Tok...tok...tok...
Jasmine membuka pintu.
" Kau belum pulang saat mendapati Sean mengetuk pintunya.
Sean menggeleng tanpa diizinkan, ia langsun masuk ke dalam kamar Jasmine lalu menutup pintu di belakangnya.
" Di depan aku menemukan bercak darah. Pembuhnya datang ke sini ia mencarimu " kata Sean.
"Apa " Jasmine ketakuta. ia benar benar sudah menjadi incaran sekarang.
" Tenang saja. Aku akan melindungimu"
" Tapi bagaimana caranya?" tanya Jasmine bergetar.
"Setiap malam kau harus berada di kamarku sampai pembunuhnya tertangkap. Aku yakin pembunuhnya akan selalu datang ke sini mencarimu tiap malam" jelas Sean.
Jasmine mengangguk. Tidak ada keraguan lagi ia akan tidur di kamar Sean. Andaikan penjaga asrama menemukannya lebih baik ia di marahi habis habisan dari pada di bunuh. Nyawa sudah menjadi incaran saat ini.
Saat hari sudah siang, Sean menyelinap keluar dari asrama putri tanpa di ketahui oleh siapapun.
Jasmine berada seorang diri dalam kamarnya. Ia selesai mandi lalu memakai pakaian sekolahnya. Hari ini adalah hari pertama sekolah di SMA Rajawali. Tidak menyangka ia sudah menjadi siswa baik.
" Bunga belum pulang" kata Jasmine sendirian. Temannya itu masih dalam rasa trauma akibat kejadian mengerikan yang di alaminya kematin malam. Ia masih bersama bu' Vany.
Jasmine mengambil tasnya lalu keluar dari dalam kamar.
"Hai" sapa suara dari belakang.
Jasmine menoleh ke belakangnya. Ia melihat Anna dan Santi berjalan menuju ke arahnya. Mereka berdua juga sudah rapi dengan seragam baru mereka.
Gadis itu hanya melambai sebentar lalu berjalan tanpa menunggu Anna dan Santi menghampirinya.
"Sombong sekali dia. Padahal aku ingin berteman dekat dengan si princess itu" ujar Anna kecewa.
" Dia memang begitu orangnya. Ia tipe orang yang pilih pilih teman. Ia sangat suka di sanjung sanjung" balas Santi.
"Orang cantik memang begitu. Ternyata sulit mengajaknya berbaur" kata Anna. Mereka berdua segera keluar dari asrama untuk pergi ke kelasnya tepatnya kelas 10 D.
Di kelas 10 D. Sudah ada beberapa siswa yang duduk di bangku pilihannya. Mereka memandang ke arah Anna dan Santi yang baru masuk ke kelas.
"Halo cewek yang berambut ombak dan cewek kutu buku" sapa seorang pria yang duduk di bangku belakang.
"Halo juga" balas Anna tersenyum.
Anna dan Santi memilih bangku urut tiga di pojo sebelah kiri. Pria yang menyapa mereka tadi segera berdiri dari tempat duduknya. Ia melangkah menuju bangku Anna dan Santi.
"Hei si cewek kutu buku. Namaku Aldo, aku dengar kalau kau teman satu sekolah si princess itu di kelas 10 A. Aku sangat ingin mengenalnya bisakah kau cerita padaku bagaimana orangnya" ucapnya melihat Santi.
"Aku tidak tahu. Aku memang satu sekolah dengannya tapi kami tidak akrab. Jadi aku tidak tahu apa apa tentang dia"
Pria itu manggut manggut.
"Siapa teman yang paling dekat dengannya yang masuk ke sekolah ini?" tanyanya.
" Namanya Bunga. Mereka teman sekamar juga satu kelas" jawab Santi.
Aldo segera mengacungkan jempolnya ke Santi.
"Terimah kasih atas informasinya"
Di kelas 10 A.
Jasmine menjadi pusat perhatian. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di kelas ini ia selalu di perhatikan oleh teman sekelasnya apalagi teman pria. Jasmine memilih duduk di bangku kedua kanan tengah. Ia akan duduk bersama dengan Bunga. Gadis itu duduk tenang, tidak peduli dengan tatapan teman temannya. Ia memang selalu jadi pusat perhatian dari dulu.
Beberapa menit kemudian. Saat kelas 10 A hampir penuh. Seorang guru masuk ke sana.
