Sebagai kekasih yang baik tentu saja Deren tahu jadwal masuk dan selesainya tugas sang pujaan hati. Hari ini Aisyah masuk shift pagi berarti sebentar lagi jam kerjanya usai.
Deren ingin memberi kejutan wanita yang dicintainya. Dengan memakai motor sport milik Yoyok dia pun menunggu pujaan hati di tempat biasa. Di depan masjid pom di mana Aisyah bekerja.
Deren mengamati gerak gerik Aisyah dari balik kaca helmnya. Gadis itu terlihat tersenyum manja sambil berjalan keluar kantor para pekerja. Mungkin dia selesai finger.
Deren melajukan kendaraanya dan bersiap menyusul Aisyah. Dasarnya memang berniat memberikan kejutan, Deren pun langsung berhenti di depan Aisyah dan memotong langkah kaki gadis ini.
Aisyah terlihat geram pada di pengendara. Mulutnya memang diam, tapi tatapan matanya penuh permusuhan. Membuat Deren gemas ingin mencium bibir manisnya itu.
"Dih ... katanya kangen. Sekarang didatengin cemberut. Ya udah lah balik aja," ucap Deren sambil menaikkan kaca helm yang menutup matanya.
"Aak!!" sorak Aisyah girang. Astaga gitu aja langsung bersorak, bikin malu aja.
"Dih malu Dek dilihatin orang," ucap Deren mengingatkan. Aisyah pun langsung menutup wajahnya dengan tas slempangnya karena malu juga. Hampir semua mata yang ada di sana tertuju padanya.
"Maaf Ak, kelewat seneng," jawab Aisyah jujur. Deren pun tersenyum, tak dipungkiri dia juga bahagia dengan pertemuan mereka kali ini.
"Jalan yuk," ajak Deren.
"Oke, tapi kemana?" tanya Aisyah.
"Kemana aja suka suka kamu," jawab Deren, Aisyah kembali tersenyum. Suka suka kamu jawaban yang amat sangat manis didengar. Tapi sukar diartikan.
Deren membantu Aisyah memakai helm, mereka terlihat sangat romantis dan bahagia. Pasti para pemilik mata yang melihat mereka jadi iri Termasuk Emak.
"Hati hati naiknya," ucap Deren.
"Siap bosku," jawab Aisyah, Deren memegang stirbkuat kuat agar Aisyah tak goyah saat memegang pundaknya.
"Tinggi amat motornya Ak," ucap Aisyah.
"Bukan motornya yang tinggi, kamunya yang pendek," jawab Deren. Aisyah pun tersenyum dan memukul manja pundak pujaan hatinya. Deren hanya tertawa.
"Kemana dulu kita?" tanya Deren.
"Terserah Aak, asal Aish pulang dengan selamat dan utuh," jawab Aisyah sambil berbisik ditelinga Deren, agar dia dengar. Deren pun tersenyum dan menyanggupi permintaan pemilik hatinya.
Deren mulai melajukan kendaraannya, Aisyah terpesona dengan cara Deren berkendara. Meski tak memakai kecepatan maksimal tapi dia terlihat sangat lihai dan lincah menguasai jalanan. Aak premanku emang best, bukan hanya sikapnya yang santun. Wajahnya juga rupawan, senyumannya apa lagi ngangenin Ak, gemes Aish. Kapan ya Ak kira kira Aish boleh ngapa ngain Aak. Cepet halalin Aish napa Ak gerutu Aish dalam hati. Aisyah makin berani bermain dengan pikiran liarnya, Aisyah tak munafik dengan perasaannya sendiri. Bahwasannya dia juga sudah tak sabar ingin segera memiliki sang penguasa hatinya ini.
Motor yang mereka tumpangi berhenti tepat dilampu merah. Dengan tangan kirinya Deren menegang tangan Aisyah dan tangan kirinya mengelus betis Aisyah yang terbungkus celana jeans itu.
"Kita mau kemana Ak?" tanya Aisyah.
"Pulang bentar ganti baju, nanti Aak ajak kamu ke restaurant temen Aak. Aak ada janji sama orang di sana, mau kan!" jawab Deren.
"Oh, oke deh," jawab Aisyah.
"Jam berapa janjiannya Ak?" tanya Aisyah lagi, entah mengapa Aisyah sangat suka mengajak Deren bercakap, Aisyah sangat suka mendengar suara serak Deren yang sangat seksi menurutnya. Asiyah sungguh tak menyangka dia bisa sedekat ini dengan pria yang di idolakannya.
"Habis Ashar Dek, jadi bisa sholat dulu nanti dirumah," jawab Deren.
"Aish lagi libur Ak sholatnya," jawab Aisyah.
"Libur sholat, emang boleh ya libur sholat?" tanya Deren. Aisyah tersenyum, masak sih dia ga tahu. Sejak kapan emangnya dia belajar islam batin Aisyah. Aisyah tak menjawab pertanyaan Deren, aneh aja jika dia harus menjelaskan ini. Mereka belum suami istri, belum boleh membahas hal yang dinilai tabu.
