Deren tak bisa tidur meski berkali kali dia mencoba memejamkam matanya kalimat "hablum minallah" yang diucapkan Gufron barusan masih terngiang jelas di telinganya.
Pertanyaan demi pertanyaan tentang apa yang dia mau terdengar jelas berbisik pada hatinya. Deren pun seger meraih ponselnya dan hubungi salah satu sahabatnya si Yudha.
"Hay Bro, tumben malem malem telpon ada apaan?" canda Yudha.
"Bro temenin Ane ke Korea dong," pinta Deren.
"Ngapain mau ke Korea katanya ga mau kerja begituan lagi," balas Yudha.
"Enggak Bro, ane pengen ngapus ni tato," jawab Deren. Seketika Yudha tertawa.
"Ngapa lo ketewa bangk*!!" umpat Deren kesal.
"Kagak Bro, mau hapus tato ngapain jauh jauh ke Korea. Surabaya juga ada," jawab Yudha.
"Serius, di suntik kagak?" tanya Deren.
"Ya elah, preman takut suntik. Lo kan biasa udah Bro disuntik. Emang waktu bikin ga disuntik apa?" balas Yudha.
"Disuntik sih," jawabnya lugu.
"Nah ... ngapain lo masih takut, ama peluru kagak takut, jarum suntik aja takut. Malu ama Ditya, ni ye kalau Ditya denger idolanya takut jarum suntik, ane jamin dia ga bakalan nge fans lagi ana elo, alamat dia langsung ilfil ama elo," ucap Yudha kembali menertawakan pobia sahabatnya.
"T*i lo, ane bukan takut rasanya oon, ane cuma geli ama jarumnya yang kecil itu. Coba lo bayangin kalau jarum sekecil itu tiba tiba lepas terus masuk kedalam pembuluh darah elo, alamat geli geli ih, belum lagi dia bakalan menjelajah dialiran darah elo, gimana coba!," jawab Deren menjelaskan apa yang sebenarnya dia takutkan soal jarum suntik itu. Yudha malah melepaskan tawanya, hingga Mawar bangun dari tidurnya.
"Eh kampret mana begitu, selama ini belum pernah ane denger kasus begituan. Lo kata peluru bisa menyusup. Gobl*k dasar tol*l ga ketulungan hahahahaha," Yudha tak mampu menahan gelak tawanya, pobia Deren sungguh tak bisa masuk kedalam akal sehat manusia normal. Deren malah geram karena Yudha meremehkannya dan tak mau menerima alasan kenapa dia takut jarum suntik.
"Ahhhh.... Bodoh lah, pokoknya itu yang ane pikirin," jawab Deren kesel.
"Eh, ane jadi curiga ama elo. Jangan jangan lo keluar dari Angkatan Darat gara gara sering disuruh donor darah lo ya. Gara gara sering ketemu jarum suntik ya?" pancing Yudha.
"Iya, kenapa emang, aneh!" jawab Deren kembali jujur apa adanya, ucapan Deren kali ini malah membuat Yudha semakin bersemangat dengan tawanya. Sampai Arumi geram dan memukul lengan sang suami.
"Au sakit Bun," ucap Yudha, "Nyebelin," umpat Arumi kemudian Arumi pun keluar sambil membawa Mawar yang menangis dan meninggalkan Yudha yang masih asik bercanda dengan Deren.
"Ahhh...Ga asik lo Bro," ucap Deren.
"Kayaknya ada deh obat oles buat ngilangin tu tato, tapi harus pakek resep dokter. Emang mau ngapain sih lo mau hapus tato segala. Elo keren lagi pakek tato, kata Ditya kalau nyebut Elo kan uncle tato. Nanti predikat elo jadi turun jadi uncle takut jarum suntik, mau?" tanya Yudha sambil terus meledek sahabatnya. Tawa Yudha tak mau berhenti sampai saat ini, Deren kadang kadang juga sangat lugu menurutnya dan drama menurutnya.
"Diem lo kampret, ane mau lebih deket ama sang pencipta, puas lo...!" jawab Deren sambil mengumpat kesal.
"Hah, serius ... Alhamdullialah, ahirnya adek ane dapet hidayah. Selamat berhijrah ya Bro," ucap Yudha sambil membetulkan posisi duduknya, kali ini Yudha mulai serius.
"Gimana dulu diurusanya ama si tato?" kembali Deren merengek soal pemampilannya.
"Iya ane tahu, yang penting lo berikrar dulu seperti yang bang Deka arahkan," ucap Yudha mengingatkan.
