Mayat di Loteng Sekolah

Malam harinya di SMA Rajawali.Andy,Dimas dan Niko sedang duduk minum kopi di pos penjagaan satpam.Jam sudah menunjukkan pukul 21.00.Tapi ketiga pria itu masih asyik berbincang bincang di luar.

"Sudah berapa lama anda bekerja di sini sebagai satpam?" tanya Andy ke Niko.

"Sudah 20 tahun" jawab Niko.

"Sudah lama berarti"

Niko mengangguk.Ia menyalakan rokoknya.

"Aku sangat kehilangan atas kematian pak Alex.Dia orang yang sangat berjasa bagiku.Aku berhutang nyawa padanya" ujar Niko.

"Dia sering menolongmu?" tanya Dimas.

"Beliau yang memperkerjakanku di sini.Saat itu aku masih berprofesi sebagai tukang ojek.Kemudian ia datang padaku dan menyuruhku menjadi satpam di sekolah ini" cerita Niko.Ia kembali mengenang kebaikan pak Alex semasa hidupnya.Beliau adalah orang yang sangat murah hati.

Beberapa menit kemudian.

"Tolong...tolong...tolong...

Ketiga pria itu kaget.Mereka menoleh ke asal suara,dari atas loteng sekolah.Di atas sana terlihat seorang perempuan berteriak sambil melambai lambai ke arah mereka bertiga.

Spontan ketiga pria itu berlari menuju di mana perempuan itu berada.Mereka berlari sekuat tenaga berharap bisa menolong perempuan itu.

"Perempuan itu dalam bahaya.Pembunuhnya pasti ada di sana" kata Dimas sambil berlari.

"Ikut aku.Aku akan menunjukkan di mana jalan menuju loteng" ujar Niko.

"Si**.Apa tempatnya jauh? tanya Andy.

Tapi Niko sudah tidak menjawab pertanyaan Andy.Mereka semakin mempercepat langkahnya.

Setibanya di loteng ....

"Kita terlambat " ujar Dimas.Dia menopang kedua tangannya dengan lututnya.

"Si**.Pembunuhnya bergerak dengan cepat" ucap andy ngos ngosan.

Dimas mendekati perempuan itu yang sudah itu yang sudah menjadi mayat darahnya berceceran di lantai.Ususnya terburai keluar.

"Dia benar benar psikopat gila" ujar Niko geram.

"Apa yang harus kita lakukan?" sambungnya.

"Tunggu mayatnya di sini.Aku akan ke asrama laki laki mengatakan hal ini.Kita butuh tenaga yang lebih untuk memindahkan mayat ini" kata Andy.Kemudian ia turun dari loteng sekolah seorang diri.

Tap...tap...tap...

Saat sudah tiba di lantai satu.Andy mendengar langkah kaki.Andy mempertajam pendengarannya darimana suara itu berasal.Pria itu menoleh ke belakangnya lalu di ujung sana terlihat sesosok yang memakai jubah panjang.Dari kepala sampai ujung kakinya di tutupi oleh kain hanya matanya yang terlihat.Orang itu berdiri tegak sambil menggenggam kapak.Andy terkejut melihat pemandangan di hadapannya.

"Dialah si pembunuh" kata Andy dalam hati.

Otak Andy berpikir dengan cepat apa yang harus ia lakukan.Kalau ia lari dari tempat itu orang berjubah itu pasti akan mengejarnya,kalau ia berteriak kecil kemungkinan suaranya akan di dengar oleh orang lain mengingat lokasi sekolah itu luas dan ini sudah tengah malam penghuni sekolah pasti sudah tidur.Dengan terpaksa Andy harus berbasa basi dulu dengan sang pembunuh.Ia akan mencari celah waktu di mana ia akan melarikan diri.

"Kenapa kau melakukan ini.Apa salah mereka hingga kau membunuh mereka dengan sadis?" tanya Andy kemudian.

"Untuk apa kau tahu.Kau hanyalah seorang polisi yang tidak tahu apa apa" jawab sosok itu.

"Berhentilah membunuh orang.Aku akan menangkapmu dan menjebloskanmu ke dalam penjara" ujar Andy.

"Sebelum kau melakukan itu.Aku akan memotong kepalamu"

Gleekk...

Andy menelan ludahnya.Entah kenapa sang polisi muda itu merasa kalau aura membunub dari sosok itu sangat kuat.Andy ketakutan namun ia harus mengatasi rasa takutnya.

"Kau takut" ungkap sosok itu.

"Sial**.Dia sangat lincah" Andy mengerang .Tanpa ia sadari pisau dapur sudah menancap di pundak sebelah kanannya darah segar mengalir dari sana.

"Aku meleset.Seharusnya pisau itu mengenai lehermu" kata sosok itu.Ia berlari sambil mengayunkan kapaknya.Melihat akan hal itu Andy segera berbalik ke belakang hendak melarikan diri namun sayangnya keberuntungan tidak memihak padanya kapak yang tajam menghantam kakinya.Pria itu jatuh tersungkur ke lantai.

