18. Leon's request

"Ini juga yang ingin aku sampaikan padamu malam ini. Kami tidak akan mengganggumu beberapa hari ke depan, Ann. Kau ingat? Kami akan pergi ke Green Forest."

Anna mendengar ucapan Simon sambil mengambil kunci dan membuka pintu pondok dengan tangannya yang tidak memegang ponsel.

"Leon bilang tiga hari lagi kalian berangkat." Anna mengedarkan pandangan sekali lagi sebelum masuk ke pondok dan kembali menguncinya rapat-rapat.

"Keberangkatannya dipercepat. Kakakku memutuskan berangkat dua hari lebih cepat. Jadi besok pagi kami sudah akan pergi. Izin sekolah Leonard sudah kau urus bukan?" tanya Simon.

"Ya. Aku bisa mengubah harinya."

"Bagus. Jadi malam ini, kau bisa makan malam dulu dengan kami kan. Kami tidak akan bertemu denganmu beberapa hari."

"Tidak bisa."

"Ini permintaan Leon, Ann."

"Maaf, aku sakit kepala."

"Istirahat dan minum obat. Nanti malam aku jemput pasti sudah reda."

Anna mengembuskan napas panjang. Ia merasa amat kesal dan juga marah. Perasaan tidak menentu karena cerita dari Ted dan Dora membuat Anna merasa ingin sekali berteriak sekaligus menangis.

"Apa kau tidak mengerti arti kata tidak, Simon! Aku tidak bisa! Aku tidak mau! Kau mengerti!?"

Anna terduduk di sofa, ponselnya masih di telinga. Tangannya yang lain menutup kedua mata, ia tertunduk, menahan sebak yang mulai menggulung dan terasa akan tumpah menuruni lereng pipi. Anna merasa begitu kesepian.

Hening, tidak ada kalimat yang Simon ucapkan. Pria itu mungkin terkejut sekali mendengar teriakannya tadi. Namun, Ann tahu pria itu masih di sana.

"Ann, ada apa?" Simon bertanya dengan suara amat lembut.

"Kau bisa ceritakan padaku ... apapun itu ... aku temanmu. Aku pasti akan membantumu."

Anna menelan ludah, menghapus aliran bening yang ternyata tidak bisa ia tahan. Ia berusaha berkata senormal mungkin.

"Aku tidak bisa ikut makan malam, Simon."

"Baiklah ... Aku mengerti. Aku akan mengatakannya pada Leon. Dia menyayangimu, Ann. Meski kecewa karena tidak bisa bersamamu sebelum kami pergi besok, Leon akan mengerti."

Anna memejamkan mata, bersandar di sofa, terbayang wajah ceria Leon yang menatapnya dengan mata berbinar. Jika tahu kalau rencana berangkat ke Green Forest dipercepat, Anna yakin sepulang sekolah tadi Leon akan memaksa mengantarkannya pulang. Jika bocah itu meminta menghabiskan waktu di pondoknya sebelum dijemput sang ayah, Ann pasti tidak bisa menolak, karena besok Leon akan pergi. Leonard sudah menempati tempat khusus di hati Ann, celoteh dan tingkah bocah itu selalu berhasil membuat suasana hatinya menjadi ringan.

"Titip salamku pada Leon. Sampaikan aku tidak bisa datang untuk makan malam." Ann memijit pelipisnya. Ia tak berbohong ketika mengatakan kepalanya sakit.

"Bagaimana kalau ia yang memaksa mau ke sana?" tanya Simon, belum mau menyerah.

"Simon ... jauhkan Leonard dariku."

"Apa? Kenapa!?"

"Bukan aku tidak menyayanginya. Akan berbahaya untuk Leonard jika ia ada bersamaku."

"Jelaskan kenapa hal itu bisa terjadi!?" Simon sama sekali tidak mengerti arti ucapan Anna itu.

"Hanya itu yang perlu kau ketahui. Aku serius. Jauhkan Leonard dariku. Aku memperingatkanmu, Simon. Sampaikan padanya, sampai jumpa beberapa hari lagi di sekolah."

