Mendengar penuturan Mr.Ronal,aku langsung membasuh bagian tubuhku dengan air wudhu.Sudah terlalu lama aku tidak merasa suci nya air wudhu.Seakan hatiku bergetar saat air wudhu menyentuh kulitku.
Di Atas sajadah berwarna biru,aku tumpahkan air mata dalam setiap sujudku.Kusatukan kedua telapak tanganku lalu mencurahkan segala rasa ini pada sang Khaliq.
Perlahan rasa sesak yang menghimpit dada ku mulai pergi.
Namun kerinduan pada seorang ibu yang telah pergi meninggalkanku itu justru kembali.
Teringat dimana tangan lembutnya menyentuhku kala itu.Mengajariku mengaji,mengajariku bacaan sholat,mengajariku membaca dan begitu banyak hal dari kecil hingga dewasa.Tapi kenapa ia tega meninggalkan kami?
Kepergiannya setelah aku telah matang mengurus kantor.Dan kenapa aku tidak pernah mencari tau apa alasan di balik semuanya.Aku terlalu cepat untuk membencinya.
Ya Allah apakah yang terjadi padanya?bagaimana kabarnya dan dimana ia sekarang?apakah benar ia telah hidup bahagia atau sebaliknya?
ya Allah lindungilah ia dimana pun ia berada.Berilah ia kesehatan dan kebahagiaan senantiasa.
Ini untuk pertama kalinya aku berdo'a untuknya setelah sekian lama hatiku diliputi amarah kebencian.
Walau sudah terlambat tapi ingin sekali aku mencium tangan nya dan meminta maaf karena telah membencinya. walau bagaimanapun ia telah mengandung dan melahirkan ku serta merawat ku sehingga dewasa.
Masih kah ada kesempatan bagiku untuk sekedar memeluk dan memohon maaf padanya.
Setelah jauh darinya begitu banyak ajaran moral yang telah aku abaikan.Aku menjadi sombong dengan kemampuanku yang tidak lain juga berasal dari kerja kerasnya.
Ya Allah kenapa selama ini aku begitu angkuh?
Kini penyesalan yang begitu dalam harus kurasakan.Amarah ku hilang seketika saat aku merendahkan diri di hadapanmu ya Robb.
Mungkinkah kehadiran Tiara dalam hidupku adalah caramu menegurku ya Robb.
Yaa Allah berilah aku kekuatan untuk menyelesaikan semua masalah ini
Tanpa sadar air mataku jatuh untuk pertama kalinya setelah aku dewasa.Setiap tetes air mata ini menunjukkan betapa besar penyesalanku.
Kusapu wajahku dengan kedua telapak tanganku.Kegusaran hatiku kini berganti menjadi damai.Aku menoleh di sekitarku yang tampak begitu mata ini mencari-cari sosok Mr. Ronal yang telah menuntunku ketempat ini.Namun sepertinya sosok itu telah pergi meninggalkanku.Aku bahkan belum sempat menanyakan dimana alamatnya dan nomor kontaknya.
Walaupun pertemuan kami begitu singkat tapi bagiku Mr Ronal sangatlah berjasa dalam hidupku karena ia telah membantuku untuk menyadari betapa besarnya kesalahanku.
Di Hatiku ...... berharap Tuhan akan mempertemukan ku lagi dengan nya.Agar aku bisa mengucap terimakasih dengan layak padanya.
Tapi kenapa orang yang berarti bagiku,mereka selalu pergi meninggalkanku begitu saja.Pergi tanpa penjelasan seperti ini.
Drrrtttt drrrtttt drrrrtt tiba-tiba hp ku bergetar panjang tanda ada panggilan yang masuk.Kuraih benda pipih itu dari saku celanaku.
Dan sesak di dadaku kini kembali lagi mendengar kabar dari pihak rumah sakit bahwa nayra sudah tiada.
Kenapa secepat ini? padahal baru 2 jam yang lalu ia masih bercerita padaku dengan begitu jelas.
