Chapter Eighteen

Mata Maria panas melihat pandangan yang ada di depan matanya. Dua orang yang sedang bercumbu? Dia sama sekali tidak perduli kalau orang yang sedang bercumbu itu orang lain, tapi saat ini yang di lihatnya adalah Alfy yang sedang bercumbu dengan perempuan itu.

'Yunna. Wanita itu.

Apa dia selalu berada di sini setiap hari?

Setiap Alfy bekerja, dia yang menemani?

Setiap hari bercumbu seperti ini?

Atau bahkan lebih dari sekedar bercumbu?

Jadi seperti ini yang di sebut bekerja. Dia baru tahu, CEO menyebut bercumbu masuk ke dalam berkerja.

Ternyata Alfy sejahat ini.

Dia sama sekali tidak menganggapku ada. Kalau dia menganggap ada, dia tidak akan bercumbu dengan orang lain' pikirnya.

Maria melihat tangan Alfy yang perlahan mencoba membuka kancing baju Yunna. Sepertinya Alfy akan melanjutkan perkerjaannya hingga tuntas. Tapi Maria tidak bisa melihat kelanjutannya lagi, itu terlalu menyakitkan untuk hatinya.

"ALFY" panggil Maria keras agar Alfy berhenti dengan apa yang sedang di lakukannya. Benar saja, Alfy langsung melepas pangutannya dan beralih melihat ke arah Yunna yang sudah berada di depan pintu dengan raut wajah yang kecewa. Bahkan matanya sudah di tutupi air maymta yang siap jatuh kapanpun.

'Tarik nafasmu Maria!' Ujarnya pada dirinya sendiri. Satu tarikan nafas berat lalu membuangnya. Langkahkan kakinya yang sudah lemas, di paksa untuk berjalan mendekat ke arah Alfy.

Yunna dan Alfy berdiri saat aku berhenti tepat di padannya. Penampilan ke duanya sudah sangat berantakan. Baju yang Yunna gunakan, 3 kancing teratasnya sudah membuka. Sedangkan Alfy, rambut rapih khas ke kantornya sudah berantakan.

Maria mengigit bibir dalamnya, mencoba menahan air matanya yang sebentar lagi tumpah. Di tarik nafas sedalam-dalamnya. Mencoba untuk mengontrol emosi, ke kecewaan dan rasa sakit yang bercampur menjadi satu.

"Yunna... bisa kamu pergi dari sini dulu? Aku ingin berbicara pada Alfy" ucapnya lembut pada Yunna, sekarang Maria sudah tidak punya tenaga lagi untuk marah atau bertariak kepada Yunna.

Yunna mengangguk, lalu pergi dari ruangan Alfy menyisakan sepasang suami istri yang sama-sama terdiam.

Plaak!

Plaak!

Plaak!

Tiga tamparan berturut-turut mendarat tepat di pipi kiri Alfy, dia terkejut dengan apa yang di lakukan Maria. Tamparan ke 4 berjalan mendekati pipi Alfy lagi, tapi dengan sigap Alfy menangkap tangan kecil Maria yang di gunakannya untuk menampar Alfy. Walaupun rasa tamparan Maria tidak terlalu sakit.

"Lo apa-apaan si, Maria." bentak Alfy.

"Bukannya itu hal yang wajar untuk seorang ISTRI yang melihat suaminya bercumbu dengan wanita lain?" Tanya Maria, sambil menekan kata ISTRI.

Dahi Alfy berkerut dan mata menatap tajam yang di tujukan untuk Maria. Sedangkan Maria, dengan sekuat tenaga dia menahan air matanya agar tidak terjatuh. Tapi terlambat air matanya sudah terjatuh dan di susul oleh air mata-air mata selanjutnya.

Alfy kaget melihat air mata yang keluar dari mata Maria, dia melepaskan tangan Maria dan tangan kecil itu terjatuh begitu saja ke samping tubuh Maria.

Begitu tangannya di lepas oleh Alfy, Maria langsung menutul seluruh wajahnya dengan ke dua tangannya. Maria menahan isakannya, dia tidak mau Alfy mendengrkan isakannya.

Alfy bingung dengan Maria, dia baru melihat Maria yang seperti ini. Maria yang selemah ini. Dan entah mengapa ada rasa sakit malihat Maria meneteskan air matanya. Rasa bersalah muncul di hati Alfy.

Hiks.. hiks...

Suara isak tangis Maria mengisi seluruh ruangan Alfy.

Alfy bingung harus berbuat seperti apa, karena ini pertama kalinya dia melihat wanita menangis, di depannya. Bahkan saat dia memberi tahu Yunna tentang pernikahannya, Yunna sama sekali tidak menangis hanya wajah ke kecewaan saja yang muncul.

Apa dia harus searching dulu? 'Bagaimana cara agar wanita berhenti menangis' !? Dia yakin akan mendapatkan jawabannya, tapi ini bukan waktu yang tepat untuk searching.

Alfy menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Wo.. woi..." ujarnya pelan sambil menyentuh pundak Maria. Tapi Maria tidak bergeming sama sekali.

