Penemuan Bagian II

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00. Malam ini adalah malam yang di terangi oleh sinar bulan, di luar keadaan tidak terlalu gelap namun penghuni SMA Rajawali berdiam diri di dalam kamar masing masing sudah 10 jam Tasya menghilang dan polisi tidak bisa menemukan jejaknya sama sekali kecuali sepasang sepatu di depan toilet.

Sean menatap ponselnya, malam ini Jasmine tidak akan ke kamarnya lagi karena teman sekamarnya Bunga sudah pulih dari rasa takutnya. Gadis itu sudah kembali bersama dengan Jasmine, Sean menyunggingkan senyum kala mengingat gadis cantik itu pria itu sudah tidak bisa membohongi hatinya kalau ia tidak mencintai Jasmine. Sean ingin mengungkapkan perasaannya namun ia menunggu waktu yang tepat . Hari ini Sean dan kedua temannya akan membantu lagi Dimas dan Vikal untuk menemukan pembunuh itu yang entah sampai kapan bisa di temukan.

Di dalam kamar nomor 263, Bunga duduk bersandar pada ranjangnya, matanya terpejam namun pikirannya sedang bekerja sedangkan Jasmine ia sibuk mengirim pesan pada Sean.

" Jas " panggil Bunga

Jasmine menoleh.

" Ada apa?"

" Ada yang ingin ku katakan" Bunga memasang wajah serius.

" Katakan"

" Saat aku bersama dengan bu' Vany di kamarnya. Aku menemukan sepatu perempuan tapi hanya sepasang" kata Bunga .

" Lalu"

" Sepatu itu keluaran tahun 80 an aku dapat mengetahuinya dari mereknya dan sepatu itu bukanlah milik bu' Vany" jelas Bunga

" Lalu milik siapa?" tanya Jasmine ingin tahu.

" Aku tidak tahu dan bu' Vany juga tidak tahu, aku sempat bertanya padanya tapi katanya sepatu itu ia temukan saat ia membersihkan rumput di taman belakang asrama. Sepatu itu hampir terkubur oleh tanah"

" Memangnya kenapa dengan sepatunya?" tanya Jasmime bingung. Ia merasa aneh kenapa temannya ini mempermasalahkan sepatu keluaran tahun 80 an.

" Entah kenapa, aku sangat yakin kalau sepatu ini ada hubungannya dengan si pembunuh" Bunga menebak tapi ia sangat yakin kalau instingnya tepat.

" Maksudmu?" Jasmime terkejut.

" Iya, sepatu itu pasti bisa membawa kita kepada si pembunuh itu. Bagaimana kalau kita pergi ke tempat di mana bu' Vany menemukan benda itu?" kata Bunga. Ia turun dari ranjang sambil menatap Jasmine.

" Hentikan ide gilamu itu Bunga. Aku juga pernah menyelidiki kasus ini sendirian karena di liputi oleh rasa penasaran tapi kau tahu aku hampir mati andaikan Sean tidak menolongku. Kasus ini bukanlah permainan tapi nyawa yang menjadi taruhannya" Jelas Jasmine, ia sangat tidak setuju dengan perkataan Bunga.

" Hei, hidup dan mati ada di tangan Tuhan" kata Bunga antusias.

" Jadi maksudmu kita bertaruh pada keberuntungan. Ooh aku sangat tidak mau" tolak Jasmine tegas, berada dalam kamar saja ketakutan apalagi di luar dalam keadaan yang gelap dan hening.

" Aku tidak akan memaksamu tapi aku akan tetap pergi melihat kematian Rara malam itu sudah menghilangkan rasa takutku, entah kenapa aku tidak takut lagi" kata Bunga percaya diri. Ia mengambil jaketnya lalu memakainya.

" Jangan main main Bung" sergah Jasmine.

" Aku tidak main main, aku akan menemukan siapa pelaku pembunuhan sahabatku"

" Tapi ada polisi yang menyelidiki kasus ini kita hanya berdiam diri, menjaga diri agar kita selamat" Jasmine berusaha menghentikan Bunga namun nihil, gadis itu benar benar keras kepala

" Aaah" Jasmine menjambak rambutnya sendiri saat Bunga sudah pergi. Ia tidak habis pikir kenapa temannya bisa senekad ini.

Jasmine segera mengambil ponselnya lalu mengirim pesan pada Sean.

Sesampainya di taman belakang asrama putri.

Bunga mengarahkan senternya ke sekelilingnya, mencari cari siapa tahu ada petunjuk lain yang bisa ia temukan dan benar ia menemukan tas yang sudah usang di bungkuns oleh plastik berada di antara retaka n tembok. Bunga segera mengambil benda itu lalu membukanya, ia akan memeriksa isinya.