Hmmmm .......aku menghela napas berat.Itulah salah satu takdir tuhan yang tidak bisa di ketahui oleh manusia.Semua sudah diatur dengan baik oleh sang pencipta.
Tapi setidaknya aku sempat merawatnya hingga kini aku bisa mengikhlaskan kepergian nya.
Di rumah sakit kulihat perawat sedang mencabut peralatan medis yang terpasang di tubuh nayra.Kini ia sudah terbujur tanpa nyawa.Kusentuh kulitnya yang masih terasa hangat pertanda ia baru saja pergi.
Aku mendorong tandu tempat nayra berbaring hingga sampai ke mobil jenazah.Aku terus berada disisinya hingga turun dari pesawat dan kulihat Riko sudah berdiri di samping mobil jenazah.Ternyata Riko memanglah asisten yang paling bisa diandalkan.Dia selalu cekatan dalam melaksanakan tugas dariku.
Ingin rasanya aku mengabari Tiara bahwa kakak kesayangannya telah tiada.Tapi nayra sempat berpesan jika ia tiada ia tidak ingin membuat kesedihan di hati Tiara.Nayra juga sempat meninggalkan sebuah surat untuk Tiara.Namun nayra ingin surat itu sampai ke tangan Tiara setelah ia sudah di kuburkan.
Tidak terbayangkan bagaimana perasaan sedih Tiara jika mendengar kabar duka ini.Kini ia benar-benar hidup sebatang kara.Satu-satunya keluarga baginya kini telah pergi untuk selamanya.
Karena campur tangan Riko,semua proses pemakaman nayra berjalan dengan lancar.
Kini dengan lemah aku meninggalkan persemayaman terakhir nayra.Riko merangkul tubuhku seakan menguatkanku.Tidak ada yang ia katakan namun sikap hangat yang ia tunjukkan sebagai pertanda bahwa ia memahami perasaanku saat ini.
Sampai di mobil aku hanya tenggelam dalam kebisuan.Kutatap pepohonan yang seolah tampak bergerak meninggalkanku.Walau faktanya aku lah yang bergerak melewatinya.
Detik demi detik berlalu dengan sepi hingga aku memasuki rumah besarku.
Kulihat tidak ada yang berubah hanya saja ada beberapa patung tanpa busana.Mungkin ini ulah Tiara pikirku.
Entah apa yang tengah di kerjakan anak itu.Tapi aku tidak terlalu memperdulikan nya.
Rumah terlihat begitu sepi,hanya ada pak Ujang dan bik Jum yang menyambutku.Sepertinya Tiara sedang tidak ada di rumah.
Karena terlalu lelah,setelah membersihkan diri aku langsung tertidur di atas ranjang ku.Sudah satu bulan aku tidak merasakan tidur dengan nyaman.Merawat nayra di rumah sakit benar-benar telah menguras banyak energiku.Hingga membuatku dengan mudah bisa tertidur sangat pulas.
Sudah hampir dua jam aku tenggelam didalam alam bawah sadarku.Namun aku masih enggan untuk membuka mata ini.Rasanya masih terlalu berat untuk bergerak.
Namun saat aku mendengar suara adzan di masjid mulai menggema.Entah kenapa kekuatanku seakan pulih kembali.Aku melihat arloji yang melingkar di tanganku.Ternyata waktu Maghrib sudah tiba.Dengan cepat aku meraih peci hitam yang ada di atas meja di sebelah ranjangku.Karna aku sudah memakai celana panjang kini aku hanya mencari-cari baju Koko yang sudah lama tidak aku kenakan.
Setelah beberapa menit aku menemukannya l lalu bergegas menuju masjid.Saat kaki ku menuruni anak tangga aku berpapasan dengan Tiara yang menatapku heran.
Ya tentu saja Tiara pasti berpikir ada apa denganku.Karna terburu-buru aku tidak sempat menyapanya.
