Melayani bagaikan istri yang semestinya

Di tengah kesibukan Tiara memanggang ikan,lagi-lagi sesosok pria bertubuh sispek mengenakan kaus santai yang dilapisi jaket kulit dan celana jins serta tangan yang masih memaksi sarung tangan motor datang menghampirinya.

''Ada yang bisa aku bantu? '' tanya pria itu

'' Eh,mas dewa,udah pulang toh.Cuci dulu tangan nya mas kalau mau bantu. '' ucap Tiara sambil menoleh pada dewa.

Dewa pun menganggukkan kepala dan membuka jaket dan sarung tangan yang melekat di telapak tangan nya.

'' Jangan lupa pakai hand sanitizer mas,biar kuman nya mati '' sambung Tiara lagi.

Dewa mencuci tangan nya sampai pergelangan lalu menggosok-gosoknya dengan hand sanitizer.

''Mas kalau naik motor itu gunakan masker.Soalnya sekarang tuh banyak kuman atau virus yang mudah menular lewat udara loh ,kesehatan itu harus benar-benar di jaga.Jangan sampai sakit '' tutur Tiara sambil mengoles-oleskan bumbu pada ikan yang tengah di panggang nya.

'' iyaaaaa....aasiiiyaaap ibu negara,sini biar aku yang memanggang '' jawab dewa sambil mengambil kuas yang ada di tangan Tiara.

Tiara bergeser dari tempatnya dan tersenyum.

'' Mas kenapa rumah sebesar ini hanya di huni oleh dua orang? '' tanya Tiara polos.

'' Siapa bilang dua orang,disini ada banyak pembantu.Dan sekarang ditambah ada kamu '' jawab dewa lagi.

'' yaa bukan itu loh mas maksudku,memang kedua orang tua mas kemana? ''tanya Tiara lagi

'' Ayah sudah meninggal sejak aku masih SMA ,Sejak itu lah mas Damar jadi tulang punggung keluarga kami.Ia mengurus kantor ayah sambil menyelesaikan kuliahnya,sementara ibuku sudah nikah lagi setelah satu tahun ayahku meninggal" Dewa menggela napas menjeda.

"Dan sejak ibu menikah ia tinggal bersama suaminya,sejak itu pula kami harus terbiasa hidup tanpa ibu.Mas Damar mengurusku seperti ayah,ia memenuhi segala kebutuhanku.Dia sosok kakak yang sangat baik bagiku hingga aku pun tak pernah membantahnya.Tapi semenjak ibu tak pernah datang melihat kami sepertinya mas Damar mulai membenci wanita.Hingga ia merasa merasa semua wanita itu sama saja tidak bisa dipercaya '' jelas dewa sambil membolak-balik ikan di atas pemanggang elektrik.

'' Terus sekarang tinggal dimana ibu mas dewa? '' tanya Tiara semakin penasaran.

'' Entahlah aku tidak tau,kata mas Damar ibu sekarang tinggal di luar negri bersama suaminya yang bahkan aku tidak pernah melihatnya,karena saat ibu menikah mas Damar melarang ku untuk hadir. karena mas Damar tidak menyetujui pernikahan ibu '' kata Dewa masih dengan posisi semula.

'' Kenapa mas damar tidak setuju? '' tanya Tiara lagi

'' Karena ibu berniat untuk pergi meninggalkan kami setelah menikah tentu itu menyakiti hati kami.Dan benar saja setelah menikah ibu tidak pernah kembali.......Eh kelihatannya ini sudah matang. '' kata Dewa sambil mengangkat ikan yang sudah berwarna kecoklatan dan harum yang menggugah selera.

'' Letakkan sini mas '' kata Tiara sambil menyodorkan piring kaca berwarna putih.

'' Waaahhh jadi tambah laper '' ucap Dewa saat hidungnya menghirup aroma lezat di hadapan nya.

'' Etssss tunggu mas Damar dulu.Kata Riko tadi mas Damar akan pulang cepat hari ini karena tidak ada jadwal meeting lagi '' ujar Tiara menghentikan dewa yang sudah duduk di kursi.

'' Hah?dia?pulang cepat.....?aneh rasanya.Biasanya juga dia nggak pernah pulang cepat walau GK ad kerjaan.Kesambet setan apa tuh dia '' jawab dewa heran.

'' Huuus,gak boleh gitu ah.Seharusnya mas itu bersyukur dong,berarti bisa makan bersama hari ini '' ujar Tiara lagi.

'' Sepertinya sekarang kau sangat membela suamimu yang kasar itu '' balas dewa dengan ketus.

'' Dia itu kakak iparmu,jadi harus memanggilnya dengan benar.Dan kau apa pantas kau memanggil adikmu dengan sebutan mas? '' tiba-tiba suara keras Damar memotong pembicaraan mereka.

