Chapter Thirteen

Tok ... tok ... tok ...

Suara pintu yang di ketuk, membuat konsentrasi Alfy terpecah belah, dengan satu waktu. Sebenarnya, dia ingin sekali membentak seseorang yang ada di balik pintu itu. Kerena ketukannya, mengganggu konsentrasinya saat bekerja.

"Masuk." ujarnya. Tanpa memperdulikan seseorang yang muncul dari pintu. Karena Alfy yakin orang itu tidak jauh, dari Rian yang membawa berkas atau satu spesiesnya.

"Kamu udah makan siang, Alfy?"

Itu bukan suara berat yang biasanya di dengarnya, tapi suara lembut perempuan yang selalu ingin di dengarnya.

Alfy mengangkat kepalanya dan melihat seseorang yang masuk ke dalam ruangannya. Benar saja, perempuan itu berdiri di depan pintu dengan dress putih yang menutupi tubuh sexinya.

Alfy tidak bisa menahan bibirnya agar tidak tersenyum, saat melihat wanita yang di cintainya berada tepat di depan matanya. Yunna.

Ada sedikit rasa heran yang mengahatui fikirannya, jarang sekali Yunna ingin di ajak ke kantornya. Karena Yunna tidak menyukai kantor, tapi saat ini Yunna berada di kantor tanpa permintaan ataupun perintah dari Alfy.

Alfy tidak memperdulikan rasa aneh itu, dia tidak ingin menghabisi waktu dengan sia-sia hanya dengan rasa aneh yanh tidak beguna itu.

"Yunna. Tumben banget kamu mau ke sinih. Ada apa, sayang?" Alfy bangkit dari duduknya, memutari meja kerjannya, berjalan mendekati Yunna dengan senyuman yang menghias bibirnya.

Di peluknya Yunna dan membawanya ke Sofa yang ada di dalam ruangannya. Saat ini Alfy merasa terbang memelukkan Yunna seperti ini. Perempuan ini yang bisa mengalihkan seluruh dunianya.

Tidak ada yang boleh menyentuhnya selain dirinya, perempuan yang berada di pulakannya saat ini. Yunna adalah perempuan terakhir yang di inginkannya. Begitulah yang ada di fikiran Alfy.

Entah dia bisa atau tidak, berhenti mencintai Yunna dan mencoba mamulai mencintai istrinya. Alfy hanya tidak ingin kehilangan rasa nyamannya, dia berada di zona nyamannya sehingga membuatnya lupa dengan lainnya.

Anggap saja Alfy egois. Bukanya, semua orang menginginkan berada di zona nyamannya? Tapi, semua orang yang sudah berada dalam zona nyamannya, akan berfikir kalau ini memang takdirnya dan tidak ada takdir lain yang akan memisahkan takdir yang telah tuhan buat.

Itu pemikiran bodoh yang di miliki orang egois seperti Alfy, dia tidak pernah mensyukuri sesuatu yang sudah jadi miliknya. Mungkin dia akan menyadarinya, saat miliknya sudah menjadi milik orang lain.

Siapa yang tahu, takdir yang tuhan berikan?

Dukun? Peramal? Penyihir? Cenayang?

Hah ... lucu memang kalau ada menusia yang tahu takdirnya masing-masing. Tidak akan ada orang yang tersesat, seperti Maria.

Bisa saja Tuhan mengganti takdirnya, karena takdirnya saat ini hanya takdir sesaat. Tuhan tahu mana yang baik untuk kita dan tidak baik untuk kita, tuhan yang mengatur dan kita hanya menjalaninya.

"Aku pengen ketemu kamu aja, trus aku mau nanya dan ngomong sama kamu" ujar Yunna.

Yunna ingin membicarakan tentang Maria, ia ingin sekali menanyakan kabar Maria karena sebelum ia keluar dari Cafe Yunna sempat nelihat Maria terkulai lemas memegangi dada kirinya dan itu menumbuhkan rasa bersalah pada Maria.

Yunna sangat mengerti bagaimana perasaan Maria. Apa lagi pria yang sangat di cintainya memilih meninggalkannya dan lebih memilih pergi bersama perempuan lain. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena memang ia sangat membutuhkan pria yang saat ini berada di hadapannya, pria yang menatapnya dengan mata penuh kasih sayang.

"Kamu mau nanya apa? Dan mau ngomong apa?" Alfy memanjukan wajah tampannya mendekati wajah cantik Yunna. Ini salah satu trik menggoda Yunna, Alfy sangat suka saat melihat pipi Yunna yang memerah. Itu sangat menggemaskan.

Yunna mendorong wajah Alfy yang mendekat, dia merasa wajahnya sudah sangat panas. Yunna yakin pipinya sudah memerah sekarang, perlakukan manis Alfy menjadi godaan untuk Yunna.

Orang yang tidak tahu bagaimana aslinya seorang Alfy, akan berasumsi bahwa Alfy orang yang flet dan tidak menyenangkan. Ternyata tidak seperti itu, karena Alfy hanya memperlihatkan sifat aslinya kepada orang-orang terdekatnya saja.

