Chapter Seventeen

"Rian ... masuk ke ruanganku." perintah Alfy.

Tak lama kemuduan Rian masuk ke dalam ruanganku. Ada pertanyaan yang terus memutar di kepalanya dan ia yakin Rian mengetahui jawabannya.

Pertanyaan yang membuat Alfy tidak konsentrasi dalam mengerjakan pekerjaan. Padahal pekerjaan Alfy sangat numpuk, jadi kapan ia akan membereskan pekerjaanku, kalau tidak bisa berkonsentrasi.

Alfy sudah mencoba untuk menghilangkan pertanyaan itu, tapi semakin banyak ia mencoba melupakan, semakin banyak pula pertanyaan itu memutar di kepalanya.

"Ada apa kau memanggilku? Apa kau tidak tahu, tugasku sangat banyak?" Ujarnya.

Huu... Rian berbicara seolah ia adalah bosnya. Untung saja Alfy melihatnya sebagai sahabat baik dan memiliki berbakat, kalau tidak ia sudah menendang Rian dari kantor.

"Ya...yah maaf menggangu kerjamu." Alfy meminta maaf walaupun dengan wajah kesalnya.

"Aku melihat tas wanita di meja kerjamu, apa kau sekarang punya kekasih?" Alfy tidak bilang milik Maria, ia takut Rian berfikir Alfy tahu tentang hal kecil dari Maria.

Semua orang tahu Alfy tidak pernah perduli semua hal yang bersangkutan dengan Maria.

"A..apa? tidak. Aku tidak memiliki kekasih." jawab Rian dengan wajah yang berubah pucat pasi. Kenapa Rian memberi reflek yang seperti itu? Apa Maria benar datang ke sini?

Rian selalu membela Maria. Terbukti sekarang, Rian pasti sedanh menyembunyikan sesuatu yang tidak Alfy ketahui. Mencurigakan.

"Benarkah? Lalu tas di mejamu punya siapa? Kayanya aku pernah lihat tas itu" Alfy pura-pura berfikir, mengatuk pelipisnyam Rian menaikan bahunya, tidak perduli.

"Aku rasa tas itu punya Maria. Apa dia datang ke sini?"

Rian tidak akan mudah untuk menjawab jujur apa lagi mengenai Maria. "Tidak. Dia tidak ada disini" jawab Rian dengan sangat yakin, tapi dari gerak-geriknya sungguh mencurigakkan. 'Akh... semua yang berhubungan dengan Maria membuatku pusing!'

"Lalu bagaimana tasnya bisa ada di sini?" Kenapa Alfy masih mempertanyakan Maria. Sudah jelas-jelas tidak ada di sini, seharusnya Alfy bahagia dan merasa tidak terbebani. Karena kalau seandainya Maria benar ada disini, semua akan kacau.

"Mana aku tau. Memang aku suaminya?" Jawabannya seolah memojokkan Alfy.

Alfy memang bukan suami yang baik, tapi Alfy juga tidak mau menjadi suaminya Maria. Ini semua hanya karena perjodohan konyol itu.

"Pergilah!" Alfy mengusir Rian dari ruangannya karena hanya kekesalan saja yang naik, kalau Rian masih berada di ruangan. Tapi dari setiap jawaban yang di berikan Rian, tidak ada satupun yang meyakinkan.

"Oh, tunggu!" Rian menghentikan langkahnya untuk keluar dari ruang kerja Alfy.

"Apa kau sudah membayar semua lintah darat, agar tidak menyebarkan beritaku di cafe?"

"..." Rian hanya mengangguk lalu pergi. Bawahan tidak tahu diri.

Alfy masih tidak bisa percaya bagaimana bisa tas Maria ada di kantornya.

'Sebenarnya apa yang aku lakukan? Kenapa aku memikirkan Maria. Apa aku tidak punya Kerjaan? Tapi kemana Maria, tadi pagi?'

Ddrrrtt.... ddrrrt....

Suara getaran handphone membuat Alfy tersadar dari pertanyan-pernyaan tidak berguna dan menggangu. Alfy lihat siapa penelfon yang menariknya keluar dari pertanyaan tentang Maria.

Yunna

Ada apa dengan Yunna? Akhir-akhir ini dia lebih sering mengontak Alfy atau menemuinya seperti kemarin, tapi Alfy suka dengan perubahan itu.

Alfy menjadi semakin semangat meladeni apa yang di minta Yunna, seperti orang yang sedang hamil, banyak maunya dan harus di turuti kemauannya.

"Ada apa, sayang?" Sapaku lebih dulu. Sebagai pria aku harus menyapa lebih dulu, karena itu kebiasaan Alfy sejak kecil. Hal kecil untuk menghormati seorang perempuan.

"Kamu di kantor Al?" Suara lembut itu, selalu membuat Alfy ingin mendengarnya, lagi dan lagi. Apa lagi suara itu keluar dari bibir sexy seorang Yunna, orang yang ia cintai.

"Yes. Aku ada di kantor." Yunna masih saja bertanya di mana Alfy jam segini? Yang benar saja, semua orang tahu bahwa di jam seperti ini semua pemimpin perusahaan berada di kantor. 'Yunna ini, sangat menggemaskan.'

"Aku ingin menemuimu, apa boleh?" Yunna ingin bertemu dengan Alfy? Tidak usah di tanyakan lagi, tentu saja dengan senang hati Alfy menemui Yunna. Pria mana yang menolak untuk bertemu dengan orang yang di cintainya? Jika ada, dia adalah pria yang bodoh tingkat dewa.

