Deka dan Arti sudah sampai di rumah Deren. Deren memang sengaja meminta tolong pada mereka untuk menemaninya ke rumah Aisyah. Maklumlah, Deren nggak mungkin minta pada Robet dan Yunita juga kan. Mengingat kebenaran status antara Deren dan Yunita belum terbuka. Deren menilai Deka dan Arti lebih pantas jadi walinya.
"Mbak, Ibu udah tahu belum kalau Deren mau punya istri?" tanya Deren pada Arti.
"Udah, ibu udah tahu. Dia pesen kalau kamu memang udah siap harus dijagain bener-bener anak orang. Dia kan rela ninggalin keluarganya demi ngurus kamu. Jangan disakiti, jangan diduakan. Jangan niru sahabat gilamu itu," ucap Arti. Deka hanya tersenyum mendengar apa yang istrinya ucapkan.
"Enggak Mbak, Insya Allah Deren bakalan jagain istri Deren dengan baik," jawab Delon. Arti terlihat geram melihat Deka terus saja tersenyum
"Ngapain Papi senyum senyum gitu dari tadi?" dasar ratu drama, sedikit saja harga dirinya tersenggol auto emosi langsung meledak.
"Enggak Mom, Mommy ini loh. Kelakuan kayak gitu juga adek Mommy sendiri. La wong Arumi aja udah memaafkan loh Mom, tapi Mommy ini dendamnya masih aja bersarang sampek sekarang. Heran Papi," ucap Deka sambil geleng-geleng kepalanya.
"Biarin aja, pokoknya kalau urusannya sama Mommy , nggak ada istilah ampun bagi penghianat macam dia," jawab Arti geram.
"Mbok dimaafkan toh Mom, kan ya sudah berlalu," tambah Deka, Arti tak menjawab dia malah melirik pernuh permusuhan pada suaminya.
"Bro, kamu jangan begitu. Bisa diblander bareng cabe rawit kamu sama Mbakmu," ucap Deka sambil tertawa, Deren hanya tersenyum malu.
"Siap Bang, ini yang pertama. Insya Allah jadi yang terahir juga," jawab Deren yakin.
Arti tersenyum dan mengacungkan dua jempol untuk adek angkatnya ini.
"Ibu udah bisa jalan lagi Mbak?" tanya Deren.
"Ibu, ya gitu lah uncle. Namanya juga udah tua kan, kita senengin bikin bahagia aja," ucap Arti. Ucapan Arti sungguh dalam, meski banyak makna yang tersembunyi.
"Kasih cucu lagi Mbak, biar ibu semangat," goda Deren.
"Insya Allah ucle, ini Mbak udah telat dua minggu sih. Semoga rejeki," jawab Arti tenang, Deka yang mendengar ucapan istrinya seketika langsung menegakkan tubuhnya.
"Mommy bilang apa, Mommy telat?" tanya Deka, Arti melirik kesal kearah Deka.
"Kok Mommy gitu sama Papi, ama Uncle tato jawabnya baik baik," rayu Deka.
"Malas Mommy sama Papi, Mommy pengen kripik bakso pedes aja nggak dibeliin, dikasih," jawab Arti kesal.
"Mom, itu kan pedes banget. Ya jangan lah, kalau perut Mommy kambuh, Papi pula yang repot," jawab Deka sesuai kenyataan.
"Dikit aja Papi, nggak mungkin juga Mommy bakalan habis setoples," jawab Arti, mukanya masih saja kesal pada Deka.
"Iya deh, nanti Papi beliin. Tapi pulang nemenin uncle tato kita ke dokter ya Mom. Udah nggak sabar Papi denger kabar gembira ini," pinta Deka. Arti terlanjur ngambek dia tak mau terlalu pusing dengan permintaan suaminya.
Deren hanya tersenyum melihat pertengkaran kecil suami istri idolanya ini. Mereka selalu terlihat saling mengerti. Arti yang memiliki sifat sedikit keras kepala, apa adanya dan kadang-kadang sangat
judes. Tetapi dengan cintanya Deka selalu bisa meredam emosi sang istri. Begitupun sebaliknya, di saat Deka yang marah, Arti pun bersikap mengalah agar pertengkaran diantara mereka tak berlarut larut.
Deren sangat suka jika berada didekat mereka, diam-diam dia juga belajar bagaimana cara menghadapi pasangan.
***
Selepas Magrib, Arti dan Deka sudah siap. Tinggal menunggu Deren turun.
"Mom semua udah siap?" tanya Deka, Arti yang tidak mendengar pertanyaan suaminya langsung berlari kecil kearah suaminya.
"Papi tanya apa tadi?" tanya Arti.
