Penemuan

Keesokan harinya, Sean beristirahat di dalam ruang osis. Berkat penyelidikan semalam ia merasa sangat capek tubuhnya benar benar lelah. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, penyelidikannya semalam tidak membuahkan hasil apa apa entah polisi itu terlalu payah atau pembunuh itu sangat pintar. Jangka waktu jam istirahat 45 menit, waktu yang cukup untuk melepaskan beban.

Sean menutup matanya, ia ingin tidur sebentar saja. Tapi hanya beberapa menit matanya terpejam, ia mengingat satu hal.

Kalau benar kejadian ini di latarbelakangi sengketa lahan. Jangan jangan mantan kekasihnya di masa lalu yang menyebabkan ini semua. Tapi apa itu mungkin, Sean tidak menemukan keberadaan Vita di antara murid murid baru.

" Ah bodoh amat" Sean kembali menutup matanya. Tak lama kemudian ia tertidur.

Jam kelima, mata pelajaran sedang berlangsun. Pak Tony hari ini yang masuk ke kelas 11 ipa 2 untuk mengajar matematika. Para siswa kelas 11 ipa 2 duduk dengan tenang mendengarkan penjelasan pak Tony kalau tidak ingin kena lemparan pulpen guru killer itu.

Tiba tiba Tasya merasakan perutnya sakit, ia ingin buang air besar. Gadis itu segera mengangkat tangannya tanda ingin minta izin.

" Aku minta isin pak buang air, perutku sakit" kata Tasya memohon sambil memegang perutnya.

" Baiklah tapi jangan lama lama" ujar pak Tony.

" Siap pak" Tasya segera meninggalkan kelas 11 ipa 2. Ia menuju toilet yang terletak di pojok kiri lurusan bangunan ini.

Setelah selesai, ia segera keluar dari toilet tapi ia terkejut karena kaos kakinya tinggal satu.

" Aduh, kaos kakiku hilang pasti anjing itu yang membawanya pergi" kata Tasya dalam hati . Pak Tony guru matematika itu memiliki anjing kesayangan namanya diput. Guru itu sering membawanya ke sekolah.

Tanpa mengenakan alas kaki , Tasya pergi mencari kaos kakinya. Untung jam mata pelajaran sedang berlangsun jadi di luar sedang sepi. Gadis itu mencari anjing nakal itu ke arah kumpulan ilalang yang ada di belakang laboratorium lama, pasti anjing itu membawanya ke sana dan benar anjing itu sedang berada di sana sambil memain mainkan kaos kakinya.

" Hei bodoh, kembalikan kaos kakiku" Tasya berlari kecil menghampiri diput yang sedang melompat lompat.

Melihat si pemilik barang curiannya datang diput segera mengigit kaos kaki itu lalu berlari ke arah samping kanan laboratorium lama. Terpaksa Tasya segera mengejarnya.

" Dasar anjing nakal akan ku pukul kau"

" Auuh" Tasya meringis. Ia memegang pantatnya terbentur ke tanah. Gadis itu terperosok ke dalam lubang.

Tasya membuka matanya.

" Haah" ia tersentak kaget saat ia sadar di mana ia berada.

Ruang bawah tanah.

" Jadi sekolah ini memiliki ruang bawah tanah aku baru mengetahuinya" gumamnya.

Tasya melihat ada lima lilin kecil menyala di sana.

" Eeeeh. Apa ada orang di sini?" pikirnya lagi. Tasya segera berdiri, ia menyalakan ponselnya lalu meyalakan senternya ia sangat penasaran dengan ruang bawah tanah ini. Ia akan berjalan jalan di tempat ini, Tasya tidak peduli ia akan kena marah pak Tony asalkan ia menjawab rasa penasarannya terlebih dahulu. Tasya mengarahkan senternya ke sekelilingnya, ruang bawah tanah ini di lapisi beton kemudian ia menyusuri tempat itu.

Beberapa menit.

" Hei ada pintu di atas sana, kemana asalnya pintu itu" namun Tasya mengabaikannya ia segera melangkah kembali menyusuri tempat itu.

" Apa ini semacam penjara bawah tanah" Tasya melihat kanan kirinya terdapat sel sel dengan besi yang sudah rusak dan karatan. Ada 10 ruangan yang mirip sel di penjara. Tidak sampai di situ, Tasya semakin maju ke depan ia benar benar di liputi rasa penasaran akan penemuannya kali ini.