"Maria." panggil Alfy, sambil memegang ke dua pundak Maria agar dia membuka tangan di wajahnya.

Maria yang mendengar namanya di panggil tubuhnya menegang, karena jarang sekali Alfy manggil namanya. Dia ingin melepaskan ke dua tangannya, tapi air matanya tidak berhenti turun.

Dengan kekuatannya, Maria membuka wajahnya dan langsung menatap mat Alfy yang juga sedang menatapnya.

Alfy dapat melihat mata Maria yang memerah bekas menangis. Maria memukul dadanya berulang-ulang.

"Seharusnya kamu berhenti mencintai dia dan belajar untuk mencintai aku" satu pukulan mendarat di dada Alfy dan di susul dengan pukulan-pukulan berikutnya. Walaupun tidak sakit, tapi membuatnya sedikit terguncang.

"Aku ini istri kamu. Aku yang seharusnya dapat cinta kamu, bukan orang lain. Kamu harus tahu! Cinta aku lebih besar dari cinta Yunna. Dan Yunna enggak lebih baik dari aku. Kalau Yunna lebih baik dari aku, mamah dan papah kamu enggak bakal milih aku buat jadi istri kamu." ucap Maria, sedangkan Alfy menahan tangan Maria, lagi.

"Aku selalu nunggu kamu Alfy. Nunggu buat apa? Buat kamu bisa jatuh cinta sama aku. Tapi kamu gak pernah sadar, kalo aku selalu nungguin kamu. Kamu jahat, tau gak? Aku kira kamu bakal sadar dengan sendirinya." Alfy hanya terdiam mendengar perkataan Maria.

"Hiks... hiks... aku salah. Aku salah mikir kaya gitu." lagi-lagi Alfy terdiam, Alfy memikirkan semua yang di katakan Maria.

"..."

"Kamu orang paling egois yang pernah aku kenal." Maria menatap Alfy sengit, lalu dia menarik paksa tangannya sehingga pegangan tangan Alfy di tangannya terlepas.

Maria merasa harus menjauhi Alfy saat ini. Karena berada di depan Alfy akan membuatnya menagis terus menerus, tanpa bisa berhenti.

Maria menjauhi Alfy yang sedang perang dengan fikirannya.

Maria berjalan mendekati lift VIP di ujung lorong lantai paling atas ini.

Ting'

Lift VIP terbuka. Kebetulan sekali, jadi Maria tidak perlu menunggu liftnya naik.

Di balik pintu lift berdiri seorang yang sangat Maria kenal.

Maria langsung menghapus bekas air matanya agar Yogi tidak mengtahui dia habis menangis. Tapi sia-sia saja, Yogi terlalu peka dengan perubahan wajahku.

Yogi mendekati sahabatnya dengan khawatir. Seumur hidup berteman dengan Maria, baru kali ini dia melihat wajah habis menangisnya Maria.

Maria selalu ceria dengan caranya sendiri, tapi apa yang saat ini di lihatnya. Maria habis menangis?

Mengingat dia sedang berada Alfy, semua ini pasti ada hubungannya dengan Alfy. Apa lagi tadi sebelum naik ke lift VIP dia berpas-pasan dengan Yunna, mantan kekasih Alfy. Atau jangan bilang mereka masih berhubungan.

"Maria... ka.. kamu... kenapa?" Yogi berusaha agar tidak terdengar panik. Padahal dia sangat berusaha agar dia tidak panik dan mengahisi Alfy yang belum tentu salah, saat ini.

"Aku gak papa kok Gi, aku buru-buru jadi aku duluan." ujar Maria lalu berjalan menjauhi Yogi lalu masuk ke dalam lift, Yogi tidak mengejar Maria. Yogi berfikir, mungkin sekarang dia ingin sendiri. Jadi dia membiarkan Maria pergi.

Yogi menatap ke pergian Maria. Setelah tubuhnya Maria habis di tutupi lift, Yogi berbalik dan berjan ke ruangan Alfy dengan emosi yang meluap.

________________

Jangan lupa kasih aku Like dan komen ya, kawan.^_^

Terpopuler

Comments

Michelle Avantica

Michelle Avantica

Kalo Yunna cewek baik2 dia seharusnya menjauhi Alfy ..ini malah main gila gitu ya jatuhnya dia jadi Pelakor

2020-10-02

0

Noviantyas

Noviantyas

pandai nya kamu thor, buat aku nangis.. jahat bgt kamu thor😭😭

2020-07-17

1

sam uni

sam uni

sesak..aku bacanya... Thor..

2020-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Chapter Twenty Seven
28 Chapter Twenty Eight
29 Chapter Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chaprer Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven
68 Chapter Sixty Eight
69 Chapter 68.5
70 Chapter Sixty Nine
71 Chapter Seventy
72 Chapter Seventy One
73 Chapter Seventy Two
74 Dear Pembacaku
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Chapter Twenty Seven
28
Chapter Twenty Eight
29
Chapter Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chaprer Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven
68
Chapter Sixty Eight
69
Chapter 68.5
70
Chapter Sixty Nine
71
Chapter Seventy
72
Chapter Seventy One
73
Chapter Seventy Two
74
Dear Pembacaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!