Dari kejauhan Tiara menyaksikan kejadian itu.Sementara Dewa masih hanyut dalam pujian orang-orang di sekitarnya.
Tanpa permisi Tiara turun dari panggung namun tak memiliki keberanian untuk mendekati Damar ditengah keramaian.
Walau sejujurnya ia begitu khawatir dengan keadaan damar.
Tiara memilih mendekati shiren yang langsung mengoceh panjang lebar tentang penampilannya tadi.
Sementara dewa masih tidak mengerti akan perubahan sikap tiara.Tapi saat ia melihat ad sosok Damar yang masih berdiri ditengah para tamu sambil meneguk sedikit demi sedikit minuman yang ada di tangan nya.Itu sudah cukup menjelaskan semua nya.
'' Baiklah karena disini tinggal saya sendiri,disini saya akan menyanyikan satu buah lagu untuk seseorang yang sudah mengisi seluruh tempat di hati saya '' ungkapan Dewa langsung mendapat tepuk tangan meriah dari semua orang kecuali sosok yang sedang beraura negatif.
Terendap laraku by Naff
'' Resah jiwaku menanti ....
Mengingat semua yang terlewati
Saat kau masih ada disi
Mendekapku...dalam hangat nya cintamu
Lambat sang waktu berganti...
Eendapkan laraku disini
Mencoba tuk lupakan
Bayangan dirimu
Yang selalu saja memaksa tuk merindumu
Sekian lama aku mencoba
Menepikan diriku diredupnya hatiku
Letih menahan perih yang kurasakan
Walau kutau ku masih
Mendambamu....
Lambat sang waktu berganti
Endapkan laraku disini
Mencoba tuk lupakan
Bayangan dirimu
Yang selalu saja memaksa merindumu
Sekian lama aku mencoba
Menepikan diriku diredupnya hatiku
Letih menahan perih yang kurasakan
Walau kutau ku masih mendambamu...
Lihatlah aku disini melawan getirnya takdirku sendiri....
Tanpamu aku lemah tiada berarti
Sekian lama aku mencoba menepikan diriku
Dari redupnya hatiku
Letih menahan sakit yang kurasakan
Walau kutau ku masih mendambamu.....
"terimakasih " ucap dewa sambil sedikit membungkukkan badan nya.
penampilan Dewa membuat para jomblowati berharap dicintai seperti yang terkandung dalam lagu tentu juga berharap mendapat seseorang yang tampan nya juga persis seperti yang barusan nyanyiin.
Ditengah keriuhan tepuk tangan semua orang mata dewa mencari-cari tiara.Dewa mendekati shiren yang sejak tadi bersama tiara.
'' Loh tiara mana ren? '' tanya dewa dengan mata yang masih celingukan.
'' dia izin pulang duluan,katanya ada yang penting. '' ucap shiren sambil memilih-milih hidangan di hadapan nya.
Ingin sekali dewa menyusul tiara.Namun ia harus profesinal dengan pekerjaan nya.Dewa kembali meraih cameranya dan melanjutkan tanggung jawabnya.
Dengan meremas-remas tangannya tiara berdiri di tepi jalan menunggu taksi yang ia pesan.Dua orang lelaki bertubuh tegap dan berambut gondrong menghampirinya
'' Hai nona canti.Lagi nungguin siapa?kok sendirian aja. '' goda lelaki itu sambil mencolek-colek pipi tiara.
Sontak Tiara menjadi makin takut dan tangannya menepis tangan laki-laki itu.
Namun hal itu membuat mereka marah hingga menarik-narik tangan tiara.
'' Tolong....tolong...tolong...'' teriak tiara dengan sekuat-kuatnya berharap ada seseorang yang mendengar.
Namun jalanan itu terlihat begitu sepi.Dengan mengumpulkan seluruh keberanian nya ia menggigit tangan lelaki yang tengah membekap mulut nya dan dengan gerakan cepat tiara memberikan tunjangan super di selakangan lelaki yang didepan nya.
Melihat lelaki yang di sampingnya lengah Tiara langsung mencolok mata pria itu dengan kedua jarinya.Tanpa menyia-nyiakan kesempatan tiara membuka sepatu lalu berlari sekuat tenaga sambil sesekali menoleh kebelakang melihat kedua lelaki itu masih terus mengejarnya dengan penuh amarah.Tiara melempar kedua sepatu nya tepat mengenai kepala pria itu.
Hal itu tentu membuat amarahnya semakin memuncak.Tiara terus berlari menuju gedung yang tempat acara tadi.
