan jaketnya.

Melihat Martin yang sibuk memakaikan jaket, Anna mengeluarkan pisau, lalu membuka sarungnya dan bermaksud menghujamkan pisau tersebut ke punggung Martin. Leon menatapnya dengan mata terbelalak lebar sehingga memberi sinyal pada Martin bahwa Anna sedang melakukan sesuatu di belakangnya.

Martin menoleh, sedikit bergeser dari posisi. Membuat target Anna sedikit melenceng. Pisau kecil itu menusuk, membelah daging bagian lengan atas Martin. Ia berteriak marah sambil memegangi pisau.

Anna menarik Leon, berlari ke arah luar.

Martin melepas pisau Anna dan melemparnya ke sudut ruangan. Giginya gemeretak melihat percikan darah menodai lantai dan juga pisau yang ia lempar. Dengan cepat ia bangkit. Berlari keluar dan melihat kelebat Anna yang berlari sambil menarik Leon. Kakinya memburu keduanya, menerobos kegelapan malam.

NEXT >>>>>

**********

From Author,

Mana Daddynya nih😣😣😓

Pembaca sekalian,diharapkan jangan nabung bab ya, begitu up cuss baca. Mempengaruhi retensi baca tiap chapter. Level karya tergantung konsistensi pembaca membuka setiap bab. Jika berhenti karena bermaksud nabung dulu, langsung anjlok level. Kesian authornya dong😭

Like, love, bintang lima, komentar, dan vote untuk PS ya. Chapter kedua hari ini😁 Atas dukungannya author ucapkan terima kasih banyakkk.

Salam hangat, DIANAZ.

Terpopuler

Comments

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

hedehhh aku jd tegang thor...

2023-03-13

0

Ney maniez

Ney maniez

😱😱😠😠

2023-03-06

0

eli rina

eli rina

bikin tegang bacanya ih😬

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kidnapper
2 2. Kidnapper part 2
3 3. Sorry
4 4. Anna House
5 5. Pick up Leonard
6 6. Follow Mam Ann
7 7. Mansion Leopard
8 8. Mansion Leopard part 2
9 9. Lying
10 10. Take Mam Ann home
11 11. Mysterious woman
12 12. Uninvited guests
13 13. Uninvited Guest part 2
14 14. Being a friend
15 15. I'm not going back
16 16. My Dear Emilia
17 17. Feeling watched
18 18. Leon's request
19 19. Martin
20 20. Hostage
21 21. Caught
22 22. Blood trail
23 23. Stranded
24 24. Daddy will come
25 25. Counting on you
26 26. Dad's voice
27 27. Answer my question
28 28. Anna story
29 29. They' re coming
30 30. Ambush
31 31. Rescue team
32 32. Rescue team 2
33 33. New life
34 34. Family
35 35. Wake up
36 36. Falling in love again
37 37. Special quest
38 PENGUMUMAN
39 38. Vacation plan
40 39. Slip
41 40. Friends with benefits
42 41. Dominant man
43 42. Just friend
44 43. Don't break it
45 44. Desire
46 45. Will be whatever you need
47 46. Good night kiss
48 47. Stomach ache
49 48. Take care of Leon
50 49. Interesting sight
51 50. One bed for us
52 51. Good looking
53 52. Tease her
54 53. Uneasy feelings
55 54. Ma tu re
56 55. Love lessons
57 56. Keepsake box
58 57. No commitment
59 58. Sorrow
60 59. Marry me
61 60. Jean's temptation
62 61. Another day
63 62. Summer plan
64 63. Party
65 64. Party part 2
66 65. Party part 3
67 66. Yoana call
68 67. Failed vacation
69 68. Alone
70 69. Know the truth
71 70. Empty heart
72 71. Leon's request
73 72. Pick-up plan
74 73. Pick-up plan part 2
75 74. Fell hunted
76 75. Let's married
77 76. Approval
78 77. Welcome, Ann.
79 78. Miracle
80 79. Enamored
81 80. End Part
Episodes

Updated 81 Episodes

1
1. Kidnapper
2
2. Kidnapper part 2
3
3. Sorry
4
4. Anna House
5
5. Pick up Leonard
6
6. Follow Mam Ann
7
7. Mansion Leopard
8
8. Mansion Leopard part 2
9
9. Lying
10
10. Take Mam Ann home
11
11. Mysterious woman
12
12. Uninvited guests
13
13. Uninvited Guest part 2
14
14. Being a friend
15
15. I'm not going back
16
16. My Dear Emilia
17
17. Feeling watched
18
18. Leon's request
19
19. Martin
20
20. Hostage
21
21. Caught
22
22. Blood trail
23
23. Stranded
24
24. Daddy will come
25
25. Counting on you
26
26. Dad's voice
27
27. Answer my question
28
28. Anna story
29
29. They' re coming
30
30. Ambush
31
31. Rescue team
32
32. Rescue team 2
33
33. New life
34
34. Family
35
35. Wake up
36
36. Falling in love again
37
37. Special quest
38
PENGUMUMAN
39
38. Vacation plan
40
39. Slip
41
40. Friends with benefits
42
41. Dominant man
43
42. Just friend
44
43. Don't break it
45
44. Desire
46
45. Will be whatever you need
47
46. Good night kiss
48
47. Stomach ache
49
48. Take care of Leon
50
49. Interesting sight
51
50. One bed for us
52
51. Good looking
53
52. Tease her
54
53. Uneasy feelings
55
54. Ma tu re
56
55. Love lessons
57
56. Keepsake box
58
57. No commitment
59
58. Sorrow
60
59. Marry me
61
60. Jean's temptation
62
61. Another day
63
62. Summer plan
64
63. Party
65
64. Party part 2
66
65. Party part 3
67
66. Yoana call
68
67. Failed vacation
69
68. Alone
70
69. Know the truth
71
70. Empty heart
72
71. Leon's request
73
72. Pick-up plan
74
73. Pick-up plan part 2
75
74. Fell hunted
76
75. Let's married
77
76. Approval
78
77. Welcome, Ann.
79
78. Miracle
80
79. Enamored
81
80. End Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!