Di dalam tas itu terdapat dompet yang sudah rusak, ponsel jaman dulu dan sebuah buku kecil. Bunga kembali merapikan penemuannya ia akan pulang ke kaamrnya. Memeriksa barang ini di tempat ini bukanlah waktunya, Bunga segera pergi dari sana berharap tidak ada kejadian buruk yang menimpanya .

Bunga berjalan hati hati di dalam taman itu, matanya tajam melihat dalam remang remang. Matanya sudah seperti mata elang yang memperhatikan sekitarnya untuk mencari mangsa namun langkahnya terhenti saat ia menemukan seseorang sedang berdiri di depan kolam. Gadis itu segera mematikan senter ponselnya, memperhatikan orang yang ada di depannya di bawah cahaya bulan.

" Orang itu ada di sini" kata Bunga dalam hati. Ia tidak bisa mengenali orang itu karena mulai dari kepala karena mulai dari kepala sampai ujung kaki di tutupi oleh jubah panjang yang berwarna merah sambil menggenggam sebuah kapak.

" Apa dia habis membunuh lagi" gumamnya. Selama lima hari berdiam diri di dalam kamar bu' Vany karena melihat temannya mati dengan cara yang tidak manusiawi Bunga tidak takut lagi, ia menemukan keberaniannya yang tersimpan rapat di dalam nadinya bahkan Bunga sangat ingin menghampiri orang itu untuk membalaskan kematian sahabatnya namun Bunga masih sadar, menyerang orang itu sendirian tanpa senjata apapun sama saja menceburkan diri ke dalam sungai yang penuh dengan buaya. Gadis itu hanya diam di tempatnya menunggu orang itu pergi.

Satu menit...dua menit...sepuluh menit.

Sosok itu belum beranjak juga dari pijakannya, ia masih berdiam diri mematung melihat kolam yang ada di depannya.

" Apa sebenarnya yang ia lakukan?" kata Bunga tidak sabaran, kakinya gemetaran karena angin sepoi sepoi malam hari bertiup.

Namun tak lama kemudian, sosok itu sudah pergi. Melihat sosok itu sudah tidak ada, Bunga segera keluar dari tempat persembunyiannya namun hanya beberapa langkah Bunga kembali berbalik arah melihat kedatang Sean dan Vikal.

" Sia*, pasti mereka mencariku. Cewek gila pujian itu pasti melapor" umpat Bunga dalam hati. Ia tidak melakukan kesalahan apapun tapi ia harus bersembunyi jangan sampai dua orang itu menemukannya. Tapi nyatanya ia sudah melakukan kesalahan karena berkeliaran di malam hari, ia sudah melanggar aturan asrama.

" Dimana dia, katanya ia berada di sini" kata Sean sambil memperhatikan sekelilingnya.

" Siapa gadis yang senekad itu?" tanya Vikal.

" Teman sekamar pacarku" jawab Sean tanpa malu malu. Ia dan Jasmine belum pacaran tapi Sean sudah mengatakan kalau Jasmine adalah pacarnya.

Bunga tersedak oleh air liurnya sendiri mendengar perkataan Sean. Ia cengengesan sendiri di bawah pohon yang ada di taman itu.

" Jadi mereka sudah pacaran. Ternyata lima hari ini Jasmine sudah mendapatkan pria yang cocok untuknya. Label jomblo ngenes yang melekat pada diri cewek sombong itu sudah hilang" kata Bunga nyegir tapi ada perasaan cemburu dalam hatinya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan mendapatkan hati Sean namun sayangnya kejadian lima hari yang lalu membuatnya harus berdiam diri di dalam kamar penjaga asrama putri dan dalam kurun waktu itu Jasminelah yang berhasil mendapatkan hati Sean. Ia keduluan

" Malang sekali nasibku, aku sudah di tikung oleh sahabatku" Bunga menepuk jidatnya tanpa menyadari seseorang sudah berdiri di depannya dengan mata yang melotot marah.

" Siapa yang sudah menikungmu" bentaknya.

Bunga hampir jatuh pingsan melihat pangeran tampan berdiri di depannya dengan tatapan yang mematikan karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, ia tidak menyadari kalau Sean sudah ada di depannya.

Tanpa sengaja Bunga mengeluarkan senyum bodohnya.

Jangan lewatkan episode selanjutnya!