Namun apalah daya tenaga tiara tidak kan mampu melawan pria kekar itu.Tiara tersungkur di aspal membuat ia meringis kesakitan.Terlihat kakinya mulai mengeluarkan darah segar karena membentur pinggiran jalan.
Dengan tawa terbahak-bahak kedua pria itu menangkap Tiara yang sudah lemah tak bertenaga.Apalagi ia sama sekali belum makan sejak tadi sore.
'' tolong...tolong...tolong... '' lagi-lagi tiara masih berusaha berteriak hingga preman itu mendaratkan tangan nya ke wajah tiara.
'' tolong...tolong...tolong.... '' Tiara mengeraskan suaranya masih berusaha meminta pertolongan walau ujung bibirnya sudah mulai berdarah.
Pria itupun akhirnya membekap mulut tiara.Saat menyadari ada sorotan lampu kendaraan mendekati mereka.Belum sempat beranjak kedua pria itu sudah ditarik oleh Damar yang langsung keluar dari mobil.
Melihat Tiara didorong hingga tengsungkur amarah Damar semangkin meluap.
Riko dengan sigap segera menelpon polisi.
Sementara Damar sudah tidak dapat mengendalikan dirinya.
Ia memukuli kedua pria itu hingga babak belur.Emosi yang sedari tadi ia tahan kini ia luapkan pada kedua pria itu.
Damar menghajar mereka dengan membabi-buta.
Riko mencoba menarik tubuh Damar namun Damar tidak peduli dan menghempaskan tangan riko.Lalu dengan kasar Riko mendorong Damar hingga tersungkur di tepi jalan.
'' Maaf tuan tidak seperti ini caranya.Dia bisa mati nanti '' teriak Riko hingga otot lehernya menegang.
Damar yang sudah terbakar emosi pun langsung berdiri dan menghantam riko.
'' Aku tidak peduli jika mereka mati.Bika perlu kau juga mati.Jangan coba-coba mengaturku.Kau pikir kau siapa,berani-beraninya mengaturku. '' Teriak Damar yang tidak kalah kuatnya dengan teriak dengan teriakan tadi.
Efek alkohol membuat Damar tidak bisa berfikir jernih.
'' Tolong...tolong...tolong... ''
Dengan panik tiara mulai berteriak sambil menarik tubuh Damar dengan tenaganya yang lemah.
Damar tetep bersikukuh menyekap leher Riko hingga Riko kesakitan.
Tiara benar-benar tidak tau lagi harus berbuat apa.
Hingga akhirnya ia memeluk erat tubuh Damar dari belakang sambil menangis terseduh-seduh.
Entah kenapa perlahan pelukan itu mampu meredupkan emosi Damar.Damar melapaskan cengkraman nya dari leher Riko,membuat Riko bernafas lega.
Sambil memegangi lehernya yang masib terasa sakit Riko terbatuk-batuk menetralkan tenggorokan nya yang hampir patah.
Tiara terus memeluk Damar tanpa kata,ia menyembunyikan wajah di punggung damar.
Hingga kemeja Damar basah terkena air mata dan air hidung tiara.Damar membalikkan badan nya dan membalas pelukan tiara.
Damar merengkuh tubuh tiara sangat dalam seakan menandakan bahwa tiara adalah sosok yang sangat berarti baginya.
Damar mencium ujung kepala Tiara dengan begitu mesra.Tiara masih menangis ketakutan dengan wajah yang sudah terbenam kedalam dada bidang damar.
Sejenak Damar tenggelam dalam perasaan yang sulit dijabarkan.Mata Damar terpejam mencurahkan kasih tulus yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
'' Tuan awaaaasss '' teriak Riko kuat.
Menyadarkan Damar akan sebuah pisau yang sudah hampir menusuk punggungnya.Namun tiba-tiba Tiara mendorong Damar sekuat tenaga hingga Damar terjatuh dan ujung pisau itu menggores lengan tiara.Noda berwarna merah mulai mengucur membasahi gaun tiara.
Saat pria itu ingin menghujamkan pisau ke perut Tiara,dengan sigap kaki Damar menendang tangan pria itu hingga pisau di tangan nya terpental.
Riko memelintir tangan pria itu kebelakang dan mengikat tangan pria itu dengan seutas tali yang ia temukan dari bagasi mobil.
Damar mendekati Tiara yang masih menangis ketakutan sambil memegangi luka di tangan nya.Dengan cepat Damar merobek gaun tiara untuk mengikat luka itu agar sedikit menghambat darah yang terus mengalir.Damar menggendong tiara kedalam mobil.