Karena jarak ke masjid tidak jauh dari rumahku.Maka aku memilih menggunakan motor matik yang biasa dikenakan oleh pak Ujang.
Hingga beberapa menit aku sampai di sebuah mesjid yang besar.Disana terlihat banyak manusia yang datang berbondong-bondong untuk menunaikan panggilan Allah.Sebagian besar yang memenuhi mesjid adalah laki-laki.
Suasana teduh yang sudah lama aku tinggalkan kini kembali pada kurasakan.Dan ini terasa begitu nyaman.
Selesai sholat Maghrib,sambil menunggu waktu isha aku berbincang-bincang dengan salah satu tokoh masyarakat di daerahku.Ternyata berbicara dengan orang-orang yang lebih tua bisa menambah ilmu bagi ku.
Karena obrolan kami terasa menyenangkan hingga tak terasa waktu isya sudah tiba.Mereka menunjukku untuk mengumandangkan adzan.Wah bagaimana ini? kalau di tolak terkesan gak sopan tapi kalo di terima aku takut mengecewakan harapan besar mereka terhadapku.
Akhirnya setelah sekian lama,kini untuk pertama kalinya lagi aku mengumandangkan adzan.
Awalnya ada rasa nervous di hatiku,namun Alhamdulillah aku dapat melakukannya dengan baik yaaa walaupun suaraku tidak begitu merdu tapi setidaknya masih enak di dengar lah.
Usai sholat isya berjamaah,aku pulang berboncengan dengan salah seorang tetanggaku.Ini adalah hari pertamaku mulai lagi mengenal lingkungan sekitarku.Rasanya suasana 8 tahun silam kembali lagi.Dimana saat aku sering ke mesjid bersama ayah dan dewa.
Hanya saja kali ini hanya aku sendiri yang merasa suasana ini tanpa ayah dan dewa.
Mulai saat ini aku berniat membangun suasana hangat ini dirumahku.Semoga niat baik ini dimudahkan oleh Allah SWT amin.
Tiara POV
Selesai melakukan finishing,aku dan shiren menunggu mobil untuk membawa semua dress yang ku desain ke butik.Entah kenapa saat ini aku sangat merindukan kak nayra.Sudah lama aku tidak bertemu dengan nya,sejak pindah dari rumah bibi aku memang jarang sekali bertemu dengan kak nayra.
Kak nayra jarang menjengukku di pesantren.Bahkan setelah mengantarku pindah ke rumah yang ia beli atas namaku.Kak nayra nyaris tidak pernah menemuiku.Kalaupun bertemu sebentar kak nayra tidak mau berkontak fisik denganku.
Ingin rasa hatiku aku memeluknya namun kakak dengan terang-terangan menolakku.Tidak tau apa sebabnya,sampai terkadang aku merasa kak nay tidak menyayangiku lagi.Tapi jika ia tidak menyayangiku,mana mungkin ia bekerja keras untuk masa depanku.Walau tidak tau apa yang ia kerjakan tapi tidak bisa dipungkiri aku memang hidup dari hasil jerih payah kakakku.
Selama ini ia selalu berusaha membuat aku hidup dengan baik.Memberiku semua materi yang aku butuhkan sampai ia lupa bahwa aku juga butuh kasih sayang.
Tapi...
Aku tidak ingin menuntut lebih darinya walaupun aku benar-benar ingin merasakan kasih sayangnya lewat sentuhan.
Walaupun ia jarang menemui ku tapi kakak selalu mengirimiku pesan setiap saat.Menanyakan segala aktifitas ku.Tapi kenapa setelah aku menikah kakak benar-benar menghilang tanpa kabar.Tidak pernah lagi mengirim pesan untukku.Bahkan nomornya tidak bisa dihubungi.Semua akun medsos nya tidak pernah aktif.
Apa sebenarnya yang terjadi padanya?
'' Ra Ra Ra itu mobilnya udah dateng ''
Suara shiren membuyar kan lamunanku.