"Selamat pagi" sapa guru wanita itu.
"Selamat pagi bu' " jawab murid serempak.
"Baik. Namaku Maya Pratiwi. Panggil saja bu' Maya. Aku adalah wali kelas kalian. Aku mengajar sejarah di sekolah ini" katanya memperkenalkan diri.
Para siswa baru pun di suruh bu' Maya untuk memperkenalkan dirinya masing masing.
Setelah acara perkenalan selesai.
"Kelas kita diisi oleh 25 orang tapi tiga di antaranya tidak hadir. Kalau yang dua orang ,anak anak sekalin sudah tahu apa yang sudah menimpa mereka sedangkan yang satunya bernama Bunga sedang bersama bu' Vany. Ia trauma berat melihat temannya meninggal. Bunga teman sekamar Jasmine" jelas bu' Maya.
Kelas 10 D langsun heboh. Kelas mereka tinggal 23 orang. Dua di antaranya sudah meninggal di bunuh, siapa lagi kalau bukan Siska dan Rara. Maya segera menghentikan kehebohan kelas walinya lalu mulai menjelaskan poin poin penting yang akan di jadikan tujuan pembelajaran dalam satu semester ke depan.
Jam sudah menunjukkan pukul 13.00. Waktunya para murid SMA Rajawali pulang ke asrama kecuali pengurus osis yang berkepentingan. Mereka masih berada di ruang osis mengadakan rapat.
"Sean tidak datang?" tanya salah seorang siswi berparas cantik namanya Lika. Ia masuk ke dalam daftar dari sekian perempuan yang menyukai Sean.
"Iya. Dia masih berduka karena kehilangan pamannya" jawab Gilang.
"Aku turut prihatin. Aku merasa sedih kalau sean menangis. Aku ingin menghapus air matanya" ucapnya lebay.
Diana hampir muntah mendengarnya.
""Dia suka mencari perhatian" kata Dewi dalam hati.
Sementara itu.
Di kamar nomor 263. Jasmine duduk di atas kasurnya, pikirannya tidak tenang dari tadi. Ia di liputi rasa takut.
"Apa benar benar aku aman kalau malam hari aku berada di kamar Sean" gumamnya.
"Tapi aku yakin Sean bisa melindungiku" kata Jasmine lagi meyakinkan diri.
Jasmine mengambil ponselnya. Ia mencari kontak Sean lalu meneleponnya.
"Halo" sapa suara di seberang.
"Kau di mana?" tanya Jasmine.
"Aku berada di kamar. Ada apa?"
" Tidak ada apa apa. Aku hanya takut. Teman sekamarku masih bersama bu' Vany dan aku sendirian di kamar"
" Jangan takut berlebihan. Aku yakin pembunuhnya tidak akan berkeliaran di siang hari di tempat yang ramai. Tetaplah berdiam diri di dalam kamar. Ingat semua orang bisa jadi tersangka, jangan mudah percaya pada orang lain" kata Sean mengingatkan.
"Baiklah"
"Nanti malam. Aku akan menjemputmu. Tetaplah berdiam diri di dalam kamar sampai aku meneleponmu kembali"
"Oke"
Jasmine memutuskan panggilannya.
"Aku yakin aku akan aman berada di dekat Sean. Pria itu bisa di andalkan" Jasmine meyakinkan dirinya kembali.
Mulai dari sepulang sekolah sampai sore hari, Jasmine menghabiskan waktunya dalam kamar untuk membaca buku, bermain game dan menonton youtube influencer. Tapi pikirannya tidak bisa fokus ia masih di hantui rasa takut.
"Apa aku pulang saja ke rumah yah? tapi kalau pembunuh itu benar benar mengincarku ,dia pasti akan terus mengejarku walau aku keluar dari sekolah ini" Jasmine menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya. Ia tidak menyangka kalau di masa SMAnya, nyawanya terancam.
Tiba tiba wajah Sean terbayang di mata Jasmine, pria itu sangat menawan. Tanpa ia sadari ,Jasmine tersenyum mengingat kelakuan baik Sean padanya.
Jangan lewatkan episode selanjutnya!
Jangan lupa komen, like dan vote.
dukungan pembaca sangat berharga buat author🙏.
Terimah kasih💓💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
anggita
mampir baca lgi.,
2021-02-13
2