Damar menoleh Riko,tidak mungkin ia meninggalkan Riko sendiri dalam keadaan seperti ini.Walau kedua penjahat itu kini telah terikat tapi kemungkin apa saja bisa terjadi.Sementara terlihat begitu terpukul karena kejadian ini.
'' Pergi lah tuan,bawa nyonya tiara ke rumah sakit.Aku sudah menghubungi polisi,mungkin sebentar lagi sampai '' teriak Riko sambil memperkuat ikatan pada penjahat itu.
Selang beberapa detik sirine mobil polisi sayup-sayup mulai terdengar jelas menandakan mobil itu sudah dekat.Damar langsung menancap gas mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
Sampai di rumah sakit Damar dengan cepat menggendong Tiara dan membawa nya menuju UGD.
'' Dok tolong istri saya,tangan tertusuk pisau,tolong berikan perawatan yang terbaik untuknya '' ucap damar panik dan di anngukki oleh seorang dokter cantik di depan nya.
Seorang suster mulai membersih luka Tiara dengan NaCI (natrium clorida ).Dengan lembut Damar menyapu kepala tiara untuk mengurangi ketegangannya.Air mata tiara masih terus mengalir deras.
'' Luka nya cukup dalam dan lebar,ini harus di jait '' jelas dokter cantik.
Mendengar kata di jait tiara meremas kemeja Damar dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Damar.
Damar yang semula berdiri kini ia duduk di tepi ranjang tiara agar lebih dekat dengannya.Tangan kiri Damar menggenggam tangan Tiara dan tangan nya mengusap punggung Tiara.
'' Rileks ya mbak,jangan tegang ini tidak akan sakit kok '' ucap dokter itu lagi sambil menyuntikkan anestesi lokal di lengan tiara.Suntikan itu kembali membuat tiara meremas tangan Damar.
Selang beberapa menit,dokter langsung menjahit luka tiara.Perasaan tak tega mulai menyelimuti hati damar.Walaupun tiara tidak merasakan sakit saat proses penjaitan.Namun Damar melihat langsung prosesnya.Bagaimana daging segar tiara di tusuk-tusuk oleh jarum beberapa kali.Hal itu membuat Damar mengingat saat dimana tiara mendorong nya.
Jika saja Tiara tidak melakukan itu mungkin saat ini Damar sudah ada dimeja operasi besar,atau mungkin juga nyawanya melayang saat itu juga.
Tidak disangka Tiara yang sudah ia hina dan sering kali ia sakiti justru menyelamatkan nyawanya.
Detik demi detik berlalu dengan penuh kecemasan di hati damar.Sampai akhirnya dokter sudah selesai membalut luka tiara dengan perban.
'' Mbak sudah selesai,tidak sakit kan '' ucap dokter itu dengan ramah.
Tiara melepaskan pelukan Damar lalu melihat lengannya yang sudah di perban.
'' Mas,sepertinya mbak ini harus di rawat inap.Agar lebih mudah untuk memantau lukanya.Karna kemungkinan setelah efek anestesi menghilang mbak ini bisa saja akan mengalami demam tinggi. '' jelas dokter itu lembut.
'' Ya sudah,lakukan yang terbaik saja dok '' balas damar pasrah.
'' Tapi mas,aku tidak mau dirawat dirumah sakit,aku takut mas. '' ucap tiara yang lagi-lagi meneteskan air mata hingga pelipis matanya membengkak.
'' Bisakah kita pulang saja mas.Aku tidak apa-apa.Ayolah mas kita pulang.Aku benar-benar takut '' Rengek tiara.
'' Tapi kau harus dirawat agar cepat sembuh '' ucap damar lembut.
Tiara terus saja menangis hingga membuat Damar tidak kuasa melihatnya.
'' Dok,mungkin lebih baik istri saya dirawat dirumah saja.Karna sepertinya ia masih trauma dengan kejadian buruk yang baru saja menimpa nya,saya takut jiwa nya akan terguncang karena ia takut berada disini '' ucap Damar kepada dokter itu.
'' Baiklah mas, akan saya beri resep tolong di tebus di apotik terdekat.Jika ada tanda-tanda demam sebaiknya segera berikan obatnya.Dan jika demamnya tidak turun-turun mas bisa menghubungi dokter atau bawa dia kerumah sakit. '' jelas dokter itu lagi.