Jangan lupa komen, like dan vote.

dukungan pembaca sangat berharga buat author.🙏🙏

Makasih.💖💖

Terpopuler

Comments

Adinda

Adinda

haha di tengah ketegangan bunga bisa ngelawak juga

2022-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Kaya yang Sombong
2 Ketua Osis yang Tampan
3 Di Mulainya Teror
4 Rencana Nanda
5 Mayat di Loteng Sekolah
6 Mencari Tahu
7 Kematian keempat
8 Mencekam
9 Luluh
10 Masa Lalu Sean
11 Masa Lalu Sean Bagian II
12 Serpihan
13 Perlindungan
14 Pencarian
15 Pencarian Bagian II
16 Penemuan
17 Penemuan Bagian II
18 Tas Usang
19 Buku Kecil
20 Toilet
21 Dian yang Tak Pernah Padam
22 Pertanyaan
23 Pesta
24 Pesta Bagian II
25 Nomor Ponsel
26 Bertemu Nyonya Elis
27 Keponakan Gila
28 Tatapan Seorang Pembunuh
29 Tato Kalajengking
30 Hujan Badai
31 Sayang
32 Janji
33 Hati hati
34 Mencari
35 Kacau
36 Vita, sang Pembunuh
37 Pelarian
38 Saudara yang malang.
39 Ular
40 Kalah
41 Dewi yang Sebenarnya
42 Bertemu Irabella
43 Interogasi
44 Ingatan lama
45 Bunda Merry
46 Harapan Bunda Merry
47 Naluri Seorang Ibu
48 Memilih Bunda Merry
49 Pasangan yang Serasi
50 Mengejar Bintang
51 Melepas Rindu
52 Kemarahan Dimas
53 Tertangkap
54 Wartawan
55 Kembali ke Sekolah.
56 Maafkan Aku.
57 Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58 Kelas 10 A
59 Dua Bersaudara
60 Simbol Rahasia
61 Sekelompok Singa
62 Berangkat
63 Benda yang Mengapung
64 Bertemu Nyonya Shiren.
65 Pura Pura
66 Ternyata Masih Hidup
67 Gua
68 Selembar Surat.
69 Rangking yang Membawa Petaka
70 Identitas yang Terbongkar.
71 Di Tengah Laut.
72 Joy dan Agra
73 Menjemput Ajal
74 Jalan Lain.
75 Pertemuan kakak adik
76 Jasmine dan Yoona
77 " Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78 Gundah Gulana
79 Menyerupai Iblis.
80 Seharusnya Aku.
81 Jurang
82 Foto
83 Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84 Jebakan
85 Speedboat.
86 Akhir dari Keputusasaan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Gadis Kaya yang Sombong
2
Ketua Osis yang Tampan
3
Di Mulainya Teror
4
Rencana Nanda
5
Mayat di Loteng Sekolah
6
Mencari Tahu
7
Kematian keempat
8
Mencekam
9
Luluh
10
Masa Lalu Sean
11
Masa Lalu Sean Bagian II
12
Serpihan
13
Perlindungan
14
Pencarian
15
Pencarian Bagian II
16
Penemuan
17
Penemuan Bagian II
18
Tas Usang
19
Buku Kecil
20
Toilet
21
Dian yang Tak Pernah Padam
22
Pertanyaan
23
Pesta
24
Pesta Bagian II
25
Nomor Ponsel
26
Bertemu Nyonya Elis
27
Keponakan Gila
28
Tatapan Seorang Pembunuh
29
Tato Kalajengking
30
Hujan Badai
31
Sayang
32
Janji
33
Hati hati
34
Mencari
35
Kacau
36
Vita, sang Pembunuh
37
Pelarian
38
Saudara yang malang.
39
Ular
40
Kalah
41
Dewi yang Sebenarnya
42
Bertemu Irabella
43
Interogasi
44
Ingatan lama
45
Bunda Merry
46
Harapan Bunda Merry
47
Naluri Seorang Ibu
48
Memilih Bunda Merry
49
Pasangan yang Serasi
50
Mengejar Bintang
51
Melepas Rindu
52
Kemarahan Dimas
53
Tertangkap
54
Wartawan
55
Kembali ke Sekolah.
56
Maafkan Aku.
57
Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58
Kelas 10 A
59
Dua Bersaudara
60
Simbol Rahasia
61
Sekelompok Singa
62
Berangkat
63
Benda yang Mengapung
64
Bertemu Nyonya Shiren.
65
Pura Pura
66
Ternyata Masih Hidup
67
Gua
68
Selembar Surat.
69
Rangking yang Membawa Petaka
70
Identitas yang Terbongkar.
71
Di Tengah Laut.
72
Joy dan Agra
73
Menjemput Ajal
74
Jalan Lain.
75
Pertemuan kakak adik
76
Jasmine dan Yoona
77
" Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78
Gundah Gulana
79
Menyerupai Iblis.
80
Seharusnya Aku.
81
Jurang
82
Foto
83
Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84
Jebakan
85
Speedboat.
86
Akhir dari Keputusasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!