Chapter Nineteen

Maria berjalan menjauhi Yogi yang hanya melihat kepergiannya. Fikiran Maria sedang kacau dan dia tidak bisa berfikir. Tanpa berfikir, membuatnya tidak perduli pada apapun dan siapapun. Dia hanya ingin sendirian dan mengutuk takdirnya yang menyedihkan.

Tuhan memang memiliki rencananya tersendiri. Tapi, haruskah tuhan memberikan cobaan yang seperti ini? Ini terlalu sulit untuk menjalaninya.

Alfy mencintai Yunna dan Yunna juga mencintai Alfy. Marialah yang menjadi penghalang hubungan mereka, jadi Marialah yang harus pergi dari hubungan ini.

Maria masuk ke dalam lift. Begitu pintu lift tertutup air mata Maria yang terhenti, kembali mengalir dan isak tangisnya memenuhi lift.

Hiks... hiks...

Maria bertanya-tanya. Kenapa dia harus mengalami ini. Kenapa dia tidak bisa membuat Alfy mencintainya.

Tubuh Maria terguncang saat tiba-tiba saja lift berhenti, berbarengan dengan lampu dalam lift yang mati. Maria sangat panik.

Nafasnya menjadi berat. Dia mecoba meraih tombol untuk membuka lift, rapi hasilnya nihil.

Mencari tombol interphone dan menekannya, dia tidak bisa mengontrol dirinya yang panik. Maria mendudukan dirinya lalu memeluk kakinya.

"Jangan panik sayang! Ini hanya sementara. Mungkin di luar sedang mati lampu, jadi liftnya berhenti." Maria kecil mengangguk.

"Tarik nafas... lalu buang... tarik lagi... buang lagi..." Maria mengikuti intruksi dari maminya.

"Mamih... bagaimana kita tidak bisa keluar dari sini?" Tanya Maria dengan wajah takutnya.

"Tidak sayang! Kita akan keluar, papi akan menolong kita." mami meyakinkan Maria kecil.

Potongan memory itu memutar di kepala Amira. Suara lembut ibundanya membuat dirinya tenang. Maria mengikuti intruksi maminya, tanpa sadar dan saat ini dia sudah menjadi lebih tenang.

Semua memory tentang mamihnya akan membuat diri Maria terkontrol. Tidak ada lagi nafas berat, tidak ada lagi sakit di dada. Suara lembut mamihnya selalu bisa menenangkan fikran dan hatinya.

Maria merasa bahwa maminya, selalu berada di dekatnya. Untuk menemaninya di kala sendirian, untuk menenangkan hatinya saat emosi memenuhi dirinya, dan untuk mengalihkan fikirannya dari Alfy menjadi hanya terfokus pada wanita yang melahirkannya.

Saat ini air matanya mengalir bukan karena Alfy, melainkan dia sangat merindukan angel dalam ke hidupannya. Maria tidak akan merasa sesepi ini kalau angel-nya selalu ada di sampingnya.

Maria ingin super hero yang selalu menemaninya di saat terluka. Maria tidak tahu, mengapa luka-luka yang Alfy berikan tidak pernah sembuh dan sekarang Maria tahu kenapa luka yang di berikan Alfy tidak pernah sembuh, karena Alfy akan melukai luka yang hampir sembuh.

"Kamu harus menjauhi sesuatu yang melukaimu, sayang!" memegang tangan anaknya yang terluka.

"Tapi aku tidak sengaja memeggang durinya, mamih." air mata turun dari matanya, Maria melihat luka di tangannya. Tadi, saat dia ingin memetik bunga mawar, tanganya tidak sengaja menyentuh durinya.

"Kenapa kamu tidak bilang, kalau kamu ingin bunga mawar ini? Mami pasti akan mengambilkannya untukmu." ujar mamihnya sambil mengguyurkan air bersih ke tangan Maria.

"Tapi bagaimana jika tangan mami terluka juga?" Tanya Maria.

"Maka dari itu. Kalau kamu tidak ingin mami terluka, kamu harus menjauhi sesuatu yang melukaimu Maria Sayang." jawab mamihnya.

Sekarang Maria tahu solusinya, dia harus menjauhi sesuatu yang melukainya. Agar mamihnya tidak terluka. Jadi Maria harus menjauhi Alfy, karena Alfy adalah sesuatu yang melukainya.

"Aku akan menjauhi sesuatu yang menyakitiku, mi. Yah, aku akan menjauhi Alfy karena dia menyakitiku. Aku tidak ingin melihat mami terluka karena aku terluka.

Walaupun nanti hatiku sedikit sakit karena menjauhinya, tapi aku sangat yakin sakit itu hanya sementara. Aku akan mengiklaskan apa yang melukaiku, mi. Jadi, bantu aku untuk menghilangkan luka itu." ujar Maria dalam hati.

●°●

Lamunan Alfy tentang Maria terhenti saat Yogi tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya. Alfy mengerutkan dahinya, bagaimana bisa sahabatnya yang satu ini berada di kentornya. Seingatnya terakhir mereka bertemu saat di Amerika.