Lalu Anna menutup telepon. Ia meletakkannya ke atas sofa di sampingnya. Anna menggosok kedua matanya. Menyeka pipi dan kemudian bangkit.

Hal pertama yang ia lakukan adalah berkeliling mengecek pintu, jendela dan kemudian ia pergi ke kamar mandi. Ia butuh menyegarkan diri dan bila memang akan terkurung sampai besok pagi di pondok ini, Anna memastikan tubuhnya merasa nyaman.

"Apapun yang terjadi aku tidak akan mundur, Martin. Bila kau menerobos pintu pondokku, aku akan menyambutmu." Hal terakhir yang ia ucapkan sambil memandang pintu depannya yang terkunci.

*********

Senja sudah menapak ketika Anna memutuskan untuk memejamkan mata, ia bertahan tidak ingin meminum obat sakit kepala. Ia yakin dengan berbaring nyeri yang berdenyut itu akan hilang.

Ia terlelap dengan cepat, karena tubuhnya memang lelah. Segera semua masalah menghilang ketika tubuhnya terhanyut, berlayar ke alam mimpi, memimpikan kebebasan untuk hidupnya.

Suara kayu yang di ketuk berirama memasuki indera Anna. Ia bergeming. Ketukan makin kencang, diiringi suara orang yang memanggil namanya.

"Ann! Katakan kalau kau baik-baik saja! Ann! Kau ada di dalam bukan!?"

Kelopak mata Anna otomatis terbuka, ia menoleh ke atas meja kecil di samping tempat tidur. Belum lama, ia baru tertidur sekitar setengah jam.

"Mam ... ini Leon."

Anna bangkit dengan perlahan. Suara bocah itu terdengar serak. Seperti habis menangis. Ia segera bangkit dan pergi menuju pintu. Dengan tergesa Anna membukanya.

Hal pertama yang ia lihat adalah kegelapan, lalu sosok Leon yang memeluk sebuah bantal berbentuk potongan buah apel. Bantal kecil yang selalu ada di mobil Simon.

"Kenapa kau tidak menyalakan lampunya?" Simon muncul dari kegelapan beranda.

"Oh, ya ...." Anna segera menekan saklar dan seketika beranda itu terang benderang.

Mata Anna langsung melihat Leon ketika mendengar bocah itu membersit hidung. Ia menunduk dan mendapati Leon juga sedang menatapnya dengan wajah memelas.

"Leon? Ada apa? Kau menangis?" Anna berjongkok agar wajahnya sejajar, mendapati mata bocah itu bengkak. Leon langsung memeluknya.

"Ya, di menangis karena kumarahi. Aku punya banyak pekerjaan yang harus kukerjakan sebelum cuti besok. Jadi aku pulang dan meminta Paman Hamilton makan malam dengannya berdua saja. Aku mengatakan padanya kalau kau sakit kepala dan tidak bisa datang. Aku menyampaikan pesan sampai jumpa beberapa hari lagi di sekolah darimu dan ia berkeras minta diantar kemari. Aku tidak mau, lalu ia mulai memaksa dan aku jadi marah. Karena aku marah dia mulai menangis tiada henti dan ...."

Anna merentangkan telapak tangan kirinya ke arah Simon, menghentikan pria yang mengoceh tersebut. Tangan kanannya menepuk pelan punggung Leon yang kembali menangis.

"Aku tidak mau mengganggumu, Ann. Tapi lihatlah. Leon ...."

"Tidak apa. Sungguh." Anna menganggukkan kepalanya sedikit sebagai isyarat pada Simon.

"Jangan salahkan Daddymu, Leon. Mam Ann memang sakit kepala dan tidak bisa datang. Mam juga tidak mengizinkan Daddymu mengantarkanmu kemari. Kau perlu istirahat, Mam juga tidak dapat menemanimu karena sakit kepala. Besok kau memang akan pergi, tapi kita kan akan bertemu lagi beberapa hari mendatang ...."

