Masa Lalu Sean

Sean yang masih berumur 14 tahun duduk tersenyum menatap layar ponselnya. Ia kadang terbahak sendirian di dalam kamar miliknya. Malam ini dia barusan mengungkapkan perasaannya pada Vita setelah mengumpulkan segala keberaniannya. Alhasil perasaannya pun di balas.

Novita Amelia adalah nama gadis yang berhasil membuat Sean tergila gila. Mereka satu aekolah bahkan berada di kelas yang sama. Sejak pertama bertemu di tingkat smp, Sean sudah jatuh cinta pada pandangan pertama namun setelah dua tahun ia tidak berani mengungkapkan perasaannya baru setelah naik kelas tiga smp Sean berani mengatakan isi hatinya.

Sebelum mereka berpacaran. Sean selalu memperhatikan Vita. Ia sering mencuri curi pandang kepada teman kelasnya itu.

"Dia sangat cantik" puji Sean dalam hati.

Walaupun Vita di kenal sebagai gadis yang sederhana, tidak neko neko dalam berpenampilan namun aura kecantikannya tetap terpancar hal inilah yang membuat Sean mabuk kepayang. Setelah dua tahun Sean menahan perasaannya akhirnya ia berani mengungkapkan rasa cintanya.

Malam itu sedang di adakan festival kembang api di kota. Semua teman satu kelasnya bernisiatif untuk melihat kembang api secara bersamaan. Saat berada di festival Sean dengan keberaniannya mengungkapkan perasaannya pada gadis pujaannya di tengah tengah ledakan kembang api.

"Terimah kasih sudah menerimaku" ungkap Sean tulus.

Vita tersenyum tanpa berkata sepatah kata pun Vita memeluk Sean. Vita bahagia ternyata sang primadona kaum hawa di sekolahnya itu mencintainya.

"Aku sangat senang ternyata orang sepertimu menyukaiku. Aku pikir kau merasa jijik padaku" ujar Vita sambil menangis.

Sean menggelengkan kepalanya berkali kali.

"Tidak. Mana mungkin aku jijik padamu malah sebaliknya aku selalu ingin berada di dekatmu"

"Maafkan aku karena sudah berprasangka buruk" Vita mengenggam tangan Sean lalu tersenyum. Sean sepertinya terbang melayang melihat senyuman itu.

Setelah itu, Sean selalu melewati hari hari bahagia bersama dengan Vita. Mereka berdua sering jalan jalan ke pinggir pantai melihat matahari terbenam, berlarian di atas pasir putih seperti anak kecil yang bermain tanpa mengenakan alas kaki atau melihat hamparan bintang di atas langit sambil mencari cari yang namanya bintang kejora.

Semuanya berjalan begitu indah. Vita adalah anugerah terbesar yang ia miliki.

"Tangkap aku" Vita berlari menjauhi Sean. Ia menjulurkan lidahnya mengejek Sean. Dress merah mudanya berkibar di tiup angin.

"Kalau aku menangkapmu. Aku punya permintaan" ujar Sean. Ia mulai berlari mengejar Vita.

""Maan bisa. Pria jelek sepertimu mana mungkin bisa menangkapku" Vita semakin mengejek Sean.

Mendengar hal itu, Sean semakin mempercepat langkahnya. Ia sangat gemas melihat gadis pujaannya itu berlari sambil melompat lompat.

"Dapat" kata Sean bangga. Ia berhasil menangkap Vita.

"Kau curang" protes Vita.

"Kenapa aku curang"

"Karena kau sangat cepat berlari. Seharusnya kau pelan pelan karena kau mengejar seorang gadis"

"Kalau aku tidak cepat berlari kau bisa pergi dariku"

Tawa mereka pecah di pinggir pantai malam itu.

"Aku belum mau pulang" kata Vita saan Sean menariknya keluar dari lokasi pantai.

"Ini sudah sangat malam kau nanti kemasukan angin"

"Tidak. Aku masih mau di sini"

"Ayo. Kita pulang. Kalau kau pulang aku akan memberikan kejutan untukmu. Bagaimana?" rayu Sean sambil memegang wajah gadis itu.

"Baiklah" akhirnya Vita menurut. Mereka berdua segera menjauh dari tempat itu.

Tiga hari kemudian.

Vita mengotak atik ponselnya di atas tempat tidur. Sesekali ia berguling guling di atas kasur. Setelah kepulangan mereka dari pantai Sean tidak pernah menghubunginya bahkan di sekolah pun Sean selalu di sibukkan dengan kegiatan ekstrakurikulernya. Vita rindu stengah mati setelah hampir enam bulan mereka pacaran, ini pertama kalinya Sean mencuekinya.

