Rencana Nanda

Di asrama pria lantai satu.Sean sedang duduk termenung di dalam kamarnya.Ia sesekali melirik ponselnya menunggu telepon dari rumah sakit.Jenasah pamannya sudah di bawa ke RS untuk pemeriksaan lebih lanjut.Pria tampan itu menopang dagunya dengan tangannya memikirkan kejadian mengerikan hari ini.

Pintu kamarnya terbuka.

Nanda berdiri di sana dengan penampilan yang kasual.Ia sudah mengganti baju sekolahnya.Tanpa kata kata.Ia langsun menutup pintu,duduk di ranjang Sean.

"Ada apa.Kau seperti di kejar hantu?" tanya Sean.

"Aku punya rencana" jawab Nanda pelan.

"Apa maksudmu?" (Sean).

"Aku menemukan koran lama di perpustakaan" Nanda mengeluarkan koran yang sudah usang dari dalam kantong celananya " di sini ada berita sengketa lahan SMA Rajawali"

Sean lansun merampas koran itu dari tangan Nanda

"Kapan kau menemukannya?"

" Barusan.Aku iseng iseng mencari informasi sengketa lahan ini di perpustakaan dan benar,aku menemukannya.Koran itu di lemari rak buku buku yang sudah lapuk"

Sean mengacungkan jempolnya.Temannya yang satu ini memang sangat bisa di andalkan.Nanda selalu bergerak dengan cepat.Sean membuka lipatan koran itu lalu membaca berita di koran itu.Di situ tertera tahun 2005 berarti 15 tahun yang lalu koran ini di terbitkan.

"Sengketa lahan SMA Rajawali dengan seorang pengusaha". Begitulah judul yang tertulis di sana .Sean membacanya dengan teliti.

"Maykel Farhana nama pengusaha itu.Apa kemungkinan dia yang membunuh paman?" Sean menghela nafasnya

Nanda menggelengkan kepala.

"Bukan dia.Tapi kemungkinan keluarga lainnya" Nanda mengeluarkan ponselnya "Aku mencari nama Maykel Farhana di internet tapi di tulis di sini kalau Maykel Farhana sudah meninggal dua tahun yang lalu" jelas Nanda.

"Lalu menurutmu?" Sean penasaran.

"Ini membingungkan.Di sebutkan di sini kalau Maykel Farhana adalah seorang pengusaha kaya yang tidak pernah berkeluarga"

"Bagaimana kalau keluarga lainnya?" tanya Sean.

"Bisa juga" Nanda manggut manggut.

Cleek....

Pintu terbuka.Kali ini giliran Gilang yang datang.

"Kemarilah.Dewi menemukan sesuatu" ajaknya.

Sean dan Nanda segera mengikuti kemana Gilang membawanya.Gilang menuju kelas 12 IPA 3 .

Sesampainya di sana

Diana dan Dewi sudah ada di dalam kelas.Mereka menutup pintu.Kelima anggota osis itu sedang mendiskusikan sesuatu.

"Apa yang kau temukan?" tanya Sean yang baru duduk.

Dewi mengeluarkan selembar kertas.

"Slip penjualan kalung berlian" jawabnya.

Sean mengambil kertas tersebut lalu memperhatikannya dengan seksama.300 juta rupiah.Jumlah yang fantastis.Sean kemudian mencium kertas itu" bau amis darah".

Dewi menganggukkan kepalanya.

"Aku yakin kalau benda itu milik si pembunuh"

"Menurutmu ini milik siapa? guru atau siswa?" tanya Nanda.

"Sepertinya aku tahu siapa pemilik benda itu" (Diana).

"Siapa dia?" tanya Nanda penasaran.

"Siswa baru tahun ini.Aku pernah melihatnya memakai gelang berlian,bentuk yang sama dengan kalung itu.Jasmine si princess itu" jawab Diana.

Sean membulatkan matanya" kau yakin?"

"Ya.Tapi belum tentu dia pembunuhnya" ujar Diana.

"Aku akan menemuinya" (Sean).

"Jangan terburu buru"

Tanpa menjawab perkataan Gilang.Sean melangkah keluar dari kelas.Ia akan ke asrama putri.

Sesampainya di lobi asrama putri.

"Selamat sore bu' Vany.Saya ingi menemui Jasmine penghuni kamar 263".

"Baiklah.Silahkan masuk" ajak bi' Vany.

Sean segera memasuki asrama setelah meminta ijin.Ia menuju lantai dua kamar 263 di mana Jasmine berada.

Tok...tok...tok...

Bunga membuka pintu.Ketua osis yang di kaguminya ada di depan pintu.

"K...a...k....a....k.Ada apa kak?" tanya Bunga malu malu.

"Aku ingin bertemu Jasmine" katanya.

Jasmine yang sedang merapikan baju bajunya menoleh.

"Aku" tunjuk Jasmine pada dirinya sendiri.

Sean menganggukkan kepalanya.

