Yoyok mengendarai mobil milik Bosnya dengan sangat hati hati, Deren sekarang lebih suka membawa asistennya ini dibanding membawa mobil sendiri. Alasanya dia ingin lebih bebas melihat pemandangan di sepanjang perjalanan.
"Bos, berhenti di pom bensin dulu yo, bensine tinggal sak srit (sedikit)," ucap Yoyok meminta persetujuan Deren.
"Heemmm," jawab Deren. Suasana pagi menjelang siang ini terasa sedikit panas, Deren gerah dia memutuskan untuk keluar mobil sambil menunggu antrian mobilnya mendapatkan bahan bakar.
Mata Deren tak segaja menangkap sosok gadis yang beberapa hari ini mulai menganggu pikirannya. Deren diam terpaku memastikan apakah penglihatannya tak salah. Dorongan hati yang Deren rasakan menyuruhnya untuk mendekati gadis itu.
Gadis cantik itu sedang tersenyum manis sambil melayani para pembelinya. "Bukankah dia perawat, lalu kenapa dia bekerja di pom bensin," gumam Deren, langkahnya dipercepat, berusaha memastikan bahwa penglihatanya tak salah.
Deren kembali diam terpaku mana kala membaca name tag yang ada di dada gadis itu. AISYAH ... ya itu adalah namanya. Dia selalu menyebut namanya jika berbicara pada siapapun.
"Aish...!" sapa Deren. Aisyah pun menatap Deren yang berada persis di sampingnya.
"Ya Allah ... !" jawab Aisyah spontan sambil memegang dadanya, dengan manisnya Aisyah pun tersenyum.
"Disapa kok Ya Allah ... piye sih," balas Deren sambil tersenyum.
"La yo kaget Ak, kok Aak ada di mari?" tanya Aisyah sambil mengembalikan corong bensin ke tempatnya. Tak lupa Aisyah juga menyerahkan sementara pekerjaanya pada temannya.
"Aku tinggal di kawasan ini sekarang, kamu ngapain di sini," jawab Deren.
"Ya Aish kerja lah, ni Aak ga lihat sragam Aish," jawab Aisyah jujur sambil memamerkan sragamnya. Entah mengapa suara yang keluar dari mulut Aisyah selalu bisa membuat Deren ingin tersenyum. Gadis di depannya ini selalu bisa membuat hatinya adem dengan suara lembutnya.
"Ya aku tahu kamu kerja, aneh aja aku nglihatnya. Bukankah kamu perawat kok sekarang jadi tukang bensin," ucap Deren berusaha mencari tahu.
"Abah ga mau tinggal di Samarinda lagi Ak, abah ngajakin pulang kampung. Otomatis Aish jadi pengangguran atuh. Eh ada temen nawarin ya udah Aish mau dari pada ga ada kerja," jawab Aisyah.
"Udah coba ngajuin lamaran ke rumah sakit?" tanya Deren.
"Udah Ak, Aish lagi ngajuin lamaran di Puskesmas dekat rumah. Tapi belum membutuhkan tenaga tambahan kayaknya," jawab Aisyah.
"Ooo...," Deren masih saja menatap gemas pada gadis yang mampu membuat jantungnya berdebar ini.
"Aish balik kerja lagi ya Ak, Eh... Aak preman ama siapa di mari. Naik apaan?" tanya Aisyah lagi, astaga Aak preman lagi di sebut.
"Namaku Deren Aisyah bukan Aak preman," ucap Deren memperkenalkan dirinya.
"Ooo Aak Deren ... habis Aak ga kasih tahu namanya. Ahh ... biarlah mau siapapun nama Aak Aish lebih nyaman panggil Aak seperti itu. Aak mau kemana ini?" tanya Aisyah lagi.
"Terserah kamu lah, Aak mau ke Gresik ada urusan kerja," jawab Deren lagi.
"Ya udah Aak hati hati ya, Aish balik kerja ya daaa!" balas Aisyah sambil beranjak hendak pergi. Deren langsung menangkap lengan Aisyah agar Aisyah tak buru buru meninggalkannya.
"Tunggu!"
"Apa Ak?" tanya Aisyah terkejut.
"Mana ponsel kamu!" pinta Deren.
"Mau ngapain?"
"Ck ... banyak nanya, mana!" dasar preman tahunya maksa aja.
"Ya Aish kan kerjanya di pom Ak, mana boleh main HP," jawab Aisyah lugu.
"Oke berapa nomer ponsel kamu?" tanya Deren.
"Dih maksa!"
"Ck ... cepetan atau aku cium kamu!" ancam Deren.