"Ada apa dengan Sean. Sudah tiga hari ini ia tidak menghubungiku" Vita turun dari tempat tidurnya ia berjalan mondar mandir di dalam kamarmya.

Tring...tring...tring...

Ponselnya berbunyi.

Vita berlari ke arah ponselnya yang di taruhnya di atas kasur berharap Sean yang menghubunginya namun ia menghela nafasnya kecewa melihat nama Fitri teman baiknya terpampang di layar ponselnya.

"Datanglah ke taman kota. Ada hal penting aku menunggumu" tanpa mendengarkan balasan Vita. Fitri memutuskan panggilannya.

"Kenapa dengan anak ini" pikir Vita bingung. Ia segera membersihkan tubuhnya bersiap siap pergi ke tempat yang di maksud oleh Fitri.

Sesampainya di sana.

"Di mana anak itu kenapa tidak ada orang" Vita bertanya tanya " Apa dia belum datang"

Beberapa menit saat ia berada di tempat itu.

"Kau datang" suara seseorang yang memeluknya dari belakang.

Vita tersentak. Ia kaget tiba tiba di peluk. Tapi ia segera tersenyum saat tahu siapa orangnya.

Sean.

"Maafkan aku, kau pasti merindukankukan" ujarnya percaya diri. Sean membalikkan badan Vita hingga wajah mereka saling berhadapan. Vita benar benar terharu. Ia menundukkan kepalanya matanya berkaca kaca menahan air mata yang hampir jatuh.

"Lihat aku" Sean mengangkat dagu gadis itu " kenapa kau menangis bukankah aku sudah mengatakan kalau aku akan memberikan kejutan untukmu"

Vita manggut manggut. Ia menyeka air matanya dengan kedua tangannya.

Kemudian...

Lampu di taman itu menyala. Di setiap sisi ada tiga balon besar dengan warna yang berbeda beda. Hanya dalam hitungan detik teman teman sekelasnya datang sambil membawa berbagai macam benda benda yang terkesan romantis seperti buket bunga, boneka dan coklat.

"Cieeh....cieehh...cieeh... " suara temannya bersahut sahutan.

Trek....treeek.....treeek....

Suara nyala lampu berbunyi satu per satu. Taman kota yang gelap itu menjadi terang benderang karena di hiasi oleh lampu yang berwarna warni.

Melihat hal itu, Vita jatuh berjongkok menangis tersedu sedu sambil menutup wajahnya.

Teman temannya yang hadir di situ sesenggukan. Apalagi teman perempuannya. Mereka merasa iri Vita mempunyai pasangan yang romantis. Ternyata di balik sikap dinginnya Sean bisa menyenangkan hati perempuan.

"Terimah kasih Sean. Kau sangat menyejukkan" ucap Vita. Ia memeluk pria itu.

Jam 23.00. Sean, Vita dan teman temannya baru pulang ke rumah. Sesampainya di kamar miliknya Vita naik ke atas tempat tidur sambil menangis. Ia memeluk gulingnya terisak

"Kau sangat baik"

Sementara itu.

Di sisi lain, Sean berada di balkon rumahnya sambil menatap lalu lalang kendaraan yang lewat. Ia tersenyum, ia sangat bahagia bisa memberikan Vita kejutan malam ini. Pria itu mengulang kembali memori kenangan yang ia sudah lalui bersama dengan Vita sejak mereka pacaran. Kenangan itu sangat indah. Ia berjanji akan membuat Vita bahagia.

Vita adalah emas sebesar kepala kuda yang ia temukan. Sean sangat bangga.

"Sepertinya aku harus mengenal keluarganya. Aku ingin keluarganya mengenalku dan menerimaku"

Sean menepuk jidatnya. Apa yang ia pikirkan? " Kau masih berusia 14 tahun Sean. Kenapa kau berpikir terlalu jauh" dia tertawa sendiri dalam hatinya. Tapi ia berjanji kalau ia akan menjadikan Vita pasangannya di masa depan.

Tapi apa janji itu akan terwujud? bagaimana kisah Sean dan Vita selanjutnya?

Nantikan episode selanjutnya! masa lalu Sean bagian II !

Jangan lupa komen, like dan vote. Dukungan kalian akan sangat berharga bagi author.🙏🙏

Terimah kasih!!