" Eeh ada tempat tidur di sini" Tasya mendekati ranjang berukuran besar di sana ranjang itu sudah tua namun masih layak untuk di pakai lengkap dengan tikar dan satu bantal guling, di sampingnya terdapat lemari dan meja yang sudah usang. Tasya mendekati meja itu melihat ada sebuah ponsel yang tergeletak di sana, ia mengambil ponsel itu lalu mengaktifkannya.

" Kenapa ponselnya ada di sini?" tanya Tasya dalam hati saat melihat foto seseorang yang di kenalnya di layar ponsel6 mereka sering bertemu di ekstrakurikuler bulutangkis. Setelah selesai memeriksa ponsel itu, perhatian Tasya beralih ke lemari usang yang ada di sana. Namun alangkah terkejutnya ia saat melihat benda benda yang ada di dalamnya.

Jubah merah, boots hitam dan kapak tajam yang terdapat darah yang sudah mengering.

Sontak Tasya mengingat sesuatu.

" Jadi orang itu pelaku pembunuhan yang berkeliaran di sekolah ini. Jadi ini tempat persembunyiannya , sia* kenapa aku tidak menyadarinya saat pertama masuk ke tempat ini" Tasya segera membalikkan badannya . Ia berlari kembali ke arah lorong yang dilewatinya tadi namun dalam cahaya remang remang ponselnya , ia melihat seseorang di sana sedang berdiri menghadangnya.

" Kau pintar juga bisa menemukan persembunyianku tidak ada orang lain yang mengetahui tempat ini kecuali keluargaku dan aku tidak menyangka ada orang lain yang mengetahuinya tapi ingat satu hal yang bukan keluargaku tidak akan keluar dari sini hidup hidup" katanya sambil menodongkan pistol ke arah Tasya.

Tasya gemetar ketakutan. Ia benar benar akan mati hanya terperosok tidak sengaja lalu ingin menjawab rasa penasarannya, tidak menyangka kalau ia akan menemui maut. Sesaat kemudian semuanya menjadi gelap, ia tidak ingat apa apa lagi.

***

" Kemana perginya anak itu, ini sudah satu jam tapi ia belum kembali" kata pak Tony marah. Ia sangat jengkel jika ada murid minta isin terlalu lama.

Yoldi selaku ketua kelas 11 ipa 2 di suruh pak Tony untuk mencari Tasya. Guru killer itu sudah menyiapkan mistar besar untuk memukul anak itu jika ia kembali.

Murid 11 ipa 2 merinding.

" Sudah tua masih saja galak" ledek satu murid dalam hati.

Yoldi segera menuju ke toilet pojok kiri, tempat yang di perkirakannya Tasya berada.

" Di mana anak itu" kata Yoldi bingung saat ia melihat sepatu Tasya sedangkan orangnya tidak ada di sana. Ia memeriksa petakan toilet satu per satu, pintunya terbuka menandakan tempat itu kosong. Yoldi berkeliling ia mencari cari keberadaan Tasya.

" Selamat siang bu' apakah Tasya sudah pulang?" tanya Yoldi pada bu' Vany.

Bu' Vany menggeleng.

" Dia belum pulang lagian ini belum waktunya pulang sekolah" jawab bu' Vany.

" Kemana sebenarnya ia pergi?" gumamnya dalam hati. Ia segera meninggalkan asrama putri.

Sesampainya di kelas.

" Maaf pak, aku tidak menemukan Tasya sepatunya ada di toilet tapi orangnya entah ke mana" lapor Yoldi pada pak Tony.

" Haaah" guru matematika itu memasang tampang kesal. Ia memukul mukul mistarnya ke atas meja.

" Jangan jangan Tasya di culik oleh pelaku pembunuhan yang berkeliaran di sekolah ini?" celetuk salah satu murid.

Murid kelas 11 ipa 2 terkejut, kelas yang awalnya tenang itu berubah menjadi gaduh karena hilangnya Tasya.

" Tenanglah anak anak, kita belum tahu pasti apakah Tasya benar benar hilang " kata pak Tony menenangkan tapi ia juga sendiri khawatir mengingat pelaku pembunuhan itu belum di tangkap.

" Yoldi, cepat tanya pak Dimas" perintah pak Tony.

" Siap pak" jawab Yoldi lalu meninggalkan kelas menuju kantor.

Jangan lewatkan episode selanjutnya!