"Si**.Gerakannya sangat cepat.Darimana ia belajar melempar selalu tepat sasaran.Sepertinya ini akhir dari hidupku" gumam Andy dalam hati.

Andy masih mencoba untuk merangkak tapi usahanya sia sia tulang kakinya patah.Ia menahan sakit yang mendera kakinya.

Sosok berjubah itu sudah berdiri di depannya.Kapak yang di lemparnya tadi sudah ada di tangannya tanpa rasa kasihan sosok itu mengayunkan kapaknya memukul kepala Andy.Suara retak terdengar.

"Rasakan itu.Ini akibatnya jika kau berani mencampuri urusanku.Andaikan kau tidak datang ke sini kau pasti masih hidup dengan tenang tapi sayangnya kau sendiri yang mengantarkan nyawamu" ucap sosok itu geram.

Sosok itu mendaratkan kapaknya di leher Andy.Ia memisahkan kepala Andy dari tubuhnya yang sudah tidak bernyawa.

Sosok itu tersenyum jahat.Ia mengambil kepala Andy lalu membawanya pergi.

Di atas loteng sekolah Niko dan Dimas menunggu kepulangan Andy.Polisi muda itu sudah pergi selama satu jam.

"Kenapa lama sekali" ucap Niko.

"Aku akan mencarinya" Dimas segera meninggalkan tempat itu lalu turun ke bawah.

Setelah Dimas pergi dari sana.Niko menggosok kedua telapak tangannya.Dingin.Angin malam bertiup.

"Situasinya menakutkan" gumam Niko seorang diri.

Ia memperhatikan mayat siswi yang sudah di bungkis dengan terpal di hadapannya.Mengerikan sekali.Siapa yang tega membunuh dengan cara sesadis ini.Benar benar tidak masuk akal.

Niko merogoh kantongnya.Ia mencari cari korek apinya.

Bruukk...

Suara benda jatuh terdengar dari bawah lantai tiga.

Bruk...Bruuuk...Bruuk...

Suara itu terdengar berkali kali.

"Pak Dimas" panggilnya.Niko menuju ke lantai tiga.Ia pikir polisi itu yang menimbulkan suara.Namun sebelum ia melewati semua undakan tangga.Benda berat menghantam kakinya.

"Aaaahhh" teriak Niko kesakitan.Satpam itu spontan terduduk di lantai.Ia memegang kakinya yang terasa perih.

Sosok misterius berdiri di bawah tangga.

"Kau.Apa yang kau lakukan?" teriak Niko.

Sosok itu tidak mengeluarkan kata kata apapun.Niko ketakutan keringatnya bercucuran melihat kapak berlumuran darah yang di pegangnya.

"Apa yang sudah kau lakukan.Siapa lagi yang kau bunuh malam ini?" tanya Niko bergetar.Ia tidak menyangka kalau si pembunuh sudah ada di hadapannya.Sosok itu sengaja menimbulkan suara yang menarik perhatian untuk memancing Niko keluar saat Dimas pergi dari tempat itu.Ia teringat istri dan anak anaknya di rumah.Istrinya yang selalu menyambut kepulangannya dengan senyuman yang hangat anak anaknya yang selalu tertawa dengan polos.Tidaak.Ia tidak boleh mati malam ini.Ia harus pulang ke rumahnya berkumpul dengan keluarga kecilnya.

"Apa kau juga akan membunuhku.Aku mohon jangan lakukan ini.Aku masih punya anak dan istri yang harus aku hidupi" mohon Niko.Air matanya sudah menetes.

Tanpa berkata apapun.Sosok misterius itu melangkah ke arah Niko sambil menyeret kapaknya.Satpam itu tak henti hentinya berdoa dalam hati,memohon Tuhan menyelematkannya.

"Pak Niko,Pak Niko" Suara dari ujung sana memanggilnya.

Mendengar ada orang yang mendekat, sosok itu segera menjauh ia berlari melewati tangga sebelah kiri menuju lantai dua.

"Terimah kasih Tuhan Kau sudah menyelamatkanku" ucap Niko dalam hati.

Orang yang memanggilnya ternyata Gilang,ia datang bersama dengan Sean.

"Bapak baik baik saja.Pembunuh itu berkeliaran di malam hari" tanya Gilang kemudian.

"Dia melempar kakiku dengan batu yang tajam" ringis Niko.

"Jangan banyak bergerak.Kami akan membantu bapak" ucap Sean.

"Dimana Pak Dimas?" tanya Niko.

"Ia ada di uks bersama dengan pak Edy dan bu' Vany.Pak Andy sudah meninggal.Pembunuh itu membunuhnya" jawab Gilang.

Jadi, darah yang ada di kapaknya tadi adalah darah Andy.Si**.Dua orang terbunuh malam ini.

"Pembunuh itu melarikan diri lewat tangga ini saat kalian memanggilku.Di atas loteng ada mayat seorang gadis" ungkap Niko.

"Itu adalah Siska.Bu' Vany tadi mengatakan kalau Siska keluar dari asrama menemui keluarganya yang menunggunya di luar" ujar Sean.