Anna mendengar bocah itu membersitkan hidungnya lagi. "Maaf ... Leon hanya mau bertemu Mam sebelum pergi .... lima hari akan terasa lama ...."

Anna mendengar Simon mengembuskan napas panjang. "Kau lihat kan? Mam Ann sedang sakit dan Leon malah kemari mengganggu istirahatnya."

Leon akhirnya berbalik menghadap sang ayah.

"Maafkan Leon, Dad."

"Sekarang bagaimana? Dad harus kembali mengurus beberapa hal." Simon menatap putranya. Melihat kalau keputusan yang ada di pikiran bocah itu bukanlah pulang.

"Jam berapa kau kembali?" Anna bertanya, membuat Simon menoleh.

"Dua atau tiga jam lagi ...."

"Jemput Leon setelah kau kembali." Anna memutuskan dengan cepat. Ia hanya perlu menjaga Leon selama tiga jam dan besok Leon akan pergi. Ia akan aman.

Leon bergerak cepat menghadap ibu gurunya. Langsung memeluk kaki Anna begitu mendengar ucapan ibu gurunya tersebut.

"Kau yakin? Tidak menganggu istirahatmu?" tanya Simon.

"Ya. Pergilah."

"Baiklah ... Leon belum makan apa-apa."

"Kami akan makan malam berdua."

Simon mengangguk puas. Ia mendekat dan mengelus rambut putranya.

"Dad akan datang menjemputmu. Jaga Mam Ann. Jangan nakal. Habiskan makan malammu."

Leon mengangguk.

"Masih marah dengan Daddy?"

Leon menggeleng. Sebuah senyum terkembang untuk ayahnya itu.

"Kau ini ...." Simon berjongkok, mencium gemas pipi putranya, kiri, kanan, lalu bagian kening.

Leon melepas pegangan pada kaki celana piyama Anna, lalu memeluk ayahnya itu.

"Maafkan Leon," bisiknya pelan.

"Baiklah."

"Katakan maaf juga pada Kakek Hamilton."

"Baiklah." Simon balas memeluk putranya itu.

"Jangan lupa peluk Mam Ann juga," bisik bocah itu lagi.

Simon melonggarkan pelukan, mengangkat alis memandang putranya. Seringai lebar sudah kembali di wajah yang tadi berhias mendung itu.

"Bocah nakal," ucap Simon sambil bangkit, lalu dengan cepat ia merengkuh Anna ke dalam kedua lengannya, sebuah kecupan mendarat di puncak kepala ibu guru itu.

"Terimakasih, Ann. Titip Leon," bisik Simon.

Leon tersenyum makin lebar. Sedangkan Anna berdiri kaku di tempatnya. Kedua ayah anak itu bertukar lambaian dengan senyum lebar menyeruak di bibir.

"Jangan nakal, Oke!" teriak Simon ketika sudah setengah perjalanan di jalan setapak. Masih tergapai oleh cahaya dari beranda.

"Ya, Daddy!" balas Leon dengan nada gembira.

NEXT >>>>>>

**********

From Author,

Leon sayanggggg Mam Ann😄😄🥰🥰

jangan lupa like, love, bintang lima, komentar dan vote untuk Leonard ya.

Terimakasih banyak semuanya.

Salam. DIANAZ.

Terpopuler

Comments

gian rasyid

gian rasyid

tp aq makin takut

2023-03-23

0

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

ku rasa Simon mencuri kesempatan utk bertemu dg Anna... pepet terus bang jgn kasih kendur...