Damar menganggukkan kepalanya.Dokter itu langsung memberikan kertas yang berisi jenis resep obat yang ia tulis pada damar.Saat damar menerima resep itu Riko datang menghampiri mereka dengan tergesa-gesa.
'' Bos bagaimana keadaan nyonya tiara,apa dia baik-baik saja? '' tanya Riko khawatir.
'' Lukanya sudah di perban.Untung kau datang tolong cepat kau urus administrasinya lalu tebus resep ini . '' kata Damar sambil memberikan kertas resep kepada Riko.
'' Baik mas mbak,saya permisi dulu.Semoga mbak nya cepat sembuh ya. '' kata dokter cantik itu di iringi dengan untaian senyum di ujung bibirnya.
'' Iya dok, terimakasih '' balas Damar singkat.
'' Iya ,sama-sama '' jawab dokter itu lagi lalu pergi meninggalkan ruangan itu dan di ikuti oleh dua suster di belakang nya.
Setelah sang dokter berlalu Riko pun segera melaksanakan titah sang tuan
Damar memakaikan jas yang ia bawa dari mobil dengan hati-hati agar tidak mengenai luka tiara.Melihat kaki tiara memerah karena tadi ia berlari tanpa alas kaki Damar langsung menggendong tiara sampai ke mobil.
Tiara hanya pasrah dengan tindakan Damar walau sedikit terbesit rasa malu karena banyak mata yang menatap nya .
Karena Hal itu lagi-lagi tiada menyembunyikan wajah nya di tubuh damar.
Damar tersenyum kecil melihat sikap malu tiara yang sangat lucu menurutnya.Malam ini untuk pertma kali nya Tiara merasakan di gendong oleh seorang pria tentu membuat darahnya mengalir dengan begitu cepat.Jantungnya serasa akan melompat keluar,perasaan campur aduk itu perlahan mengusir ketakutan tiara.
Pelan-pelan Damar mendudukkan tiara,terlihat wajah tiara memerah menahan malu.Damar duduk di samping tiara,tangan Damar terus menggenggam jemari tiara.Melihat mata dan ujung bibir Tiara yang tampak membengkak membuat lagi-lagi menyayat hati kecil damar.Entah sejak kapan rasa sayang itu tumbuh dihatinya dan berkembang dengan sangat pesat.Tiara benar-benar sudah mengisi seluruh ruang hati Damar yang yang kosong.
'' Mas aku lapar '' ucap tiara sambil memegang perutnya.
'' Bahkan dalam kondisi seperti ini kau masih ingin makan,apa menangis membuat mampu menguras energi seseorang '' ucap Damar mulai mengejek.
'' Massss .....aku belum sempat makan dari tadi sore '' jawab tiara memelas.
'' Tidak makan saja kau bisa melawan dua preman.Apalagi kalau kau sudah makan mungkin kau bisa meringkus markas mafia. '' lagi-lagi Damar terus meledek tiara.
'' Maaasss '' rengek tiara lagi,tidak peduli tentang apa yang di ucapkan Damar.
Damar menggeleng-gelengkan kepalanya,ia benar-benar tak habis fikir melihat tingkah istrinya.
Baru satu jam yang lalu ia hampir jadi mangsa preman jalanan,menangis-nangis terlihat begitu ketakutan.Saat di rumah sakit juga masih terlihat takut tapi entah kenapa saat rasa lapar menyerang seakan semua rasa takutnya sirna begitu saja hingga merengek meminta makan seperti anak kecil.
'' Mass '' tiara masih saja merengek.
'' iya...iya...mau makan apa? '' Tanya damar lembut.
'' spageti '' jawab tiara cepat.
'' Riko,kita makan dulu ditempat biasa ya '' kata damar pada Riko yang baru saja masuk mobil dengan membawa plastik obat.
'' Asiiap bos '' jawab Riko singkat sambil melajukan mobil damar.
'' Taapi boleh tidak kalau di bungkus aja.Soalnya aku malu jika datang ke restauran dengan keadaan seperti ini '' kata tiara manja.
'' iya...iya...tidak masalah....'' balas Damar.Riko tersenyum melihat bos nya yang mulai bersikap manis pada tiara.
sepertinya kejadian buruk tadi membawa berkah '' batin Riko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Salbiyah Mbih
waaaaaW mulai bucin damar. . ....
2021-11-15
0
Nur hikmah
duh klw mrka dh bucin kdihan dewa....jofohiiin ma shiren aj thor
2021-11-14
1
Ainin Mu
siap ketawa tiwi
2021-11-14
1