Jangan lupa komen, like dan vote!

dukungan pembaca sangat berharga buat author🙏🙏

Makasih💖💖

Episodes
1 Gadis Kaya yang Sombong
2 Ketua Osis yang Tampan
3 Di Mulainya Teror
4 Rencana Nanda
5 Mayat di Loteng Sekolah
6 Mencari Tahu
7 Kematian keempat
8 Mencekam
9 Luluh
10 Masa Lalu Sean
11 Masa Lalu Sean Bagian II
12 Serpihan
13 Perlindungan
14 Pencarian
15 Pencarian Bagian II
16 Penemuan
17 Penemuan Bagian II
18 Tas Usang
19 Buku Kecil
20 Toilet
21 Dian yang Tak Pernah Padam
22 Pertanyaan
23 Pesta
24 Pesta Bagian II
25 Nomor Ponsel
26 Bertemu Nyonya Elis
27 Keponakan Gila
28 Tatapan Seorang Pembunuh
29 Tato Kalajengking
30 Hujan Badai
31 Sayang
32 Janji
33 Hati hati
34 Mencari
35 Kacau
36 Vita, sang Pembunuh
37 Pelarian
38 Saudara yang malang.
39 Ular
40 Kalah
41 Dewi yang Sebenarnya
42 Bertemu Irabella
43 Interogasi
44 Ingatan lama
45 Bunda Merry
46 Harapan Bunda Merry
47 Naluri Seorang Ibu
48 Memilih Bunda Merry
49 Pasangan yang Serasi
50 Mengejar Bintang
51 Melepas Rindu
52 Kemarahan Dimas
53 Tertangkap
54 Wartawan
55 Kembali ke Sekolah.
56 Maafkan Aku.
57 Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58 Kelas 10 A
59 Dua Bersaudara
60 Simbol Rahasia
61 Sekelompok Singa
62 Berangkat
63 Benda yang Mengapung
64 Bertemu Nyonya Shiren.
65 Pura Pura
66 Ternyata Masih Hidup
67 Gua
68 Selembar Surat.
69 Rangking yang Membawa Petaka
70 Identitas yang Terbongkar.
71 Di Tengah Laut.
72 Joy dan Agra
73 Menjemput Ajal
74 Jalan Lain.
75 Pertemuan kakak adik
76 Jasmine dan Yoona
77 " Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78 Gundah Gulana
79 Menyerupai Iblis.
80 Seharusnya Aku.
81 Jurang
82 Foto
83 Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84 Jebakan
85 Speedboat.
86 Akhir dari Keputusasaan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Gadis Kaya yang Sombong
2
Ketua Osis yang Tampan
3
Di Mulainya Teror
4
Rencana Nanda
5
Mayat di Loteng Sekolah
6
Mencari Tahu
7
Kematian keempat
8
Mencekam
9
Luluh
10
Masa Lalu Sean
11
Masa Lalu Sean Bagian II
12
Serpihan
13
Perlindungan
14
Pencarian
15
Pencarian Bagian II
16
Penemuan
17
Penemuan Bagian II
18
Tas Usang
19
Buku Kecil
20
Toilet
21
Dian yang Tak Pernah Padam
22
Pertanyaan
23
Pesta
24
Pesta Bagian II
25
Nomor Ponsel
26
Bertemu Nyonya Elis
27
Keponakan Gila
28
Tatapan Seorang Pembunuh
29
Tato Kalajengking
30
Hujan Badai
31
Sayang
32
Janji
33
Hati hati
34
Mencari
35
Kacau
36
Vita, sang Pembunuh
37
Pelarian
38
Saudara yang malang.
39
Ular
40
Kalah
41
Dewi yang Sebenarnya
42
Bertemu Irabella
43
Interogasi
44
Ingatan lama
45
Bunda Merry
46
Harapan Bunda Merry
47
Naluri Seorang Ibu
48
Memilih Bunda Merry
49
Pasangan yang Serasi
50
Mengejar Bintang
51
Melepas Rindu
52
Kemarahan Dimas
53
Tertangkap
54
Wartawan
55
Kembali ke Sekolah.
56
Maafkan Aku.
57
Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58
Kelas 10 A
59
Dua Bersaudara
60
Simbol Rahasia
61
Sekelompok Singa
62
Berangkat
63
Benda yang Mengapung
64
Bertemu Nyonya Shiren.
65
Pura Pura
66
Ternyata Masih Hidup
67
Gua
68
Selembar Surat.
69
Rangking yang Membawa Petaka
70
Identitas yang Terbongkar.
71
Di Tengah Laut.
72
Joy dan Agra
73
Menjemput Ajal
74
Jalan Lain.
75
Pertemuan kakak adik
76
Jasmine dan Yoona
77
" Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78
Gundah Gulana
79
Menyerupai Iblis.
80
Seharusnya Aku.
81
Jurang
82
Foto
83
Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84
Jebakan
85
Speedboat.
86
Akhir dari Keputusasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!