Suasana santai pun sontak menjadi tegang.

'' Mbaaaakkk tiaraa bisa kita mulai makan nya?,karna suami yang mbaaaakk tunggu-tunggu sepertinya sudah datang '' ucap dewa dengan nada berat.

'' Baiklah diiik dewa......silakan menikmati '' ucap Tiara dengan setengah senyuman di bibirnya.

Damar POV

Aku tersenyum puas mendengarnya.Walaupun dewa mengucapkannya dengan kesal dan Tiara mengucapkannya dengan berat.Setidaknya aku tidak lagi mendengar Tiara memanggil dewa dengan sebutan yang sama denganku.Karna setiap kali mendengar itu entah kenapa rasanya menjengkelkan.

Kulihat Tiara yang tengah sibuk menyiapkan makan untukku.Ia masih memakai pakaian yang tadi pagi ia kenakan.Sepertinya dia langsung ke dapur setelah pulang kerja.Karena terlihat tas nya saja masih tersangkut di atas kursi yang ia duduki.

Hari ini suasana meja makan terasa hangat.Tiara melayaniku layaknya seorang istri.Sementara dewa masih terus saja menggoda Tiara dengan sejuta celotehnya.Sementara aku hanya menjadi pendengar sejati.

Rasanya begitu nyaman seperti ini.Walaupun dewa masih marah padaku,tapi didepan Tiara dewa selalu bersikap biasa.Seolah tidak ada luka yang ia tunjukkan malam itu.Entah apa yang terjadi diantara mereka,tapi sepertinya dewa selalu berusaha membuat Tiara tersenyum walau hatinya menangis.

Secara garis besar sepertinya Tiara memang gadis yang mendekati sempurna.Dia cantik,perhatian,rajin ibadah,pandai memasak dan sepertinya dia juga pandai bergaul.Semua para pelayan sangat menyukai sikapnya yang sopan.Semangkin aku mencari-cari kesalahannya tapi yang terlihat justru kelebihannya.Aku bahkan memberi nya tugas seperti seorang pelayan,membentaknya,memakinya bahkan merendahkannya.Namun dia justru mengurusku seperti seorang istri.

Satu bulan sudah kami menikah,aku semangkin tergantung pada Tiara.Dia selalu pergi setelah aku pergi bekerja.Dan sudah berada dirumah saat aku pulang.Selalu menyiapkan kebutuhanku dari mulai A sampai Z.Membuat sarapan dan makan malam dengan rutin,tentu saja dengan rasa yang memuaskan sampai aku tidak pernah makan diluar kecuali saat makan siang.

Dan Anehnya aku pun tidak pernah lagi datang ke klub malam.Setiap malam selalu ku habiskan di rumah,memperhatikan sesosok wanita yang selalu saja membuat hatiku rindu saat jauh.

Seorang wanita yang membuatku ingin cepat pulang kerumah.Seorang wanita yang membakar api cemburu dihatiku saat ia dekat dengan orang lain termasuk dewa.

Seringkali terlihat mereka seperti mendiskusikan sesuatu saat dirumah.Terkadang terlihat serius seperti rekan kerja.Mungkinkah dewa sedang mengajarinya sesuatu.Atau dewa sedang membantunya mengerjakan sesuatu.Tapi rasa penasaran ini lenyap begitu saja saat melihat simpulan senyumnya untuk dewa yang tidak lain adalah adik ku.Ingin rasanya aku menghajar dewa yang terus saja mendekatinya.

Namun disatu sisi aku juga kakak yang harus bahagia melihat adikku bahagia.Tidak pernah kulihat tawa adikku yang begitu lepas seperti saat bersamanya.

Sebagai kakak tentu aku sangat menyayangi adikku,terlebih sekarang tiada orang tua disisi kami,dewalah satu-satunya keluargaku.Aku bahkan bekerja rela mengorbankan apapun untuknya kecuali Tiara.

Hatiku sangat perih saat ia mengulang permintaan nya untuk melepas Tiara.Namun aku juga sedih saat melihatnya terluka.Bagaimana bisa aku menjadi se egois ini pada adikku.

Aku memberikannya luka yang tak berdarah.Aku bahkan membiarkan luka itu tetap mengangah dihatinya.

Dilema ini terus menyerang jiwaku.

Dikeheningan malam aku terdiam menatap langit.Langit yang menghitam seakan menggambarkan rasa terdalam ku.

Semilirnya angin mulai menyentuh kulitku.Jasad ini mulai mendingin saat udara yang bergerak semangkin melaju.

Kurengkuhkan kedua tangan ini di dalam saku celana.Daun-daun kering mulai berterbangan tanpa tujuan,ia terombang ambing oleh angin yang tiada wujudnya.