'' Itu kotak perhiasan jangan lupa di bawa ya.Trus tolong panggilkan pak Ujang untuk membantu bawa sebagian patung ini ''
ucapku pada shiren yang tengah sibuk merapikan ujung gaun yang kubawa.
Saat aku memasukkan gaun kedalam mobil hitam yang besar, tiba-tiba tanganku tergores jarum yang masih menempel disisi gaun.
Kutarik ujung jariku dengan cepat agar noda darah tidak mengenai gaun.
'' Wah tanganmu kenapa,kok Sampek berdarah gitu? '' tanya shiren sambil membalut ujung jariku dengan tisu yang ad di mobil.
'' Tidak apa-apa hanya tergores jarum yang tadi lupa aku cabut '' jawabku sambil memandangi shiren yang tenga sibuk menutup luka dijariku.Karna darahnya terus mengalir membuat shiren terus mengganti tisu.
Hingga pada akhirnya driver buk Mita memberikan handiplas pada shiren.
Luka di jariku kini sudah terbalut handiplas.Tapi kenapa hatiku terasa begitu sakit padahal aku hanya mengalami luka kecil.Rasanya aku ingin menangis,entah kenapa air mataku pun jatuh begitu saja.
'' Heiii Ra kau kenapa? apa rasanya sangat sakit ? kenapa kau menangis? '' tanya shiren bingung.
Tentu saja ia bingung kenapa aku menangis hanya karena luka kecil ini.Benar-benar seperti anak usia 3 tahun.Aneh rasanya,jangankan shiren aku sendiri juga bingung dengan kenapa denganku.
Mendengar pertanyaan shiren aku tidak tau harus jawab apa.Karna terasa aneh aku jadi tertawa dengan penuh air mata.
Shiren jadi menertawakan keanehanku juga.
'Akhirnya kami pun tertawa tanpa sebab yang pasti.Shiren memberikan sebuah pelukan untukku.Pelukan itu membuat sesak di dadaku sedikit berkurang.Dan aku membalas pelukan shiren dengan sangat erat hingga membuat kita berpelukan seperti teletabis lagi.
Driver buk Mita menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah aneh kami.
Saat sampai dibutik ,aku dan shiren disibukkan dengan segudang pekerjaan.Ada beberapa dress yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran model hingga membuatku harus membenahi bagian pinggangnya.
Beragam kegiatan yang padat di butik serasa seperti sudah jungkir balik badan ini.Aku dan shiren benar-benar ada pada titik terlelah hari ini.Badan terasa pegel semua,otot kaki seakan menegang.Ingin rasanya segera pulang dan istirahat.
Waktu sudah menunjuk pukul 17.30,aku sampai di rumah diantar oleh driver buk Mita.
Saat berjalan menuju teras aku melihat mobil Damar didalam garasi yang setengah terbuka.Kulangkahkan kaki mendekati garasi untuk memastikan dugaanku.
Dan ternyata itu benar-benar mobil damar.
Yeeee .....dia sudah pulang,entah kenapa hatiku seakan bersorak kegirangan melihat mobilnya apalagi orangnya.
Sebulan lebih ia pergi tanpa kabar.Dia tidak jauh beda dengan kakakku yang juga pergi tanpa kabar.
Rasa kesal itu kembali menyerang hatiku.Mengingat betapa Damar dan kakakku serta Dewa pergi tanpa mengabariku.Ingin rasanya aku marah pada mereka terutama suamiku yang kini mungkin sudah kembali lebih dulu.
Tapi mengingat hubungan yang semu diantara kami.Sungguh aku merasa tidak memiliki hak untuk marah.
Sungguh ini seperti senja tanpa jingga.Aku senja dan kakakku adalalah jingga yang telah menjual ku pada malam yang gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Salbiyah Mbih
dilanjut terus Thor, semangat
2021-11-16
1
Sudiyem Selsi
Lanjut thor
2021-11-14
3