Salam cinta dari author. Muaachh💖💖

Episodes
1 Gadis Kaya yang Sombong
2 Ketua Osis yang Tampan
3 Di Mulainya Teror
4 Rencana Nanda
5 Mayat di Loteng Sekolah
6 Mencari Tahu
7 Kematian keempat
8 Mencekam
9 Luluh
10 Masa Lalu Sean
11 Masa Lalu Sean Bagian II
12 Serpihan
13 Perlindungan
14 Pencarian
15 Pencarian Bagian II
16 Penemuan
17 Penemuan Bagian II
18 Tas Usang
19 Buku Kecil
20 Toilet
21 Dian yang Tak Pernah Padam
22 Pertanyaan
23 Pesta
24 Pesta Bagian II
25 Nomor Ponsel
26 Bertemu Nyonya Elis
27 Keponakan Gila
28 Tatapan Seorang Pembunuh
29 Tato Kalajengking
30 Hujan Badai
31 Sayang
32 Janji
33 Hati hati
34 Mencari
35 Kacau
36 Vita, sang Pembunuh
37 Pelarian
38 Saudara yang malang.
39 Ular
40 Kalah
41 Dewi yang Sebenarnya
42 Bertemu Irabella
43 Interogasi
44 Ingatan lama
45 Bunda Merry
46 Harapan Bunda Merry
47 Naluri Seorang Ibu
48 Memilih Bunda Merry
49 Pasangan yang Serasi
50 Mengejar Bintang
51 Melepas Rindu
52 Kemarahan Dimas
53 Tertangkap
54 Wartawan
55 Kembali ke Sekolah.
56 Maafkan Aku.
57 Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58 Kelas 10 A
59 Dua Bersaudara
60 Simbol Rahasia
61 Sekelompok Singa
62 Berangkat
63 Benda yang Mengapung
64 Bertemu Nyonya Shiren.
65 Pura Pura
66 Ternyata Masih Hidup
67 Gua
68 Selembar Surat.
69 Rangking yang Membawa Petaka
70 Identitas yang Terbongkar.
71 Di Tengah Laut.
72 Joy dan Agra
73 Menjemput Ajal
74 Jalan Lain.
75 Pertemuan kakak adik
76 Jasmine dan Yoona
77 " Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78 Gundah Gulana
79 Menyerupai Iblis.
80 Seharusnya Aku.
81 Jurang
82 Foto
83 Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84 Jebakan
85 Speedboat.
86 Akhir dari Keputusasaan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Gadis Kaya yang Sombong
2
Ketua Osis yang Tampan
3
Di Mulainya Teror
4
Rencana Nanda
5
Mayat di Loteng Sekolah
6
Mencari Tahu
7
Kematian keempat
8
Mencekam
9
Luluh
10
Masa Lalu Sean
11
Masa Lalu Sean Bagian II
12
Serpihan
13
Perlindungan
14
Pencarian
15
Pencarian Bagian II
16
Penemuan
17
Penemuan Bagian II
18
Tas Usang
19
Buku Kecil
20
Toilet
21
Dian yang Tak Pernah Padam
22
Pertanyaan
23
Pesta
24
Pesta Bagian II
25
Nomor Ponsel
26
Bertemu Nyonya Elis
27
Keponakan Gila
28
Tatapan Seorang Pembunuh
29
Tato Kalajengking
30
Hujan Badai
31
Sayang
32
Janji
33
Hati hati
34
Mencari
35
Kacau
36
Vita, sang Pembunuh
37
Pelarian
38
Saudara yang malang.
39
Ular
40
Kalah
41
Dewi yang Sebenarnya
42
Bertemu Irabella
43
Interogasi
44
Ingatan lama
45
Bunda Merry
46
Harapan Bunda Merry
47
Naluri Seorang Ibu
48
Memilih Bunda Merry
49
Pasangan yang Serasi
50
Mengejar Bintang
51
Melepas Rindu
52
Kemarahan Dimas
53
Tertangkap
54
Wartawan
55
Kembali ke Sekolah.
56
Maafkan Aku.
57
Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58
Kelas 10 A
59
Dua Bersaudara
60
Simbol Rahasia
61
Sekelompok Singa
62
Berangkat
63
Benda yang Mengapung
64
Bertemu Nyonya Shiren.
65
Pura Pura
66
Ternyata Masih Hidup
67
Gua
68
Selembar Surat.
69
Rangking yang Membawa Petaka
70
Identitas yang Terbongkar.
71
Di Tengah Laut.
72
Joy dan Agra
73
Menjemput Ajal
74
Jalan Lain.
75
Pertemuan kakak adik
76
Jasmine dan Yoona
77
" Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78
Gundah Gulana
79
Menyerupai Iblis.
80
Seharusnya Aku.
81
Jurang
82
Foto
83
Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84
Jebakan
85
Speedboat.
86
Akhir dari Keputusasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!