"Oke deh besok ane ke sana, ane udah ga tahan," ucap Deren.
"Udah yakin, udah mantep?" tanya Yudha lagi.
"Insya Allah Bro, doain ya ane bisa istiqomah," jawab Deren yakin.
"Iya ane doain, yang bikin kita tenang hanya kejujuran Bro. Lo yakin dengan pilihan lo tanpa paksaan dari siapapun, karena jika lo udah yakin semua akan berjalan dengan lancar. Ane yakin lo udah paham semua, kan lo belajar dan mendalami ini juga ga sehari dua hari kan," balas Yudha, Deren tersenyum mendengar ucapan sahabatnya.
"Habis ini lo harus mulai jauhin minum muniman laknat Bro, jaga mata juga hindari masuk ketempat yang lo tau lah maksud ane. Biar lo ga terjerumus lagi paham kan maksud Ane," ucap Yudha mulai serius.
"Iya ane paham, kan kalian tahu ane udah lama ga ke tempat begituan. Kalau soal cewek belum nafsu ane," balas Deren serius.
"Makanya kita semua heran ama elo bro, ampek Robet pernah nanya ama ane sangking penasaranya doi ama elo. Bang Deren ni sering ketemu cewek semohai bohay tapi kok ga ada pengen pengennya. Apa dia gay ya Yudh?" ucap Yudha menirukan ucapan Robet kala itu.
"Gay mata kalian soak, ane normal beg*k," jawab Deren geram.
"Hahaha...ya kita orang pasti penasaran lah, di umur lo ya g sekarang lo masih perjaka. Masih memegang teguh harta elo. Kan aneh," tambah Yudha.
"T*i lo, diam ah..." umpat Deren kesal, entah kenapa saat ini detik ini ada satu wajah yang Deren coba lupakan. Tapi sayangnya semakin dia mencoba melupakan semakin bayangan wajah itu menganggunya.
"Bro..."panggil Yudha.
"Hemmm..."
"Elo kagak apa apa?" tanya Yudha.
"Kagak, ane aman," jawab Deren padahal sosok wajah wanita yang sering membuatnya susah tidur tiba tiba saja datang mengganggunya lagi.
"Ya udah ane masih ada kerja, besok mau ke Gresik ketempat bang Deka," ucap Deren, meminta ijin mengahiri percakapan mereka.
"Sama siapa besok jalan?" tanya Yudha.
"Paling ama si Yoyok," jawabnya.
"Hati hati ya, ga usah ngebut,"
"Siap," jawab Deren, setelah itu mereka pun mengahiri percakapan itu.
***
Di sini bukan hanya Deren yang galau soal cewek. Tapi ada juga calon ayah yang mulai bingung dengan keinginan aneh sang istri.
Yunita sering memintanya melakukan hal hal aneh, seperti membuat nasi uduk di malam hari. Ngajakin makan bakso yang jauh dari kediaman mereka. Bahkan tak jarang Yunita menangis saat apa yang dia inginkan tak bisa dia dapatkan.
"Ya Tuhan mami, papi ga tau tu abang bakso masih buka apa enggak jam segini," ucap Robet sambil mengelus rambut sang istri yang dari tadi ngambek tak karuan.
"Ga mau, papi ma sengaja bikin mami nangis," ucap Yunita masih dengan linangan air matanya. Sungguh ini bukan Yunita sengaja, pasalnya Yunita sangat payah di kehamilan pertamanya. Dia akan mengeluarkan semua isi perutnya jika makanan yang dia makan tidak sesuai keinginannya.
"Iya sayang, papi lagi usahain. Cup jangan nangis lagi ya," balas Robet berusaha menenangkan istri cantiknya. Robet sangat sabar menghadapi mood Yunita ya g sering berubah ubah. Robet masih terus mengelus rambut Yunita kadang kadang perut istrinya yang terlihat mulai mengeras.
Robet tersenyum mana kala melihat wanitanya mulai memejamkan matanya. Elusan tangan Robet mungkin membuatnya sangat nyaman hingga rasa kantuk menghampirinya.
Yang sabar ya Mas obet...(Otor tertawa membayangkan).
Bersambung...
Like dan Komen kalian adalah hadiah terbaik buat sang otor, si emak kece badai kesaZangan kali ini😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Astri
mawarit siapa apakah istrix yudha.. bknx istrix buka mawar
2023-06-11
0
Dewi Dewi Paramitha
m
2022-06-10
0
Salanti Nayla
memangnya bikin tato g pake jarum..
2022-04-06
0