"Kita bicara di luar" ajak Sean

Jasmine melangkah keluar.Bunga menepuk pundak Jasmine lalu berbisik

"Kau beruntung"

"Kenapa kakak memanggilku?" tanya Jasmine.Mereka berdua berada di taman belakang asrama.

Sean meliriknya.Ia memperhatikan gadis itu.

"Si**.Pantasan Diana menyebutnya princess.Gadis ini cantik sekali" kata Sean dalam hati.

"Kau dari SMP mana?" tanya Sean basa basi padahal ia sudah tahu jawaban pertanyaannya sendiri.

"SMP Cenderawasih"

"Kalung berlian.Apa kau pemilik benda itu?" tanya Sean lagi.Ekor matanya melirik Jasmine.

Spontan Jasmine melihat Sean.

"Kakak menemukannya.Barusan aku mencarinya.Untungnya kakak menemukannya.Aku sangat berterimah kasih.Ibuku akan marah jika tahu benda itu hilang" Jasmine memasang muka senang.

"Si**.Di semakin cantik"

"Jadi kau kehilangan kalung itu" (Sean).

Jasmine menganggukkan kepalanya berkali kali.

"Sebenarnya aku tidak menemukannya.Tapi temanku menemukan slip penjualan kalungmu itu" kata Sean.

"Apaaaaa" teriak Jasmine.Suaranya menggelegar.

Sean menutup telinganya.Gendang telinganya serasa akan pecah.

"Siapa yang sudah menjualnya?" Jasmine berdiri dengan marah.

"Ikut aku" Sean menarik tangan Jasmine.

"Kemudian mereka menuju kelas 12 ipa 3 di mana teman teman Sean berada.

"Aku membawa pemilik dari kalung itu" kata Sean baru datang.

Gilang terpana melihat kecantikan Jasmine.Beberapa detik ia terdiam.Diana menoyor kepalanya.Melihat tatapan kakak kakak kelasnya itu Jasmine yakin kalau mereka menganguminya,ia semakin percaya diri.Diana memberikan slip penjualan kalung itu kepadanya.

"Benar.Ini kalungku" ujar Jasmine "Siapa yang sudah menjualnya?"

"Kami tidak tahu.Aku menemukannya di samping kantin sekolah kemudian aku mengambilnya karena aku tertarik dengan jumlah yang tertulis di sana" jelas Dewi.

"Kapan kau kehilangan benda itu?" tanya Gilang.

"Aku tidak tahu.Beberapa jam yang lalu aku baru sadar kalau benda itu sudah hilang.Teman sekamarku juga kehilangan parfum.Sepertinya ada pencuri yang masuk ke kamar kami saat kami berada di aula" terang Jasmine.

Kelima kakak kelas itu diam.Nanda mengetuk ngetuk jarinya ke meja.

"Apa ada pencuri di sekolah ini?" tanya Jasmine.

"Ini.Kasus pertama.Kami akan mencari siapa pelakunya.Ayo kau kembali ke asrama.aku akan mengantarmu" ajak Sean.

Jasmine dan Sean segera keluar dari sana.Dewi melihat kepergian mereka dengan perasaan cemburu.

"Kau cemburukan melihat pria yang kau cintai pergi bersama perempuan lain" singgung Gilang.

Dewi membuang mukanya.Ia kasihan sekali tidak bisa mengungkapkan perasaannya sementara Sean juga tidak peka peka.

"Aku punya ide" kata Nanda serius.

"Ide apa" (Diana).

"Kita akan mencari siapa orang yang berhalangan ke aula tadi pagi.Aku rasa pencurinya hanya siswa siswi yang tinggal di asrama putri.Tapi terlebih dahulu kita bertanya pada bu' Vany.Ini bukan pencurian biasa siapa tahu si pembunuh dan si pencuri berkaitan satu sama lain" (Nanda).

"Kau benar.Aku sangat tertarik memecahkan kasus ini tanpa bantuan polisi" ungkap Diana.

"Kita akan menemukan pembunuhnya" Nanda mengangkat tangannya semangat.

"Besok pagi aku dan Gilang akan ke toko di mana kalung itu di jual" ujar Nanda kemudian memasukkan slip penjualan itu ke dalam kantong celananya.

"Oke.Hari sudah mulai gelap.Ayo kita kembali ke asrama" Diana menarik tangan Dewi.

Diana dan Dewi melangkah pergi ke asrama putri.

"Aku merinding" kata Dewi " apa benat kita tinggal bersama dengan si pembunuh"

"Pelankan suaramu.Mulai hari ini kita harus berhati hati.Kita tidak boleh percaya pada orang lain karena bisa saja orang yang kita kenal adalah pembunuhnya" Diana memperingatkan.

Mereka berdua melangkah di dalam lorong asrama yang sudah mulai gelap.

Terpopuler

Comments

a_

a_

curiga ma Jasmine 🤣

2022-03-21

2

Erly Mimi Bisma

Erly Mimi Bisma

jangan2 si santi pelakunha

2022-02-22

1

atmaranii

atmaranii

aku curiga ma Santi anak pintar yg brpnampilan culun...