"Hahahahaha ... Aak ini lucu sekali, Aish ma bau bensin Ak masak mau di cium. Ada ada saja si Aak ini becandanya, mana HP Aak sini Aish ketikin," Aisyah masih saja bersikap ceria, ternyata gadis lugu ini tak bisa menangkap keseriusan Deren. Deren pun memberikan ponselnya pada Aisyah, dengan cepat Aisyah langsung mengambil alih ponsel itu dan mengetik nomer ponselnya pada ponsel Deren.
"Nah udah Aak premanku yang baik. Oia Ak ... abah titip salam buat Aak katanya makasih," ucap Aisyah kembali melempar senyum semringah.
"Iya sama sama, rumah kamu di mana?" tanya Deren lagi.
"Di belakang pom ini Ak, tanya aja rumah bu Titin semua orang tahu kok rumah ibuku," ucap Aisyah.
"Kamu bilang ibukmu udah meninggal hari itu, kok sekarang punya ibu. Kamu bohong ya!" hardik Deren karena merasa di boongin. Sorot mata Deren sangat tajam membuat hati siapapun bergetar jika menatapnya.
"Ck si Aak, jangan langsung ngejugde Aish kayak gitu, Aish juga ga tahu kalau abah punya dua istri. Kapan kapan dah Aish cerita, ini Aish lagi kerja ya. Yang jelas Aish ga pernah boong ama Aak. Oke," ucap Aisyah berusaha meredam emosi Deren yang terpancar dari sorot mata elang si pria tampan ini.
"Oke, kapan kamu off. Nanti Aku jemput?" tanya Deren.
"Kapan ya, Aak berani ga jemput Aish di rumah. ijin sama abah sama ibu?" tanya Aisyah lugu, Deren tersenyum dengan ucapan gadis polos yang menurutnya sangat menggemaskan ini.
"Iya nanti Aku jemput kamu di rumah, ga sekalian minta dilamar?" goda Deren, Aisyah terkejut dengan candaan Deren.
"Dih si Aak!!" balas Aisyah dengan senyum manjanya.
"Ya udah Aish kerja lagi ya daa....!" ucap Aisyah berpamitan, Deren hanya tersenyum sambil menatap pujaan hatinya pergi meninggalkannya.
Kelicikan Deren terciduk oleh Yoyok, beberapa kali Deren tertangkap memotret gadis cantik penjaga pom bensin itu. Yoyok tersenyum lucu saat Deren masuk ke mobil dan terus memeriksa geleri di ponselnya.
"Pentesan beberapa hari diajak ngomong ga nyambung, itu to alasannya," goda Yoyok sambil tertawa lepas.
"Apaan sih," jawab Deren sambil menyembunyikan poselnya.
"Manis ya Bos!" goda Yoyok lagi.
"Apaan sih lo, awas tu mata, dijaga!" ancam Deren.
"Iya Bos iya, astaga. Ane cuma mau tahu selera Bos aja. Ternyata yang imut imut begitu," kembali Yoyok melontarkan candaanya.
"Diem lo kampret, awas kalau sampai tu mulut ember," ancam Deren. Deren paham dengan para sahabatnya, harga dirinya akan hancur jika mereka tahu kalau dia bisa jatuh cinta.
"Hahahaha, iya Bos iya siap. Asal ada ya fulus buat tutup mulut, semua aman Bos,"astaga Yoyok kamu ma pinter banget memanfaatkan keadaan.
"Mau dipecat?" hardik Deren lagi.
"Ya ampun kalau soal itu Bos, baru juga mau nabung buat kawin masak mau diPHK, kejam bener di Bos dah," jawab Yoyok merajuk.
"Maka diam kalau mau selamat," ancam Deren, astaga namanya juga mantan preman, gaya bicaranya tetep aja ga bisa diubah.
Yoyok kembali melirik pria yang lagi kasmaran di sebelahnya. Deren terlihat serius dengan foto di galerinya. Dalam hati Deren beberapa kali dia memuji senyum manis Aiysah. Oh ... Aisyah ... Aisyah.
Bersambung...
CA:" like dan komen kalian tetap jadi penghargaan buat emak gengs😘."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Man Cian
🤭🤭🤭aak q pdmu batin aisyah 😁😁😁btl gak
2022-07-08
0
Fa Rel
denger kata gresik jd inget rmh mantan 😂🙄🙄mojokerto gresik gk jauh jauh amat
2022-01-09
1
Siti Pasriah
ternyata si Aak preman...heleuh heleuh...
2021-12-03
1