"Mom ... mbok jangan lari-lari gitu loh. Kalau di perut Mommy ada dedek bayi beneran kan kasihan," ucap Deka sambil mengelus perut rata sang istri.
"O iya ya, lupa Mommy. Maaf ya Pi," ucap Arti sambil memegang keningnya.
"Iya, jagain baik baik ya Mom. Semoga di sini beneran ada buah dari cinta kita," balas Deka, gimana Arti nggak selalu meleleh kalau Deka selalu memujanya begitu.
"Insya Allah Pi," tambah Arti senyum merekah diantara keduanya bahkan menghadiahi kecupan mesra di pipi sang istri.
Deren tak ingin langsung menghampiri mereka. Bagi Deren Arti dan Deka adalah pasangan yang patut di contoh. Mereka begi saling mengerti dan memahami satu sama lain. Bahkan diam-diam Deren selalu berdoa akan hubungannya dengan Aisyah. Dia menginginkan kebersamaan yang hakiki seperti Arti dan Deka.
"Eeheem ..." deheman Deren mengejutkan Arti dan Deka.
"Eeee ... uncle tato, udah siap?" tanya Arti.
"Udah Mbak," jawab Deren.
"Marilah, semua buah tangan juga udah Mbak siapkan di mobil. Kasih kunci mobilnya biar abangmu aja yang bawa," pinta Arti.
"Di depan udah ada Yoyok Mbak," jawab Deren.
"Oh ya udah tunggu pa lagi. Mari kita jemput calon temen tidur uncle tato," goda Arti.
"Astaga Mommy ada ada aja ngomongnya. Sabar ya bro," ucap Deka.
"Iya Bang, nggak pa-pa. Mbak emang jago ngedrama," balas Deren. Mereka berdua pun tertawa.
Di mobil ...
"Kamu kenapa Bro?" tanya Deka, karena Deren terlihat gugup dan selalu bergerak tak tenang, sepertinya gelisah.
"Iya Bos, Bos kenapa sih. nggak biasanya dah gelisah gini. Ada apaan, Bos gugup?" Yoyok pun ikut ikutan bertanya jadinya.
"Diem lo, nggak tahu apa?. Ane merasa ini lebih menakutkan di banding masuk ke kandang musuh ngerti nggak," jawab Deren asal. Seketika Yoyok dan Deka tertawa terbahak bahak. Bagaimana tidak, Deren sudah membuka identitas aslinya. Namanya juga mantan preman, mau dibungkus serapi apapun. Tak akan bisa menutupi jiwa yang sudah lahir, pasti akan nampak kepermukaan jua.
Deren tak perduli dengan apa yang Yoyok dan Deka pikirkan tentangnya. Yang jelas saat ini dia gugup dan takut.
"Sabar Bos, tenang, tenang, rileks. Apa yang Bos takutkan. Bos tampan, kaya, terpelajar pula. Di dalam rumah Bos, terpapang beberapa penghargaan. Siapa yang nggak tahluk sama Bos hah, Bos itu calon mantu idaman, Emak yoyok aja bilang andai dia punya anak cewek. Bos adalah kandidat pertama yang akan didapuk jadi mantu," ucap Yoyok panjang lebar agar Deren percaya diri dan tak gugup.
"Benar begitu?" tanya Deren memastikan. Deka dan Arti hanya tertawa pelan.
"Ahhh ... elo hanya menipu Ane kan. Ane tahu itu," ucap Deren kesal.
"Enggak Bos, Ane serius!" jawab Yoyok tegas dan serius. Kalau si Bos ngamuk bisa berabe semuanya.
"Serius apaan, buktinya Bang Deka ama Mbak Arti ketawa tu. Berarti lo boong," balas Deren.
"Enggak Bos tampanku. Yoyok jamin, lamaran Bos nggak akan ditolak. Pasti langsung dicariin hari nanti," ucap Yoyok mencoba meredam emosi Deren yang mulai terlihat.
"Elo serius!"
"Dua rius Bos," balas Yoyok.
Yoyok memang selalu bisa meredam emosi sang Big Bos. Deren kadang juga terlihat polos dan lugu, diam-diam Yoyok juga suka mempermainkan perasaan Bosnya. Tapi yang barusan dia ucapkan adalah nyata adanya.
Yoyok memarkirkan mobilnya di tempat biasa, seperti arahan Deren. Detak jantung Deren semakin tak bisa diungkapkan. Gugup, takut dan Ahh ... semua campur aduk tak menentu. Deren semangat, kamu pasti dapat restu mereka, batin Deren menyemangati dirinya sendiri.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Adelia Rahma
semangat aak daren .
2022-07-12
0
Heni Yusandika
dak duk dak duk...
2021-09-08
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
gugup ya Aak... sini biar aku temenin 😄
2021-09-04
0