2021-09-27

5

lihat semua
Episodes
1 Gadis Kaya yang Sombong
2 Ketua Osis yang Tampan
3 Di Mulainya Teror
4 Rencana Nanda
5 Mayat di Loteng Sekolah
6 Mencari Tahu
7 Kematian keempat
8 Mencekam
9 Luluh
10 Masa Lalu Sean
11 Masa Lalu Sean Bagian II
12 Serpihan
13 Perlindungan
14 Pencarian
15 Pencarian Bagian II
16 Penemuan
17 Penemuan Bagian II
18 Tas Usang
19 Buku Kecil
20 Toilet
21 Dian yang Tak Pernah Padam
22 Pertanyaan
23 Pesta
24 Pesta Bagian II
25 Nomor Ponsel
26 Bertemu Nyonya Elis
27 Keponakan Gila
28 Tatapan Seorang Pembunuh
29 Tato Kalajengking
30 Hujan Badai
31 Sayang
32 Janji
33 Hati hati
34 Mencari
35 Kacau
36 Vita, sang Pembunuh
37 Pelarian
38 Saudara yang malang.
39 Ular
40 Kalah
41 Dewi yang Sebenarnya
42 Bertemu Irabella
43 Interogasi
44 Ingatan lama
45 Bunda Merry
46 Harapan Bunda Merry
47 Naluri Seorang Ibu
48 Memilih Bunda Merry
49 Pasangan yang Serasi
50 Mengejar Bintang
51 Melepas Rindu
52 Kemarahan Dimas
53 Tertangkap
54 Wartawan
55 Kembali ke Sekolah.
56 Maafkan Aku.
57 Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58 Kelas 10 A
59 Dua Bersaudara
60 Simbol Rahasia
61 Sekelompok Singa
62 Berangkat
63 Benda yang Mengapung
64 Bertemu Nyonya Shiren.
65 Pura Pura
66 Ternyata Masih Hidup
67 Gua
68 Selembar Surat.
69 Rangking yang Membawa Petaka
70 Identitas yang Terbongkar.
71 Di Tengah Laut.
72 Joy dan Agra
73 Menjemput Ajal
74 Jalan Lain.
75 Pertemuan kakak adik
76 Jasmine dan Yoona
77 " Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78 Gundah Gulana
79 Menyerupai Iblis.
80 Seharusnya Aku.
81 Jurang
82 Foto
83 Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84 Jebakan
85 Speedboat.
86 Akhir dari Keputusasaan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Gadis Kaya yang Sombong
2
Ketua Osis yang Tampan
3
Di Mulainya Teror
4
Rencana Nanda
5
Mayat di Loteng Sekolah
6
Mencari Tahu
7
Kematian keempat
8
Mencekam
9
Luluh
10
Masa Lalu Sean
11
Masa Lalu Sean Bagian II
12
Serpihan
13
Perlindungan
14
Pencarian
15
Pencarian Bagian II
16
Penemuan
17
Penemuan Bagian II
18
Tas Usang
19
Buku Kecil
20
Toilet
21
Dian yang Tak Pernah Padam
22
Pertanyaan
23
Pesta
24
Pesta Bagian II
25
Nomor Ponsel
26
Bertemu Nyonya Elis
27
Keponakan Gila
28
Tatapan Seorang Pembunuh
29
Tato Kalajengking
30
Hujan Badai
31
Sayang
32
Janji
33
Hati hati
34
Mencari
35
Kacau
36
Vita, sang Pembunuh
37
Pelarian
38
Saudara yang malang.
39
Ular
40
Kalah
41
Dewi yang Sebenarnya
42
Bertemu Irabella
43
Interogasi
44
Ingatan lama
45
Bunda Merry
46
Harapan Bunda Merry
47
Naluri Seorang Ibu
48
Memilih Bunda Merry
49
Pasangan yang Serasi
50
Mengejar Bintang
51
Melepas Rindu
52
Kemarahan Dimas
53
Tertangkap
54
Wartawan
55
Kembali ke Sekolah.
56
Maafkan Aku.
57
Pria yang Meninggal di Klub Malam.
58
Kelas 10 A
59
Dua Bersaudara
60
Simbol Rahasia
61
Sekelompok Singa
62
Berangkat
63
Benda yang Mengapung
64
Bertemu Nyonya Shiren.
65
Pura Pura
66
Ternyata Masih Hidup
67
Gua
68
Selembar Surat.
69
Rangking yang Membawa Petaka
70
Identitas yang Terbongkar.
71
Di Tengah Laut.
72
Joy dan Agra
73
Menjemput Ajal
74
Jalan Lain.
75
Pertemuan kakak adik
76
Jasmine dan Yoona
77
" Sebelum Hujan, Aku Akan Mendengar Suaramu Jangan Sampai di Halangi Oleh Hujan"
78
Gundah Gulana
79
Menyerupai Iblis.
80
Seharusnya Aku.
81
Jurang
82
Foto
83
Lari dari Rumah Keluarga Bella.
84
Jebakan
85
Speedboat.
86
Akhir dari Keputusasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!