"Tentu saja, sayang. Bahkan aku sangat senang kalau kamu ada di sini"

"Oke tunggu aku! My Honey" Yunna mematikan panggilannya dengan suara girang, Alfy senang kalau Yunna senang karena tujuannya saat ini hingga akhir adalah membuat Yunna bahagia dan senang.

Dunia ini memang tidak adil bukan? Alfy mencintai Yunna, dan menyayangi Yunna. Tapi dunia tidak pernah mempersatukan mereka. Dunia tidak pernah menjadikan Yunna sebagai milik Alfy, seutuhnya.

Dunia malah menjerat Alfy di dalam pernikahan bersama orang yang sangat asing baginya, orang yang sama sekali tidak ia kenali. Maria. Perempuan asing yang beeuntung bisa menikah dengannya dan yang membuatnya sangat kesal, wanita itu mencintai Alfy tanpa seizinnya.

Tolong di ingat! Alfy selalu benci dengan orang asing yang mencintainya, buatnya itu hal sangat menjijikan. Apa lagi dia seorang perempuan harusnya di cintai, bukan mencintai.

Lagi pula, bagaimana bisa Alfy mencintai orang lain, di saat masih ada wanita yang ia cintai yang juga mencintanya.

●°●

Yunna sudah sampai dari 4 jam yang lalu dan selama 4 jam juga Yunna menunggu Alfy selesai bekerja, wanita itu menunggu Alfy sambil membaca majalah yang selalu tersedia di meja sofa ruang kerja Alfy.

Alfy tidak bisa tahan melihat bibir Yunna yang setiap ia melihat bibir Yunna setiap itu pula aku ingin menciumnya.

Tidak tahan lagi! Alfy bangkit dari duduknya berjalan mendekati Yunna yang masih sibuk dengan majalah dibacanya hingga tidak menyadari jika Alfy sedang berjalan ke arahnya.

Cup!

Secepat kilat Alfy mengecup bibir merah Yunna dan wanita yang diciumnya tersentak kaget karena ia tiba-tiba menciumnya. Tapi Yunna langsung bisa menetralkan kejutannya dan senyuman muncul di bibirnya.

Beberapa kecupan Alfy berikan, lama ke lamaan kecupan-kecupannya menjadi lumatan-lumatan lembut. Alfy sangat ingat Yunna tidak suka dengan ciuman yang kasar.

Bibir lembut yang menempel di bibir Alfy selalu terasa manis dengan dominasi wangi strauberi, hingga ia tidak pernah rela melepas bibir Yunna, terlalu nyampan untuk di lepaskan.

Alfy menarik tengkuk Yunna, mempermudah menyentuh bibir wanitanya dan memeperdalam ciumannya. Alfy tahu badan Yunna tidak tahan akan sentuhannya karena itu Alfy mengunakan tangan kirinya yang tidak terpakai untuk menahan tubuhnya.

Lidah Alfy masuk ke dalam mulut Yunna, menyapa lidah Yunna, dan mengapsen semua gigi putih Yunna.

Tangan kecil Yunna menyentuh dada Alfy dan meremas jas yang Alfy kenakan. Terkadang tangan Yunna menggesekan ke atas ke atas, begitu selajutnya. Membuat Alfy mengerang dengan sentuhan lembut Yunna.

Kalau saja Alft tidak ingat saat ini sedang di kantor, mungkin Yunna sudah berbaring di kasur dengan pakaian yang sudah tergeletak dimana-mana.

Tuhan memberikan Alfy malaikat kecil yang mencintainya dan di cintainya, jadi ia akan menjaga malaikat kecilnya.

Tuhan mempertemukan Alfy dengan Yunna sejak masa sekolah dan ia yakin Yunna adalah jodohnya. Kalau Yunna bukan jodohn Alfy, kenapa tuhan mempertemukannya dengan Yunna, membuat Alfy jatuh cinta kepada Yunna, dan membuatnya selalu bergantung pada wanita yang satu ini.

Oh! Alfy tahu, Tuhan hanya sedang menguji cintanya pada Yunna dengan keberadaan Maria, tuhan ingin tahu seberapa besar cinta dan sayangku kepada Yunna.

"ALFY" suara itu membuat Alfy melepaskan ciumannya dan melihat ke arah suara itu berasal.

Terpopuler

Comments

Michelle Avantica

Michelle Avantica

waduuuuh siapa tuh..

2020-10-02

0

amot amot

amot amot

alfi... yuna😈😈😈

2019-08-05

1

fe La'grimas

fe La'grimas

lnjut up dong thor penasaran🔥
ntar maria benaran pergi baru nyesel loe🤔🤔

2019-07-11

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Chapter Twenty Seven
28 Chapter Twenty Eight
29 Chapter Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chaprer Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven
68 Chapter Sixty Eight
69 Chapter 68.5
70 Chapter Sixty Nine
71 Chapter Seventy
72 Chapter Seventy One
73 Chapter Seventy Two
74 Dear Pembacaku
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Chapter Twenty Seven
28
Chapter Twenty Eight
29
Chapter Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chaprer Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven
68
Chapter Sixty Eight
69
Chapter 68.5
70
Chapter Sixty Nine
71
Chapter Seventy
72
Chapter Seventy One
73
Chapter Seventy Two
74
Dear Pembacaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!