Perlahan bayangan hitam terlihat mendekatiku,kini terlihat semangkin membesar dengan ukuran yang hampir sama dengan bayangan diriku.

Tidak pernah terbayangkan ia kini berada di sisiku.Dia tersenyum seperti rembulan yang yang membiaskan cahayanya di langit hitam.

'' Arah sebuah pohon ditentukan oleh angin,arah manusia di tentukan oleh hati ''

ucapnya seolah menangkap benakku yang terombang-ambing tidak tau kemana arahnya.

Aku masih menatapnya lekat tanpa suara.

'' Aku mungkin tidak tau apa yang telah mengganggumu mas,tapi aku merasa hari ini hatimu sedang tidak baik.Bagi mas mungkin aku bukan tempat yang cocok untuk berbagi,tapi rasa yang mas simpan sepertinya sudah berdesak-desak kan,apa tidak kasian '' ucap nya lagi seakan berharap aku bisa membagi luka ini dengan nya.

Ya dia memang benar aku sungguh tak mampu menahan gejolak hati ini.Kurengkuh tubuhnya yang mungil.Kusandarkan wajahku di bahu nya.Terdengar suara hembusan nafas nya yang tak beraturan.Dia sedikit bergerak-gerak itu tentu menumbuhkan hasratku.

'' Jangan bergerak ,biarkan seperti ini sejenak.Malam ini aku tidak butuh tempat yang cocok tapi aku butuh tempat yang nyaman '' ucapku sambil semakin merengkuh nya dengan erat.

Ia terdiam dalam dekapanku,perlahan tangan nya membalas dekapanku.Dengan lembut ia menyapu punggungku dan berkata '' Ada dua pilihan untuk memenangkan kehidupan mas,yaitu keberanian, atau keikhlasan.Jika tidak berani,ikhlaslah menerimanya.Jika tida ikhlas maka beranilah menerimanya. ''

Mendengar ucapan itu entah mengapa aku merasa ia memiliki ikatan batin denganku.

Ya memang benar,jika aku tidak berani menyakiti adikku maka aku harus mengikhlaskan rasa ini,tapi jika aku tidak bisa ikhlas,maka aku harus berani menerima resikonya.

Sudah begitu lama kumenikmati kenyamanan ini.Namun seakan enggan mengakhiri.

'' Kenapa kau tidak berontak,apa kau begitu merindukan sentuhan seorang pria yang sudah lama tidak kau dapatkan? '' Kata-kata pedas itu pun terlontar begitu saja dari mulut jahanamku.

Sehingga mumbuatnya melepas rengkuhanku dengan begitu banyak buliran air mata di pipinya.

'' Maaf mas,jika selama ini aku diam bukan berarti aku membenarkan tuduhanmu.Aku pikir aku tidak perlu menjelaskan tentang diriku , karena orang yang menyayangiku tidak butuh itu,dan orang yang membenciku tidak akan percaya itu.Tapi mulai malam ini,aku tidak akan diam atas segala tuduhan mas yang tidak mendasar.Bukan kah mas orang intelektual dan memiliki banyak uang.Aku rasa kalau sedikit saja mas berusaha mencari bukti atas tuduhan itu ,maka mas bisa dengan mudahnya tau siapa aku sebenarnya.Dan aku sangat yakin kamu tidak akan sanggup lagi mencemooh aku.Tapi aku rasa mas memang sengaja tidak berbuat apa-apa agar mas bisa merendahkan ku. '' ucap nya masih dengan buliran air mata dipipi nya.Luka hatinya tergambar begitu jelas di raut wajah itu.

Akupun hanya mampu terdiam karena semua yang ia katakan adalah benar ada nya.Aku memang tidak pernah mencari bukti kebenaran.Bahkan semakin mengenalnya aku semNgkin menyukainya.

Tapi mulut jahatku memang sulit di kendalikan.Kali ini rasa menyesal mulai menyerang ku .Dan memanglah benar bahwa penyesalan itu tiada gunanya.

Kepergiannya dengan tangis seperti memberi hujam man pisau.Ini pertama kalinya aku menyadari karma itu ada.

Mungkin ini adalah karma bagiku yang sudah melukai banyak wanita.Kini saat aku terluka karena wanita yang kulukai telah mencuri hatiku dan yang lebih sakitnya lagi bahkan adikku juga telah memberikan seluruh hatinya untuk wanita ini.

Terpopuler

Comments

Rubiah

Rubiah

bagus tiara..tunjukkan sikapmu

2023-09-12

0

Fatmawati Fatmawati

Fatmawati Fatmawati

Itu nm nya .
Benci jadi cinta .
Cinta itu Anugrah .
maka berbahagia lah .