"Alfy, kamu jangan kaya gitu dong! Kamu bikin aku malu, tau gak?" Yunna menutup wajahnya dengan kedua tangannya, Alfy selalu berhasil membuat wajah Yunna memerah hanya dengan senyum smirk di bibirnya.

Alfy yang melihat wajah malu Yunna, tidak bisa menahan tawanya. Lalu menarik tubuh Yunna untuk masuk ke dalam pelukannya, Yunna juga berasakan 'NYAMAN' berada di dalam pelukan Alfy.

Semua wanita akan sangat bahagia saar berada di dalam pelukannya, akan tetapi tidak semua orang bisa merasakan pelukan hangat Alfy. Maria, selama dia menikah dengan Alfy, tidak ada satupun pelukan hangat dari Alfy. Tapi Yunna, dengan mudahnya dua mendapatkan pelukan yang di inginkan Maria.

"Bagaimana hubungan kita ke depannya? Gimana sama Maria, dia baik-baik aja, kan?" Pertanyaan itupun meluncur manis dari mulut Yunna. Pertanyaan yang susah sekali kekuar dari mulutnya Yunna ini, akhirnya keluar dengan sangat cepat.

Mendengar pertanyaan Yunna, Alfy melepaskan pelukannya dan menatap mata coklat wanitanya. Mata sendu yang di miliki Yunna, memperlihatkan kesedihan. Sebenarnya Alfy ingin sekali mengihindari pertanyaan ini apa lagi Yunna membawa-bawa nama Maria.

Alfy juga tidak menyukai mata sendu Yunna memancarkan kesedihan. Yunna adalah wanita terakhir yang ingin Alfy lihat saat bersedih. Alfy terlalu mencintai seorang wanita di depannya ini, Alfy tidak tahu bagaimana cara hidup tanpa ada Yunna.

"Sayang ... aku juga, lagi nyari jalan agar hibungan kita tetap berlanjut. Beri aku sedikit waktu untuk bisa mengatasi masalah ini. Dan tentang Maria, aku gak tahu soalnya kemaren aku gak pulang ke rumah."

Jawab Alfy, lalu menarik tubuh kecil Yunna agar kembali ke dalam pelukannya. Alfy menyalurkan rasa sayang dan rasa cintanya kepads Yunna. Yunna juga merasakan sayang dan cinta yang Alfy salurkan. Ia tidak akan pernah melepaskan pelukan ini dan memberikannya kepada orang lain, karena pelukan ini hanya untuk Yunna seorang.

Kemarin, setelah mengantar Yunna ke apartemennya Alfy memang tidak pulang ke rumah karena dia masih marah dengan apa yang Maria lakukan pada Yunna. Di tambah lagi, sudah pasti wartawan berkumpuk di depan rumahnya.

Terkadang Alfy heran dengan Maria, bagaimana bisa wanita itu sangat populer pada hal Maria hanya seorang Model. Bahkan seorang aktor sekalipun kalah populernya dengan Maria.

Tanpa mereka ketahui, seorang wanita dengan dress biru muda bekas kemarin yang masih dikenakannya, menyaksikan peranan saling mencintai yang mereka lakukan dan itu membuat hatinya teriris secara kasat mata. Mungkin bukan teriris lagi, tapi hatinya sudah terpotong kotak-kotak seperti dadu melihat kedua mata yang bertatapan itu memancarkan cahaya saling mencintai.

Tas yang di bawanya, terjatuh dan dia tidak menyadarinya.

Dunianya hancur sudah, dia tidak tahu harus berpulang kepada siapa untuk mendengarkan keluh kesahnya di saat seperti ini. Air matanya mengalir membasahi pipi lembutnya.

Dia ingin sekali berada di dalam pelukan itu, dimana pelukan yang menyalurkan rasa kasih sayang dan cinta. Pelukan yang menghangatkan, pelukan yang menenagkan, pelukan yang sangat di inginkanya.

Kenapa hidupnya harus seperti ini? Apa tuhan memang menciptakannya, hanya untuk merasakan rasa sakit hati, sakit batin dan sakit fisik?

Kalau memang begitu, tuhan sudah berhasil membuatnya menjadi orang yang paling tersakiti.

Terpopuler

Comments

Juliani Jambi

Juliani Jambi

aq bc lg , kok ttp nyesek ya thor

2020-12-21

0

GIBI20

GIBI20

Yuna nya gnti jdi wanita murahan aja thor.. klo yuna baik kya gtu, ak dkung dia sma alfy ajaa

2020-03-03

1

Irma Fahri

Irma Fahri

Maria ayo kita menyerah bersama-sama aq tak sanggup harus melihatmu terluka dgn begitu dlm

2020-02-23

9

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Chapter Twenty Seven
28 Chapter Twenty Eight
29 Chapter Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chaprer Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven
68 Chapter Sixty Eight
69 Chapter 68.5
70 Chapter Sixty Nine
71 Chapter Seventy
72 Chapter Seventy One
73 Chapter Seventy Two
74 Dear Pembacaku
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Chapter Twenty Seven
28
Chapter Twenty Eight
29
Chapter Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chaprer Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven
68
Chapter Sixty Eight
69
Chapter 68.5
70
Chapter Sixty Nine
71
Chapter Seventy
72
Chapter Seventy One
73
Chapter Seventy Two
74
Dear Pembacaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!