"Sia***.Pembunuh itu menjebaknya.

Gilang dan Sean segera memapah tubuh Niko turun dari lantai tiga.

Terpopuler

Comments

Susi Ana

Susi Ana

jempol hadir, mampir ya

2020-11-26

3

lihat semua
Episodes
1 Gadis Kaya yang Sombong
2 Ketua Osis yang Tampan
3 Di Mulainya Teror
4 Rencana Nanda
5 Mayat di Loteng Sekolah
6 Mencari Tahu
7 Kematian keempat
8 Mencekam
9 Luluh
10 Masa Lalu Sean
11 Masa Lalu Sean Bagian II
12 Serpihan
13 Perlindungan
14 Pencarian
15 Pencarian Bagian II
16 Penemuan
17 Penemuan Bagian II
18 Tas Usang
19 Buku Kecil
20 Toilet
21 Dian yang Tak Pernah Padam
22 Pertanyaan
23 Pesta
24 Pesta Bagian II
25 Nomor Ponsel
26 Bertemu Nyonya Elis
27 Keponakan Gila
28 Tatapan Seorang Pembunuh
29 Tato Kalajengking
30 Hujan Badai
31 Sayang
32 Janji
33 Hati hati
34 Mencari
35 Kacau
36 Vita, sang Pembunuh
37 Pelarian
38 Saudara yang malang.
39 Ular
40 Kalah
41 Dewi yang Sebenarnya
42 Bertemu Irabella
43 Interogasi
44 Ingatan lama
45 Bunda Merry
46 Harapan Bunda Merry
47 Naluri Seorang Ibu
48 Memilih Bunda Merry
49 Pasangan yang Serasi
50 Mengejar Bintang
51 Melepas Rindu
52 Kemarahan Dimas
53 Tertangkap
54 Wartawan
55 Kembali ke Sekolah.
56 Maafkan Aku.
57 Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58 Kelas 10 A
59 Dua Bersaudara
60 Simbol Rahasia
61 Sekelompok Singa
62 Berangkat
63 Benda yang Mengapung
64 Bertemu Nyonya Shiren.
65 Pura Pura
66 Ternyata Masih Hidup
67 Gua
68 Selembar Surat.
69 Rangking yang Membawa Petaka
70 Identitas yang Terbongkar.
71 Di Tengah Laut.
72 Joy dan Agra
73 Menjemput Ajal
74 Jalan Lain.
75 Pertemuan kakak adik
76 Jasmine dan Yoona
77 " Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78 Gundah Gulana
79 Menyerupai Iblis.
80 Seharusnya Aku.
81 Jurang
82 Foto
83 Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84 Jebakan
85 Speedboat.
86 Akhir dari Keputusasaan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Gadis Kaya yang Sombong
2
Ketua Osis yang Tampan
3
Di Mulainya Teror
4
Rencana Nanda
5
Mayat di Loteng Sekolah
6
Mencari Tahu
7
Kematian keempat
8
Mencekam
9
Luluh
10
Masa Lalu Sean
11
Masa Lalu Sean Bagian II
12
Serpihan
13
Perlindungan
14
Pencarian
15
Pencarian Bagian II
16
Penemuan
17
Penemuan Bagian II
18
Tas Usang
19
Buku Kecil
20
Toilet
21
Dian yang Tak Pernah Padam
22
Pertanyaan
23
Pesta
24
Pesta Bagian II
25
Nomor Ponsel
26
Bertemu Nyonya Elis
27
Keponakan Gila
28
Tatapan Seorang Pembunuh
29
Tato Kalajengking
30
Hujan Badai
31
Sayang
32
Janji
33
Hati hati
34
Mencari
35
Kacau
36
Vita, sang Pembunuh
37
Pelarian
38
Saudara yang malang.
39
Ular
40
Kalah
41
Dewi yang Sebenarnya
42
Bertemu Irabella
43
Interogasi
44
Ingatan lama
45
Bunda Merry
46
Harapan Bunda Merry
47
Naluri Seorang Ibu
48
Memilih Bunda Merry
49
Pasangan yang Serasi
50
Mengejar Bintang
51
Melepas Rindu
52
Kemarahan Dimas
53
Tertangkap
54
Wartawan
55
Kembali ke Sekolah.
56
Maafkan Aku.
57
Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58
Kelas 10 A
59
Dua Bersaudara
60
Simbol Rahasia
61
Sekelompok Singa
62
Berangkat
63
Benda yang Mengapung
64
Bertemu Nyonya Shiren.
65
Pura Pura
66
Ternyata Masih Hidup
67
Gua
68
Selembar Surat.
69
Rangking yang Membawa Petaka
70
Identitas yang Terbongkar.
71
Di Tengah Laut.
72
Joy dan Agra
73
Menjemput Ajal
74
Jalan Lain.
75
Pertemuan kakak adik
76
Jasmine dan Yoona
77
" Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78
Gundah Gulana
79
Menyerupai Iblis.
80
Seharusnya Aku.
81
Jurang
82
Foto
83
Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84
Jebakan
85
Speedboat.
86
Akhir dari Keputusasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!