"Lama tidak berjumpa, Mr. Yoan." Yogi masuk ke dalam ruangan Alfy dengan senyum mengerikan di bibirnya.

Yogi mendekati Alfy, sedang Alfy hanya terdiam di tempat. Sudah dekat dengan Alfy, Yogi mendaratkan tangan terkepalnya di wajah Alfy. Alfy tersungkur pendapatkan pukulan dari Yogi, darah segar mengalir dari ujung bibir Alfy.

Alfy tidak mengerti dengan sahabatnya yang tiba-tiba datang lalu memukulnya dengan keras. Seharusnya mereka saling berpelukan, karena lama tidak berjumpa.

Di usapnya darah yang mengalir di bibirnya dan bau mulai tercium.

"Lo apa-apaan si Gi? Dateng-dateng langsung mukul gue." Alfy tidak terima dengan perlakukannya Yogi.

"Lo emang pantes daper pukulan itu, bahkan pukulan itu belum cukup buat lo." ujar Yogi sambil membantu Alfy berdiri, dengan menarik kemeja putihnya dan mai tidak mau Alfy menuruti terikannya.

"Gue dateng ke sini buat orang yang gue cintai." Yogi tidak ingin berterus terang.

"Iya gue tau! Trus lo udah ke temu sama wanita itu?" Tanya Alfy

"Sudah, tapi dia sedang sakit."

"Sakit apa? Kangker? Tumor otak?" Tanya Alfy penasaran. Yogi mengeraskan rahangnya.

"Bukan, dia bukan sakit semacam itu."

"Lalu? Sakit hati?"

"Yeah, dan yang mebuat dia sakit adalah pria yang sedang berdiri di depanku."

"Apa maksudmu?" Mata Alfy melebar, mendapati perkataan yang masuk ke dalam ke telinganya.

"Maria! Di adalah wanita yang aku cinta dan dengan mudahnya kau menjatuhkan air matanya. Asal kau tahu? Air matanya itu sangat berharga, tidak seharusnya dia membuang-buang air mata untuk orang sepertimu." ujar Yogi.

Alfy tecengang dengan apa yang barusan Yogi katakan. Yogi mencintai Maria? Jadi selama ini yang bicarakan Yogi adalah istrinya? Alfy tidak tahu harus berbicara apa, karena menurutnya ini sangat mendadak.

Kenapa ada rasa sakit saat sahabatnya mengakui, bahwa orang yang di cintai Yogi adalah istrinnya. Ini tidak mungkin, mengapa di dunia seluas ini ternyata Maria adalah wanita yang maksud Yogi. Yah, sekarang Alfy ingat terakhir ia melihat Yogi di cover majalah bersama istrinya.

Baru saja Yogi ingin mendaratkan tangan terkepalnya di wajah Alfy ke dua kalinya. Rian masuk ke dalam ruangan, langsung menahan tangan Yogi.

Alfy sedikit membuang nafas leganya. Kalau saja Rian tidak datang, gigi Alfy pasti sudah ada yang copot.

"Lift VIP tiba-tiba berhenti tanpa sebab dan Maria ada di dalam lift." ujar Rian, sambil mengambil nafasnya.

"APA!" teriak Alfy dan Yogi bersamaan. Yogi panik karena takut ada apa-apa dengan Maria. Sedangkan Alfy panik karena takut di marahi mamahnya kalau tahu sesuatu terjadi pada Maria.

Secara otomatis tangan Rian bergerak menutup telinganya. Teriakan ke dua sahabatnya membuat telinga Rian berdengung.

"Cepat lakukan sesuatu, bodoh." desak Yogi, membuat Alfy panik dua kali-lipat.

Rasa ingin memukul Alfy bertambah 50 kali lipat, melihat Alfy yang hanya terdiam. Yogi bingung, kenapa Maria sebegitu tidak berartinya untuk Alfy.

Alfy bingung harus berbuat apa dulu di saat seperi ini.

"Hubungi teknisi gedung." suruh Alfy kepada Rian lalu berlari ke luar ruangan, Yogi hanya mengikuti langkah terburu-buru Alfy.

_______________

Jangan lupa kasih aku like ya, kawan. ^_^

Terpopuler

Comments

Adek Ayak

Adek Ayak

nah thor it br bgus bwt maria mnjauh dr alfi br alfi sadar

2019-10-01

3

Irdaleni Aprima

Irdaleni Aprima

bikin deg deg kan thorr...suka deh ceritanya

2019-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Chapter Twenty Seven
28 Chapter Twenty Eight
29 Chapter Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chaprer Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven
68 Chapter Sixty Eight
69 Chapter 68.5
70 Chapter Sixty Nine
71 Chapter Seventy
72 Chapter Seventy One
73 Chapter Seventy Two
74 Dear Pembacaku
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Chapter Twenty Seven
28
Chapter Twenty Eight
29
Chapter Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chaprer Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven
68
Chapter Sixty Eight
69
Chapter 68.5
70
Chapter Sixty Nine
71
Chapter Seventy
72
Chapter Seventy One
73
Chapter Seventy Two
74
Dear Pembacaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!