Lampu hijau sudah menyala, Deren pun melajukan kendaraanya lagi. Memecah jalanan kota Batu dengan tenangnya. Aisyah semakin terpesona dengan pria tampan yang membawanya, hingga tak sengaja Aisyah pun menyuarakan isi hatinya.
"Aak preman Aku padamu," gumam Aisyah.
"Apa apa Dek, kamu ngomong sesuatu?" tanya Deren.
"Enggak Ak, Aish ga ngomong apa apa," jawabnya sambil tersenyum malu malu. Ya masak iya Asih harus jujur, malu atuh Ak tambah Aish dalam hati.
Deren menghentikan motornya tepat di depan rumahnya. Aisyah terkagum kagum dengan desain rumah Deren. Terlihat mentereng jika dibandingkan rumah rumah di sisi kanan kirinya.
Deren meminta Aisyah turun, sayangnya Aisyah tak fokus matanya terus saja menatap takjub rumah milik Deren.
"Dek ...!"
"Iya Ak," jawabnya pelan.
"Kok bengong, ayok turun," ucap Deren. Kembali si Aak tampan ini tersenyum melihat tingkah konyol sang pujaan hati.
Deren juga ikut turun dan dan membuka kunci pagar rumahnya. "Masuk Dek," ajak Deren.
"Eh ... iya Ak," jawab Aisyah gugup. Terang saja dia gugup ini adalah pertama kalinya dia main kerumah cowok. Udah gitu rumahnya wow banget lagi menurutnya.
Deren memarkirkan motornya di garasi rumahnya. Aisyah masih saja bengong dan bingung.
"Dek kamu kenapa?" tanya Deren sambil menyenggol lengan Aisyah.
"Ini rumah Aak?" tanya Aisyah lagi.
"Astaga Dek, kan hari itu Aak udah kasih tahu kan!" jawab Deren.
"Iya tapi Aish ga tahu kalau rumah Aak sebagus ini," jawab Aisyah lugu. Deren hanya tersenyum.
"Dek, kamu jangan memperlihatkan sisi ke oonanmu. Nanti diketawain ama Coki," ledek Deren.
"Coki, Coki siapa Ak?" tanya Aisyah.
Deren pun menggandeng tangan Aisyah dan membawanya mendekati burung beo kesayangannya.
"Coki, kasih salam," perintah Deren.
"Coki ... kasih salam ... selamat ... datang ... cantik!" ucap Coki burung beo kesayangan Deren.
Aisyah tertawa. "Ak, burungnya pinter amat," puji Aisyah.
"Coki ... pinter ... amat," ucap Coki.
"Coki jangan sombong!" ucap Deren mengingatkan.
"Bos ... tampan ... Marah ...Coki," balas Coki.
Deren pun berkacak pinggang di depan kandang Coki. "Coki diam," suruh Deren.
"Bos ... tampan ...marah...," berulang kali Coki mengucapkan kata itu hingga membuat Deren geram.
"Dasar burung crewet," umpat Deren kesal.
Aisyah hanya tertawa melihat Deren marah dengan burungnya.
"Kenapa kamu tertawa, kamu mau Aak kurung bareng burung crewet itu!" ucap Deren kesal, Aisyah bertambah gemas dan kembali tertawa.
"Diem ga!" perintah Deren, Aisyah langsung menghentikan tawanya. Tapi tidak dengan senyumnya. Deren pun mengajak Aisyah duduk di sofa. Tapi kekesalan Deren masih terlihat jelas di sana.
"Uluh cakepnya kalau ngambek," goda Aisyah.
"Emang Aak cakep?" tanya Deren sambil melirik kesal.
"Cakep, mau bagaimana juga Aak cakep. Cakep banget," jawab Aisyah kembali tertawa pelan.
"Aak bilang juga apa, kamu ama burung sialan itu sama aja. Dia jadi kurang ajar gara gara sering di ajarin ama si Yoyok nglawan Aak," ucap Deren kesal.
"Abang Yoyok yang sering anterin Aish makanan?" tanya Aisyah.
"Iya siapa lagi, cuma dia anak buah Aak yang laknat," ucap Deren lagi.
"Laknat disayang," goda Aisyah.
"Habis ga ada lagi," jawab Deren asal.
"Aak ini aneh,"
"Aneh kenapa?" tanya Deren.
Aisyah hanya menjawab pertanyaan Deren dengan senyum dan gelengan kepala. Aisyah menyenderkan tubuhnya ke sisi sofa sambil menatap manja kearah Deren yang masih kesal padanya.
Dasar pria aneh, cepet bener berubah moodnya batin Aisyah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
mince
bagus ceritanya
2025-03-09
0
Adelia Rahma
biasa ngadepin musuh ya ini...
salah dikit kesel dan marah marah..
ini juga gar gara Yoyok udah buat bosnya marah
2022-07-12
0
maehafizah
aduuhh...jd inget masa pacaran dulu sering main ke batu seneng thor cerita nya aq jg asli malang
2022-01-02
0