2023-03-13

0

Ney maniez

Ney maniez

🤗🤗

2023-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kidnapper
2 2. Kidnapper part 2
3 3. Sorry
4 4. Anna House
5 5. Pick up Leonard
6 6. Follow Mam Ann
7 7. Mansion Leopard
8 8. Mansion Leopard part 2
9 9. Lying
10 10. Take Mam Ann home
11 11. Mysterious woman
12 12. Uninvited guests
13 13. Uninvited Guest part 2
14 14. Being a friend
15 15. I'm not going back
16 16. My Dear Emilia
17 17. Feeling watched
18 18. Leon's request
19 19. Martin
20 20. Hostage
21 21. Caught
22 22. Blood trail
23 23. Stranded
24 24. Daddy will come
25 25. Counting on you
26 26. Dad's voice
27 27. Answer my question
28 28. Anna story
29 29. They' re coming
30 30. Ambush
31 31. Rescue team
32 32. Rescue team 2
33 33. New life
34 34. Family
35 35. Wake up
36 36. Falling in love again
37 37. Special quest
38 PENGUMUMAN
39 38. Vacation plan
40 39. Slip
41 40. Friends with benefits
42 41. Dominant man
43 42. Just friend
44 43. Don't break it
45 44. Desire
46 45. Will be whatever you need
47 46. Good night kiss
48 47. Stomach ache
49 48. Take care of Leon
50 49. Interesting sight
51 50. One bed for us
52 51. Good looking
53 52. Tease her
54 53. Uneasy feelings
55 54. Ma tu re
56 55. Love lessons
57 56. Keepsake box
58 57. No commitment
59 58. Sorrow
60 59. Marry me
61 60. Jean's temptation
62 61. Another day
63 62. Summer plan
64 63. Party
65 64. Party part 2
66 65. Party part 3
67 66. Yoana call
68 67. Failed vacation
69 68. Alone
70 69. Know the truth
71 70. Empty heart
72 71. Leon's request
73 72. Pick-up plan
74 73. Pick-up plan part 2
75 74. Fell hunted
76 75. Let's married
77 76. Approval
78 77. Welcome, Ann.
79 78. Miracle
80 79. Enamored
81 80. End Part
Episodes

Updated 81 Episodes

1
1. Kidnapper
2
2. Kidnapper part 2
3
3. Sorry
4
4. Anna House
5
5. Pick up Leonard
6
6. Follow Mam Ann
7
7. Mansion Leopard
8
8. Mansion Leopard part 2
9
9. Lying
10
10. Take Mam Ann home
11
11. Mysterious woman
12
12. Uninvited guests
13
13. Uninvited Guest part 2
14
14. Being a friend
15
15. I'm not going back
16
16. My Dear Emilia
17
17. Feeling watched
18
18. Leon's request
19
19. Martin
20
20. Hostage
21
21. Caught
22
22. Blood trail
23
23. Stranded
24
24. Daddy will come
25
25. Counting on you
26
26. Dad's voice
27
27. Answer my question
28
28. Anna story
29
29. They' re coming
30
30. Ambush
31
31. Rescue team
32
32. Rescue team 2
33
33. New life
34
34. Family
35
35. Wake up
36
36. Falling in love again
37
37. Special quest
38
PENGUMUMAN
39
38. Vacation plan
40
39. Slip
41
40. Friends with benefits
42
41. Dominant man
43
42. Just friend
44
43. Don't break it
45
44. Desire
46
45. Will be whatever you need
47
46. Good night kiss
48
47. Stomach ache
49
48. Take care of Leon
50
49. Interesting sight
51
50. One bed for us
52
51. Good looking
53
52. Tease her
54
53. Uneasy feelings
55
54. Ma tu re
56
55. Love lessons
57
56. Keepsake box
58
57. No commitment
59
58. Sorrow
60
59. Marry me
61
60. Jean's temptation
62
61. Another day
63
62. Summer plan
64
63. Party
65
64. Party part 2
66
65. Party part 3
67
66. Yoana call
68
67. Failed vacation
69
68. Alone
70
69. Know the truth
71
70. Empty heart
72
71. Leon's request
73
72. Pick-up plan
74
73. Pick-up plan part 2
75
74. Fell hunted
76
75. Let's married
77
76. Approval
78
77. Welcome, Ann.
79
78. Miracle
80
79. Enamored
81
80. End Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!