2021-11-16

2

yanti auliamom

yanti auliamom

Tiara pinter jawabnya... 👍👍👍

2021-11-14

3

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Suasana malam pertama
3 Drama pagi hari
4 Pekerjaan tiara
5 seperti rumput liar
6 Bertemu dewa
7 Cemburu buta
8 Melayani bagaikan istri yang semestinya
9 Sebongkah gengsi
10 SEKALI INI SAJA
11 Tenggelam dalam perasaan yang sulit dijabarkan
12 Pengorbanan kakak ku
13 Dihujani perhatian
14 Masa lalu
15 impian tiara
16 Kenapa harus Tiara?
17 Seperti senja tanpa jingga
18 Hobi dan Idola
19 Susu itu lebih sehat dari pada Kopi
20 Bonus dadakan
21 Racun Dunia
22 Cerai
23 Tiara
24 Rasa memang tak pernah bohong
25 Cinta tidak pernah mengenal tipe
26 Aku merindukanmu
27 Merenggut kesucian Tiara
28 Rancun Cinta
29 Peluk Rindu
30 Si ucil
31 ,
32 Maaf, Maafkan aku
33 Kamu adalah milikku
34 Tiara menghilang
35 Cinta yang Rumit
36 kembali nya Tiara
37 Aku butuh waktu
38 Junior dan Senior
39 Mahluk Terindah ciptaan Tuhan
40 Pedesan mana sama mulut lu
41 Candaan receh penuh makna.
42 Tuhan melindungi wanita soleha
43 Aku titipkan Dia
44 Pelukan seorang kakak
45 Mendadak jadi koki
46 Thak you God
47 Mengejar bonus
48 Dengan kekuatan do'a, insya Allah semuanya akan baik-baik saja.
49 Jodohku, dimana kamu...
50 Banyak anak banyak rezeki
51 Dasar licik
52 Party kecil
53 Cantik
54 Kamu adalah Cinta terakhir dan sebuah masa depan ku
55 Menjaga jodohnya orang
56 Gombalan receh
57 Ratu gombal
58 Sakitnya cinta maka obatnya cinta
59 Mencari Dinda part 1
60 Mencari Dinda part 2
61 Bumil selalu Benar
62 Draft marah berujung celaka
63 Suami takut istri
64 Pengakuan Dinda
65 Edward Bayangkara
66 Calon Dedek bayi yang Pinter
67 Rencana liburan ke pantai
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Pernikahan
2
Suasana malam pertama
3
Drama pagi hari
4
Pekerjaan tiara
5
seperti rumput liar
6
Bertemu dewa
7
Cemburu buta
8
Melayani bagaikan istri yang semestinya
9
Sebongkah gengsi
10
SEKALI INI SAJA
11
Tenggelam dalam perasaan yang sulit dijabarkan
12
Pengorbanan kakak ku
13
Dihujani perhatian
14
Masa lalu
15
impian tiara
16
Kenapa harus Tiara?
17
Seperti senja tanpa jingga
18
Hobi dan Idola
19
Susu itu lebih sehat dari pada Kopi
20
Bonus dadakan
21
Racun Dunia
22
Cerai
23
Tiara
24
Rasa memang tak pernah bohong
25
Cinta tidak pernah mengenal tipe
26
Aku merindukanmu
27
Merenggut kesucian Tiara
28
Rancun Cinta
29
Peluk Rindu
30
Si ucil
31
,
32
Maaf, Maafkan aku
33
Kamu adalah milikku
34
Tiara menghilang
35
Cinta yang Rumit
36
kembali nya Tiara
37
Aku butuh waktu
38
Junior dan Senior
39
Mahluk Terindah ciptaan Tuhan
40
Pedesan mana sama mulut lu
41
Candaan receh penuh makna.
42
Tuhan melindungi wanita soleha
43
Aku titipkan Dia
44
Pelukan seorang kakak
45
Mendadak jadi koki
46
Thak you God
47
Mengejar bonus
48
Dengan kekuatan do'a, insya Allah semuanya akan baik-baik saja.
49
Jodohku, dimana kamu...
50
Banyak anak banyak rezeki
51
Dasar licik
52
Party kecil
53
Cantik
54
Kamu adalah Cinta terakhir dan sebuah masa depan ku
55
Menjaga jodohnya orang
56
Gombalan receh
57
Ratu gombal
58
Sakitnya cinta maka obatnya cinta
59
Mencari Dinda part 1
60
Mencari Dinda part 2
61
Bumil selalu Benar
62
Draft marah berujung celaka
63
Suami takut istri
64
Pengakuan Dinda
65
Edward Bayangkara
66
Calon Dedek bayi yang Pinter
67
Rencana liburan ke pantai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!